Eko Nugroho Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI PENERAPAN E-GOVERNMENT PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI RIAU MENGGUNAKAN PENDEKATAN METODE PEGI

Menilai penerapan e-government di Kementerian / Lembaga Negara Republik Indonesia menggunakan Framework PeGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN PENINGKATAN KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ACMM DAN TOGAF PADA POLITEKNIK XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Agenda. Ruang Lingkup Pertimbangan Evaluasi Peraturan-peraturan Kerangka Fungsional Kelompok Aplikasi Sub-dimensi Aplikasi Checklist

Lampiran Surat Nomor : 96 /DJAI.2/KOMINFO/AI.01.01/02/2013 KUISIONER. Pemeringkatan E-Government Indonesia (PEGI) 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBANGUNAN MODEL ELECTRONIC GOVERNMENT PEMERINTAHAN DESA MENUJU SMART DESA

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR4ATAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAN E-GOVERNMENT DI KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS. Analisis ini ditujukan untuk mendapatkan indikator proses dari setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sosialisasi Peraturan Gubernur DIY No. 2 Tahun 2018 tentang Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus STKIP Kie Raha)

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

PENYUSUNAN STRATEGI E-GOVERNMENT BERBASIS KERANGKA KERJA PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA (PEGI) DI LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada sistem informasi yang mereka miliki. yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Rong, 2011).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PERGURUAN TINGGI DENGAN TOGAF (STUDI KASUS : POLITEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA)

Presiden No. 3/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional. Pengembangan Pemerintahan Secara Elektronik. INPRES ini

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN STKIP HAMZANWADI SELONG DENGAN MENGGUNAKAN TOGAF ADM

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. signifikan terhadap sistem informasi dalam suatu organisasi. Dampak dari hal

IMPLEMENTASI STANDAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA TEKNOLOGI INFORMASI GUNA MENDUKUNG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI LEMBAGA PEMERINTAHAN

BAB I PENDAHULUAN I.I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Perencanaan Strategis SI/ TI di Akademi Militer (Akmil) Magelang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 3. Metode Penelitian

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

III METODOLOGI PENELITIAN

PRELIMINARY PHASE PERANCANGAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DENGAN TOGAF ADM (Studi Kasus BPTPM KABUPATEN SRAGEN)

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Porter s Value Chain Diagram yang digunakan pada fase Business Architecture.

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NTB TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK. Tim Penyusun Ranperda

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam perencanaan strategis di institusi perguruan tinggi. Perencanaan strategis

Dimensi Kelembagaan. Kebijakan Kelembagaan 1. Perencanaan 0.5

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA BIDANG PERENCANAAN DAN BIDANG KEUANGAN DI PT. PLN DISTRIBUSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Arsitektur Bisnis Biro Administrasi Kemahasiswaan (AK) Pada Perancangan Arsitektur Enterprise Universitas Sebelas Maret Menggunakan Framework TOGAF

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan pesat terhadap akses yang dapat dilakukan masyarakat untuk. masyarakat akan adanya suatu pengukuran kinerja.

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA PEMERINTAHAN BERBASIS SISTEM ELEKTRONIK

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #10 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004).

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

Transkripsi:

