TINJAUAN PUSTAKA. Jagun(Zea mays) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae

dokumen-dokumen yang mirip
STRUKTUR BIJI JAGUNG. Ada 3 bagian dasar yang menyusun biji yaitu : 1. Embrio

Varietas Menentukan Hasil Produksi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea. sistimatika tanaman jagung yaitu sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TANAMAN PENGHASIL PATI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara morfologi tanaman jagung manis merupakan tanaman berumah satu

HASIL DAN PEMBAHASAN

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

TEKNOLOGI PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN UNTUK MENINGKATKAN MUTU JAGUNG DITINGKAT PETANI. Oleh: Ir. Nur Asni, MS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays) adalah tanaman semusim yang berasal dari Amerika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IDENTIFIKASI DAN EVALUASI KEGIATAN BREEDING TANAMAN JAGUNG PADA KELOMPOK TANI DI KABUPATEN LUMAJANG

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JENIS-JENIS SEREALIA. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB 1

TEMPERATUR UDARA PENGERING DAN MASSA BIJI JAGUNG PADA ALAT PENGERING TERFLUIDISASI

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pertanian yang berguna untuk meningkatkan produktivitas tanah. Bahan utama

BAB I PENDAHULUAN. Sorgum manis (Sorghum bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung

JENIS-JENIS PENGERINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ilmiah tanaman jagung sebagaimana diketahui adalah: Kelas: Monocotyledoneae. Familia: Poaceae.

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (monoecious) yaitu letak

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan jagung yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kacang tanah merupakan komoditas pertanian yang penting karena banyak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis (Zea mays saccarata L.) atau yang lebih dikenal dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman berumah satu (Monoecious) yaitu letak

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan energi merupakan salah satu sumber kehidupan

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. atau Arecaceae dan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

TINJAUAN PUSTAKA. Jagung (Zea mays L) adalah anggota keluarga Graminae, ordo Maydeae, genus Zea (Fischer

Pengeringan Untuk Pengawetan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dibandingkan sesaat setelah panen. Salah satu tahapan proses pascapanen

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan krisis energi sampai saat ini masih menjadi salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN JAGUNG PADA ROTARY DRYER

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Biji Jagung Jagun(Zea mays) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu (Subekti dkk, 2007) Jagung merupakan tanaman semusim dengan batang tumbuh tegak, berakar serabut dan mempunyai tinggi antara 1 3 m. Tanaman jagung banyak dibudidayakan karena penyebarannya sangat luas, tanaman tersebut mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi lingkungan. Jagung tumbuh dengan baik di wilayah yang berada pada 580LU dan 500LS, sampai ketinggian lebih dari 3.000 m dpl, dengan kondisi curah hujan tinggi sampai rendah, lahan marjinal sampai subur, dan dari wilayah beriklim tropis (panas) sampai subtropis (Kementrian Pertanian, 2011).

7 Menurut (Subekti dkk, 2007) Berdasarkan bentuk dan strukturnya, biji jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Jagung Mutiara ( Flint Corn), Zea mays indurate Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat licin, mengkilap, dan keras. Bagian pati yang keras terdapat di bagian atas biji. Pada saat masak, bagian atas biji mengkerut bersama-sama, sehingga permukaan biji bagian atas licin dan bulat. Varietas lokal jagung di Indonesia umumnya tergolong ke dalam tipe biji mutiara. Tipe ini disukai petani karena tahan hama gudang. 2. Jagung Gigi Kuda ( Dent Corn), Zea mays indentata Bagian pati yang keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan bagian pati yang lunak di bagian tengah sampai ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan air lebih cepat dan lebih mengkerut daripada pati keras, sehingga terjadi lekukan ( dent ) pada bagian atas biji. Biji tipe dent ini bentuknya besar, pipih, dan berlekuk. 3. Jagung Manis ( Sweet Corn), Zea mays saccharata Biji jagung manis pada saat masak keriput dan transparan. Biji yang belum masak mengandung kadar gula (water -soluble polysccharride, WSP) lebih tinggi daripada pati. Kandungan gula jagung manis 4-8 kali lebih tinggi dibanding jagung normal pada umur 18-22 hari setelah penyerbukan. 4. Jagung Pod, Z. tunicatasturt Jagung pod adalah jagung yang paling primitif. Jagung ini terbungkus oleh glume atau kelobot yang berukuran kecil. Jagung pod tidak dibudidayakan secara komersial sehingga tidak banyak dikenal.

