BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional

IKRIMA RAHMASARI J

BAB I PENDAHULUAN. tindakan perbaikan kemudian akan diakhiri dengan penutupan dengan cara. penjahitan luka (Sjamsuhidajat & De Jong, 2013).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping

GAMBARAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN ACTIVITY DAILY LIVING PASIEN FRAKTUR DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. berkecepatan tinggi seperti sekarang ini. Selain ltu insidensi trauma

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TERHADAP SIKAP KELUARGA DALAM PEMBERIAN PERAWATAN ACTIVITIES DAILY LIVING

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan tenaga perawat agar diperoleh hasil ketenagaan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA KLIEN DENGAN PARALISIS DI RS. ORTHOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB I. yang mencapai umur 60 tahun keatas 1. terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita 2.

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

Jurnal Kebidanan 07 (02) Jurnal Kebidanan http : /

BAB I. tertentu akan tetapi keperawatan adalah profesi (Potter & Perry, 2007). sejak tahun 1984 diakui sebagai suatu profesi (Nursalam, 2006).

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin. sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi perawatan diri.

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urin (Brockop dan Marrie, 1999 dalam Jevuska, 2006). Kateterisasi urin ini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. patologis kadang membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea).

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan melakukan aktivitas secara mandiri. pembentukan pengertian dan belajar moral (Simanjuntak, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN. yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang manifestasi utamanya melibatkan seluruh organ tubuh yang dapat terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kasus dengan berbagai tingkat kegawatan yang harus segera mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sendi yang menyerang sendi sendi penopang berat. (American Academy of Orthopedic Surgeons, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungan dan harus. 2005). Menurut Almborg, et al (2010), pemberian discharge

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

TITIN KUSRINI J

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF TERHADAP KEKUATAN OTOT PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PENDERITA STROKE DI YAYASAN STROKE SARNO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

SKRIPSI. Diajukan Oleh : PARYANTO J

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, terutama di negara-negara industri. Sekitar 70-85% dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR COLLUM FEMORIS DEXTRA DENGAN PEMASANGAN AUSTION MOORE PROTHESIS DI RS ORTHOPEDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit swasta yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB IV PEMBAHASAN. Of Motion ( ROM ) aktif pada Tn. K dengan post operasi fraktur di ruang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau oleh masyarakat. Hal ini tercermin dalam Undang Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 yang menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat perorangan, keluarga dan lingkungannya (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992). Undang - Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 juga menyatakan bahwa perawat adalah tenaga kerja yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (Undang - Undang Kesehatan No.23, 1992). Perawat sebagai tenaga kesehatan yang selalu kontak dengan pasien dan memiliki tugas melakukan pelayanan keperawatan diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan self care pasien. Pernyataan tersebut sesuai dengan salah satu bentuk teori Orem tentang self care yaitu teori sistem keperawatan (Theory of Nursing System) dimana pengertian dari teori ini adalah bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat. Dalam pandangan teori ini Orem juga telah memberikan klasifikasi dalam pemberian 1

2 sistem pelayanan keperawatan, diantaranya sistem bantuan secara penuh (sistem dalam pemberian bantuan perawatan diri pasien secara penuh), sistem bantuan sebagian (sistem dalam pemberian bantuan perawatan diri pasien secara sebagian saja) dan sistem suportif edukatif (sistem bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan dan pengetahuan saja). Salah satu kebutuhan pasien adalah pemenuhan ADL, yaitu aktivitas perawatan diri yang harus pasien lakukan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehari-hari (Brunner & Suddarth, 2002). Istilah ADL mencakup perawatan diri (berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi, berhias, menyiapkan makanan, memakai telfon, menulis, mengelola uang, dan sebagainya) dan mobilitas (seperti berguling di tempat tidur, bangun dan duduk, transfer/bergeser dari tempat tidur ke kursi atau dari satu tempat ke tempat lain) (Sugiarto, 2005). Dari pengertian beberapa ahli, peneliti menyimpulkan bahwa setiap manusia harus mampu memenuhi kebutuhan ADL terlebih dahulu untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup sehariharinya. Kemampuan setiap orang dalam pemenuhan ADL dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ADL adalah kondisi fisik, misalnya fraktur (Askarudin, 2006). Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth, 2000). Salah satu fungsi dari tulang sendiri adalah memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan pergerakan) sehingga fraktur merupakan

3 ancaman potensial atau aktual kepada integritas seseorang akan mengalami penurunan fungsi fisik, terlebih lagi jika yang mengalami fraktur adalah tulang ekstremitas yang memberikan pergerakan seperti tulang hemerus, ulna, radius, karpal, femur, tibia, fibula dan patella. Kondisi ini membutuhkan intervensi keperawatan immobilisasi (Perry & Potter, 2005). Immobilisasi atau hambatan mobilitas fisik adalah keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh atau satu lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah. Immobilisasi dapat disebabkan karena adanya kerusakan integritas struktur tulang, trauma, kaku sendi, nyeri dan gangguan muskuloskletal (Nanda Internasional, 2012). Keadaan imobilisasi ini menyebabkan pasien tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri, sehingga memerlukan bantuan perawat dalam pemenuhan kebutuhannya termasuk dalam pemenuhan kebutuhan ADL, sehingga pasien fraktur mengalami penurunan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ADL secara mandiri, pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryanti di RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta (2002) diperoleh data ketergantungan ADL pada pasien fraktur femur sebagai berikut. Pada hari kedua, pasien dengan tingkat ketergantungan tinggi sebanyak 17 orang (56,7 %), pasien dengan tingkat ketergantungan sedang sebanyak 13 orang (43,3 %), dan tidak terdapat pasien dengan tingkat ketegantungan rendah. Pada hari kelima diperoleh data tingkat ketergantungan tinggi sebanyak 6 orang (20 %), tingkat ketergantungan sedang sebanyak 17 orang (56,7 %), dan pasien dengan tingkat ketergantungan rendah sebanyak 7 orang (23,31), oleh karena itu tugas seorang perawat dalam hal ini adalah

