BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkannya lagi terhadap masyarakat. Adanya proses globalisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup andil dalam kehidupan ekonomi masyarakat. Menurut. Prasanjaya dan Ramantha (2013) bank memberikan kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dalam bentuk simpanan giro, tabungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

yang mampu mempunyai profitabilitas yang memadai.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya


BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraaan masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan perekonomian. Peranan strategis disebabkan oleh fungsi utama

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perencanan tersebut, bank juga berfungsi sebagai media dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut UU No 10 Tahun 1998, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana, menyalurkaan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana adalah kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam era globalisasi ini membawa kecenderungan pada kegiatan perbankan dalam kondisi persaingan antar Bank Swasta, Bank Daerah, maupun Bank BUMN. Ditambah lagi sekarang ini sudah banyak kehadiran Bank asing di Indonesia. Persoalan penting yang harus dialami perbankan sekarang ini adalah persaingan mendapatkan nasabah. Dalam hal ini bank harus memiliki kegiatan investasi usaha agar bank tersebut mendapatkan profit dari nasabah. Kegiatan 1

2 investasi usaha dapat berkembang tergantung dukungan dari lembaga keuangan bank, yang salah satu fungsinya menumbuhkembangkan pergerakan investasi usaha dengan penyaluran kredit yang terbesar dan atau bentuk lainnya kepada pihak pengusaha yang berkepentingan. Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membangun usaha dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut UU no. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil resiko dalam memberikan kredit bank harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik dan kemampuan membayar nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Bank Jabar Banten adalah badan usaha yang memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menunjang perekonomian karena memegang peranan strategis dalam menjalankan lalu lintas dan pendistribusian dana. Bank BJB Kantor Cabang Utama Bandung merupakan salah satu bank yang memberikan kredit atau pinjaman dan berbagai macam kredit telah diluncurkan oleh bank guna menarik nasabah. Dengan adanya pemberian pinjaman kredit tersebut diharapkan dapat memanfaatkannya untuk mendapatkan kredit guna menjalankan usahanya.

3 Pelayanan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan sehingga taraf hidup masyarakat dapat meningkat. Bank BJB memberikan pelayanan jasa perbankan dan pemberian kredit kepada masyarakat. Seiring dengan perkembangan penyaluran kredit yang terus meningkat hal ini akan berdampak pada perkembangan permodalan bank umum. Pada kenyataannya kondisi ekonomi tidak selalu baik, bahkan cenderung naik turun. Pada saat kondisi ekonomi sedang turun, bank lebih memilih menyalurkan kredit modal kerja. Semakin banyak bank menyalurkan kredit ini maka semakin banyak pendapatan bunga yang diperoleh. Ketika pendapatan yang diterima meningkat yang nantinya dapat mempengaruhi jumlah laba, baik dividen dan laba ditahan, meningkatkan pertumbuhan modal dan akhirnya dapat meningkatkan sumber dana untuk menyalurkan kreditnya (Setiawati, 2008) Dirut Bank BJB, Ahmad Irfan memaparkan pertumbuhan kredit konsumer itu mendukung pertumbuhan kredit Bank BJB secara keseluruhan. Untuk itu, pihaknya akan mempertahankan kredit konsumer sebagai captive market Bank BJB, dan ditingkatkan melalui pertumbuhan organik dan anorganik. Kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas, lanjut dia, tidak terlepas dari pengelolaan biaya operasional yang sehat. Biaya operasional bank mengalami peningkatan seiring dengan semakin berkembangnya bisnis bank serta jaringan kantor Bank BJB. Kinerja perusahaan dapat diketahui dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan rasio keuangan yang mencerminkan aspek kuantitatif dari perusahaan tersebut. Rasio keuangan mencerminkan kemampuan bank dalam