Peran Dimensi-Dimensi PeGI dalam Penyusunan Rencana Induk/ Rencana Strategis Pengembangan E-Government dengan Menggunakan Kerangka Kerja Arsitektur TOGAF Daru Hagni Setyadi Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia Daru.hagni.cio@ugm.ac.id Noor Akhmad Setiawan Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia noorwewe@ugm.ac.id Eko Nugroho Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia nugroho@ugm.ac.id Abstrak Pemeringkatan e-government Indonesia (PeGI) merupakan kegiatan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika yang digunakan sebagai acuan dan penilaian pelaksanaan e Government pada lembaga pemerintah. TOGAF merupakan kerangka kerja arsitekur enterprise yang dapat digunakan sebagai kerangka kerja untuk membangun rencana induk/ rencana strategis pengembangan e-government. Penelitian ini menunjukkan dan memetakan bahwa Dimensi-Dimensi PeGI dapat digunakan sebagai alat assessment kondisi arsitektur sekaligus sebagai Prinsip- Prinsip Arsitektur yang digunakan oleh TOGAF dalam siklus ADM. Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk mendapatkan alat assessment maupun Prinsip-Prinsip Arsitektur yang optimal untuk TOGAF. Kata Kunci TOGAF ; PeGI; assessment; Prinsip-Prinsip Arsitektur; ADM. I. PENDAHULUAN Pemerintah Pusat melalui Inpres No. 3 Tahun 2003 memberikan panduan dalam melaksanakan E-Government [1]. Di dalam panduan tersebut di antaranya menyatakan bahwa strategi pengembangan E-Government dilaksanakan baik pada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah otonom. Dinyatakan juga bahwa setiap instansi pemerintah pusat dan daerah harus menyusun Rencana Strategis pengembangan E-Government di lingkungannya masingmasing. Pemeringkatan E-Government Indonesia adalah kegiatan tahunan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk mengevaluasi penerapan E- Government di Instansi Pemerintah tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota secara obyektif dan komprehensif, mencakup aspek Kebijakan, Kelembagaan, Infrastruktur, Aplikasi dan Perencanaan. Salah satu tujuan dari adanya kegiatan PeGI adalah menyediakan acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah. Penelitian ini akan memetakan peran PeGI dalam penyusunan Rencana Induk/ Rencana Strategis pembangunan e-government dengan menggunakan TOGAF sebagai kerangka kerja (framework) penyusunan arsitektur enterprise. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Ahmad Fitriansyah melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pemanfaatan Teknologi Informasi di PDAM Kota Denpasar, Bali. Penelitian ini menggunakan penilaian berdasarkan dimensi-dimensi PeGI. Salah satu hal yang sangat menarik dalam penelitian ini adalah adanya daftar atribut-atribut pada dimensi PeGI yang digunakan sebagai indikator penilaian/ evaluasi [2]. Pipin F. Ariyani melakukan penelitian berupa kajian kerangka kerja pemeringkatan e-government di tingkat Kabupaten/ Kota. Pada penelitian ini, penulis menyajikan serangkaian indikator penilaian pada dimensi-dimensi PeGI. Penelitian ini melakukan analisis secara kualitatif terhadap indikator-indikator tersebut, untuk menilai kesesuaiannya dalam penerapannya pada tingkat Kabupaten/ Kota. Penelitian ini menyimpulkan bahwa seluruh indikator tersebut masih sesuai untuk diterapkan pada tingkat Pemerintah Kabupaten/ Kota. Dalam penelitian tersebut, Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-7 ISSN: 1907 5022

