BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (Nomor 20 Tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), h

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan meningkatkan potensi- potensi yang dimiliki agar senantiasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB V PEMBAHASAN. yang ditegaskan dalam teknik analisis. Penelitian ini menggunakan analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan secara jelas pada uraian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah beragam, antara lain: kurikulum 2013 hanya akan memberi beban

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUHAN A. Konteks Penelitian Anak dilahirkan dalam keadaan lemah baik secara fisik maupun kejiwaan, sejak lahir seorang anak sudah dianugerahi fitrah (potensi) untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain, manusia dikaruniai insting religius (naluri keagamaan). Fitrah agama ini merupakan kemampuan dasar yang mengandung kemungkinan atau berpeluang untuk berkembang. 1 Pengembangan potensi tersebut dilakukan secara sadar atau diluar kesadaran, seperti penindasan dan pemaksaan, dan adapula yang dilakukan secara sadar. Pengembangan diri manusia secara sadar dapat dilakukan melalui pendidikan. Pendidikan secara umum dipahami sebagai proses pendewasaan manusia menuju pada tatanan yang semestinya, yaitu terciptanya manusia seutuhnya yang meliputi adanya keseimbangan aspek-aspek kemanusiaan yang selaras dan serasi baik lahir maupun batin. Didalam aspek-aspek tersebut terkandung makna yang berkaitan dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi menuju insan kamil. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan 1 Baharudin dan Mulyono, Psikologi agama, (Malang: UIN Malang PRESS, 2008), hal. 97 1

2 membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. 2 Lebih rinci disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Dalam proses pendidikan melibatkan berbagai komponen yang berperan aktif terhadap kesuksesan pendidikan. Komponen-komponen tersebut yaitu meliputi visi-misi, kurikulum, metode, alat, sarana dan prasarana, lingkungan, iklim akademik, pimpinan, pendidik, tenaga kependidikan, dan siswa/mahasiswa. 3 Salah satu pendidikan yang sangat diperlukan oleh peserta didik adalah pendidikan agama. Eksistensi Pendidikan Agama Islam semakin kuat dari tahun ke tahun, apalagi setalah disahkannya Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 tentang pelaksanaan pendidikan agama. Hal ini sangat memungkinkan bagi sekolah untuk dapat menyelenggarakan pendidikan agama dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan agama islam dapat tercapai. Pendidikan agama Islam memiliki peranan besar terhadap perkembangan anak, baik pada usia anak masih kecil maupun pada usia selanjutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang menonjolkan aspek nilai baik nilai ketuhanan maupun nilai kemanusiaan. 2 Undang-Undang SISDIKNAS, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008), hal. 7 3 Mujamil Qomar, Kesadaran Pendidikan, (Jokjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 15

3 Nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang berlangsung sejak dini mampu membentuk kepribadian dan karakter anak sehingga mempunyai pengaruh yang kuat sepanjang hidupnya. Suatu upaya agar Pendidikan Agama Islam dapat efektif pada anak usia sekolah dasar (SD) adalah dibutuhkannya metode yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. 4 Metode Islam dalam membina anak kecil didasarkan pada dua hal, yaitu pertama, segi teoritis yaitu dengan cara mendiktinya. Kedua, segi praktek atau membiasakannya. Mengingat potensi anak untuk menghafal dan membiasakan sesuatu begitu besar dibandingkan usia-usia lain. Dalam teori perkembangan anak didik, dikenal ada teori konvergensi, di mana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya dengan mengembangkan potensi dasar yang ada padanya. Potensi dasar ini dapat menjadi penentu tingkah laku (melalui proses). Oleh karena itu, potensi dasar harus selalu diarahkan agar tujuan pendidikan tercapai dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui pembiasaan yang baik. 5 Pembiasaan pada pendidikan anak khususnya pembiasaan beribadah sangatlah penting dalam pembentukan karakter pada anak. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha 4 Kartini Kartono, Psikologi anak, (Psikologi Perkembangan), (Bandung : Mandiri Maju, 1995), hal. 116 5 Armei Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal. 111

