KEJADIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI KECIL YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR DI SIDOARJO ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan milik petani di Desa Dolat Rakyat-

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

KEJADIAN PENYAKIT PADA TANAMAN BAWANG MERAH YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR DI SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Cara Menanam Cabe di Polybag

Penyebaran Penyakit Kuning pada Tanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus Dan Lampung Barat

IDENTIFIKASI DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA CABAI MERAH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

*) Dibiayai Dana DIPA Universitas Andalas Tahun Anggaran 2009 **) Staf Pengajar Fakultas Pertanian Univ.Andalas Padang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

Dinamika Populasi Hama Penghisap Daun dan Kejadian Gejala Serangan Geminivirus pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) di Sembalun

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Turnip BP. Desita Salbiah, Agus Sutikno, Boby Pamrianus Turnip Fakultas Pertanian Universitas Riau ABSTRACT

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.4, Oktober 2017 (110):

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Budidaya Cabai. Potensi hasil 9 ton/ha. Warna buah merah Panjang buah 10 cm Cocok untuk dataran rendah Toleran terhadap hama pengisap daun

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

HASIL DAN PEMBAHASAN Budidaya Cabai Keriting Hibrida TM 999 secara Konvensional dan PHT

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

BAB III MATERI DAN METODE. melalui penerapan solarisasi tanah dan aplikasi agen hayati Trichoderma

HUBUNGAN ANTARA POPULASI KUTU KEBUL (Bemisia tabacigenn) DAN KETERJADIAN PENYAKIT KUNING PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) DI DATARAN RENDAH.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan September 2015 di

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Noverita Sv. Staf Pengajar US-XII, Medan

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

Bawang merah (Allium ascalonicum) mempunyai prospek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2014 di Greenhouse

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

Pengendalian Penyakit pada Tanaman Jagung Oleh : Ratnawati

I. METODE PENELITIAN. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Juni 2011 sampai Januari 2012.

Pengaruh Jarak Tanam dan Ukuran Umbi Bibit terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kentang Varietas Granola untuk Bibit

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Transkripsi:

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 Desember 2013 ISSN : 2338-4336 30 KEJADIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN CABAI KECIL YANG DIBUDIDAYAKAN SECARA VERTIKULTUR DI SIDOARJO Fatkur Roziq*, Ika Rochdjatun Sastrahidayat, Syamsuddin Djauhari Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Malang Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia; alamat surel*:azkanazri@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hama dan penyakit pada tanaman cabai kecil yang dibudidayakan secara vertikultur. Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah cabai, bobot buah cabai yang dipanen, jenis hama cabai dan jumlahnya, dan penyakit yang menyerang serta intensitasnya. Pertumbuhan tanaman cabai kecil dilihat dari tinggi tanaman, jumlah bunga dan buah serta bobot buah yang mengalami kenaikan pada tiap pengamatan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai kecil secara vertikultur dapat dilakukan pada lahan sempit. Hama yang ditemukan pada lahan budidaya cabai secara vertikultur yaitu kutu daun aphid dan kutu kebul Bemisia tabacci. Penyakit yang ditemukan pada lahan budidaya cabai secara vertikultur yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus gemini yang ditularkan oleh kutu kebul. Posisi tanaman pada paralon mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah, bobot buah, jumlah kutu daun aphid, kutu kebul B. tabacci dan persentase tanaman terserang. Kata kunci: aphid, B. tabaci, gemini virus ABSTRACT The purpose of this research was determine for growth, pests and diseases on chili by vertikultur cultivating. Observed parameters in this research are high of plant, amount of chili s flowers, amount of chili s fruits, weight of chili s fruits, amount and varian pests of chili, diseases and damage intensity. Growth of chili s plant can looked high of plant, amount of chili s flowers, amount of chili s fruits, weight of chili s fruits each of observed showing that vurtikultur cultivating of chili conducted in narrow land. Pests found in vertikultur field are aphid and Bemisia tabaci. Diseases discovered in vertikultur field is gemini virus transmitted by B. tabaci. Location of chili plants affect high of plant, amount of chili s flowers, amount of chili s fruits, weight of chili s fruits weight of chili s fruits, amount of aphid, amount of B. tabaci and damage intensity of gemini virus. Keyword: aphid, B. tabaci, gemini virus PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman golongan cabai merupakan salah satu tanaman yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi, baik cabai kecil, cabai merah besar, paprika maupun cabai merah keriting. Masing-masing golongan cabai ini mempuyai keistimewaan khusus, sehingga keempat jenis cabai tersebut banyak diminati oleh masyarakat (Tjahjadi, 1991). Permintaan cabai secara nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat tetapi