penulis juga mengusulkan tambahan indikator pada dimensi Aplikasi [3]. Fahmi A. dan Dana Indra S. melakukan penelitan yang bertujuan untuk menyusun strategi pengembangan e- Government pada Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN). Penelitian ini menggunakan PeGI untuk melakukan assessment kondisi terkini pada LAPAN, kemudian hasilnya dipetakan dalam pemetaan berdasarkan PeGI. Selanjutnya, ditentukan target nilai berdasarkan PeGI, untuk kemudian dilakukan penyusunan strategi untuk mencapai taget yang telah ditentukan tersebut [4]. B. Landasan Teori Menurut Melody, Enterprise Architecture adalah kerangka kerja konseptual yang menjelaskan bagaimana suatu enterprise dibangun dengan mendefinisikan komponen-komponen utamanya dan hubungan antar komponen-komponen tersebut [5]. ISO/IEC/IEEE 42010 mendefinisikan Architecture Framework sebagai serangkaian kesepakatan, prinsip, dan praktek untuk mendeskripsikan arsitektur yang dibangun di dalam suatu domain tertentu dari aplikasi dan / atau komunitas pemangku kepentingan [6]. Menurut Jaap Schekkerman, Enterprise Architecture Framework bukanlah arsitektur itu sendiri, melainkan serangkaian model, prinsip, layanan, pendekatan, standar, konsep desain, komponen, visualisasi, dan konfigurasi yang memandu pengembangan arsitektur pada aspek-aspek tertentu [7]. Guo Yanqing mendefinisikan e-government sebagai suatu cara bagi pemerintah untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang paling inovatif, secara khusus aplikasi web, untuk menyediakan kepada masyarakat dan sektor bisnis berupa akses ke informasi dan layanan pemerintah dengan lebih nyaman, untuk menyediakan layanan yang berkualitas, dan menyediakan kesempatan yang lebih baik untuk berpartisipasi dalam institusi dan proses yang demokratis [8]. Pemeringkatan E-Government Indonesia adalah kegiatan tahunan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) untuk mengevaluasi penerapan E- Government di Instansi Pemerintah tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota secara obyektif dan komprehensif, mencakup aspek Kebijakan, Kelembagaan, Infrastruktur, Aplikasi dan Perencanaan [10]. TOGAF (The Open Group Architecture Framework), adalah suatu kerangka kerja (framework) dan metodologi arsitektur enterprise yang digunakan oleh perusahaanperusahaan besar di dunia untuk meningkatkan efisiensi bisnis [11]. TOGAF mencakup pengembangan empat tipe arsitektur yang saling terkait. Business Architecture: berupa strategi bisnis, tata kelola, organisasi, dan proses-proses kunci. Data Architecture: struktur dari aset data dan sumberdaya manajemen data organisasi. Application Architecture: cetak biru masingmasing aplikasi yang akan digunakan, interaksi masing-masing, dan hubungannya dengan proses inti bisnis. Technology Architecture: kemampuan software dan hardware yang diperlukan untuk mendukung penggunaan layanan bisnis, data, dan aplikasi. Meliputi infrastruktur TI, middleware, jaringan, komunikasi, pemroses, dan beragam standar. Tujuan dari TOGAF adalah untuk menyediakan framework untuk perancangan, evaluasi, dan pembangunan arsitektur bagi enterprise. Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM (Architecture Development Method) yang memberikan rincian mengenai proses pengembangan arsitektur enterprise. Menurut Pemerintah Republik Indonesia (Inpres No. 3 Tahun 2003), E-Government adalah pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi dalam proses pemerintahan yang meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan [1]. Kementerian Komunikasi dan Informatika menerbitkan beberapa panduan yang dapat digunakan oleh lembagalembaga pemerintah dalam menyusun rencana induk pengembangan e-government. Penerapan e-government di setiap lembaga pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus mengacu kepada Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government Nasional, dengan tetap menyesuaikan dengan kondisi yang ada di setiap lembaga pemerintah [9]. Gambar 1. TOGAF ADM TOGAF tidak mewajibkan penggunaan metode atau kerangka kerja tertentu untuk melakukan assessment kondisi Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-8 ISSN: 1907 5022

