BAB I PENDAHULUAN. 2012, hal I Komang Ardana, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta,

dokumen-dokumen yang mirip
perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. agama. Sistem ekonomi Islam merupakan suatu sistem ekonomi yang

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu kekuatan ekonomi yang sejajar dengan kekuatan ekonomi lain yang telah

PENERAPAN PELAYANAN PRIMA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH SIMPANAN DI KJKS BMT WALISONGO MIJEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, kualitas dipandang sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki untuk disimpan dengan tujuan untuk mengelola uang tersebut.

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI DAN FAKTOR NASABAH MEMILIH TABUNGAN MUḌĀRABAH. A. Analisis Implementasi Akad Produk Tabungan Muḍārabah di BPRS Jabal

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bersama. Pengertian koperasi menurut Undang-undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang bagus, sebagai alat yang sangat penting dalam pencapaian

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi standar pelayanan yang berlaku (Sutrisna, 2008). peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

Oleh: SUNIPAN NIM

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut serta merealisasikan tujuan-tujuan yang diinginkannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (ziyadah). Jika diucapkan, zaka al-zar artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia, dimana pendidikan memegang peranan penting dalam. pengembangan potensi dalam diri peserta didik.

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PP NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPUNYAI DAMPAK PADA PENINGKATAN JUMLAH ANGGOTA PRODUK SI UMMAT PADA BMT MARHAMAH CABANG KALIBAWANG WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut pemerintah berupaya secara maksimal untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam perjalanan hidupnya pasti memiliki resiko dan

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

ANALISIS KONSEP PRODUKSI MENURUT BAQIE AL-SHADR SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia yang diakui oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan segala potensi dan bakat yang terpendam dapat ditumbuhkembangkan,

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan tantangan utama yang dihadapi negara-negara. Asia-Afrika. Jika menggunakan indikator Bank Dunia, yang mematok

BAB I PENDAHULUAN. berbuat baik sedangkan menurut istilah adalah suatu pekerjaan atau

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan

SKRIPSI. Oleh: FATKURAHMAN NIM: Pembimbing I. MUNAWIR, S.H., M.Hum. Pembimbing II. AGUS PURNOMO, M.Ag.

BAB I PENDAHULUAN. manusia kecil dari perjalanan kehidupan manusia, karena setelah kehidupan di

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB V PEMBAHASAN. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. farmasi klinik agar memberikan kontribusi terhadap perkembangan sistem

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Cipta, 1992), hlm Sriyono, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA, (Jakarta: Rineka

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sudah menjadi kodrat manusia untuk hidup dengan bersosialisasi dalam

ANALISIS PEMBIAYAAN MITRA USAHA DENGAN AKAD MUDHARABAH DI BMT BISMILLAH KANTOR CABANG CEPIRING

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran Umum Objek Penelitian

PENARIKAN KEMBALI HARTA WAKAF OLEH PEMBERI WAKAF (Study Analisis Pendapat Imam Syafi'i)

BAB I PENDAHULUAN. peluang sebesar-besarnya kepada setiap anak Indonesia, untuk memperoleh

STUDI KOMPARASI TENTANG PENARIKAN HIBAH DALAM PASAL 212 KHI DAN PASAL 1688 KUH PERDATA

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. keamanan dan kepastian terhadap resiko-resiko sosial ekonomi, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan bukan menjadi hal baru bagi negara berkembang, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

SYARIAH ASSURANCE ACCOUNT DI PT. PRUDENTIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Sekaligus memegang tugas-tugas dan fungsi ganda,

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN. dan diakui oleh segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Pengakuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan tidak dapat diukur dengan uang ataupun harta kekayaan yang lainnya.

PENERAPAN PEMBIAYAAN GADAI EMAS SYARIAH DALAM DI BMT USAHA GABUNGAN TERPADU (UGT) SIDOGIRI KANTOR CABANG BLITAR SKRIPSI

SESUAI PROFESI, BOLEHKAH SAYA MENASEHATI PENCARI KERJA UNTUK BEKERJA DI PERUSAHAAN HARAM?

BAB I PENDAHULUAN. selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini, karena

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia maupun dunia usaha semakin besar. Walaupun banyak metode untuk

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP ANCAMAN PIDANA PENCURIAN DENGAN KEKERASAN DALAM PASAL 365 AYAT (4) KUHP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya yang bisa dilakukan manusia untuk meminimalkan. beban kerugian adalah dengan menyimpan atau menabung uang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cita - cita Indonesia. Sampai hari ini, Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya. Allah swt berfirman dalam Q.S. al-hujuraat ayat

