BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN. Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBAR PENGESAHAN LP3A. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. Judul : GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GALERI SENI RUPA KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB III PERENCANAAN PROYEK

MUSEUM PEREMPUAN RIAU DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

pokok arti atau hakekat arti Art Gallery, yaitu : merupakan

Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

SANGGAR SENI LUKIS MEDAN (ARSITEKTUR KUBISME)

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Galeri Seni Lukis Yogyakarta

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB III ELABORASI TEMA

BAGAIMANA MENDIRIKAN SEBUAH MUSEUM

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA Oleh : Pinasthi Anindita, Bharoto, Sri Hartuti Wahyuningrum

3.6. Analisa Program Kegiatan Sifat Kegiatan Konsep Rancangan Konsep Perancangan Tapak Konsep Tata Ruang 75

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB II GAMBARAN UMUM UPT TAMAN BUDAYA JAWA TIMUR. pendokumentasian dan penginformasian seni budaya.

Galeri Fotografi Pelukis Cahaya yang Berlanggam Modern Kontemporer dengan Sentuhan Budaya Lombok. Ni Made Dristianti Megarini

BAB V KONSEP PERANCANGAN UMUM

GALERI SENI UKIR BATU PUTIH. BAB I.

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB III PROGRAM RANCANGAN. Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Rupa di Yogyakarta dengan Analogi Bentuk Page 1

BAB I GALERI SENI RUPA DI YOGYAKARTA

MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

PENGEMBANGAN GALERI NASIONAL INDONESIA DI JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar 4.20 Gallery National of Indonesia s Coffee Shop

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Redesain Pusat Kegiatan Budaya Melayu di Pekanbaru 1

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

menciptakan sesuatu yang bemilai tinggi (luar biasa)1. Di dalam seni ada

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB II TINJAUAN PRINSIP PERANCANGAN MUSEUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskripsi Judul Taman dan Galeri Kota Tasikmalaya

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

BAB III ANALISA SITE

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN KESENIAN DAN PERFILMAN DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Nur Muladica Gedung Fotografi di kota Semarang

UNIVERSITAS DIPONEGORO GEDUNG FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR NUR MULADICA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

pentingnya sebuah gedung pameran seni rupa yang permanen dan dapat mewadahi

BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Kegiatan Kegiatan Utama

PAMERAN (EKSPRESI DAN APRESIASI SENI KRIYA)

GALERI SENI RUPA MODERN

BAB I PENDAHULUAN Seni Tari Sebagai Hasil dari Kreativitas Manusia. dan lagu tersebut. Perpaduan antara olah gerak tubuh dan musik inilah yang

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Neufeld ed. in chief, 1988; Webster New World Dict

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

Fasilitas Sinema Terpadu di Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Council of Museum (ICOM), lembaga internasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGEMBANGAN BANGUNAN GALERI NASIONAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

/ N/1 \ BAB 3. TEKNIS FUNGSIONAL

[ORAT ORET ARTSPACE] TA 131/53 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GALERI SENI LUKIS MODERN DI YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN OBJEK RANCANGAN 2.1. Pengertian Judul Judul Perancangan yang terpilih adalah Gorontalo Art Gallery Centre, dengan pengertian sebagai berikut. Gorontalo adalah nama dari daerah Provinsi Gorontalo yang berada di sebelah utara pulau Sulawesi. Art (seni) adalah aneka keahlian yang didapatkan dari pengalaman yang memungkinkan seseorang memiliki kecakapan membuat, menyusun dan merencanakan sesuatu secara sistematis dan tujuan mengungkapkan makna kejiwaan dan untuk mencapai hasil-hasil yang menyenangkan sesuai dengan prinsip-prinsip estetis, baik secara intuitif maupun kognitif (Soedarso SP : 1988) Gallery atau galeri, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti ruang atau gedung tempat memamerkan benda atau karya seni. Centre yaitu pusat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya; 1) tempat yg letaknya di bagian tengah; 2) titik yg di tengah-tengah benar (dalam bulatan bola, lingkaran, dan sebagainya); 3) pusar. Dari penjelasan di atas dapat ditarik sebuah pengertian bahwa Gorontalo Art Gallery Centre atau Pusat Galeri Seni Gorontalo adalah sebuah tempat di daerah Provinsi Gorontalo yang menjadi pusat dalam pengadaan pameran benda atau karyakarya seni yang dihasilkan oleh seseorang guna mengungkapan makna kejiwaannya sesuai dengan prinsip-prisip estetis. Karya-karya yang dimaksud adalah seni visual yang berupa karya dua dimensi maupun tiga dimensi yang mampu menghasilkan pengalaman batin, inspirasi, imajinasi dan sebagainya bagi orang yang melihat atau menikmatinya. 5