arsitektur. Meskipun demikian, TOGAF memberikan rekomendasi metode assessment pada dokumentasinya. Assessment diperlukan sebagai acuan dalam membangun kerangka kerja arsitektur. Pada dasarnya, kerangka kerja arsitektur berkaitan dengan bagaimana mencapai kondisi yang diharapkan berdasarkan kondisi saat ini (as-is). Gambar 2: Posisi EA dan Assessment Kondisi III. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan diawali dengan menganalisis PeGI berdasarkan tujuan dan maksud diadakannya kegiatan PeGI tersebut. Selanjutnya, akan ditentukan jenis masukan yang dapat diberikan ke fase-fase ADM TOGAF terkait dengan tujuan dan maksud diadakannya PeGI, dengan tujuan untuk melakukan Penyusunan Rencana Induk/ Rencana Strategis Pengembangan E-Government pada instansi tertentu. 2. Memberikan dorongan bagi peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui evaluasi yang utuh, seimbang dan obyektif. 3. Mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional. Berdasarkan tujuan PeGI, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan PeGI yang dapat digunakan dalam pembangunan arsitektur adalah tujuan 1 dan 2. Yaitu sebagai acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah, dan sebagai alat evaluasi. Tujuan ke-3 (Mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional) tidak terkait secara lansung dengan penyusunan Rencana Induk/ Rencana Strategis Pengembangan E-Government pada instansi tertentu. Tujuan ke-3 tersebut dimanfaatkan oleh pemerintah pusat untuk mendapatkan peta pemanfaatan TIK di seluruh instansi pemerintah, baik vertikal maupun horisontal. Terkait dengan kegiatan PeGI, untuk melakukan evaluasi resmi sehingga hasilnya dapat diikutkan pada pemeringkatan yang dilakukan oleh Depkominfo, dilakukan assessment oleh tim asesor [12]. PeGI, dengan kuisionernya, dapat juga dijadikan alat untuk melakukan self-assessment oleh masing-masing organisasi. B. TOGAF Menurut dokumentasi TOGAF (Versi 9.x dan 8.x), ADM memiliki fase-fase yang mana setiap fase memerlukan masukan (input) yang akan diproses yang berasal dari hasil proses (keluaran) pada fase ADM sebelumnya, juga yang berasal dari luar ADM. Berdasarkan analisis PeGI di atas, kebutuhan masukan pada fase-fase ADM TOGAF yang terkait dengan acuan pengembangan dan evaluasi/ assessment adalah berupa Prinsip-Prinsip Arsitektur, dan maturity assessment yang menunjukkan tingkat kondisi organisasi saat ini (as-is). A. PeGI Gambar 3: Garis Besar Alur Penelitian IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN PeGI ditujukan untuk: 1. Menyediakan acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah. Prinsip-prinsip arsitektur ini pada dasarnya diperoleh dari berbagai sumber, berupa peraturan-peraturan dan panduan dari pemerintah dalam pembangunan arsitektur. Salah satu panduan yang digunakan adalah dimensi-dimensi PeGI, berikut kuisioner PeGI sebagai rincian dimensidimensi PeGI. Selain prinsip-prinsip arsitektur, terdapat masukan yang berupa gambaran kondisi arsitektur organisasi saat ini (asis) dan kondisi arsitektur yang diharapkan. Gambaran tersebut dapat diperoleh dengan melakukan assessment kondisi arsitektur. Indikator assessment yang digunakan adalah indikator yang diperoleh dari dimensi-dimensi PeGI. Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-9 ISSN: 1907 5022

C. Dimensi-Dimensi PeGI Sebagai Indikator Assessment Untuk dapat melakukan assessment menggunakan PeGI, terlebih dahulu kita tentukan indikator-indiktor assessment. Indikator-indikator tersebut pada dasarnya bersumber panduan kuisioner PeGI, dan dimensi-dimensi PeGI. Indikator-indikator tersebut dapat kita susun sendiri atau kita dapat mengambil hasil penelitan pihak lain. Yang penting, assessment kondisi saat ini dan kondisi target harus menggunakan indikator yang sama. Berikut ini beberapa indikator yang diperoleh Ahmad Fitriansyah [2] dalam penelitiannya (tidak semua indikator disajikan): Tabel 1. Indikator PeGI Dimensi Indikator Keterangan Kebijakan Proses Kebijakan Adanya manajemen/ proses terkait kebijakan Visi Visi dan Misi berkaitan dengan TIK Strategi kebijakan Pedoman penerapan Kelembagaan Keberadaan Struktur Organisasi yang efektif Adanya Visi dan Misi berkaitan dengan TIK Adanya dokumen yang memuat strategi penerapan kebijakan TIK Adanya Acuan-acuan untuk penerapan kebijakan TIK Adanya bagan organisasi yang sudah beroperasi secara resmi Tugas dan Fungsi Dokumentasi yang menunjukkan tugas dan fungsi dari organisasi dan unit-unit kerja di dalamnya Ketersediaan Sistem dan Prosedur Kerja yang lengkap dan terdokumentasi Ketersediaan SDM dan jumlah dan tingkat kompetensi yang sesuai Dokumen yang menunjukkan sistem dan prosedur tata cara kerja dan pengaturan pelaksanaan tugas/kegiatan TIK. Inventarisasi / pendataan tenaga tenaga kerja yang lengkap Infrastruktur Data Center Tersedia pusat data berikut sarana dan prasarana pendukung beserta SOP terkait. Jaringan Data Akses Internet memadai. Keamanan Adanya kebijakan dan sisdur keamanan. Pemeliharaan TIK Adanya SOP perawatan. Aplikasi Situs Web (homepage) Penyediaan informasi dan interaksi dengan masyarakat. Aplikasi Utama Fungsional Aplikasi Fungsional administrasi dan mana- Adanya aplikasi yang mempunyai sistem fungsi pelayanan publik Adanya aplikasi yang mempunyai sistem fungsi jemen umum administrasi dan manajemen umum Dokumentasi Adanya dokumentasi lengkap aplikasi yang digunakan. Perencanaan Pengorganisasian/fungsi Adanya fungsi yang melakukan perencanaan Sistem Perencanaan Adanya mekanisme proses perencanaan yang baku Dokumentasi Adanya dokumentasi perencanaan TIK Implementasi Plan Master Adanya rincian dari Master Plan TIK Assessment PeGI menggunakan rentang nilai sebagai berikut: Lebih dari atau sama dengan 3,60 sampai dengan 4,00 = SANGAT BAIK Lebih dari atau sama dengan 2,60 sampai dengan < 3,60 = BAIK Lebih dari atau sama dengan 1,60 sampai dengan < 2,60 = KURANG Lebih dari atau sama dengan 1,00 sampai dengan < 1,60 = SANGAT KURANG Selanjutnya, kita lakukan assessment terhadap kondisi arsitektur organisasi dengan menggunakan indikatorindikator PeGI tersebut. Tujuan assessment adalah untuk mengetahui kondisi kesiapan organisasi/ instansi terkait dengan indikator-indikator assessment. Penilaian yang diberikan merupakan taksiran seobyektif mungkin mengenai kondisi kesiapan organisasi yang bersangkutan pda dimensi yang terkait. Format tabel yang dapat digunakan adalah seperti di pada tabel 2 berikut ini. Tabel 2: Assessment Dimensi Saat Ini Dimensi Nomer Indikator Nilai Nama Dimensi 1 Indikator 1 2 Indikator 2 Dst.. Nilai rerata: Contoh pengisian, kita misalkan melakukan assessment pada dimensi aplikasi, dengan indikator adalah Situs Web (homepage). Berdasarkan tujuan dari adanya homepage, kita taksir nilai homepage yang sudah ada. Rentang penilaian menggunakan rentang nilai dari PeGI. Proses ini dilanjutkan sampai semua indikator mendapat penilaian. Hasil nilai rerata assessment pada masing-masing dimensi tersebut kemudian dipetakkan ke dalam model Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-10 ISSN: 1907 5022