Roziq et al., 2013. Hama dan Penyakit Cabai Kecil Vertikultur di Sidoarjo 31 produksinya masih rendah (DitjenHorti, 2009). Seperti halnya tanaman budidaya yang lain, pembudidayaan tanaman cabai kecil yang intensif dan meliputi areal yang luas dapat menimbulkan perkembangan beberapa jenis hama dan penyakit yang mmenyebabkan produksi cabai menjadi rendah. kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan satu atau lebih hama dan penyakit berkisar antara 12-65% (Vos, 1994). Faktor lain yang menyebabkan rendahnya produksi cabai adalah ketersediaan lahan budidaya. Faktor pertambahan penduduk yang pesat disertai dengan kemajuan teknologi dan industri pada akhirnya akan menggeser fungsi lahan pertanian menjadi lahan perumahan dan industri. Dengan kegiatan bertani secara vertikultur, lahan yang sempit seperti halnya pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam. Pemanfaatan teknologi budidaya cabai dengan menggunakan vertikultur, diharapkan kebutuhan akan cabai dapat selalu terpenuhi, khususnya skala rumah tangga. (Noverita, 2005). Masih sedikit penelitian mengenai pertumbuhan, hama dan penyakit pada tanaman cabai yang dibudidayakan secara vertikultur, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai cabai secara vertikultur pada skala rumah tangga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, hama dan penyakit pada tanaman cabai kecil yang dibudidayakan secara vertikultur. BAHAN DAN METODE Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih cabai kecil, alkohol 70%, NaOCl 5%, kentang, dextrosa (gula), agar, chloramphenicol, dan aquades steril. alumunium foil, aquadest, kapas, sampel tanaman cabai kecil bergejala, tanah dan pupuk organik. Metode Metode penelitian yaitu persiapan media vertikultur, budidaya tanaman cabai, pengamatan petumbuhan tanaman cabai kecil dan studi hama dan penyakit. Metode enelitian dijelaskan sebagai berikut. Persiapan Media vertikultur Dalam penelitian digunakan PVC dengan panjang 200 cm dan diameter 12 cm sebagai media tanam. Jumlah PVC yang digunakan adalah 20 buah. PVC dilubangi dengan jarak antar lubang lebih kurang 12,5 cm yang diukur secara diagonal. Pada tiap PVC terdapat 6 lubang tanam. PVC yang telah dilubangi kemudian di susun dilahan. dan bagian bawahnya ditanam dengan kedalaman lebih kurang 20 cm. Jarak antar PVC yang ditegakkan lebih kurang 50 cm. PVC yg telah ditegakkan kemudian diisi dengan media tanam yang mwrupakan campuran tanah, pasir dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1:1. Budidaya tanaman cabai Pembibitan cabai dilakukan dengan menyemaikan benih dalam wadah semai yang berupa polybag ukuran 5 kg yang berisi campuran tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Jarak tanam yang digunakan dalam pembibitan ini adalah 5x5 cm. Penanaman cabai dilakukan setelah bibit cabai berumur 3-4 minggu. Bibit ditanam pada lubang yang sudah disiapkan pada paralon dengan kedalaman 2-3cm. Penyulaman dilakukan apabila ditemukan tanaman cabai yang tidak tumbuh. Pengairan dilakukan dengan menyiramkan air pada tanaman samapai tanah dirasa jenuh. Penyiraman dilakukan secara intensif setiap pagi dan sore karena tanaman cabai mempunyai kebutuhan air yang cukup.