8 5. Jagung Berondong (Pop Corn ), Zea mays everta Tipe jagung ini memiliki biji berukuran kecil. Endosperm biji mengandung pati keras dengan proporsi lebih banyak dan pati lunak dalam jumlah sedikit terletak di tengah endosperm. Apabila dipanaskan, uap akan masuk ke dalam biji yang kemudian membesar dan pecah (pop ). 6. Jagung Pulut (Waxy Corn ), Z. ceritinakulesh Jagung pulut memiliki kandungan pati hampir 100% amilopektin. Adanya gen tunggal waxy (wx) bersifat resesif epistasis yang terletak pada kromosom sembilan mempengaruhi komposisi kimiawi pati, sehingga akumulasi amilosa sangat sedikit. 7. Jagung QPM ( Quality Protein Maize) Jagung QPM memiliki kandungan protein lisin dan triptofan yang tinggi dalam endospermnya. Jagung QPM mengandung gen opaque -2 (o2) bersifat resesif yang mengendalikan produksi lisin dan triptofan. Prolamin menyusun sebagian besar protein endosperm dengan kandungan lisin dan triptofan yang jauh lebih rendah dibanding fraksi protein lain. Fraksi albumin, globulin, Kelebihan jagung komposit adalah produksi benihnya dapat dilakukan dengan mudah oleh petani/kelompok tani dan lebih mampu beradaptasi pada kondisi lahan marginal. dan glutein memiliki kandungan lisin dan triptofan tinggi. Gen o2 dalam ekspresinya mengubah proporsi kandungan fraksi-fraksi protein. Fraksi prolamin berkurang hingga 50%, sedangkan sintesis albumin, globulin, dan glutein meningkat. Kandungan protein yang tinggi dalam endosperm memberikan warna gelap pada biji.

9 8. Jagung Minyak Tinggi ( High-Oil) Jagung minyak tinggi memiliki biji dengan kandungan minyak lebih dari 6%, sementara sebagian besar jagung berkadar minyak 3,5-5%. Sebagian besar minyak biji terdapat dalam scutelum, yaitu 83-85% dari total minyak biji. Jagung minyak tinggi sangat penting dalam industri makanan, seperti margarin dan minyak goreng, serta industri pakan. B. Tongkol Jagung Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol, tergantung varietas. Tongkol jagung diselimuti oleh daun kelobot. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah. Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap (Subekti dkk, 2007) Menurut (Yoseph, 2012) Kandungan tongkol jagung terdiri dari 1. Lignin Lignin adalah polimer tri-dimensional phenylphropanoid yang dihubungkan dengan beberapa ikatan berbeda antara karbon-ke-karbon dan beberapa ikatan lain antara unit phenylprophane yang tidak mudah dihirolisis. Di alam lignin ditemukan sebagai bagian integral dari dinding sel tanaman, terbenam di dalam polimer matrik dari selulosa dan hemiselulosa 2. Selulosa Selulosa merupakan komponen yang mendominasi karbohidrat yang berasal dari tumbuhan hampir mencapai 50%, karena selulosa merupakan unsur struktural dan komponen utama bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuhan.