Galeri seni juga dapat didukung ruang-ruang tertentu dengan fungsi edukasi dan unsur penunjang lainnya 2.2. Fungsi dan Kegiatan Fungsi utama dari galeri seni adalah sebagai tempat untuk mengadakan berbagai pameran karya-karya seni maupun pameran dalam event-event penting yang marak diadakan di daerah ini. Namun ada beberapa fungsi galeri seni yang didasarkan pada jenis kegiatan di dalamnya. Setiap jenis kegiatan menghasilkan ruang-ruang tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing 1. Kegiatan Utama. Mengadakan pameran yang merupakan kegiatan komunikasi visual antara pengunjung dengan materi koleksi di bidang seni rupa, yang berupa pameran tetap maupun pameran temporer dengan tema tertentu dan spesifikasi ruang tertentu sesuai dengan metode pagelaran yang dilakukan dalam mempresentasikan sebuah karya seni. Ruang-ruang yang dibutuhkan yaitu ruang pameran tetap dan ruang pameran sementara (temporer) 2. Kegiatan Penunjang Merupakan kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan utama dan fungsinya sebagai media edukasi dan unsur komersial seperti pertunjukkan seni, perpustakaan, studio seni (sanggar), seminar dan pelelangan, mushola, serta café dan ArtShop 3. Kegiatan Pengelolaan Kegiatan yang bersifat pengelolaan, meliputi administrasi dan manajemen. 4. Kegiatan Konservasi 6

Kegiatan ini meliputi pengumpulan, penataan dan inventarisasi koleksi serta perawatan dan perlindungan objek. 5. Kegiatan Servis Meliputi keamanan, lobby, lavatory, dapur, parkir, serta ruang mesin. 2.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi pengelola Galeri Seni pada suatu daerah adalah sebagai berikut. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kanwil Depdikbud Jawa Timur Bidang Kesenian Direktur Utama Sekretaris Direktur Administrasi Direktur Teknis Kabag Tata Usaha Kabag Keuangan Kabag Humas Kabag Pendidikan Kabag Perpustakaan dan Dokumentasi Kabag Pameran Kabag Penunjang Keterangan : Hubungan Koordinasi Hubungan Tanggung Jawab Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pengelola (Sumber: Struktur Organisasi Galeri Seni Surabaya) 7

2.4. Bentuk dan Penampilan 2.4.1. Bentuk Penetapan bentuk dasar yang akan dikembangkan harus memperhatikan fungsi dan pola aktivitas/kegiatan objek yaitu sebgai tempat pusat pameran yang sebaiknya memiliki bentuk yang ekspresif, dinamis, atraktif dan menarik, tetapi juga memperhatikan keteraturan dan efisien. Adapun dari ketiga bentuk dasar yang telah ditetapkan, yaitu persegi, segitiga, dan lingkaran, maka keseluruhan bentuk ini akan diterapkan pada bentuk bangunan ini agar lebih estetis dan selaras dengan fungsi bangunan itu sendiri yaitu sebagai Galeri Seni. Penggunaaan tiga bentuk dasar ini akan diterapkan pada denah bangunan maupun tampak bangunan dengan melakukan pendekatan morfologi secara geometris Tabel 2.1. Tiga bentuk dasar Bentuk Dasar Pemaknaan Relevansi Filosofi Objek Teratur, stabil, efektif, efisien, normal Dinamis, atraktif, kurang stabil Rileks, santai, akrab, kurang stabil Menunjukan kesan kestabilan, tapi kurang berkaitan dengan dungsi objek yang rileks dan dinamis Menunjukan kesan dinamis, atraktif yang membuat menarik dan mendramatisir emosi Berkaitan dengan funsi objek yang memberi kesan rileks dan suasana santai 2.4.2. Penampilan Pada tampilan bangunan Galeri Seni ini, model atau gaya arsitektur yang akan diterapkan adalah gaya Modern. Pengambilan gaya arsitektur ini diambil sebagai image dari produk-produk atau objek pameran yaitu moderen abstrak. 8

2.5. Hasil Survey Objek Rancangan 2.5.1. Objek Komparasi a. Galeri Nasional Indonesia 1. Lokasi dan Status Galeri Nasional Indonesia berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Timur di Jakarta. Galeri Nasional Indonesia cukup strategis berada di pusat Ibukota Indonesia (Jakarta), berdekatan dengan Monumen Nasional, Museum Nasional, Perpustakaan Nasional, Istana Negara dan kantor pemerintah lainnya. Galeri Nasional Indonesia merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film, yang sehari-hari dilaksanakan oleh Direktur Kesenian. Galeri Nasional Indonesia memiliki 3 (tiga) orientasi program, yaitu; Pelestarian, Pengembangan dan Pemanfaatan Karya Seni Rupa. Implementasi program mengacu pada prinsipprinsip permuseuman sebagaimana yang dirumuskan oleh The International Council of Museum (ICOM), seperti; Registrasi, Inventarisasi (Data Base), Penyimpanan, Perawatan, Penelitian dan Penyajian koleksi melalui ajang pameran tetap, pameran temporer, pameran keliling dan program bimbingan edukasi untuk kalangan pelajar dan masyarakat luas. 2. Aktivitas dan Fasilitas Tabel 2.2. Aktivitas dan Fasilitas Galeri Nasional Indonesia No Aktifitas Fasilitas 1 Kegiatan pengelolaan administrasi dan tata usaha Kantor 9