4 membantu pasien tersebut dalam memenuhi ADL sebagai penunjang pemenuhan kebutuhannya (Perry & Potter, 2005). Selain tugas seorang perawat yang telah diuraikan diatas, Allah juga telah berfirman tentang keutamaan merawat orang seperti yang terkandung dalam QS. Al-Maidah : 32 berikut :..Barang siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia Dalam ayat ini Allah SWT telah menegaskan bahwa pahala memelihara kehidupan seseorang seperti pahala memelihara kehidupan semua manusia. Sehingga mereka yang memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan penyelamatan jiwa manusia seperti merawat orang yang sakit termasuk seorang perawat perawat, bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran. Studi pendahuluan telah dilaksanakan pada bulan Januari 2016 di bangsal Ar-Royan di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Peneliti mendapatkan data jumlah pasien fraktur yang dirawat dari bulan Oktober 2015 sampai bulan Januari 2016 sebanyak 126 pasien, dengan rata-rata perbulan 42 pasien. Peneliti melakukan wawancara kepada 2 pasien fraktur dan perawat yang ada di bangsal Ar-Royan. Hasil wawancara dengan 2 pasien tersebut adalah kedua pasien tersebut mengatakan dalam pelaksanaan pemenuhan ADL tidak sepenuhnya dilakukan oleh perawat melainkan dibantu oleh keluarga yang menjaga pasien, misalnya membantu pasien makan, membilas muka dan mengganti pakaian dibantu oleh keluarga sedangkan perawat membantu pemenuhan ADL pasien seperti berpindah tempat dan membantu pasien mandi. Menurut seorang

5 perawat di bangsal tersebut, hal itu dikarenakan karena pasien merasa malu jika dibantu dalam pemenuhan beberapa ADL oleh perawat sehingga lebih nyaman jika bantu oleh keluarganya. Melihat fenomena pemenuhan ADL pasien dan betapa pentingnya peran perawat dalam memenuhi kebutuhan ADL pasien fraktur di rumah sakit serta tingginya angka pasien yang dirawat di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gamping, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan ADL Pasien Fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan ADL pasien fraktur di RS PKU Muhammadiyah Gamping? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien fraktur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk kemajuan di bidang ilmu keperawatan terutama tentang gambaran tindakan keperawatan dalam pemenuhan ADL pasien.

6 2. Manfaat praktis a. Bagi rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk rumah sakit terkait sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan pada klien untuk meningkatkan pelayanan perawat dalam pemenuhan ADL pasien fraktur dan memberikan informasi sebagai upaya meningkatkan kualitas instansi layanan kesehatan. b. Bagi ilmu keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kontribusi dalam pengembangan ilmu keperawatan. c. Bagi Pasien Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pasien tentang tindakan keperawatan yang seharusnya diberikan kepada pasien sesuai dengan tingkat kemampuan pasien dalam memenuhi ADL. d. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pelayanan perawat dalam memenuhi kebutuhan ADL pasien fraktur dan dapat berguna bagi peneliti untuk meningkatkan pelayanan nantinya terutama dalam pemenuhan ADL pasien fraktur.

7 E. Penelitian terkait 1. Gambaran pelayanan perawat shift malam pada klien dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia di bangsal Al insan Rumah Sakit umum PKU Muhammadiyah Bantul. Penelitian ini dilakukan oleh Handayani pada tahun 2009. Subyek penelitian yaitu perawat sebanyak 16 perawat dan responden penelitian yaitu klien sebanyak 25 orang dengan menggunakan kuisioner. Tujuan penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui gambaran pelayanan perawat dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada shift malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan perawatan langsung pada shift malam dapat memenuhi kebutuhan perawatan dengan kategori baik yaitu sebanyak 9 orang dan pendapat klien bahwa kegiatan perawatan langsung pada shift malam dengan kategori cukup memenuhi dengan baik yaitu sebanyak 16 orang. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggambarkan aktivitas perawat dalam memenuhi kebutuhan dasar pasien. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini sama sama meneliti tentang gambaran tindakan keperawatan. 2. Hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo Penelitian ini dilakukan oleh Sefriadinata pada tahun 2009. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, dengan sampel perawat tetap yang bertugas di RSUD Saras Husada Purworejo. Tujuan dari

8 penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi beban kerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo. Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan beban kerja dengan kinerja perawat di RSUD Saras Husada Purworejo. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan kinerja perawat. Persamaan dengan penelitian ini adalah penelitian ini sama sama meneliti tentang gambaran tindakan keperawatan.