Kembali kepada Ketulusan Hati untuk Berbuat Baik

dokumen-dokumen yang mirip
DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

LUCKY_PP UNTUKMU. Yang Bukan Siapa-Siapa. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Manfaatkan Waktu. Semaksimal Mungkin

Dhamma Inside. Kematian Yang Indah. Orang-orang. Akhir dari Keragu-raguan. Vol September 2015

S a t u DI PAKUAN EXPRESS

Izinkan Aku Mencintaimu Ukhti

hmm. Kakak adalah anak laki-laki satu-satunya. Sementara saya adalah anak perempuan satu-satunya. Kami hanya dua bersaudara tapi tidak satu pun kedama

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Hidup ini singkat bagiku! Kebahagian saat ini hanyalah sementara, tak mudah bagiku untuk menjalani hidup normal layaknya sebagai manusia biasa.

bab 2 satuan pengukuran waktu tema makanan dan kesehatan

(Matius 28:18-20, Kisah 1:8b)

Merenungkan/Membayangkan Penderitaan Neraka

SENA LINGGABHUMI SERINDAI DANYANG

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris

I PERNYATAAN. Menjebak Hati

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

membentak-bentak mereka apabila mereka tidak melakukan hal-hal yang Riani inginkan. Semua pelampiasan amarahnya kepada semua orang selalu dia tujukan

LAMPIRAN A. Skala Penelitian (A-1) Beck Depression Inventory (A-2) Skala Penerimaan Teman Sebaya (A-3) Skala Komunikasi Orangtua-Anak

GURU. Anak-anak, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo silahkan perkenalkan diri.

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

Dengan mengendarai Bimo, nama motor Vespa hitamku, aku bergegas berangkat menjemput Mia kekasihku.

Pemilik jiwa yang sepi

LAMPIRAN RINGKASAN CERITA

Pikirlah tentang Allah Bila. Saudara Berdoa

KOPI DI CANGKIR PELANGI..

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

Di Semenanjung Tahun. Saat semua berakhir, saat itu pula semua berawal. Yuni Amida

MUNGKIN KU SALAH MENGARTIKAN

PATI AGNI Antologi Kematian

PETUNJUK PENELITIAN. Nama : Usia : Pendidikan terakhir :

Kasih dan Terima Kasih Kasih dan Terima Kasih

Seperti api membakar hati Irfan. Dia menekan dadanya, menangis sekuatnya. Padahal hidup belum berakhir. Aisyah datang menampakkan diri.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

Tiga Sumpah Agung. Hal 1.

Sang Pangeran. Kinanti 1

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

SYAIR KERINDUAN. Genre: Puisi-puisi cinta, sahabat, keluarga semuanya tentang CINTA dan CITA-CITA.

Allah Adalah Pola Bagi Hidup Kita

JADIKAN PEKERJAAN KITA SEBAGAI SOULMATE

Sebuah kata teman dan sahabat. Kata yang terasa sulit untuk memasuki kehidupanku. Kata yang mungkin suatu saat bisa saja meninggalkan bekas yang

Alifia atau Alisa (2)

Cermin. Luklukul Maknun

It s a long story Part I

MENCARI KEBENARAN SEJATI BERSAMA ROH KUDUS-ROH KEBENARAN Belajar dari Santo Yustinus

Ramadan di Negeri Jiran

Aku ada dengan dirinya kali ini bukan karena keinginanku. Bukan karena cinta. Bukan karena kenal. Namun ini kebetulan. Diriku berdiri di depan sini.

Ketika mimpi menjadi sebuah bayangan, aku menanyakan "kapan ini akan terwujud?" Mungkin nanti, ketika aku telah siap dalam segalagalanya

BAHAN IBADAH KELUARGA APRIL 2014 BAHAN IBADAH KELUARGA GEREJA PERSEKUTUAN MISI INJIL INDONESIA GEREJA PERSEKUTUAN MISI INJIL INDONESIA

LAMPIRAN A-1 SKALA DEPRESI PADA REMAJA

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

Diary dokterqyu. Sebuah kisah dari balik bangsal RS. Seorang calon dokter yang tengah menggali ilmu. Tentang kehidupan. Tentang cinta.

