GARUDA PANCASILA SEBAGAI LAMBANG NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar dan Lambang Burung Garuda Pancasila BURUNG GARUDA SEBAGAI LAMBANG PANCASILA

Lambang Indonesia Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

BHINEKA TUNGGAL IKA MAKALAH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila. Disusun Oleh : Aditya Mahendra ( )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1951 TENTANG LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

GARUDA PANCASILA SEBAGAI LAMBANG NEGARA INDONESIA

bersama Andri Tri Kuncoro, MA

BAB II MEDIA INFORMASI SEJARAH LAMBANG NEGARA INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LATIHAN SOAL PANCASILA ( waktu : 36 menit )

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DPRD KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG LAMBANG DPRD KABUPATEN PANGANDARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

2017, No Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 5 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Tetap Badan Nasion

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 01 TAHUN 2001 TENTANG LAMBANG DAERAH

PENGARUH PEMAHAMAN KONSEP BHINNEKA TUNGGAL IKA TERHADAP HUBUNGAN SOSIAL SISWA BERBEDA SUKU DI SMP NEGERI 21 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

EMPAT PILAR KEBANGSAAN

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

HIDDEN MESSAGE PESAN TERSEMBUNYI DALAM LAMBANG GARUDA PANCASILA? RANTAI : Melambangkan sila ke 2 : Kemanusiaan yang adil dan beradap

MATERI TES WAWASAN KEBANGSAAN 1. PANCASILA Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pañca

tercantum Meskipun yaitu : Indonesia Limaa berikut: Rakyat. Dia Pancasila yang dasar Sekarang S Setelah Rumusan

2. Dilukiskan dengan gambar simbol merak dan dibuat berbentuk segi empat berukuran 90 x 60 cm

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

18. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI

LATIHAN SOAL UUD 1945 ( waktu : 36 menit )

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASAMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA Dan BUPATI KAYONG UTARA MEMUTUSKAN :

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

Pancasila dalam Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Pancasila dan Implementasinya

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 15 TAHUN 2005 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN BENER MERIAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DAERAH

PENINGKATAN PEMAHAMAN MAHASISWA TERHADAP PILAR KEBANGSAAN. OLEH : Drs. KOHARUDIN.H MSi

SX=X. DEMO : Purchase from to remove the watermark. p. ATRIBUT. 1. TUTUP KEPALA a. BIUTZ. b. KOPIAH/PECI

@UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS SEMIOTIK MODEL CHARLES SANDERS PIERCE TENTANG SIMBOL-SIMBOL YANG ADA PADA GARUDA PANCASILA SKRIPSI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN PANCASILA

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

Pancasila Sebagai Sejarah

PANCASILA. Pancasila sebagai Dasar Negara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 1 TAHUN 2005 SERI E NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 1 TAHUN 2005

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Pancasila : Persatuan Indonesia. STMIK AMIKOM Yogyakarta

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

POKOK-POKOK PIKIRAN TERKAIT PENGGUNAAN KONSEP EMPAT PILAR DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN DPD RI. Sudijono Sastroatmodjo

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

KEDUDUKAN PANCASILA DI INDONESIA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINANN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG IDENTITAS DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1968 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG "JALASENA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

NOMOR 10 TAHUN 1980 TENTANG TANDA KEHORMATAN BINTANG BUDAYA PARAMA DHARMA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI NOMOR : 1 TAHUN 2010 T E N T A N G LAMBANG DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUMBUHAN BUDAYA LITERASI DENGAN PENERAPAN ILMU KETERAMPILAN BERBAHASA (MEMBACA DAN MENULIS)

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

PEMBERIAN TANDA KEHORMATAN BINTANG GARUDA Undang-Undang Darurat Nomor 2 Tahun 1959 Tanggal 16 April 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

WAWASAN KEBANGSAAN Untuk Indonesia yang Gemilang

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pendidikan Kewarganegaraan

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2007 TENTANG LAMBANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS KELOMPOK REPUBLIK INDONESIA SERIKAT ( )