4 mengelola dan mengalokasikan sumber dananya. Bank dikatakan mempunyai tingkat likuiditas yang cukup jika bank tersebut memiliki sumber daya financial, yang memadai untuk mendanai aktivanya dan memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo. Tingkat likuiditas yang semakin tinggi tentunya kemampuan bank tersebut untuk menyediakan dana bagi nasabahnya juga semakin baik (Indra, 2012). Pertumbuhan kredit suatu Bank tidak terlepas dari kinerja yang dihasilkan. Peningkatan kinerja keuangan mempunyai dampak yang luar biasa kepada usaha menjaga kepercayaan nasabah agar tetap setia menggunakan jasa Bank. Rasio yang digunakan dalam perbandingan Kinerja Keuangan Bank yang meliputi: Rasio permodalan yang diwakili CAR (Capital Adequacy Ratio), penyaluran kredit yang diwakili NPL (Net Perfoming Loan), Rasio efesiensi Bank yang diwakili oleh variable BOPO, dan Net Interest Margin (NIM) (Fauzia, 2013). Tingkat profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasioa keuangan Return on Asset (ROA) karena ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan secara keseluruhan. Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan (Dendawijaya, 2009). Sehubungan hal tersebut, berikut ini perkembangan rasio profitabilitas yang diwakili oleh CAR (Capital Adequacy Ratio), NIM (Net Interest Margin),

5 ROA (Return on Assets), NPL (Non Perfoming Loan), BOPO dan LDR (Loan to Deposit Ratio) pada Bank BJB periode tahun 2009 sampai tahun 2014 adalah sebagai berikut: Tabel 1.1 Profitabilitas Bank BJB Periode 2009-2014 Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014 CAR 21.20% 22,85% 18,36% 18,11% 16,51% 16,08% NIM 7,63% 7,32% 6,89% 6,76% 7,96% 6,79% ROA 3,24% 3,15% 2,65% 2,46% 2,61% 1,94% NPL 1,97% 1,86% 1,21% 2,07% 2,83% 4,15% BOPO 77,30% 76,60% 80,02% 80,02% 79,41% 85,94% LDR 89,44% 71,54% 72,95% 74,09% 96,47% 93,18% Sumber : Profitabilitas Bank BJB Periode 2009-2014 Fenomena yang terjadi adalah profitabilitas Return on Assets (ROA) dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan, hal ini berdasarkan tabel 1.1 profitabilitas (ROA) pada 2009 2010 profitabilitas (ROA) mengalami penurunan dari 3,24% turun menjadi 3,15%, kemudian pada tahun 2010 2011 kembali mengalami penurunan dari 3,15% turun menjadi 2,65%, kemudian pada 2011 2012 kembali mengalami penurunan dari 2,65% turun menjadi 2,46%. Namun pada tahun 2012 2013 mengalami kenaikan dari 2,46% naik menjadi

6 2,61%, kemudian pada tahun 2013 2014 mengalami penurunan dari 2,46% turun menjadi 1,94%. Sedangkan CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain (Restiyana, 2011). Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa CAR sebagai indikator permodalan mengalami kenaikan pada tahun 2009 2010 dari 21,20% naik menjadi 22,85%, namun setelahnya mengalami penurunnya setiap tahunnya. Pada tahun 2010 2011 mengalami penurunan dari 2010 2011 dari 22,85% turun menjadi 18,36%, kemudian pada tahun 2011 2012 dari 18,36% turun menjadi 18,11%, kemudian pada tahun 2012 2013 dari 18,11 turun menjadi 16,51%, kemudian pada tahun 2013 2014 dari 16,51 turun menjadi 16,08%. Semakin menurunnya CAR mencerminkan permodalan bank yang semakin melemah. NPL (Non Perfoming Loan) merupakan kredit yang telah disalurkan, namun kurang lancar, diragukan dan macet. NPL bertujuan untuk mengetahui kinerja manajemen dalam menggunakan semua aktiva secara efesien (Restiyana, 2011). Pada tabel 1.1 di atas terlihat bahwa rasio NPL tahun 2009 2010 mengalami penurunan dari 1,97% turun menjadi 1,86%, kemudian pada tahun 2010 2011 kembali mengalami penurunan dari 1,86% turun menjadi 1,21%, kemudian pada tahun 2011 2012 mengalami kenaikan dari 1,21% naik menjadi 2,07%, kemudian pada tahun 2012 2013 kembali mengalami kenaikan dari

