BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Undang-undang itu menjelaskan bahwa:

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

PENGEMBANGAN SIKAP NASIONALISME SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 BARAT KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai ideologi Negara Indonesia mengandung nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

PELAKSANAAN PENGAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM UPAYA PEMBENTUKAN WAWASAN KEBANGSAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 4 DELANGGU

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

I. PENDAHULUAN. satu usaha pembangunan watak bangsa. Pendidikan ialah suatu usaha dari setiap diri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia memerlukan berbagai macam pengetahuan dan nilai. Terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Pendidikan Kewarganegaraan (IPB 105) TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mengenai Upaya Bela Negara yaitu ketentuan Pasal 27 Ayat (3): Setiap warga

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang

PLEASE BE PATIENT!!!

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. bagi kalangan masyarakat terkhusus generasi muda sekarang ini mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

om KOMPETENSI INTI 13. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu masalah pendidikan perlu menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya, selain itu pendidikan juga memiliki tujuan yaitu menjadikan manusia atau individu yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya serta bermasyarakat, berbudaya dan berkepribadian. Selain itu pula pendidikan secara nasional tertuang di dalam Undang-Undang Dasar 1945 (versi amandemen halaman 28-29) 1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang 2. Pasal 31, ayar 5 menyebutkan Pemerintahan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memnjungjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

2 Berdasarkan pernyataan di atas maka pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sumberdaya manusia yang cerdas, memiliki ketakwaan, keimanan dan berakhlak mulia. Dengan demikian dengan adanya pendidikan maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Berbagai mata pelajaran yang terkandung dalam kurikulum, ada satu mata pelajaran yang berfungsi menanamkan nilai-nilai pancasila pada generasi muda. Mata pelajaran yang dimaksud bertujuan membentuk jiwa patriotisme dan semangat kebangsaan, mata pelajaran yang dimaksud pendidikan kewarganegaraan. Salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah Cinta Tanah Air dan Bangsa atau nilai Nasionalisme dan Patriotisme. Nilai itu hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia dan diyakini keberadaannya sehingga dapat diwujudkan dalam kehidupan. Nasionalisme atau cinta tanah air merupakan salah satu nilai luhur yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 dan Pancasila yang perlu diwariskan kepada generasi penerus termasuk para siswa disekolah. Dengan menanamkan nilai nasionalisme, diharapkan siswa tumbuh menjadi manusia pembangunan yakni generasi yang mampu mengisi dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan negaranya. Peran semangat dan jiwa nasionalisme sangat penting artinya, sebagaimana pengertian Nasionalisme yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia :

3 Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam satu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan dan mengabdikan indentitas, integritas, kemakmuran dan kekuatan bangsa, semangat kebangsaan. Peran semangat dan jiwa nasionalisme sangat penting artinya sebagaimana yang dikemukakan oleh Ernes dan Isjwara (1992:126) bahwa : Nasionalisme merupakan rasa kesadaran yang kuat yang berlandaskan atas kesadaran akan pengetahuan yang pernah di derita bersama dalam sejarah dan atas kemauan memnderita hal-hal serupa itu di masa depan. Namun demikian, Perlu diketahui bahwa peran nasionalisme saat ini berbeda dengan nasionalisme pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia dahulu. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Utomo (1995:30-31) bahwa : Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme integralistik dalam arti yang tidak membeda-bedakan masyarakat atau warga negara atas dasar golongan atau lainya, melainkan mengatasi segala keanekaragaman itu tetap diakui. Oleh karena itu, nasionalisme Indonesia merupakan semangat yang dapat mempersatukan bangsa Indonesia dalam perbedaan dan perbedaan dalam persatuan, sebagaiman dalam sesanti negara Walaupun Berbeda-beda, namun tetap Satu Jua (Bhinneka Tunggal Ika). Sedangkan Nilai Patriotisme merupakan paham cinta tanah air. Kita contohkan pejuang sejati pembela bangsa yang mempunyai semangat, sikap, perilaku mencintai tanah airnya, dimana ia mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa raganya demi kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negaranya. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau

4 "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Seperti yang di ungkapkan oleh Suprapto dkk. (2007:38) menyatakan bahwa patriotisme adalah semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang rela mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah air. Sedangkan menurut Rashid (2004 : 5) yang menyebutkan beberapa nilai patriotisme, yaitu : kesetiaan, keberanian, rela berkorban, serta kecintaan pada bangsa dan negara. Jadi Nilai Patriotisme merupakan acuan atau prinsip yang mencerminkan kecintaan terhadap kelompok atau bangsa dan kesediaan untuk menjungjung nilainilai kemanusiaan. Patriotisme meliputi sikap-sikap bangga akan pencapaian bangsa, bangga akan budaya bangsa, adanya keinginan untuk memelihara ciri-ciri bangsa dan latar belakang budaya bangsa. Menurut M.Numan Somantri (2003:279) bahwa : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki tujuan mendidik warga negara yang baik yang dapat dilukiskan dengan warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama, dan demokratis, dan mancasila sejati. Oleh karena itu, kecerdasan yang dimiliki warganegara harus tercermin dalam tiga aspek, yaitu pengetahuan kewarganegaraan (civic knowladge), kecakapan pendidikan kewarganegaraan (civic skill), dan watak kewarganegaraan (civic disposition). Dalam hal ini, Abdul Azis Wahab (2006:62) mengemukakan bahwa : Kewarganegaraan yang dikembangkan haruslah mengandung pengetahuan, keterampilan-keterampilan, nilai-nilai, dan diposisi yang idealnya dimiliki warganegara.

5 Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam penyampaianya oleh guru harus mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kewarganegaraan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pada siswa terhadap bangsa dan negaranya. Disamping hal tersebut, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga dimaksudkan untuk membekali siswa dengan budi pekerti, pengertian dan kemampuan dasar berkenaan hubungan warga negara dengan negaranya serta menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia, yakin akan keberadaan Pancasila sebagai ideologi negara, dan kerelaan berkorban untuk negara, serta memberikan kemampuan awal bela negara sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang pertahanan dan keamanan negara. Sehubungan dengan hal tersebut diatas makna Pancasila diajarkan melalui Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus diajarkan kepada setiap warga negara karena Pancasila mengandung nilai yang menjadi tuntunan dan pegangan dalam bersikap dan bertingkah laku warga negara Republik Indonesia, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat serta berbangsa dan bernegara. Berdasarkan pengamatan sementara di SMA PGRI 1 SUBANG guru PKn sudah menanamkan nilai cinta tanah air dan semangat kebangsaan pada siswa melalui materi-materi dalam pembelajaran PKn dan kegiatan-kegiatan yang membangun rasa semangat kebangsaan misalnya; upacara bendera, paskibra. Namun di dalam sekolah tersebut masih ada sebagian siswa yang belum menanamkan nilai kecintaanya kepada tanah air dan nilai semangat kebangsaan pada diri sendiiri, masih ada siswa yang

6 belum saling menghormati dan menghargai antar sesama, tidak mengerjakan tugas yang diberikan guru, datang terlambat dan tidak mengikuti upacara bendera. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dengan melakukan penelitian bagaimana upaya yang dilakukan guru pkn dalam menanamkan nilai nilai cinta tanah air dan semangat kebangsaan kepada siswa, yang berjudul UPAYA GURU PKN DALAM MENANAMKAN NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PKN (Studi Desktiptif analisis di kelas X IPS 4 SMA PGRI 1 Subang) B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengindentifikasikan masalah berikut: 1. Masih ada sebagian siswa yang belum memahami tentang nilai nasionalisme dan patriotisme. 2. Kendala atau hambatan guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa melalui pembelajaran PKn. 3. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme dalam kegiatan sehari-hari dilingkungan sekolah.

7 C. Rumusan dan pertanyaan penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan di atas, Secara umum rumusan masalahnya adalah Upaya apa yang dilakukan oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa melalui pembelajaran PKn di kelas X IPS 4 SMA PGRI 1 SUBANG? 2. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan penelitian ini sangat diperlukan untuk mempermudah atau memfokuskan penelitian. Oleh karena itu berdasarkan rumusan masalah diatas peneliti memberi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Upaya apa yang guru PKn lakukan dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa melalui pembelajaran PKn di SMA PGRI 1 Subang? 2. Upaya apa saja yang dilakukan oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa dalam kegiatan sehari-hari di kelas maupun lingkungan SMA PGRI 1 Subang? 3. Apa hambatan atau kendala yang dialami oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa.

8 D. Batasan masalah Untuk mempermudah pembahasan hasil penelitian dan agar lebih terfokus, maka peneliti membatasi masalah menjadi sebagai berikut: 1. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa melalui proses pembelajaran PKn. 2. Bagaimana sikap siswa dalam kegiatan sehari-hari di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah sekolah SMA PGRI 1 Subang setelah memahami nilai nasionalisme dan patriotisme. 3. Hambatan yang dialami oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme. E. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa kelas X IPS 4 di SMA PGRI 1 SUBANG. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui upaya guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. b. Untuk mengetahui sikap siswa setelah memahami nilai nasionalisme dan patriotsme melalui pembelajaran PKn dalam kegiatan sehari-hari di kelas maupun di lingkungan di sekolah.