3 Pameran tetap 2 Pameran periodik/temporer, workhshop, dan pertunjukkan seni 4 Kegiatan dokumentasi Perpustakaan Ruang pameran tetap : Gedung A (luas 1400 m² - kapasitas 150 karya) Ruang pameran temporer : Gedung B (luas 180 m² - kapasitas 50 karya), Gedung C (luas 840 m² - kapasitas 100 karya). Gedung D (luas 600 m² - untuk pameran, workshop dan pertunjukan seni, dll). 5 Kegiatanseminar dan diskusi pembahasan karya seni rupa Auditorium (luas 75 m² - kapasitas 100 orang) 6 Kegiatan penyimpanan Storage 7 Kegiatan konservasi dan restorasi 8 Kegiatan Penunjang Laboratorium Gallery Cafe Gallery Shop Mushola 3. Bangunan Gambar 2.2. Site Plan Galeri Nasional Indonesia (Sumber : galeri-nasional.or.id) 10

Gambar 2.3. Interior Ruang pameran Galeri Nasional Indonesia (Sumber : galeri-nasional.or.id) Gambar 2.4. Kegiatan konservasi di Laboratorium GNI (Sumber : galeri-nasional.or.id) Gambar 2.5. Kedai Galeri Galeri Nasional Indonesia (Sumber : galeri-nasional.or.id) 11

b. Selasar Sunaryo Art Space 1. Lokasi dan Status Selasar Sunaryo terletak di propinsi Jawa Barat tepatnya di Daerah tingkat II Bandung, Kecamatan Lembang. Letaknya sendiri berada di perbukitan alami di jl. Bukit Pakar Timur, Dago, Bandung. Nama Selasar Sunaryo Art Space diambil dari nama seniman yang memiliki galeri seni tersebut. Istilah selasar mengacu pada filosofi bahwa karya seninya adalah suatu proses kreatif yang terus berjalan. 2. Aktivitas dan Fasilitas Selain aktifitas utama galeri seni yaitu memamerkan, merawat dan mengapresiasikan karya seni Selasar Sunaryo tentunya juga berfungsi sebagai studio kerja mengingat galeri seni ini adalah milik personal. Tabel 2.3. Aktivitas dan Fasilitas Selasar Sunaryo Art Space No Aktifitas Fasilitas 1 Pameran tetap karya-karya milik Sunaryo dan pameran temporer 2 Produksi karya seni Studio seni Ruang pamer tetap Ruang pamer temporer Ruang pamer outdoor 3 Konvensi dan diskusi seni Ruang pertemuan 4 Performance seni Amphitater 5 Kegiatan komersial Artshop Café 6 Kegiatan informasi Lobby 7 Kegiatan pengelolaan Ruang pengelola 8 Kegiatan service Lavatory Dapur Ruang Mekanikal Elektrikal Storage dan Stock Room (Sumber : Muhammad Syarif, Contemporary Art Gallery di Yogyakarta, 2008, hal.25) 12

3. Bangunan \ Gambar 2.6. Denah lantai-1selasar Sunaryo Art Space Keterangan : C. Wing Space D. Kopi Selasar E. Central Space F. Cinderamata Selasar G. Audio Visual Space H. Amphitheatre I. Bale Handap J. Bamboo House (sumber : www.selasarsunaryo.net) Gambar 2.7. Denah lantai-2 Selasar Sunaryo Art Space Keterangan : A. Stone Garden B. Main Space (sumber : www.selasarsunaryo.net) Gambar 2.8. Interior dan eksterior Selasar Sunaryo Art Space (sumber : www.selasarsunaryo.net) 13

2.5.2. Hasil Studi Komparasi Berdasarkan survey pada dua bangunan Galeri Seni di atas sebagai objek pembanding, maka yang menjadi perhatian adalah fasilitas dari masing-masing galeri seni tersebut, serta perbedaan status kepemilikannya ya ngberpengaruh besar pada ketersedian fasilitas di dalamnya serta bentuk dan penampilannya. Tabel 2.4. Hasil Studi Komparasi Objek Spesifikasi Status Fasilitas Bentuk & Penampilan Galeri Nasional Indonesia Milik Pemerintah Kantor Rg. Pameran Tetap Rg. Pameran Temporer Perpustakaan Auditorium Storage Laboratorium Gallery Cafe Gallery Shop Mushola Bentuk : Bangunan Bermassa Penampilan : Modern Selasar Sunaryo Art Space Milik Personal Ruang pamer tetap Ruang pamer temporer Ruang pamer outdoor Studio seni Ruang pertemuan Amphitater Artshop Café Lobby Ruang pengelola Storage dan Stock Room Bentuk : Bangunan Bermassa Penampilan : Modern/ Minimalis Berdasarkan tabel komparasi di atas maka beberapa hal yang akan menjadi acuan dalam perancangan Gorontalo Art Gallery Centre adalah sebagai berikut. Ketersediaan fasilitas bangunan meliputi penggabungan dari fasilitas-fasilitas kedua bangunan tersebut, kecuali pengadaan Loboratorium dan Amphiteater. Penampilan bangunan yang bergaya arsitektur Modern juga akan diterapkan pada Gorontalo Art Gallery Centre ini. 14