Kebahagiaan Berdana. Diposkan pada 02 Desember 2015

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus Menampakkan Diri kepada Tujuh Murid Yesus dan Petrus Yesus dan Murid yang Lain Kata Penutup

Nomer : Lama pakai narkoba : Bulan & tahun masuk panti : PETUNJUK PENGISIAN

Musim Semi Buku harian untuknya Satu Hari bolong

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Sekolahku. Belajar Apa di Pelajaran 7?

"Maafin gue Na, hari ini gue banyak melakukan kesalahan sendiri" Tutur Towi yang mengimbangi langkah Leana.

Pengendalian Emosi. Rerata Empirik (RE) : 124,95. Rerata Hipotetik (RH) : 107,5. Tergolong Tinggi

Bacaan: 1 Korintus 13:1-13

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

I. Arga ( tentang Dia dan Dia )

INSPIRATIF

Kecakapan Antar Personal

Xen.. aku tutup mata kamu sebentar ya oke? ujar Ican dengan hati-hati menutupi maksudnya. Kalau aku tidak mau bagaimana? jawab Xena santai.

.satu. yang selalu mengirim surat

I Love My Job and My Family:

SEMUA BERAWAL DARI PIKIRAN

KAU YANG HIDUP DALAM KATA-KATA

TATA IBADAH HARI MINGGU XV SESUDAH PENTAKOSTA

Tak Ada Malaikat di Jakarta

AKU AKAN MATI HARI INI

SPIRITUAL FRUITS THAT BRING REVIVAL #3 Buah Roh yang Membawa Kebangunan Rohani #3 DAMAI SEJAHTERA

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Empat Puluh Tahun

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

PENJAGAL ANGIN. Tri Setyorini

Buku BI 2 (9 des).indd 1 11/12/ :46:33

BAB III ASAL USUL MUALLAF DAN MOTIVASINYA MASUK ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meninggalnya seseorang merupakan salah satu perpisahan alami dimana

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

MEMILIH TRANSPORTASI UNTUK MUDIK

Tegar di Tengah Badai

BAHAN SHARING KEMAH. Oktober VISI & MISI GPdI MAHANAIM - TEGAL. Membangun Keluarga Kristen yang mengasihi dan melayani Tuhan dan sesama

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Marwan. Ditulis oleh Peter Purwanegara Rabu, 01 Juni :25

Perlu waktu bagi anak anak itu untuk menjadi bagian dari kegelapan sebelum pohon pohon terlihat lebih jelas. Sebelum semak semak tinggi terlihat

LAMPIRAN C SKALA STRES DAN AGRESIFITAS

CINTA TANPA DEFINISI 1 Agustus 2010

Testimoni. Ucapan Terima Kasih. Kata Penjemput. Daftar Isi. Ketika Akar Ketidakbahagiaan Ditemukan. Bahagia Begitu Menggoda

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Empat Puluh Tahun. Cerita 12 dari 60.

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Empat Puluh Tahun. Cerita 12 dari 60.

- Sebuah Permulaan - - Salam Perpisahan -

CINTA SEMU (PUTIH ABU-ABU)

Bab 1. Awal Perjuangan

Transkripsi:

Kembali kepada Ketulusan Hati untuk Berbuat Baik Oleh: Bhikkhu Upaseno Editor: Lilis Muliawati SE.Ak dan Fifi Indahsari S.Kom DhammaCitta, 23 Agustus 2007. Kembali Kepada Ketulusan Hati Untuk Berbuat Baik, sebuah judul yang baru kemarin malam kudapat dari seorang anggota DSPMagz. Terus terang, arti judulnya terasa rancu, hingga pagi ini saat aku duduk di stasiun kereta Gambir, memaksa tanganku untuk menulis esai ini. Kurenungkan lagi... ah... menarik juga judulnya, ada suatu keberanian tersendiri untuk jujur dalam menciptakan judul tersebut. Ada dua hal yang terkesan terbesit di pikiranku: 1. Pencipta judul ini telah bosan berbuat tidak baik, oleh sebab itu, dia ingin kembali kepada ketulusan hati untuk berbuat baik. 2. Pencipta judul ini sudah muak dengan keadaan sekelilingnya, dimana perbuatan baik ataupun tidak baik, tak ada bedanya lagi di mata hati mereka.

Untuk membahas hal yang pertama, saya ingin bercerita tentang obrolan saya saat berada dalam penerbangan dari Batam ke Jakarta. Dua malam lalu, saya bertemu dengan seorang bekas pengawal presiden RI dan seorang penginjil Kristen di sebuah pesawat yang tertunda satu jam. Kebetulan mereka duduk di deretan tempat dudukku, sehingga pembicaran mereka mengganggu konsentrasiku yang sedang asyik membaca, Hoakiau di Indonesia. Beberapa halaman kubaca sambil berharap mereka tidur atau mabuk karena goncangan pesawat yang dibuat untuk orang yang sering mabuk dengan kehidupan ini. Harapanku lenyap karena semangat mereka dalam perbincangan tentang politik lebih berapi-api. Rasanya, bekas pengawal presiden itu masih kurang puas jika aku tidak bergabung dalam perbincangan mereka. Akupun akhirnya ikut dalam obrolan mereka. Tanpa mereka sadari, mereka berhenti membahas tentang politik dan mulai membahas tentang kehidupan spiritual. Penginjil tersebut mengeluh, Saya penginjil, tetapi bekerja melebihi pendeta. Saya berkotbah lima belas kali dalam seminggu sedangkan pendeta hanya tujuh kali seminggu. Tetapi, umat-umat itu masih saja mengulangi perbuatan yang tidak baik. Saya kadang mengatakan... manusia itu lebih bodoh

daripada keledai. Kalau keledai masuk ke dalam lubang, dia tak akan mengulangi lagi, tetapi kalau manusia sudah masuk ke dalam lubang, masih saja ingin masuk ke dalam lubang berulang kali. Akupun tersenyum sambil nyeletuk, Soalnya masuk lubang itu enak. Sang penginjil tertawa atas jawabanku yang singkat itu dan berkata, Benar... benar... soalnya enak... hahaha... Di tengah kota yang banyak akan lubang kehidupan ini, kurenungkan ucapanku tentang enaknya masuk lubang tersebut. Memang enak sekali sewaktu kita masuk ke lubang perbuatan tidak baik itu, apalagi kalau kita menikmatinya. Sekali - dua kali, mungkin jantung kita masih merasa berdebar karena sebelumnya kita belum pernah mengalami loncat ke sebuah lubang. Tapi kalau sudah biasa... ya jadi asyik. Hahaha... saudara, kalau kita sudah sering masuk ke lubang, kitapun lupa daratan; daratan tempat kita menaburkan benih kebajikan. Kita hanya menabur benih di lubang yang gelap itu, sehingga tak ada hasil dari apa yang kita tabur. Sayangnya, sering kali kita membutuhkan waktu yang lama untuk sadar bahwa benih dalam lubang itu hanyalah sia-sia belaka,