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 Desember 2013 32 Penyiangan merupakan kegiatan pembersihan tanaman pengganggu atau tanaman lain yang tumbuh di sekitar tanaman utaman. Penyiangan dilakukan apabila ditemui tanaman lain selain tanaman cabai pada media tanam. Pertumbuhan Tanaman Tanaman contoh ditetapkan 3 tanaman tiap PVC, yaitu tanaman pada bagian bagian atas, tengah dan bawah. Pengamatan pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah cabai dan bobot buah cabai yang dipanen. Pengamatan dilakukan dengan interval 1 minggu selama 13 minggu. Studi Populasi Hama Studi populasi hama dilakukan dengan menghitung populasi hama yang terdapat pada tanaman cabai. Hama yang ditemukan diidentifikasi berdasarkan bentuk dan ciri morfologinya. Pengamatan dilakukan seminggu sekali selama 13 minggu. Studi Gejala Penyakit Studi gejala penyakit dilakukan dengan cara mengamati gejala yang tampak pada tanaman. Pengamatan dilakukan seminggu sekali sela 13 minggu. Identifikasi. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui jenis patogen penyebab penyakit. Intensitas serangan penyakit. Untuk kerusakan dengan serangan secara sistemik digunakan rumus: yang I, adalah intensitas serangan (%), a adalah banyaknya tanaman yang rusak atau menunjukkan gejala serangan, b adalah banyaknya tanaman yang tidak rusak (tidak menunjukkan gejala serangan). Perhitungan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh penyakit dengan gejala serangan secara lokal pada tanaman berdasarkan pengamatan dihitung dengan rumus menurut Abadi (2003): I = yang I adalah intensitas serangan (%), n adalah jumlah daun dalam setiap katagori serang, v adalah nilai skoring berdasarkan luas seluruh batang tanaman yang terserang, Z adalah nilai katagori serangan tertinggi (v=5), N adalah jumlah tanaman yang diamati. Nilai tingkat kerusakan seperti disajikan pada tabel dibawah ini (Tabel 1). HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan Tanaman Cabai Kecil Rerata tinggi tanaman cabai kecil tertinggi berdasarkan letak lubang tanam adalah pada paralon bagian atas (Tabel 2). Tabel 1. Nilai tingkat kerusakan daun yang disebabkan oleh patogen Tingkat Kerusakan Tanda Kerusakan Pada Nilai Sehat Tanaman tidak terserang 0 Sangat ringan Daun antara 1-20% 1 Ringan Daun antara 21-40% 2 Agak berat Daun antara 41-60% 3 Berat Daun antara 61-80% 4 Sangat berat Daun antara 81-100% 5

Roziq et al., 2013. Hama dan Penyakit Cabai Kecil Vertikultur di Sidoarjo 33 Tabel 2. Rerata tinggi tanaman cabai kecil Tinggi tanaman (cm) Atas 24,5 Tengah 20.85 Bawah 31 Rerata jumlah bunga cabai kecil paling tinggi adalah pada tanaman yang terletak pada paralon bagian bawah (Tabel 3). Tabel 3. Rerata jumlah bunga cabai kecil Atas 161 Tengah 62 Bawah 175 Jumlah Bunga/ 100 Tanaman Berdasarkan letak lubang tanam jumlah buah cabai kecil tertinggi adalah pada tanaman cabai kecil yang terletak pada paralon bagian bawah (Tabel 4). Tabel 4. Rerata jumlah buah tanaman cabai kecil Jumlah Buah /100 Tanaman Atas 144 Tengah 38 Bawah 170 Rerata bobot buah cabai kecil tertinggi yang dihasilkan setiap tanaman berdasarkan letak lubang tanam adalah pada paralon bagian bawah (Tabel 5). Sama halnya dengan tinggi tanaman, jumlah bunga dan jumlah buah. Tabel 5. Rerata bobot panen buah cabai kecil Bobot Buah gram/100 Tanaman Atas 141 Tengah 10 Bawah 170 Hama dan Penyakit pada Budidaya Tanaman Cabai Kecil Pada tanaman cabai kecil yang dibudidayakan dengan teknik vertikultur ditemukan hama dan penyakit. Hama yang ditemukan adalah aphid dan kutu kebul Bemisia tabacci. Penyakit yang ditemukan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus gemini. Hama dan penyakit tersebut berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut. Hama aphid banyak ditemukan pada permukaan bawah daun cabai. Rerata jumlah aphid tertinggi adalah pada tanaman cabai kecil pada bagian atas yaitu 720 ekor/100 tanaman (Tabel 6).

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 Desember 2013 34 Tabel 6. Rerata jumlah aphid pada tanaman cabai kecil tiap 100 tanaman Jumlah Aphid Atas 720 Tengah 190 Bawah 140 Hama Kutu kebul Bemisia tabaci sebagian besar populasinya pada penelitian ini ditemukan pada permukaan bawah daun. Rerata jumlah kutu kebul pada setiap tanaman cabai kecil yang dibudidayakan secara vertikultur tertinggi pada paralon bagian atas (Tabel 7). Tabel 7. Rerata jumlah kutu kebul pada tanaman cabai kecil tiap 100 tanaman Jumlah kutu kebul Atas 246 Tengah 61 Bawah 143 Penyakit daun kuning keriting yang disebabkan virus gemini. Gejala penyakit yang tampaknya disebabkan oleh virus gemini pada cabai kecil adalah bercak-bercak, tulang daun menjadi bening, yang kemudian menjadi kuning pucat, mengalami penebalan daun, dan penggulungan daun (Gambar 3). Duriat (2009) mengemukakan bahwa serangan virus gemini pada tanaman cabai kecil dapat menyebabkan daun menjadi kuning cerah, berukuran lebih kecil dan menebal. Gambar 3. Tanaman cabai kecil yang terserang virus Gemini Persentase jumlah tanaman cabai kecil yang terserang virus gemini tertinggi adalah pada tanaman cabai kecil yang terletak pada paralon bagian atas (Tabel 8). Perbedaan persentase tanaman cabai kecil yang terserang virus gemini pada tiap letak tanaman ini tampaknya berkaitan dengan kehadiran kutu kebul pada tanaman cabai kecil tetapi persentase tanaman cabai kecil terserang virus gemini berhubungan kurang erat dengan rerata populasi B. tabaci (R² = 0.0919) (Gambar 4). Hal tersebut sesuai dengan Duriat (2009) yang melaporkan bahwa pada percobaan dengan menggunakan satu imago B. tabaci dapat menularkan virus gemini dan menyebabkan tanaman cabai kecil menjadi sakit. Intensitas serangan virus gemini terus mengalami peningkatan pada setiap minggu (Gambar 5). Peningkatan intensitas serangan virus gemini tampaknya dipengaruhi oleh cuaca saat penelitian, karena penelitian ini dilakukan pada musim kemarau maka populasi kutu kebul yang merupakan vektor dari virus gemini tampaknya juga meningkat.