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG LAMBANG DAERAH

Transkripsi:

GARUDA PANCASILA SEBAGAI LAMBANG NEGARA Kita sudah sering melihat lambang negara kita tercinta satu ini, Garuda Pancasila. Baik kita melihatnya di ruang kelas, ruang kantor, kantor pemerintahan, maupun diruang publik.tapi apakah kita tahu sejarah dan makna dari Garuda Pancasila, latar belakang terpilihnya Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara, Siapa perancang Garuda Pancasila, kapan Garuda Pancasila mendapatkan namanya?. Mitologi Garuda pada Agama Hindu Dalam Agama Hindu, Garuda adalah keilahian Hindu, biasanya tunggangan atau wahana (vahana) dari Dewa Wisnu. Garuda digambarkan sebagai memiliki tubuh seorang pria yang kuat yang keemasan dengan wajah putih, sayap merah dan paruh elang dengan mahkota dikepalanya. Dewa kuno ini dikatakan cukup besar untuk menghalangi sinar matahari. Garuda dikenal sebagai musuh bebuyutan abadi Naga ras ular dan dikenal memakan ular secara eksklusif, perilaku yang sama juga dimiliki oleh short-toed eagle di India. Citra Garuda sering digunakan sebagai pesona atau jimat untuk melindungi pemiliknya dari serangan ular dan racunya, karean raja burung adalah musuh bebuyutan dan penghancur ular. Garudi Vidya adalah mantra terhadap racun ular untuk menghapus semua jenis kejahatan. Mitologi Garuda Pada Mahabarata. Kisah kelahiran Garuda diceritakan dalam buku pertama dari epik besar Mahabarata. Menurut epik tersebut, ketika Garuda pertama menetas dari telur, ia muncul seolah seperti neraka yang mengamuk seperti halnya kebakaran kosmik yang mengkonsumsi dunia pada akhir setiap zaman. Merasa ketakutan, para dewa memohon padanya untuk berbelas kasih. Garuda mendengar dan mengabulkan permohonan tersebut, ia mengurangi tenaga dan ukurannya. Mitologi Garuda Pada Agama Buddha. Di mitologi buddha, Garuda (Pali: Garula) adalah burung predator besar dengan kecerdasan dan organisasi sosial. Nama lain untuk Garuda adalah Suparna (Pali : Supanna), yang berarti memiliki sayap yang baik. Seperti naga, mereka menggabungkan karakteristik hewan dan mahluk ilahi, dan termasuk diantara para dewa terendah. Ukuran yang pasti dari Garuda tidak pasti, tapi sayapnya dikatakan memiliki rentang kilometer. Dikatakan bahwa ketika Garuda mengepakan sayap, mereka menciptakan angin badai yang menggelapkan langit dan meluluh lantakan rumah. Seorang manusia sangat kecil jika dibandingkan dengan Garuda. Seorang pria bisa bersembunyi disalah satu bulu Garuda tanpa terlihat (Kakati Jataka, J.327). mereka juga mampu merobek seluruh pohon beringin dari akar mereka dan membawa pohon terebut terbang.

Garuda adalah burung Peng emas bersayap. Mereka juga memiliki kemampuan untuk berubah menjadi besar aau kecil, serta mampu untuk menghilang dan muncul kembali sesuka hati. Lebar saya mereka 330 yojana (1 yojana sepanjang sekitar 12 km). Dengan satu kali kepakan sayapnya, burung Peng dapat membuat laut mengering shingga bisa melahap semua naga yang besembunyi. Dengan kepakan sayap lainnya, pegunungan dapat menjadi rata dan memindahkannya ke laut. Sejarah Terpilihnya Garuda Pancasila Sebagai Lambang Negara Indonesia Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 dan pengakuan kedaulatan oleh Belanda melali Konferensi Meja Bundar (1949) Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) merasa perlu untuk memiliki lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara dibawah koordinasi Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai Ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupess, Moh Natsir dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Mereka bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku Bung Hatta Menjawab untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima permerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakan pengaruh Jepang. VS Setelah rancangan terpilih, dialog intesif antara Sultan Hamid II, Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta untuk penyempurnaan rancangan tersebut. Mereka