grafik radar, yang mencerminkan kondisi terkini arsitektur pada organisasi yang bersangkutan, pada dimensi pengukuran yang dimaksud. 8 PA_08 9 PA_09 10 PA_10 11 PA_11 12 PA_12 13 PA_13 Pengelolaan infrastruktur memiliki dokumentasi yang dikelola dengan baik. Pembangunan aplikasi menggunakan skala prioritas, sesuai dengan kondisi. Pembangunan aplikasi mengedepankan Interoperabilitas. Pembangunan aplikasi dilaksanakan berdasarkan kelompok-kelompok aplikasi sesuai dengan panduan Kominfo. Perencanaan TIK, meliputi perencanan induk dan perencanaan rincian. Perencanaan TIK melibatkan pemangku kepentingan. Gambar 4: Grafik Radar Assessment Untuk memetakan kondisi arsitektur yang dituju (target architecture), gunakan indikator assessment yang sama dengan saat melakukan assessment kondisi saat ini. Berilah nilai yang diharapkan, yang mencerminkan kondisi organisasi yang akan dituju. Kesenjangan nilai yang ada akan menjadi architecture gap yang menjadi penentu langkah-langkah dalam membangun arsitektur. D. Analisis Dimensi-Dimensi PeGI Sebagai Prinsip-Prinsip Arsitektur Berdasarkan Dimensi-Dimensi PeGI, seanjutnya kita kita akan melakukan identifikasi Prinsip-Prinsip Arsitektur. Identifikasi diperoleh dengan menganalisis penyataanpernyataan pada penjelasan resmi mengenai PeGI dan pada kuisioner PeGI. Beberapa Prinsip Arsitektur yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 3. Prinsip-Prinsip Arsitektur No Kode Pernyataan 1 PA_01 2 PA_02 3 PA_03 4 PA_04 5 PA_05 6 PA_06 7 PA_07 Perumusan kebijakan terkait TIK dilaksanakan dengan konsisten dan terdokumentasi. Kebijakan terkait implementasi TIK selaras dengan Visi dan Misi organisasi. Pengembangan TIK dilaksanakan dengan skala prioritas. Evaluasi TIK dilaksanakan secara berkala dan memiliki dokumentasi yang tertib. Pengembangan, pemanfaatan, pengoperasian, penyedian layanan, dan tata kelola TIK diampu oleh organisasi yang memiliki kewenangan secara formal. Pengembangan, pemanfaatan, pengoperasian, penyedian layanan, dan tata kelola TIK diampu oleh organisasi yang memiliki aparatur yang memadai. Dukungan infrastruktur dan penunjang yang memadai untuk menunjang implementasi TIK. Selanjutnya, hasil pada tabel 3 di atas kita hubungkan ke fase ADM yang sesuai. Untuk analisis awal, kita buat daftar kandidat fase-fase ADM yang kita perkirakan terkait dengan prinsip-prinsip arsitektur yang terkait. Kandidat tersebut dianalisis lebih lanjut untuk menentukan fase ADM yang paling sesuai. Proses ini dijabarkan pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4: Prinsip-Prinsip Arsitektur dan Fase-Fase ADM No Kode Kandidat Fase ADM Fase ADM 1 PA_01 A A 2 PA_02 A, G A 3 PA_03 A, B, F A 4 PA_04 G, H G 5 PA_05 B B 6 PA_06 A, B B 7 PA_07 B, D D 8 PA_08 D D 9 PA_09 C, F, G C 10 PA_10 C C 11 PA_11 B, C C 12 PA_12 A, F F 13 PA_13 A A E. Pemetaan Dimensi PeGI ke Dalam Fase-Fase ADM TOGAF Hasil yang kita peroleh dari analisis dimensi-dimensi PeGI sebelumnya kita petakan ke dalam fase ADM TOGAF. Asssesment perlu dilakukan pada Fase Arsitektur Visi. Penyusunan Prinsip-Prinsip Arsitektur dilakukan pada fase Preliminary dan hasilnya akan mempengaruhi fase- fase ADM lainnya. Pemetaan dimensi PeGI digambarkan pada Gambar 4. Pinsip-Prinsip Arsitektur pada gilirannya akan mempengaruhi fase-fase ADM yang lainnya. Pemetaan Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-11 ISSN: 1907 5022

