BAB I PENDAHULUAN. animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah menjadi bagian terpenting dalam pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA. Laporan tugas akhir pada BAB IV akan dijelaskan mengenai beberapa proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. televisi, presentasi dan seminar, desain majalah dan membuat film kartun.

BAB I PENDAHULUAN. dari banyaknya judul film yang muncul di bioskop bioskop di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah Pembuatan film

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada usia dini anak mengalami masa keemasan yang merupakan masa dimana

BAB I PENDAHULUAN. mereka mempunyai pandangan tersendiri terhadap dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. informasi menjadi semakin canggih. Salah satu perkembangan media informasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang secara luas. Televisi mampu menekan pesan secara efektif

01 Meninjau Narasi 1.1. Analisa bentuk narasi untuk menghasilkan narasi yang siap untuk penulisan bagian berikutnya.

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. animasi 3 dimensi tentang suasana desa Lomaer, Kecamatan Blega, Bangkalan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat Edy Sedyawati dkk (2009:3) bahwa, seni media rekam atau yang sering disebut seni media.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah membuat film

BAB IV ANALISA DATA. A. Proses Analisa

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya sineas-sineas muda seperti Raditya Dika, Pandu. Birantoro (kru film Superman, Smallville), M Taufik Pradana (Sutradara

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah ditemukan untuk menjadi media hiburan. Dalam buku Mari Membuat

BAB I PENDAHULUAN. diproduksi semenarik mungkin agar penonton tidak merasa bosan. Berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. potensial bagi kesejahteraan masyarakat ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Bab 1. Pendahuluan. Film Hachiko : A Dog s Story adalah film drama yang didalamnya

2015 ANALISIS KONFLIK ANTARA MASYARAKAT DENGAN PERHUTANI AKIBAT PENGAMBILAN LAHAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan media komunikasi massa yang kini banyak dipilih untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia entertainment selalu dijadikan fenomena oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

ANALISIS GENRE PROGRAM QUIZ SHOW BULAN NOVEMBER TAHUN 2013 PADA STASIUN TELEVISI SWASTA NASIONAL DI INDONESIA SKRIPSI

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang kedua muncul di dunia, mempunyai masa

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup yang sering disebut movie. Film secara kolektif sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Film saat ini bukanlah menjadi hal baru dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Yang pertama, film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

BAB I PENDAHULUAN. elektronik, audio dan masih banyak lagi. Contoh kongkrit jenis media elektronik

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

PRODUKSI FILM ANIMASI SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

PENGEMBANGAN ASET VISUAL DALAM GAME SIMULASI PERTANIAN ORGANIK ASTRO FARMER DENGAN PENDEKATAN SYMBOLIC ANALOGY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual baru merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demikian, maka jelas bahwa komunikasi massa sifatnya satu arah. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. pukul 09:00 WIB untuk menanyakan kendala atau hambatan pada saat. pembelajaran Mendengarkan Pementasan Drama di dalam kelas.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA. penjelasan-penjelasan mendetail beserta sumber-sumber teoritis yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah membuat film animasi 2,5 dimensi bergenre drama tentang tentang berkurangnya populasi hewan akibat penebangan liar untuk anak sekolah dasar. Hal ini dilatarbelakangi oleh makin berkurangnya populasi hewan akibat maraknya penebangan hutan yang ada di Indonesia dan kurangnya kepedulian masyarakat dikarenakan kurangnya pemahaman akan hal tersebut terutama pada usia dini. Pada tahun 2001-2013 Indonesia telah kehilangan 15,8 hektar hutan (Indrarto, 2014: 9). Pembalakan liar merupakan salah satu penyebab utama kerusakan hutan di Indonesia (Gunarso, 2009: 101). Dampak pembalakan liar ini dirasakan oleh masyarakat sekitar hutan seperti perubahan cuaca yang tidak menentu, banjir bandang, sumber air berkurang, erosi, tanah longsor dan curah hujan serta hari hujan yang berkurang (Meijaard, 2006: 62). Penebangan hutan selain dapat menyebabkan bencana alam berupa banjir, tanah longsor dapat juga menyebabkan terganggunya ekosistem dari alam, dalam hal ini adalah semakin berkurangnya populasi hewan (Setyaningtyas, 2009: 182). Hutan sebagai habitat dari hewan memiliki peran yang vital, karena hutan digunakan sebagai tempat tinggal dan mencari makanan para hewan. Hewan adalah organisme yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat menyediakan makanannya sendiri (Suyitno, 2006: 96). Maka dari itu hewan 1