10 Selulosa merupakan ß-1,4 poli glukosa, dengan berat molekul sangat besar. Unit ulangan dari polimer selulosa terikat melalui ikatan glikosida yang mengakibatkan struktur selulosa linier. Keteraturan struktur tersebut juga menimbulkan ikatan hidrogen secara intra dan intermolekul. Beberapa molekul selulosa akan membentuk mikrofibril dengan diameter 2-20 nm dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah teratur (kristalin) dan diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa mikrofibril membentuk fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya ikatan hidrogen. Fungsi dasar selulosa adalah untuk menjaga struktur dan kekakuan bagi tanaman. Selulosa bertindak sebagai kerangka untuk memungkinkan tanaman untuk menahan kekuatan mereka dalam berbagai bentuk dan ukuran yang berbeda. Itulah sebabnya dinding sel tanaman kaku dan tidak dapat berubah-berubah bentuk. Selulose ditemukan dalam tanaman yang dikenal sebagai microfibril dengan diameter 2-20 nm dam panjang 100-40000 nm). Secara kimia, selulosa merupakan senyawa polisakarida dengan bobot molekulnya tinggi, strukturnya teratur yang merupakan polimer yang linear terdiri dari unit ulangan ß-D- Glukopiranosa. Karakteristik selulosa antara lain muncul karena adanya struktur kristalin dan amorf serta pembentukan mikro fibril dan fibril yang pada akhirnya menjadi serat selulosa. Sifat selulosa sebagai polimer tercermin dari bobot molekul rata-rata, polidispersitas dan konfigurasi rantainya

11 3. Hemiselulosa Hemiselulosa merupakan salah satu penyusun dinding sel tumbuhan selain selulosa dan lignin, yang terdiri dari kumpulan beberapa unit gula atau disebut heteropolisakarida, dan dikelompokkan berdasarkan residu gula utama sebagai penyusunnya seperti xylan, mannan, galactan dan glucan. Hemiselulosa terikat dengan polisakarida, protein dan lignin dan lebih mudah larut dibandingkan dengan selulosa.hemiselulosa memiliki keragaman dengan selulosa yaitu merupakan polimer dari unit-unit gula yang terikat dengan ikatan glikosidik, akan tetapi hemiselulosa berbeda dengan selulosa dilihat dari komponen unit gula yang membentuknya, panjang rantai molekul dan percabangannnya. Unit gula yang membentuk hemiselulosa dibagi menjadi beberapa kelompok, seperti pentosa, heksosa, asam heksuronat dan deoksiheksosa.hemiselulosa merupakan suatu kesatuan yang membangun komposisi serat dan mempunyai peranan yang penting karena bersifat hidrofilik sehingga berfungsi sebagai perekat antar selulosa yang menunjang kekuatan fisik serat. Kehilangan hemiselulosa akan menyebabkan terjadinya lubang diantara fibril dan kurangnya ikatan antar serat. Oleh karena itu tongkol jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Pemanfaatan jagung dan limbahnya sebagai sumber energi terbarukan dengan teknologi konversi energi yang ada saat ini, di antaranya adalah (1) sebagai bahan bakar tungku untuk proses pengeringan atau pemanasan, (2) sebagai bahan bakar padat untuk proses pirolisis dan gasifikasi, (3) sebagai bahan baku pembuatan ethanol dan (4) sebagai bahan baku potential pembuatan biodiesel (widodo dkk, 2007)

12 C. Pengeringan Pengeringan adalah upaya untuk menurunkan kadar air biji jagung agar aman disimpan. Pengeringan jagung dapat dibedakan menjadi dua tahapan yaitu: 1.Pengeringan dalam bentuk gelondong. Pada pengeringan jagung gelondong dilakukan sampai kadar air mencapai 18% untuk memudahkan pemipilan. 2. Pengeringan butiran setelah jagung dipipil. Butiran jagung hasil pipilan masih terlalu basah untuk dijual ataupun disimpan, untuk itu diperlukan satu tahapan proses yaitu pengeringan akhir. Umumnya petani melakukan pengeringan biji jagung dengan penjemuran di bawah sinar matahari langsung, sedangkan pengusaha jagung (pabrikan) biasanya menggunakan alat pengering tipe batch dryer dengan kondisi temperatur udara pengering antara 50 o C 60 o C dengan kelembaban relatif 40% (Napitupulu dkk, 2011). Proses pengeringan jagung tongkol dilakukan hingga kadar air sekitar 17-18%, sehingga memudahkan untuk pemipilan. Selanjutnya jagung pipil tersebut dilanjutkan pengeringannya hingga kadar air penyimpanan, sekitar 13-14%. Pengeringan yang tidak memenuhi syarat (kadar air diatas 14%) akan menyebabkan jagung pipil mudah mengalami kerusakan dan turun kualitasnya di dalam penyimpanan. Pengeringan jagung juga dapat dilakukan dengan alat pengering. Hal ini dilakukan dalam kondisi cuaca yang tidak memungkinkan untuk mengeringkan, misalnya kondisi cuaca hujan terus menerus atau cuaca berawan. Banyak alat pengering yang dapat digunakan baik secara individu maupun secara berkelompok oleh petani. Contoh alat pengering Lister dryer 300 dan Surya Pala 500 serta pengering sederhana dengan kompor petromaks tipe IRRI dan Tipe Suryapala.