membangun rencana induk/ rencana strategis pembangunan e-government. Peran PeGI yang dimaksud adalah sebagai indikator assessment untuk mendapatkan kondisi arsitektur TIK saat ini (as-is) pada organisasi yang bersangkutan, dan sebagai bagian dari Prinsip-Prinsip Arsitektur yang disusun pada fase Preliminary pada TOGAF. Perlu untuk dijelaskan di sini bahwa prinsip-prinsip arsitektur pada TOGAF tidak hanya disusun berdasarkan hasil analisis dimensi-dimensi PeGI saja, tetapi juga dari berbagai macam sumber. Prinsip-Prinsip Arsitektur berdasarkan PeGI terhadap Fase- Fase ADM TOGAF digambarkan pada Gambar 5. Pada gambar 6, dijelaskan posisi Prinsip-Prinsip Arsitektur (dituliskan dalam bentuk kode) terhadap fase-fase ADM, yang diperoleh dari analisis dimensi-dimensi PeGI pada Tabel 4. Gambar 6: Prinsip-Prinsip Arsitektur Berdasarkan PeGI Terhadap ADM Dapat kita lihat, tidak semua Prinsip-Prinsip Asitektur yang diperoleh dari analisis dimensi-dimensi PeGI tersebar pada semua fase-fase ADM. Beberapa fase ADM tidak mendapatkan prinsip-prinsip arsitektur dari PeGI. Terkait penelitian ini, hal tersebut tidak menjadi masalah karena penelitian ini tidak bertujuan untuk itu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Prinsip-Prinsip Arsitektur dari dimensi-dimensi PeGI dan memetakannya ke dalam fasefase ADM yang sesuai. A. Kesimpulan Gambar 5: Peran PeGI Pada Fase-Fase ADM V. KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini menunjukkan peran PeGI terhadap kerangka kerja TOGAF, yaitu pada fase-fase ADM, terkait dengan pembangunan arsitektur enterprise untuk PeGI ditujukan sebagai alat evaluasi pengembangan e- Government yang utuh dan seimbang, sehingga dapat dijadikan sebagai indikator assessment kondisi arsitektur organisasi. B. Saran Tidak ada aturan resmi yang penulis temukan yang menentukan indikator-indikator apa saja pada Dimensi PeGI yang dapat digunakan sebagi panduan dalam melakukan assessment. Tidak juga ada aturan resmi yang penulis temukan yang menentukan bahwa suatu dimensi tertentu pada PeGI dapat dipetakan pada fase ADM tertentu. Perlu diperhatikan juga bahwa kuisioner PeGI, sebagai salah satu bahan penelitian ini, diperbarui setiap tahun. Meskipun secara garis besar kuisioner PeGI tidak akan menyimpang dari dimensi-dimensi PeGI yang ditentukan oleh Kemkominfo. Karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai: 1. Atribut-atribut dimensi PeGI yang dapat menjadi indikator assessment yang lebih sesuai. 2. Atribut-atribut dimensi PeGI yang dapat menjadi Prinsip-Prinsip Arsitektur yang lebih sesuai. TOGAF memberikan rekomendasi langkah-langkah untuk melakukan assessment kondisi arsitektur, meskipun tidak mewajibkannya. Karena itu diperlukan kajian lebih lanjut mengenai kesesuaian assessment menggunakan dimensi-dimensi PeGI, terkait dengan penggunaan kerangka arsitektur TOGAF, dibandingkan dengan metode assessment yang direkomendasikan oleh TOGAF. REFERENSI [1] Pemerintah Republik Indonesia, Instruksi Presiden Republik Indonesia - Inpres-03-03.pdf. Indonesia: Kementerian Hukum dan HAM, 2003, p. 14. [2] A. Fitriansyah, H. Budiarto, and J. Santoso, Metode Pemeringkatan E-Government Indonesia ( PeGI ) Untuk Audit Tata Kelola Teknologi, in Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2013, pp. 2 4. [3] P. F. Ariyani, Kajian Kerangka Kerja Pemeringkatan E-Government di Tingkat Kabupaten/ Kotamadya, BIT, vol. 10, no. 1, 2013. [4] F. Alusi and D. I. Sensuse, Penyusunan Strategi E-Government Berbasis Kerangka Kerja Pemeringkatan E-Gvernment Indonesia Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-12 ISSN: 1907 5022

