BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI, 2007), angka nasional untuk AKI sebesar 228 per

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. vitamin B12, yang kesemuanya berasal pada asupan yang tidak adekuat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Anemia gizi besi pada ibu hamil masih merupakan salah satu masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) tahun 2010 menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

KARYA TULIS ILMIAH. Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh Gelar Ahli Madya Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hamil. Anemia pada ibu hamil yang disebut Potensial danger of mother and. intra partum maupun post partum (Manuaba, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. SDKI tahun 2007 yaitu 228 kematian per kelahiran hidup. (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB 1 PENDAHULUAN. partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia. uteri, syok, infeksi (baik intrapartum atau post partum).

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. dan untuk memproduksi ASI bagi bayi yang akan dilahirkannya (Francin, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

BAB I PENDAHULUAN. melalui alat indra (Lukaningsih, 2010: 37). Dengan persepsi ibu hamil dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. lambat untuk mencapai tujuan target Milenium (millenium development goals. 5, adalah penurunan 75% rasio kematian maternal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Masa Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah jumlah ibu hamil yaitu jiwa, dan menurut data Dinas

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang sangat besar bagi setiap wanita (Rusli, 2011). Kehamilan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang diharapkan setiap pasangan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB 1 PENDAHULUAN. relatif tinggi yaitu 63,5% sedangkan di Amerika 6%. Kekurangan gizi dan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 PENDAHULUAN. nutrisi yang cukup untuk dirinya sendiri maupun bagi janinnya. Maka bagi

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok yang paling rawan dalam berbagai aspek, salah satunya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

1998, WHO telah merekomendasikan penambahan suplemen asam folat sebesar 400 µg (0,4 mg) per hari bagi ibu hamil untuk mencegah kelainanan tabung

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB Ι PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis yang terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang menerangkan derajat kesehatan didalam suatu negara.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut World Health Organization (WHO) (2008), angka prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development Goals

KEJADIAN ANEMIA DI UPTD PUSKESMAS SINDANGWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia pada masa mendatang (Bobak, Lowdermik & Jensen, 2005). Upaya dalam kesehatan telah dipersiapkan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

! 1! BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah gizi dan pangan merupakan masalah yang mendasar karena secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) ambang menurut umur dan jenis kelamin (WHO, 2001).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indikator derajat kesehatan masyarakat ditentukan oleh rendahnya angka kematian ibu (AKI). AKI di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia dan Singapura. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan tingginya AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (2013), AKI di provinsi NTB mencapai angka 100 per 100.000 kelahiran hidup dengan kejadian anemia ibu hamil sampai dengan September 2013 mencapai 7,9%. Kematian ibu di Indonesia secara umum disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, penyebab obstetri langsung meliputi perdarahan 28%, preeklampsi/eklampsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu adanya permasalahan nutrisi meliputi anemia pada ibu hamil 40%, kekurangan energi kronis 37%, serta ibu hamil dengan konsumsi energi dibawah kebutuhan minimal 44,2% (Direktorat Bina Gizi Masyarakat, 2004; Departemen Kesehatan Republik Indonesia [Depkes RI], 2010). Anemia dalam kehamilan akan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu baik selama kehamilan, persalinan, maupun nifas, serta pada masa 1

2 laktasi. Anemia akan memberi pengaruh tidak baik pula pada janin yang dikandungnya. Berbagai penyulit yang akan timbul akibat anemia adalah: abortus, partus prematurus, partus lama, perdarahan pasca persalinan karena atonia uteri, infeksi saat dalam proses persalinan atau pasca persalinan. Anemia akan meningkatkan risiko terjadi kematian ibu 3,7 kali lebih tinggi jika dibandingkan ibu yang tidak anemia (Harnany, 2006). Sebagian besar anemia di Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekurangan besi (Fe) yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga Pemerintah Indonesia mengatasinya dengan mengadakan pemberian suplemen besi untuk ibu hamil, namun hasilnya belum memuaskan. Penduduk Indonesia pada umumnya mengkonsumsi Fe dari sumber nabati yang memiliki daya serap rendah dibanding sumber hewani. Kebutuhan Fe pada janin akan meningkat hingga pada trimester akhir sehingga diperlukan suplemen Fe (Surinati, 2011). Prevalensi kejadian anemia di Lombok mencapai angka 77,01% pada ibu hamil tahun 2002 yakni lebih tinggi dibanding angka secara nasional sebesar 40,1%. Upaya Pemerintah dalam mengurangi angka kejadian anemia pada ibu hamil yaitu melalui pemberian tablet tambah darah yang diberikan sebanyak 90 tablet selama kehamilan (Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat, 2007). Suhardjo (2003) menyatakan di beberapa negara berkembang masih adanya kepercayaan terkait dengan tabu makanan terhadap jenis makanan tertentu bagi ibu hamil maupun ibu nifas. Wanita hamil dan