Roziq et al., 2013. Hama dan Penyakit Cabai Kecil Vertikultur di Sidoarjo 35 Tabel 8. Persentase tanaman cabai kecil yang terserang virus gemini Jumlah tanaman (%) Atas 50 Tengah 45 Bawah 30 Gambar 4. Hubungan populasi B. tabaci dengan persentase tanaman terserang virus gemini Menurut Sulandri et al. (2006) intensitas serangan virus gemini di lapang sangat erat kaitannya dengan lingkungan fisik yaitu suhu dan kelembaban udara maupun biotiknya yaitu kultivar cabai kecil dan pola tanam. Musim kemarau yang panjang sangat mendukung perkembangan populasi serangga vektor. Faktor lain yang tampaknya mempengaruhi peningkatan intensitas serangan virus gemini adalah tidak adanya upaya pengendalian penyakit maupun vektornya selama penelitian ini. Gambar 5. Intensitas serangan virus Gemini

Jurnal HPT Volume 1 Nomor 4 Desember 2013 36 KESIMPULAN Pertumbuhan tanaman cabai kecil dilihat dari tinggi tanaman, bunga dan buah yang mengalami kenaikan pada tiap pengamatan menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai kecil secara vertikultur dapat dilakukan pada lahan sempit. Hama pada lahan budidaya cabai kecil adalah aphid dan kutu kebul B. tabacci. Penyakit yang ditemukan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus gemini. Intensitas serangan virus gemini pada tanaman cabai kecil terus mengalami peningkatan karena tidak ada upaya pengendalian. Letak lubang tanam pada PVC berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah bunga, jumlah buah, bobot panen buah cabai kecil, jumlah aphid, jumlah kutu kebul B. tabacci dan persentase tanaman yang terserang virus gemini. DAFTAR PUSTAKA Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan 3. Bayu media. Malang. 145 hlm. Cannon, R.J.C. (1998). The implications of predicted climate change for insect pests in the UK, with emphasis on non-indigenous species. Global Change Biology. (4) : 785-796. DitjenHorti (Direktorat Jendral Hortikultura). 2009. Luas panen, Rata-rata Hasil dan Produksi Tanaman Hortikultura di Indonesia. Departemen Pertanian, Jakarta. Duriat,A.S. 2009. pengendalian penyakit kuning keriting pada tanaman cabai kecil.. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Jl. Tangkuban Parahu 517 Lembang, Bandung, (5), Hlm 43-45. Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT. Gramedia. Jakarta. Hlm 66-106. Jumin, H.B. 1988. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali. Jakarta. 140 Hlm Noverita, S. 2005. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Pelengkap Cair Nipka-Plus Dan Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Baby Kailan (brassica oleraceae L. Var. Acephala DC) Secara Vertikultur. Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian. 3 (1). Sulandri, S. Suseno, R. Hidayati, H S. Harjosudarmo, J. Sosromarsono, S. 2006. Deteksi dan Kajian Kisaran Inang Virus Penyebab Penyakit Daun Keriting Kuning Cabai kecil. Hayati. Bogor. 13 (1): 5. Tjahjadi N. 1991. Bertanam Cabai kecil. Kanisius, Yogyakarta. 48 Hlm. Vos, J.G.M. 1994. Pengelolaan Tanaman Terpadu pada Cabai kecil (Capsicum spp) di Dataran Rendah Tropis (Terjemahan oleh Ch. Lilies S. dan E. van de Fliert. Bentang)