2 memerlukan ekosistem hutan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat mencari makanan. Perlindungan dan pelestarian satwa liar merupakan bagian dari sikap dan gerakan moral dalam rangka mewujudkan pelestarian lingkungan (Yanti, 2007: 89). Perubahan iklim yang diakibatkan oleh maraknya konversi lahan hutan menjadi perkebunan sawit, tanaman industri dan pertambangan turut menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa di Indonesia. Perubahan iklim memberikan dampak yang cukup signifikan pada perubahan temperatur dan curah hujan. Hal ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, menyebabkan pergeseran siklus reproduksi dan menyebabkan ekosistem tidak berfungsi secara ideal. Disisi lain, beragam upaya pemerintah dan masyarakat dalam mengembalikan satwa kepada habitatnya menjadi sia-sia karena rusaknya habitat satwa di hutan Indonesia yang semakin menyempit karena maraknya konversi hutan (http://www.perspektif.net/article/article.php?article_id=1598). Oleh karena itu perlu dibuat sebuah media yang dapat menyampaikan pesan tentang hal tersebut agar masyarakat dapat mengetahui betapa buruknya efek negatif bila penebangan hutan dilakukan terlalu berlebihan. Menurut Haney dan Ulmer dalam Yusufhadi Miarso (2004: 330) media presentasi yang paling canggih adalah media yang dapat menyampaikan lima macam bentuk informasi yaitu gambar, garis, simbol, suara, dan gerakan. Media itu adalah gambar hidup (film) dan televisi/video. McLuhan (1999: 252) mengulas karakteristik, kelebihan dan kekurangan berbagai tipe media. Film dengan sajian gambar dan suara sekaligus memanjakan imajinasi dapat dengan mudah menyentuh level afeksi pemirsa. Film memiliki kekuatan menyimpan dan mentransfer informasi dalam jumlah banyak.

3 Film adalah serangkaian gambar yang bergerak (Yustinah, 2004: 23). Menurut Wibisono (2006: 196) mengatakan bahwa film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media cerita, (Effendy, 2000: 201) juga berpendapat bahwa film adalah gambaran teatrikal yang diproduksi secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dan televisi atau sinetron yang dibuat khusus untuk siaran televisi. Fungsi utama dari film adalah sarana komunikasi untuk dapat menyampaikan pesan dengan lengkap selama waktu pemutarannya dengan audio dan visual (Riyana, 2009: 13). Film bisa dikategorikan menurut genrenya. Kata genre sendiri berasal dari bahasa Perancis, yang berarti "macam" atau "jenis" (Bordwell, 2008: 318). Sebuah film bisa juga memiliki lebih dari satu genre. Pada beberapa kasus, genre ditentukan oleh efek emosi yang ditimbulkan oleh film tersebut. Ada beberapa macam genre yang dikenal oleh masyarakat luas, misal genre musikal, horror, cerita detektif, komedi, drama dan lain-lain (Lubis, 2009: 49). Namun genre yang paling dapat diterima oleh masyarakat adalah genre drama. Dikarenakan film dan drama merupakan karya sastra yang menampilkan perjalanan hidup manusia, isi ceritanya adalah cerminan kehidupan masyarakat (Yustinah, 2004:23). Drama adalah kesenian melukis sifat dan sikap manusia dengan gerak (Slamet, 1985: 70). Film drama adalah ragam film yang sebagian besar tergantung pada pengembangan mendalam karakter realistis yang berurusan dengan tema emosional (Stokes, 2006: 92). Film drama memiliki tokoh yang realistis, dengan konflik baik pribadi, antar orang, antar budaya, maupun dengan alam (Alfian, 2014: 40). Genre drama sangat luas karena mencakup banyak hal, dari romansa

4 hingga epik. Temanya dapat mencakup isu aktual, penyimpangan sosial, ketidakadilan, dan sebagainya. Selain itu dalam film berdasarkan sifatnya, film terbagi menjadi empat yaitu film cerita, film berita, film dokumenter dan film kartun atau animasi (Karamoy, 2009: V.15). Film animasi merupakan salah satu media yang memiliki unsur audio dan visual yang dapat disesuaikan dengan umur dari audience, dengan cara pengemasan yang interaktif dan tidak membosankan bagi siswa maka informasi dapat dengan mudah disampaikan (Ridwan, 2011: 3). Film animasi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan (Fernandes, 2002: 33). Dalam film animasi pada umumnya terdapat dua jenis, yaitu 2D dan 3D. Animasi 2D adalah penciptaan gambar bergerak dalam lingkup dua dimensi. Animasi 2D adalah penciptaan gambar bergerak dalam lingkungan dua dimensi. Hal ini dilakukan dengan urutan gambar berturut-turut, atau frame, yang mensimulasikan gerak oleh setiap gambar menunjukkan berikutnya dalam perkembangan bertahap langkah-langkah. Animasi 3D adalah objek animasi yang berada pada ruang 3D. Objek animasi ini dapat dirotasi dan berpindah seperti objek riil. Dalam perkembangan film animasi khusus di Stikom Surabaya pada Program Studi D4 Komputer Multimedia dari tahun 2007-2014 rata-rata mahasiswa membuat film animasi yang berbasis 2D dan 3D. Dalam bidang seni mahasiswa dituntut agar kreatif, oleh karena itu dalam hal peneliti akan membuat sebuah film animasi dengan basis 2,5D sebagai bentuk eksplorasi dalam pembuatan film animasi.