3 setelah persalinan di Meksiko dilarang makan makanan yang bersifat dingin. Di Indonesia wanita hamil dan setelah persalinan dilarang makan makanan yang meliputi telur, daging, udang, ikan laut dan lele, keong, daun lembayung, nanas, serta makanan yang digoreng dengan minyak (Dinkes Pemalang, 2001). Penelitian Harnany (2006) menunjukkan adanya praktek tabu makanan di kota Pekalongan. Sebagian besar ibu hamil mengatakan mulai berpantang makanan setelah kehamilan berusia tujuh bulan, kecuali nanas dan durian justru berpantangnya pada awal kehamilan karena khawatir terjadi abortus, dan dianjurkan makan banyak nanas setelah kehamilan tua agar bayi yang dikandungnya bersih. Alasan tabu cenderung irasional, sebagai contoh cumi harus dihindari karena mempunyai tinta yang berwarna ungu/biru dikhawatirkan anak yang dilahirkan menjadi biru atau hitam. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada bulan Februari, ditemukan bahwa masyarakat Lombok masih memiliki kepercayaan terhadap pantang makanan tertentu selama kehamilan dan setelah persalinan. Adapun makanan yang dilarang untuk dikonsumsi adalah: cumi, udang, ikan, gurita, sambal, nanas, serta mangga. Adanya tabu makanan terhadap jenis makanan tertentu dapat mempengaruhi kebutuhan gizi ibu selama kehamilan. Pemenuhan gizi dengan mikronutrient penting yang tidak adekuat pada ibu hamil seperti protein, asam folat, vitamin C, vitamin A, zinc dan mikronutrient lain dapat

4 menghambat penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi yang terganggu akibat kekurangan mikronutrient penting akan meningkatkan kejadian anemia selama kehamilan. Kondisi ini dapat menghambat masa pertumbuhan dan perkembangan janin. Masalah anemia di Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten dengan anemia tertinggi di Nusa Tenggara Barat. Berdasarkan data di atas, maka peneliti perlu melakukan kajian untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari faktor di atas terhadap kejadian anemia di Lombok Barat. B. Perumusan Masalah Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan perilaku berpantang makanan dan kepatuhan konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia pada ibu hamil, sehingga rumusan masalah yang penulis ajukan : Adakah hubungan perilaku berpantang makanan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gerung? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum : Mengetahui hubungan perilaku berpantang makanan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Gerung.

5 2. Tujuan Khusus : a. Mengetahui gambaran perilaku makan pada ibu hamil dan jenis makanan yang dipantang. b. Mengetahui faktor predisposisi dengan kejadian anemia pada ibu hamil. c. Mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian anemia. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi di bidang keperawatan maternitas terkait transcultural nursing sehingga dapat mengurangi terjadinya penyulit dalam kehamilan yang diakibatkan oleh anemia. 2. Manfaat Praktis Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : a. Manfaat bagi ibu hamil Hasil penelitian ini dapat mengubah pemahaman ibu terkait kepercayaan berpantang makanan selama masa hamil sehingga terjadi perubahan ke arah perilaku hidup sehat dan menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil.

6 b. Manfaat bagi Puskesmas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan pelayanan dan penanganan ibu hamil dengan anemia, sehingga kejadian anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan pemeriksaan secara dini melalui pengawasan pola konsumsi ibu hamil. c. Manfaat bagi praktek keperawatan Memberikan gambaran perilaku berpantang makanan pada ibu hamil di Lombok sehingga perawat khususnya spesialis maternitas dapat menyusun program nutrisi untuk ibu hamil dengan pendekatan budaya. E. Keaslian Penelitian 1. Penelitian Sarwa (2003) dengan judul penelitian Pengaruh Intensifikasi Penyuluhan Gizi dalam Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil Terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi dan Pencapaian Nilai Hemoglobin Harapan. Penelitian ini dilakukan di Semarang dengan melibatkan 56 responden untuk mengetahui pengaruh intensifikasi penyuluhan gizi dalam pemberian zat besi pada ibu hamil terhadap kepatuhan mengkonsumsi zat besi dan pencapaian Hb harapan. Jenis penelitian ini adalah pre test-post test control group. Hasil pnelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap pencapaian nilai Hb harapan adalah penyuluhan gizi dan asupan protein. Persamaan dari