sepakat mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Tanggal 8 Februari 1950, rancangan lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut mendapat masukan Partai Masyumi untuk dipertimbangkan kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis. Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali- Garuda Pancasila. AG Pringgodigdo dalam bukunya Sekitar Pancasila terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Ketika itu gambar kepada Rajawali Garuda Pancasila masih gundul dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini. Presiden Soekarno kemudian memperkenalakan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan jambul pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula dibelakang pita menjadi didepan pita. Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul karean kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempuranaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruangan Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini. Sejak tahun 1951, belum ada nama sah dari lambang negara tersebut, sehingga memunculkan banyak sebutan, diantaranya Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, Garuda Indonesia atau hanya sekedar Garuda. Oleh sebab itu, pada 18 Agustus 2000, melalui amandemen kedua UUD 1945, MPR menetapkan nama resmi lambang negara. Penulisan nama resmi lambang negara Indonesia tersebut terdapt dalam pasal 36 A UUD 1945 yang disebutkan sebagai Garuda Pancasila

Nama tersebut sesuai dengan desain yang digambarkan pada lambang negara tersebut, yaitu Garuda diambil dari nama burung dan Pancasila diambil dari dasar negara Indonesia. Filosofi Garuda Pancasila Garuda Pancasila terdiri dari 3 komponen utama, yaitu Burung Garuda, Perisai dan Pita Putih. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Gaurda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Menurut Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India. Burung tersebut berkembang sejak abad ke 6 di Indonesia. Jumlah bulu pada sayap Garuda sebanyak 17, bulu diekor berjumlah 8, bulu dipangkal ekor berjumlah 19 dan bulu dileher berjumlah 45. Bulu-bulu tersebut jika digabungkan menjadi 17-8-1945, yaitu menggambarkan waktu kemerdekaan Indonesia diproklamasikan. Diperisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung 5 buah simbol yang masingmasing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila. Perisai yang dikalungkan tersebut melambangkan pertahanan Indonesia.. Simbol Bintang Pada bagian tengah persai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki 5 sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia. Dibagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada. Rantai Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusian Yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai. Pohon Beringin Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaiut Persatuan Indonesia. Pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa

digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat berteduh dibawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu dibawah nama Indonesia. Kepala Banteng Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Disini, kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan. Padi dan Kapas Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan Kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang, sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran. Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini. Pada perisai terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis khatulistiwa yang melintangi wilayah Indonesia. Sedangkan warna merah putih yang menjadi latar pada perisai tersebut merupakan warna bendera negara Indonesia. Merah, memiliki makna keberanian dan putih melambangkan kesucian. Makna Bhinneka Tunggal Ika Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri berasal dari buku Sutasoma yang dikarang oleh seorang pujangga pada abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu Tantular. Kata tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri dari atas berbagai pulai, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa serta agama. Makna yang dikandung Lambang Negara Garuda Pancasila sangat sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, budaya, adat, bahasa dan agama. Secara harfiah pengertian Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi Satu Itu. Adapun makna Bhinneka Tunggal Ika adalah meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi bangsa Indonesia semboyan Bhinneka Tunggal Ika merupakan dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Pewujudan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari dilakukan dengan cara hidup saling menghargai antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya tanpa memandang suku, bangsa, adat istiadat, warna kulit dan

lain-lain. Seperti diketahui Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beriburibu pulau dimana setaip daerah memiliki adat istiadat, bahasa, kebiasaan dan lain-lain yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tanpa adanya kesadaran sikap untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika pastinya akan terjadi berbagai kekacauna didalam kehidupan berbangsa dan bernegara.