4 Suci yang tidak dapat didekati kecuali oleh yang suci. Mengingat maraknya berbagai macam kejahatan, tawuran antar pelajar, dan semakin banyaknya generasi muda yang terlibat dalam pemakain obatobatan terlarang, merupakan indikasi dari kemerosotan akhlak dan moral. Oleh karena itu, pembentukan moral, karakter dan kepribadian anak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan nilai kemanusiaan menjadi kebutuhan dan keharusan. 6 Karakter tidak bisa dibentuk dan dibangun dalam waktu yang singkat. Membangun karakter anak membutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Karakter yang melekat pada anak bukan begitu saja terjadi secara tiba-tiba, tetapi sudah melalui proses panjang. 7 Upaya yang bisa dilakukan untuk membentuk karakter siswa di sekolah diantaranya adalah dengan melakukan pembiasaanpembiasaan beribadah. Dengan cara ini, siswa akan terbiasa untuk melakukan aktivitas-aktivitas keagamaan yang pada akhirnya dapat membentuk karakternya. Dengan pembiasaan beribadah akan memasukkan unsur-unsur positif pada pertumbuhan anak. Semakin banyak pengalaman agama yang didapat anak melalui pembiasaan beribadah, maka semakin banyak unsur agama dalam pribadinya dan semakin mudahlah ia memahami 6 Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter (Berbasis Iman dan Taqwa), (Yogyakarta: Teras, 2012), hal. 10 7 Ibid, hal. 15

5 ajaran agama. 8 Ketika suatu praktik sudah terbiasa dilakukan, berkat pembiasaan ini maka akan menjadi habit bagi yang melakukannya, kemudian akan menjadi ketagihan dan pada waktunya menjadi tradisi yang sulit untuk ditinggalkan. Di sinilah pentingnya pembiasaan beribadah dalam proses pendidikan khususnya pendidikan Sekolah Dasar. Dalam kegiatan di sekolah pembiasaan beribadah sangat ditekankan di Lembaga Pendidikan Islam termasuk di SD Islam Al- Azhaar Kedungwaru Tulungagung. Pembiasaan beribadah dilakukan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama di sekolah merupakan upaya untuk membentuk karakter siswa yang baik. Pelaksanaan pembiasaan beribadah di SD Islam Al-Azhaar berjalan sanggat baik. Sehubungan dengan itu peneliti mengambil lembaga pendidikan di SD Islam Al-Azhar sebagai objek penelitian. SD Islam Al-Azhaar yang berlokasi di desa kedungwaru adalah salah satu sekolah dasar yang menerapkan pembiasaan beribadah dalam pembentukan karakter peserta didik. Dengan diterapakannya pembiasaan beribadah ini diharapkan peserta didik dapat mengamalkan ajaran agama Islam sehingga dapat terbentuk karakter yang sesuai dengan agama Islam. Dalam menerapkan pembiasaan beribadah terdapat inovasi-inovasi yang menarik dalam sekolah tersebut. Pertama, SDI Al-Azhar Tulungagung merupakan salah 8 http://islamblogku.blogspot.com/2009/07/metode-pembiasaan-dalam-pendidikan.html, diakses tanggal 19 Mei 2014

6 satu lembaga pendidikan yang penulis pandang sebagai sekolah yang mengimplementasikan pentingnya pembiasaan beribadah dalam proses pendidikan. Sekolah tersebut juga mengoptimalkan pembiasaan beribadah dengan mengkolaborasikan antara kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu merancang sebuah kurikulum yang lebih dikembangkan yang dipandang perlu sesuai dengan tujuan pendidikan di lembaga tersebut misalnya dengan menambah jadwal-jadwal kegiatan yang bersifat selain membutuhkan penjelasan juga membutuhkan praktik dan pembiasaan, seperti wudhu, shalat berjamaah, salat wajib, dan sunnah seperti dhuha, membaca al-qur'an, adab bergaul, hafalan surat pendek, hafalan doa-doa, dan lain-lain. Itu terbukti dengan banyaknya praktik keagamaan yang dilakukan di sekolah secara rutin dan terjadwal, seperti tadarus dan salat dhuhur berjamaah. Berdasarkan paparan di atas dan pertimbangan tentang lembaga tersebut maka saya tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang pembiasaan beribadah yang ada di SD Islam Al- Azhaar dan saya tuangkan dalam skripsi yang bertemakan PEMBIASAAN BERIBADAH DALAM MEMBENTUK KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD ISLAM AL-AZHAR TULUNGAGUNG.