13 Alat pengering mempunyai beberapa tipe, antara lain: 1) Alat pengering model sumur, 2) Alat pengering vortex, dan 3) Alat pengering model bak. Pengeringan adalah proses penurunan kadar air suatu biji-bijian sampai tingkat kadar air tertentu. Proses pengeringan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebagian atau keseluruhan air yang dikandungnya (Bank Pengetahuan Tanaman Pangan Indonesia, 2010). Bagian-bagian mesin pengering sistem fluidisasi adalah kipas (blower) berfungsi untuk menghasilkan aliran udara. Selanjutnya adalah elemen pemanas ( heater) berfungsi untuk memanaskan udara, plenum dalam mesin pengering tipe fluidisasi merupakan saluran pemasukan udara panas yang dihembuskan kipas ke ruang pengeringan. Kemudian ruang pengering berfungsi sebagai tempat dimana bahan yang akan dikeringkan ditempatkan. Terakhir adalah hopper berfungsi sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke ruang pengering (Rahmawati dkk, 2012). Hasil pengeringan jagung, menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung sampai kadar air 13 %. Selain itu kadar air awal jagung juga sangat menentukan lamanya pengeringan (Atmaka dan Kawiji, 2011). Kinerja proses pengeringan bahan padat berbentuk butiran dalam unggun diam dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain temperatur dan lajualir udara masuk unggun butiran, ketinggian unggun butiran, kadar air awal bahan serta besarnya beban pengeringan butiran (grain drying load). Beberapa pengaruh tersebutdipelajari dalam penelitian ini untuk pengeringan sistem unggun diam (deep-bed) (Istadi dkk, 2000).

14 Menurut (Suriadi dan Murti, 2011 ) Peristiwa pindah panas terjadi pada proses pengeringan. Pindah panas sendiri dapat terjadi melalui 3 cara yaitu : 1. Konduksi Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan energi panas yang terjadi di dalam media padat atau fluida yang diam sebagai akibat dari perbedaan temperatur. Hal ini merupakan perpindahan energi dari partikel yang lebih energetik ke partikel yang kurang energetik pada benda akibat interaksi antar partikel-partikel. 2. Perpindahan Panas Konveksi Perpindahan panas konveksi adalah suatu perpindahan panas yang terjadi antara suatu permukaan benda padat dan fluida yang mengalir akibat adanya perbedaan temperatur. 3. Perpindahan Radiasi Perpindahan panas radiasi adalah suatu perpindahan panas yang terjadi secara pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu permukaan benda. Pengaruh laju alir udara pengering masuk terhadap dinamika kandungan air bahan berturut-turutuntuk ketinggian unggun 2,5 cm dan 5 cm pada temperatur udara pengering 60 o C. Pengaruh laju alir udara ini tidakbegitu signifikan pada sistem ini, Hal ini mungkin disebabkan oleh terlalu dekatnya variasi laju alir yang diambil atau mungkin memang sebenarnya tidak signifikan pengaruhnya. Dalam hal ini laju pengeringan atau laju perpindahan air dikendalikan oleh difusi air internal di dalam butiran dan tidak dikendalikan oleh difusi atau penguapan air dipermukaan.