5 Film animasi 2,5D adalah aset atau objek 2D yang ditempatkan pada ruang 3D (Weidong, 2011: 278). Dalam animasi 2D sumbu yang digunakan adalah sumbu X dan sumbu Y, kemudian pada animasi 3D sumbu yang digunakan adalah sumbu X, Y dan Z. Pada animasi 2,5D ini sumbu yang digunakan hampir sama dengan animasi 3D yaitu menggunakan sumbu X, Y dan Z, namun pada saat frame animasi 2,5D diputar dengan sumbu 90 derajat maka sumbu Z yang memberikan efek ke dalaman pada objek dan background akan flat dan tidak terlihat. Dengan kata lain sumbu Z pada animasi 2,5D ini adalah sumbu Z yang semu dan hanya bisa dirasakan dari perspektif depan dari framenya, berbeda dengan sumbu Z pada animasi 3D yang dapat dilihat dari perspektif manapun. Dari pemaparan di atas, disimpulkan bahwa pembuatan animasi menggunakan teknik animasi 2,5D yang menggabungkan aset animasi 2D ke dalam ruang 3D sehingga memiliki kekuatan tersendiri dalam hal penyajiannya. Kemudian genre yang digunakan adalah drama, karena drama adalah salah satu genre yang menekankan aspek perkembangan mendalam karakter dalam berinteraksi dan merupakan genre yang penuh dengan pembawaan perasaan sehingga penonton dapat merasakan apa yang dialami oleh pemeran yang ada di dalam film dan dapat mengalir dengan suasana pada film. Kemudian dengan tema utama penebangan liar, karena sasaran dari peneliti adalah anak Sekolah Dasar maka pengemasan dan pesan yang disampaikan akan lebih ringan sehingga mudah dimengerti dan difahami oleh penonton. Diharapkan dari Tugas Akhir ini dengan pemberian pengetahuan tentang dampak dari penebangan liar, anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa dapat lebih bijak dalam melakukan segala

6 hal yang menyangkut alam sekitarnya dan dapat menghargai hubungan antar mahluk hidup. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah bagaimana membuat film animasi 2,5D bergenre drama tentang berkurangnya populasi hewan di Indonesia yang disebabkan oleh kerusakan hutan? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas agar permasalahan tidak menyimpang, maka batasan masalah yang akan dikerjakan dalam Tugas Akhir ini antara lain: 1. Membuat film animasi menggunakan teknik 2,5D. 2. Membuat film animasi menggunakan genre drama. 3. Membuat film animasi dengan mengangkat tema tentang penebangan hutan. 4. Membuat film animasi dengan resolusi 1920x1080 pixel. 5. Film animasi 2,5D ini ditujukan terutama untuk anak sekolah dasar kelas 5 dan 6.

7 1.4 Tujuan Tujuan dari pembuatan film animasi ini adalah sebagai berikut: 1. Memproduksi sebuah film animasi 2,5D bergenre drama dengan latar belakang kerusakan hutan untuk anak Sekolah Dasar. 2. Mengangkat sebuah realita tentang dampak dari penebangan liar terhadap ekosistem didalamnya. 1.5 Manfaat Manfaat dari pembuatan film animasi 2,5D bergenre drama tentang penebangan liar untuk anak Sekolah Dasar dalam Tugas Akhir ini antara lain adalah: 1. Manfaat Teoritis Penggunaan animasi 2,5D disini dimaksudkan agar penonton merasakan sesuatu yang berbeda dari animasi 2D dan animasi 3D. Diharapkan mampu menjadi film animasi yang bukan hanya memberikan hiburan tetapi juga mengedukasi, melalui pengetahuan dari pesan yang disampaikan secara tersurat maupun tersirat. 2. Manfaat Praktis Dari dibuatnya Tugas Akhir ini diharapkan dengan pemberian pengetahuan tentang dampak dari penebangan liar, anak-anak yang nantinya akan menjadi penerus bangsa dapat lebih bijak dalam melakukan segala hal yang menyangkut alam sekitarnya dan dapat menghargai hubungan antar mahluk hidup.