7 B. Fokus Penelitian Atas dasar pemikiran dan permasalahan di atas maka penulis merumuskan: 1. Bagaimana strategi pembiasaan beribadah dalam membentuk karakter peserta didik di SD Islam Al-Azhaar Tulungagung? 2. Bagaimana kendala yang dihadapi sekolah dalam pembiasaan beribadah di SD Islam Al-Azhaar? 3. Bagaimana penyelesaian dalam mengatasi kendala pelaksanaan pembiasaan beribadah dalam membentuk karakter peserta didk di SD Islam Al-Azhaar Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada fokus penelitian di atas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan strategi pembisaan beribadah dalam membentuk karakter siswa di SD Islam Al-Azhar Tulungagung. 2. Mendeskripsikan kendala yang dihasilkan anak dari pembiasaan beribadah. 3. Mendeskripsikan penyelesaian dalam mengatasi kendala pembiasaan di SD Islam Al-Azhar Tulungagung.

8 D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa beberapa manfaat, antara lain: 1. Secara Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan tambahan refrensi dan wawasan yang disajikan dalam bentuk dokumen pustaka tentang pembiasaan beribadah dalam membentuk karakter peserta didik di sekolah. 2. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi: a. Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan peningkatan pembiasaan beribadah dalam membentuk karakter peserta didik sekolah yang dipimpin. b. Perpustakaan Hasil penelelitian ini diharapkan akan memberikan dan menambah hasanah kepustakaan yang ada khususnya dalam dunia pendidikan. c. Bagi penelitian yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam perumusan desain penelitian lanjutan yang lebih mendalam dan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan pemahaman tentang pembiasaan beribadah di sekolah dalam membentuk karakter peserta didik.

9 E. Penegasan Istilah Dalam rangka menghindari kemungkinan terjadinya pemahaman atau penafsiran yang tidak sesuai dengan makna yang penulis maksudkan, untuk itu dipandang perlu penegasan istilah judul dalam penelitian ini, maka dari itu penulis tegaskan sebagai berikut: 1. Secara Konseptual 1) Pembiasaan beribadah di sekolah Secara etimologi pembiasaan berasal dari kata biasa. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, :biasa adalah lazim (umum), seperti sedia kala, sudah merupakan hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. 9 Ibadah secara bahasa merupakan kata masdar dari abada yang berarti memuja, menyembah, mengabdi. Orang yang menyembah disebut denga abid. Jadi ibadah adalah penyembahan, pemujaan, dan pengabdian. 2) Karakter peserta didik Secara bahasa karakter bermakna sifat-sifat kejiwaan, akhlak/budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. 10 9 Binti Maunah, Metodologi Pengajaran Aagam Islam,( Yogyakarta: SUKSES offset, 2009), hal. 93 10 Rizki Maulana, etc, Kamus Modern Bahasa Indonesia, (Surabaya: Lima Bintang), hal.193

10 Sedangkan secara terminologi, karakter berarti kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang. 2. Secara Operasional Berdasarkan pengertian di atas, dapat dijelaskan bahwa pembiasaan beribadah merupakan suatu upaya untuk membekali peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengalaman, latihan selama masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal untuk masa depan agar memiliki hati nurani yang suci, berakhlakul karimah, sehingga taat melaksanakan kewajiban dan perintah Allah SWT dengan tujuan agar tercermin pribadi yang mempunyai perilaku baik berupa ucapan, perbuatan sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya yang berdasar nilai-nilai agama Islam. F. Sistematika Pembahasan Dalam pembahasan skripsi ini penulis menyusun secara sistematis, disusun secara teratur, mudah dan jelas untuk itulah skripsi ini dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari: Bab I Pada bab pendahuluan berisikan tentang latar belakang, fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika pembahasan. Bab II pada bab ini merupakan kajian pustaka yang di dalamnya meliputi konsep pembiasaan beribadah, ruang lingkup pembiasaan

11 ibadah, proses pembiasaan beribadah, pengertian karakter, masa tepat pembentukan karakter, proses terbentuknya karakter, nilai-nilai karakter Peserta didik. Bab III pada bab ini merupakan metode penelitian yang memuat tentang jenis penelitian, lokasi penelitian, instrumen penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, teknis analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap-tahap penelitian. Bab IV pada bab ini berisikan tentang laporan hasil penelitian atau penyajian, serta analisis data yang diambil dari realita-realita objek berdasarkan penelitian yang di lakukan di SD Islam Al- Azhaar Tulungagung. Bab V pada bab ini merupakan bagian penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir yang mencangkup kesimpulan dan saran.