7 penelitian ini yaitu untuk menilai kepatuhan mengkonsumsi zat besi pada ibu hamil. Perbedaan dari penelitian ini adalah tujuan dan metode yang digunakan serta sampel yang terlibat dalam penelitian. 2. Penelitian Harnany (2006) dengan judul Pengaruh Tabu Makanan, Tingkat Kecukupan Gizi, Konsumsi Tablet Besi dan Teh Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kota Pekalongan tahun 2006. Penelitian ini dilakukan di Kota Pekalongan dengan tujuan mengetahui pengaruh tabu makanan, dan beberapa faktor lain, yakni tingkat kecukupan konsumsi zat gizi, konsumsi tablet besi, kebiasaan minum teh terhadap kadar Hb pada ibu hamil. Penelitian ini melibatkan 79 responden dengan menggunakan metode survei, dengan rancangan cross sectional, yang didahului dengan studi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari separuh responden menjalankan tabu makanan. Makanan yang dipantang adalah cumi (55,7%), udang (54,4%), ikan sembilan (51,9%), lele (49,4%), semua jenis ikan laut (11,4%), telur (24,1%), daging kambing (17,7%), nanas (29,1%), durian (32,9%), jantung (30,4%), terong (34,2%), dan gula jawa (1,3%). Lebih dari separuh responden (70,9%) menunjukkan tingkat kecukupan gizi dan vitamin C yang tergolong defisit, tingkat kecukupan protein tergolong kurang (26,6%), lebih dari separuh responden (63,3%) menunjukkan konsumsi tablet besi kurang dari yang dianjurkan, dan lebih dari separuh responden (51,9%) menderita anemia. Persamaan pada penelitian ini yaitu pada variabel penelitian

8 ibu hamil anemia, tabu makanan dan rancangan cross sectional. Perbedaan pada penelitian ini yaitu pada sampel penelitian yang berada di daerah perkotaan. 3. Penelitian Budiyarti (2010) dengan judul penelitian Hubungan Perilaku Berpantang Makanan Selama Masa Nifas dengan Status Gizi Ibu di Banjarmasin. Penelitian ini dilakukan di Banjarmasin dengan melibatkan 108 responden dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku berpantang makanan selama masa nifas dengan status gizi ibu di Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan menunjukkan adanya hubungan bermakna antara tingkat pendidikan, tipe keluarga, pengetahuan ibu, pengetahuan masyarakat dan sikap masyarakat dengan perilaku ibu berpantang makanan selama masa nifas. Persamaan penelitian ini yaitu pada variabel penelitian independent serta metode penelitian yang digunakan. Perbedaan penelitian ini yaitu pada variabel penelitian dependent, tempat serta jumlah sampel yang terlibat. 4. Penelitian Surinati (2011) dengan judul penelitian Perbedaan Berat Badan Lahir dan Berat Plasenta Lahir Pada Ibu Hamil Aterm dengan Anemia Dan Tidak Anemia Di RSUD Wangaya Kota Denpasar. Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dengan melibatkan 110 responden dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan berat badan lahir dan berat plasenta lahir pada ibu hamil aterm dengan anemia dan

9 tidak anemia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan antara berat badan lahir pada ibu hamil aterm dengan anemia dan tidak anemia, dimana berat badan lahir lebih rendah pada ibu hamil dengan anemia. Sedangkan berat plasenta pada ibu hamil aterm dengan anemia juga lebih rendah dibandingkan pada ibu hamil aterm tidak anemia. Persamaan penelitian ini yaitu pada sampel penelitian yang melibatkan ibu hamil anemia. Perbedaan penelitian ini adalah pada variable dependent yang diteliti. 5. Penelitian Khairi (2012) dengan judul penelitian Pengambilan Keputusan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil Anemia di Kecamatan Sakra Kabupaten Lombok Timur Provinsi NTB: Studi Grounded Theory. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Lombok Timur dengan melibatkan 25 partisipan dengan tujuan untuk mengembangkan konsep tentang proses pengambilan keputusan pemenuhan kebutuhan nutrisi ibu hamil anemia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory. Hasil penelitian ini yaitu menemukan sebuah konsep ketidakberhasilan memutuskan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Persamaan penelitian ini yaitu variabel penelitian ibu hamil anemia. Perbedaan penelitian ini yaitu tujuan dan metode yang digunakan peneliti.