15 Pada ketinggian unggun 2,5 cm diperlukan waktu pengeringan 2,8 jam, 3,25 jam dan 3,5 jam berturut-turut untuk laju alir 0,12 m/s, 0,1 m/s dan 0,08 m/s dan temperatur udara 60 o C. Sedangkan untuk ketinggian unggun 5 cm diperlukan waktu pengeringan 3,7 jam, 3,75 jam dan 3,9 jam berturut-turut untuk laju alir 0,12 m/s, 0,1 m/s dan 0,08 m/s pada temperatur udara 60 o C. Pengaruh ketinggian unggun butiran terhadap dinamika kandungan air bahan untuk temperatur udara 60 o C dan laju alir udara 0,12 m/s. Jika ketinggian unggun semakin besar maka beban pengeringan butiran (grain drying load) juga makin besar pula, sehingga waktu yang digunakan untuk mengeringkan bahan juga makin lama. Dalam pengeringan ini untuk ketinggian unggun 2,5 cm mempunyai beban pengeringan 13 kg bahan kering, sedangkan untuk ketinggian unggun 5 cm mempunyai beban pengeringan 25 kg bahan kering untuk butiran jagung. Pada temperatur udara ini diperlukan waktu pengeringan 2,8 jam dan 3,7 jam berturutturut untuk ketinggian unggun 2,5 cm dan 5 cm. Pengaruh temperatur udara masuk terhadap dinamika kandungan air bahan untuk laju alir udara 0,12 m/s dan ketinggian unggun 2,5 cm. Temperatur udara pengering mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kurva pengeringan. Temperatur udara pengering mempunyai pengaruh besar terhadap temperatur bahan dan mempengaruhi besarnya difusivitas air dalam butiran jagung disamping dipengaruhi oleh kadar airnya. Temperatur ini juga mempengaruhi besarnya sifat-sifat fisik bahan yang kemudian mempengaruhi besarnya koefisien perpindahan massa antara permukaan bahan dan udarapengering. Dalam pengeringan ini laju pengeringan dikendalikan oleh

16 temperatur udara pengering masuk. Semakin tinggi temperatur udara masuk maka waktu pengeringan yang diperlukan akan semakin singkat. Untuk temperatur 50, 60, dan 70 o C berturut-turut diperlukan waktu pengeringan kurang lebih 4,2, 2,8 dan 2,25 jam. Kurva laju pengeringan pada berbagai temperatur udara masuk. Semakin tinggi temperatur udara masuk maka secara relatif semakin tinggi pula besarnya laju pengeringan pada kondisi pengeringan yang sama (Istadi dkk, 2000). D. Pengaruh Suhu Terhadap Pengeringan Laju penguapan air bahan dalam proses pengeringan sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. Bila suhu pengering dinaikkan, maka panas yang dibutuhkan untuk penguapan air bahan akan berkurang. Pada proses pengeringan harus diperhatikan suhu pengeringnya. Semakin besar perbedaan antar suhu media pemanas dengan bahan yang dikeringkan, semakin cepat pula kecepatan pindah panas ke dalam bahan pangan. Sehingga penguapan air dari bahan akan lebih banyak dan cepat. Proses pengeringan yang menggunakan suhu tinggi dalam waktu singkat akan lebih kecil kemungkinannya merusak bahan dari pada proses pengeringan bahan dengan suhu rendah dalam waktu lama. Oleh karena itu, bahan yang dikeringkan pada alat pengering mekanis selama empat jam akan lebih baik hasilnya daripada dikeringkan dengan sinar matahari selama dua hari. Pada proses pengeringan, suhu udara selain akan berpengaruh terhadap waktu pengeringan atau lamanya pengeringan juga akan berpengaruh terhadap kualitas bahan yang dikeringakan.

17 Untuk menekan biaya pengeringn atau mencapai biaya serendah mungkin dengan kapasitas pengeringan yang tinggi, maka dapat digunakan suhu yang tinggi. Akan tetapi, suhu yang digunakan tersebut tidak sampai merusak bahan yang dikeringakan. Karenanya, suhu pada keadaan ini akan mencapai suhu kritis bahan, yaitu dimana kadar air bahan yang dikeringkan dalam keadaan kritis dan waktu berubah secara singkat, sehingga kecepatan pengeringan akan berubah.