karena keasyikan kita sudah membutakan pikiran sehat. Ya, inilah kita yang asyik di lubang samsara1, sehingga kita lupa daratan yang subur itu. Jika ditilik dari situasi ini, perasaan bosan bukannya tidak baik. Baik, karena pencipta judul ini telah bosan untuk berbuat tidak baik. Oleh sebab itu, beliau mengajak kita semua kembali kepada ketulusan hati untuk berbuat baik mulai dari bulan Waisak yang entah dianggap tahun 2550 atau 2551, tapi yang terpenting, adalah niat ajakan tersebut dan niat untuk mengikuti ajakan tersebut. Hal kedua adalah mengenai keadaan sekeliling kita, dimana perbuatan baik ataupun tidak baik tak ada bedanya lagi di mata hati kebanyakan orang. Ah... kemuakkan ini bentuk kasarnya mirip seperti saat aku naik taksi dari viharaku, Wat Mahathat hingga Suwarnabumi Airport pada pukul lima dini hari. Waktu itu aku belum sarapan pagi, AC dalam taksi menyembur jubahku yang basah kuyup oleh hujan keringat. Kepala agak pening dan aku berusaha untuk menahan tekanan yang ingin sekali keluar dari perutku yang rasanya tak karuan. Aku curiga apakah aku dapat tiba di Indonesia dengan selamat malam nanti. Pikiranku juga mengingat perbuatan-perbuatanku yang tidak baik, tetapi telah kuanggap menjadi perbuatan-

perbuatan yang wajar-wajar saja selama ini. Kubertanya, Ah... mengapa pula kulakukan hal-hal itu? Muak ini hampir membunuhku. Ampun... ampun...! Aku coba untuk menarik nafas dalam-dalam untuk menata perasaan yang amburadul itu. Lambat laun akhirnya mereda, walau akhirnya aku tiba di Suwarnabumi Airport dengan wajah pucat. Jika aku tilik baik-baik kisahku di taksi itu, aku bisa sadari bahwa sewaktu kita sudah muak dengan suatu keadaan ataupun dengan diri kita sendiri, berarti kita sudah merasa lebih dari cukup atas apa yang sering kita lakukan atau lihat. Artinya, apapun itu sudah perlu dihentikan karena sudah tak wajar lagi, hingga kitapun ingin melampiaskan emosi kita dalam bentuk yang sangat negatif. Untungnya, pencipta judul esai ini tidak diam saja melihat keadaan sekelilingnya, tetapi mengajak kita semua untuk berhenti sejenak dan merenungi apa yang telah kita lakukan selama ini. Ah... saudara, diam bukan selalu berarti emas. Memang kalau kita belum pernah mengalami suatu kemuakkan dalam hidup ini, rasanya kita bisa cuek-cuek saja dengan apa yang dilakukan orang yang kita cintai, apalagi orang yang tidak kita kenal. Tetapi kalau kita sudah

lewati pengalaman-pengalaman pahit itu, kita juga ingin mengajak siapa saja untuk mengembangkan ajaran Sang Buddha. Ajaran yang mengembangkan kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Waisak dapat dijadikan perenungan agar kita dapat menata kembali setiap pilihan dan konsekuensi yang kita tentukan sendiri. Mari kita sama-sama merenungkan, apakah kita sudah bosan berbuat tidak baik? Apakah kita bisa membedakan mana perbuatan yang baik, mana yang tidak baik? Apakah kita telah kembali kepada ketulusan hati untuk berbuat baik? Aku memandang Waisak ini sebagai suatu momen untuk mengingat seorang manusia yang telah jelas dapat membedakan sifat-sifat dunia yang penuh dengan baik dan tidak baik. Walaupun Beliau sudah merealisasi kebenaran ini, Beliaupun tak tinggal diam dalam tempat yang sunyi, sepi dan menyendiri. Beliau berkeliling ke banyak tempat untuk mengajak semua makluk untuk berusaha berbuat kebaikan dan mengurangi perbuatan yang tidak baik. Saya yakin, kita belum bisa melakukan apa yang dilakukan oleh Beliau, tapi paling tidak kita bisa sedikit demi sedikit melakukan yang terbaik dalam belajar dan praktek

Dhamma. Bersama-sama kembali kepada ketulusan hati untuk berbuat baik. Selamat Waisak!