9 c. Untuk mengetahui hambatan dan upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk menemukan konsep-konsep baru dalam pengupayaan guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa di sekolah. 2. Manfaat Praktis 1. Menambah wawasan bagi guru PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme pada siswa disekolah. 2. Memberikan informasi bahwa dengan proses pembelajaran PKn akan menimbulkan dampak pada diri siswa yakni menumbuhkan sikap nasionalisme dan patriotisme dalam kegiatan sehari-hari. 3. Bagi penulis hasil penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian dan penyusunan karya ilmiah, serta sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan disiplin ilmu yang ditekuni penulis pada jurusan PPKn FKIP UNPAS Bandung. 4. Bagi sekolah dan guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baru yang bermanfaat. Khususnya mengenai nilai nasionalisme dan patriotisme.

10 5. Bagi pembaca, Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan perbandingan atau acuan dalam penelitian mengenai masalah yang sama. G. Kerangka Pemikiran atau Diagram/Skema Paradigma Penelitian 1. Diagram Penelitian Diagram penelitian dapat di gambarkan sebagai berikut : Upaya Guru PKn (Variabel X) Menanamkan Nilai Nasionalisme dan Patriotisme pada siswa(variabel Y) 1. Variabel Bebas (Variabel X) Variable bebas/ Independen (variable X) adalah variable yang dikontrol oleh peneliti dandikenakan kepada subjek untuk menentukan efeknya terhadap reaksi subjek. Dalam korelasi sederhana, variable bebas merupakan variable criterion yaitu variable yang tengah diukur dan dikolerasikan. Variable bebas (Variabel X) dari penelitian ini adalah Upaya Guru PKn Indikator dari variabel bebas ini adalah: a. Upaya yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Pkn. 1. Pemberian motivasi kepada siswa tentang pentingnya menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme dalam kegiatan sehari-hari

11 2. Pemberian pengetahuan tentang nilai nasionalisme dan patriotisme oleh guru melalui pemmbelajaran PKn. 3. Pemberian pembinaan atau bimbingan kepada para siswa tentang nilai nasionalisme dan patriotisme di sekolah SMA PGRI 1 Subang. b. Hambatan atau kendala yang dialami oleh guru mata pelajaran PKn dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme. c. Upaya yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PKn dalam mengatasi hambatan atau kendala dalam menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme. 2. Variable Terikat (Variable Y) Dalam penelitian ini yang menjadi Variable terikat/dependen (Variable Y) adalah Menanamkan Nilai Nasionalisme dan Patriotisme pada Siswa. Adapun indikator dari variable terikat ini adalah: a. Dengan menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme dapat menumbuhkan rasa cinta pada tanah air dan bangsa pada siswa. b. Memahami nilai nasionalisme dan nilai patriotisme yang diajarkan oleh guru dalam proses pembelajaran. c. Setelah mendapat pembelajaran PKn siswa saling mengingatkan kepada siswa lain agar cinta pada tanah air dan bangsa sebagai wujud dari nilai nasionlisme dan patriotisme dalam kegiatan sehari-hari.

12 2. Kerangka Pemikiran Variabel x (Upaya Guru PKn) Variabel Y1 (Nilai Nasionalisme) Variabel Y2 (Nilai Patriotisme) Dalam penyusunan skripsi ini penulis memerlukan kerangka pemikiran yang dijadikan landasan berupa teori dan pendapat para ahli yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Oleh karena itu penulis mengemukakan pengertian pelajaran PKn di sekolah menengah merupakan salah satu pelajaran program umum yang wajib diikuti oleh siswa kelas X, XI, XII Pendididikan Kewarganegaraan berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan bahwa : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) juga menyatakan bahwa: Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan wawasan serta peserta didik akan status hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sertra peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia yang meliputi wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme belanegara, penghargaan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup....

13 Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan daya nalar, sikap, dan prilaku siswa yang bertanggungjawab berdasarkan nilai-nilai Pancasila serta mengembangkan pengetahuan dan kemampuan belajar, yang berguna untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian pelajaran PKn dapat diartikan sebagai mata pelajaran wajib yang harus diikuti dengan tujuan untuk menanamkan nilai cinta tanah air, nilai semangat kebangsaan, mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Setelah penulis mengemukakan pengertian pelajaran PKn, selanjutnya akan menjelaskan tentang Nilai Nasionalisme dan Nilai Patriotisme. Nilai nasionalisme adalah daya dorong dan motivasi yang berperan kuat dalam tahap perjuangan mengisi dan mempertahankan kemerdekaan dengan pembangunan segala bidang. Dalam perkembangan sejarah bangsa Indonesia, tidak mustahil bahwa di masa mendatang akan timbul ancaman dan bahaya terhadap keberadaan NKRI seperti yang pernah dialami di masa lalu. Untuk menanggulangi masalah tersebut, diperlukan semangat kebangsaan dengan intensitas tinggi seperti dalam tahap perjuangan fisik perang kemerdekaan 1945-1949. Sedangkan nilai patriotisme adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan

14 untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 45. 3. Asumsi Sebagai titik tolak dari tujuan penelitian, penulis merasa perlu untuk mengemukakan anggapan dasar, anggapan dasar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu penelitian, sebab anggapan dasar merupakan titik tolak pemikiran dapat diterima kebenarannya. Anggapan dasar ini dapat dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga dapat dijadikan arah tertentu dan dengan demikian hal-hal yang di luar ruang lingkup penelitian dapat dihindari. Dalam penelitian ini penulis merumuskan anggapan dasar sebagai berikut: Dalam upaya penanaman nilai nasionalisme dan patriotisme sangat erat kaitannya antara Pancasila dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dimana pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral bangsa, sedangkan Pendidikan Kewarganegaraan mengarahkan kepada kesadaran berbangsa dan bernegara (Soemardjan, 2000:22). Moral serta kesadaran berbangsa dan bernegara dapat membentuk rasa nasionalisme dan patriotisme tumbuh subur pada siswa melalui pembelajaran di sekolah. Dengan demikian, pembelajaran dapat diarahkan untuk membentuk siswa menjadi warga negara

15 yang baik, dapat diandalkan dalam membela negara, dan cinta tanah air Indonesia. Tujuan mata pelajaran PKn adalah Untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai pancasila sebagai pedoman prilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan serta memberi bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut. H. Definisi Operasional Defiinisi operasional dalam penelitian ini untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap variabel yang digunakan, maka penulis memandang perlu untuk mendefinisikan lebih operasional variabel penelitian tersebut, adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Upaya Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi III Tahun 2003 yang dimaksud dengan Upaya adalah usaha ; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar); daya upaya. Jadi upaya adalah usaha yang dilakukan dalam mencapai suatu maksud tertentu. 2. Guru PKn Guru PKn adalah faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran perilaku yang baik. Sehingga baik buruknya siswa selalu berhubungan dengan kiprah para guru PKn. Oleh karena itu, usaha-usaha yang dilakukan dalam

16 meningkatkan mutu guru PKn adalah lebih meningkatkan kwalitas dalam mendidik siswa. 3. Nilai Menurut Horrocks, Pengertian nilai adalah sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok sosial membuat keputusan mengenai apa yang ingin dicapai atau sebagai sesuatu yang dibutuhkan. Jadi nilai adalah sesuatu yang dijadikan panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian. 4. Nasionalisme Menurut Sugarmi (2006: 20) menyatakan bahwa Nasionalisme berasal dari kata nasional(bahasa Belanda, nasional) yang berarti paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri atau kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial mempertahankan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bersama-sama. Jadi nasionalisme adalah suatu wujud cinta kita terhadap tanah air. Cinta tanah air atau bela negara adalah tekad, sikap, dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, dan berkelanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara. Berkeyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakank keutuhan NKRI.

17 5. patriotisme Patriotisme adalah sikap rela berkorban untuk kejayaan dan kemakmuran bangsanya. Semangat kebangsaan dapat diwujudkan dengan adanya sikap patriotisme dan nasionalisme dalam kehidupan sehari-harinya. 6. Siswa Pengertian siswa menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional: peserta d idik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Jadi siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. 7. Pembelajaran PKn Menurut Maftuh (2005:25) mengatakan hakekat pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah Upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam membela negara demi kelangsun gan kehidupan serta kejayaan bangsa dan negara.

18 I. Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang isi dari keseluruhan penelitian disajikan dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya, struktur organisasi skripsi penelitian ini disusun sebagai berikut : 1. Bab I Pendahuluan, bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, Identifikasi masalah, Rumusan Masalah dan Pertanyaan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian,Manfaat Penelitian, kerangka pemikiran atau diagram/skema Paradigma Penelitian, Asumsi dan Hipotesis penelitian, Struktur Organisasi Penelitian. 2. BAB II Kajian teoritis, bab II ini berisi tentang Kajian Teori (mengenai variabel yang diteliti) 3. BAB III Metode Penelitian, bab III ini berisi tentang metode Penelitian, Desain Penelitian, Partisipasi dan Temmpat Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis Data. 4. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini merupakan bab terakhir yang mengemukakan tentang hasil dan temuan penelitian (mendeskripsikakn hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang ditetapkan). Pembahasan Penelitian (Membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan pada bagian a sesuai dengan teori yang sudah dikemukakan di Bab II)

19 5. BAB V Simpulan dan Saran, bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.