7 2,07% naik menjadi 2,83%, kemudian pada tahun 2013 2014 mengalami kenaikan yang cukup besar yaitu dari 2,83% naik menjadi 4,15%. Rasio BOPO atau Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional mencerminkan tingkat efesiensi perbankan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya (Restiyana, 2011). Pada tabel 1.1 terlihat dimana perolehan BOPO dari tahun 2009 2014 tidak menentu atau bisa dikatakan berfluktuasi. BOPO mengalami pergerakan menurun pada tahun 2009-2010 dari 77,30% turun menjadi 76,60% lalu kembali meningkat pada tahun 2011 menjadi 80,02%, kemudian pada tahun 2011 2012, BOPO tidak mengalami kenaikan maupun penurunan melainkan tetap 80,02%, kemudian pada tahun 2012 2013 mengalami penurunan dari 80,02% turun menjadi 79,41% lalu kembali meningkat cukup besar yaitu 85,94% di tahun 2014. Variabel yang digunakan dalam penilaian aspek likuiditas adalah LDR (Loan to Deposit Ratio). Teori yang ada dimana hubungan antara LDR dan ROA seharusnya adalah berbanding lurus, dimana setiap kenaikan LDR akan diikuti kenaikan Return On Assets (ROA) (Sianturi, 2012). Pada tabel 1.1 terlihat dimana LDR mengalami fluktuasi yaitu sebesar 89,44% pada tahun 2009, menurun menjadi 71,54% pada tahun 2010, kemudian pada tahun 2010 2011 mengalami kenaikan dari 71,54% naik menjadi 72,95%, lalu kembali mengalami kenaikan menjadi 74,09%, lalu mengalami kenaikan yang cukup besar menjadi 96,47% pada tahun 2013, lalu mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 93,18%.

8 Rasio NIM (Net Interest Margin) digunakan untuk mengetahui pendapatan bunga bersih dalam 12 bulan yang mampu diperoleh bank apabila dibandingkan dengan rata-rata produktiv bank. Pendapatan bunga bersih ini diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Sehingga semakin besar perubahan NIM suatu bank maka semakin besar ROA yang diperoleh yang berarti kinerja bank tersebut semakin baik. Sedangkan bila perubahan NIM semakin kecil, maka ROA juga semakin kecil dengan kata lain kinerja perusahaan semakin menurun (Restiyani, 2011). Mengenai pergerakan rasio NIM, dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 2010 mengalami penurunan dari 7,63% turun menjadi 7,32%, lalu mengalami penurunan menjadi 6,89% pada tahun 2011 dan 6,76% pada tahun 2012. Namun pada tahun 2012 2013 mengalami kenaikan dari 6,76% naik menjadi 7,96%, lalu mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 6,79%. Dalam penulisan skripsi ini, penulis tertarik untuk menganalisis apakah pinjaman kredit yang disalurkan dan efisiensi Bank BJB Cabang Utama dapat mempengaruhi profitabilitas Bank BJB Cabang Utama. Seperti bank-bank pada umumnya, Bank BJB Cabang Utama mempunyai prinsip yang diterapkan yang membantu penilaian calon debitur dalam proses pengambilan keputusan pemberian kredit. Kredit yang diberikan Bank BJB Cabang Utama mengalami permasalahan dari tahun ke tahun yaitu kredit macet serta pertumbuhan penurunan kredit yang diberikan. Hampir semua bank mengalami pertumbuhan dan penurunan kredit yang diberikan. Menurut data perkembangan kredit yang diperoleh pada Bank BJB Cabang Utama adalah sebagai berikut :

9 Tabel 1.2 PEROLEHAN KREDIT BANK BJB CABANG UTAMA Periode 2009-2014 (Dalam satuan rupiah) Tahun Kredit Yang Diberikan Pertumbuhan / Penurunan 2009 63,771,836,758-2010 790,367,298,287 726,595,461,529 2011 1,080,565,832,445 290,198,534,158 2012 1,000,085,030,254 (80,480,802,191) 2013 1,719,998,105,538 719,913,075,284 2014 1,846,247,217,806 126,249,112,268 Sumber : Perolehan Kredit Bank BJB Cabang Utama Periode 2010-2014 Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dilihat bahwa kredit yang diberikan oleh Bank BJB Cabang Utama mengalami pertumbuhan dan penurunan disetiap tahunnya. Perolehan kredit yang diberikan Bank BJB Cabang Utama dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan sangat besar, sebesar 726,595,461,529 hingga 2011 mengalami kenaikan. Namun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup besar, sebesar 80,480,802,191. Namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 perolehan kredit yang diberikan Bank BJB Cabang Utama mengalami pertumbuhan yang sangat besar, sebesar 719,913,075,284. Selanjutnya dari tahun 2013 ke tahun 2014 perolohan kredit Bank BJB Cabang Utama mengalami kenaikan yang cukup besar, sebesar 126,249,112,268. Hal ini akan dapat mempengaruhi laba dan tingkat profitabilitas Bank BJB Cabang Utama.