(PEGI) di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, J. Inf. Syst., vol. 10, no. 1, pp. 36 44, Feb. 2014. [5] M. A. Rood, Enterprise architecture: definition, content, and utility, in Proceedings of 3rd IEEE Workshop on Enabling Technologies: Infrastructure for Collaborative Enterprises, 1994, pp. 106 111. [6] ISO/IEC/IEEE, ISO/IEC/IEEE 42010 : Architecture frameworks. [Online]. Available: http://www.iso-architecture.org/ieee-1471/afs/. [Accessed: 18-Oct-2014]. [7] J. Schekkerman, How to survive in the jungle of Enterprise Architecture Frameworks, 2nd ed. TRAFFORD, 2004, p. 222. [8] Y. Guo, E-Government: Definition, Goals, Benefits and Risks, 2010 Int. Conf. Manag. Serv. Sci., pp. 1 4, Aug. 2010. [9] Kementerian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan E-Government Lembaga, no. 3. 2003, pp. 1 59. [10] D. A. K. R. Direktorat e-government, Tujuan Pemeringkatan e- Government Indonesia (PeGI), 2015. [Online]. Available: http://pegi.layanan.go.id/tentang-pegi/tujuan/. [Accessed: 28-Feb- 2015]. [11] The Open Group, TOGAF TM Version 9 A Pocket Guide. Berkshire, United Kingdom: The Open Group, 2009. [12] Dimensi Pemeringkatan e-government Indonesia. [Online]. Available: http://pegi.layanan.go.id/tentang-pegi/dimensipemeringkatan-e-government-indonesia/. [Accessed: 02-Mar-2015]. Yogyakarta, 6 Juni 2015 H-13 ISSN: 1907 5022