10 Tabel 1.3 LABA BANK BJB CABANG UTAMA Periode 2009-2014 (Dalam satuan rupiah) Tahun LABA Kenaikan / Penurunan 2009 269,300,579,200-2010 355,059,024,369 85,758,445,169 2011 349,213,926,917 (5,845,097,452) 2012 302,702,957,938 (46,510,968,979) 2013 325,410,309,575 22,707,351,637 2014 559,407,060,105 233,996,750,530 Sumber : Laporan Laba Rugi Bank BJB Cabang Utama Periode 2010-2014 Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa laba Bank BJB Cabang Utama mengalami kenaikan dan penurunan disetiap tahunnya. Laba yang diperoleh Bank BJB Cabang Utama dari tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami kenaikan yang cukup besar, sebesar 85,758,445,169. Namun tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan yang cukup besar, sebesar 5,845,097,452. Dari tahun 2011 ke tahun 2012, laba yang diperoleh Bank BJB Cabang Utama kembali mengalami penurunan yang sangat besar, sebesar 46,510,968,979. Namun pada tahun 2012 ke tahun 2013, laba yang diperoleh Bank BJB Cabang Utama mengalami kenaikan yang cukup besar, sebesar 22,707,351,637. Pada tahun 2013 ke tahun 2014, laba yang diperoleh Bank BJB Cabang Utama mengalami kenaikan yang sangat besar, sebesar 233,996,750,530. Hal ini dilatar belakangi oleh fenomena salah satunya pemberian kredit yang dilakukan oleh Bank BJB Cabang Utama.

11 Berdasarkan penelitian penelitian sebelumnya yang berkaitan peneliti tertarik untuk mengembangkan penelitian untuk mengetahui pengaruh kredit yang diberikan terhadap profitabilitas bank. Penelitian ini mengambil bahan penelitian berupa laporan keuangan yang diteliti dalam kurun waktu 2009-2014. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Bank BJB Cabang Utama dengan judul PENGARUH PINJAMAN KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP PROFITABILITAS BANK (Suatu Studi Kasus pada Bank BJB Cabang Utama Bandung periode 2009-2014). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan pinjaman kredit pada Bank BJB Cabang Utama Bandung. 2. Bagaimana tingkat efisiensi operasional pada Bank BJB Cabang Utama Bandung. 3. Bagaimana tingkat profitabilitas pada Bank BJB Cabang Utama Bandung. 4. Apakah pinjaman kredit dan efisiensi operasional berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank BJB Cabang Utama.

12 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh pinjaman kredit terhadap profitabilitas Bank BJB Cabang Utama periode 2009-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai perkembangan pinjaman kredit pada Bank BJB Cabang Utama. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai tingkat efisiensi operasional pada Bank BJB Cabang Utama 3. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai tingkat profitabilitas pada Bank BJB Cabang Utama. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris mengenai seberapa besar pengaruh kredit dan efisiensi operasional terhadap profitabilitas pada Bank BJB Cabang Utama. 1.4 Kegunaan Penelitian Beberapa manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini, yaitu: 1. Bagi penulis. Dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat menerapkan teori yang telah diperoleh selama kuliah untuk dipraktikan secara langsung dalam kasus yang nyata di perusahaan 2. Bagi perusahaan yang diteliti (Bank), hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan penelitian atau masukan berupa saran-saran yang dapat menunjang kinerja perusahaan selanjutnya.

13 3. Bagi pembaca dan peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi lembaga pendidikan/mahasiswa yang melakukan penelitian dengan masalah yang serupa. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian bertempat di kantor Bank BJB Cabang Utama, Jalan Braga No.12, Bandung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2015.