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, serta efisien dan produktif. Ternyata kecelakaan di tempat kerja serta penyakit akibat kerja telah mampu membawa kerugian yang begitu besar. Jadi kecelakaan kerja dan penyakit di tempat kerja bukan sesuatu yang sepele, karena akan menggerogoti efisiensi perusahaan, yang pada akhirnya bisa berdampak negatif bagi perusahaan itu sendiri. Bertolak dari sini dapatlah dikatakan bahwa pihak manajer perusahaan perlu memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja dalam organisasi perusahaan. Hanya dengan langkah-langkah yang serius cerdas dan kongkret dari pihak pemilik / manajemen perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja tersebut dapat terwujudkan. Mesti dihilangkan persepsi bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah pemborosan dan tak ada relefansinya dengan laba. 1 Dalam bekerja, seorang karyawan membutuhkan adanya jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerjanya (K3) dari perusahaan. Hal ini merupakan suatu kebutuhan karena adanya jaminan terhadap keselamatan dan kesehatan kerjanya membuatnya merasa aman, dan dengan sendirinya hasil pekerjaan atau kinerjanya akan lebih baik pula sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan maupun tujuan pribadinya dapat terpenuhi. 1 I Komang Ardana, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2012, hal. 207. 1

2 Kinerja individu adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja perusahaan atau organisasi adalah tingkat pencapaian sasaran atau tujuan yang harus dicapai oleh perusahaan tersebut dalam kurun waktu tertentu. 2 Sistem kesehatan berdasarkan undang-undang merupakan salah satu cara bagi pemenuhan hak-hak masyarakat oleh negara. Namun, dalam penyelenggaraan sistem kesehatan, ternyata faktor lingkungan eksternal sangat berpengaruh terutama kepentingan politik dan kemampuan ekonomi Negara. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi Manusia. Pasal 25 Ayat (1) Deklarasi menyatakan, setiap orang berhak atas derajat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya dan keluarganya termasuk hak atas pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan serta pelayanan sosial yang diperlukan dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya. Berdasarkan Deklarasi tersebut, pasca Perang Dunia II beberapa negara mengambil inisiatif untuk mengembangkan jaminan sosial, antara lain jaminan kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage). Perhatian terhadap karyawan atau pekerja masih dirasa kurang, padahal peran sertanya dalam pembangunan sangat strategis. Akibatnya, tingkat kesejahteraan pekerja atau karyawan masih tergolong rendah. Termasuk di dalamnya masalah kesehatan pekerja. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan kesejahteraan sosial. Perhatian dan perlindungan tenaga kerja seharusnya dilakukan secara optimal. Dalam upaya menciptakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, setiap negara memiliki sistem tersendiri yang dinamakan 2 Simanjutak, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2005, hlm. 103.

3 sistem jaminan sosial nasional. Pemikiran sistem jaminan sosial pertama kali dikemukakan secara mendalam dan kritis oleh Otto von Bismark pada tahun 1883 sehingga dinobatkan menjadi Bapak Sistem Jaminan Sosial. Sistem jaminan sosial nasional suatu negara dituangkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang masing-masing dikaitkan dengan kelompok sasar yang dilindungi, seperti asuransi kesejahatan untuk PNS/TNI/POLRI, Jamkesmas untuk masyarakat umum, khususnya masyarakat miskin, maupun jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek). Meningkatnya jumlah pekerja yang hubungan kerjanya berbeda, percepatan industri, pemanfaatan teknologi, membawa konsekuensi semakin meningkatnya masalah yang dapat menggangu stabilitas perusahaan dan stabilitas nasional pada umumnya. Perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan pekerja perlu ditingkatkan dan hubungan harmonis antara para pelaku dalam proses juga perlu diperlihara. Perlindungan kerja yang dimaksud di atas adalah perlindungan terhadap pekerja yang bekerja pada majikan dalam suatu bidang usaha, dengan perlindungannya yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang jaminan Sosial Tenagakerja (selanjutnya disingkat dengan UU Jamsostek). Tujuan dari Jamsostek adalah untuk memberika perlindungan terhadap pekerja, yang berarti suatu kewajiban bagi majikan untuk mengikutsertakan pekerja dalam program Jamsostek, seperti jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Perusahaan berkepentingan secara langsung dengan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Oleh karena itu, perusahaan wajib menyejahterakan pekerja dan keluarganya. Salah satu cara untuk meringankan beban pihak pengusaha dalam melaksanakan kewajiban untuk memberikan tunjangan kecelakaan, pemeliharaan kesehatan dan jaminan di hari tua bagi para pekerja adalah dengan kebijakan para pengusaha mengikutsertakan pekerja di perusahaan dalam program Jamsostek.

4 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS), secara tegas menyatakan bahwa BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah badan hukum publik. BPJS yang dibentuk dengan UU BPJS adalah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Kedua BPJS tersebut pada dasarnya mengemban misi negara untuk memenuhi hak konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan program jaminan yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penyelenggaraan jamianan sosial yang ada kuat dan berkelanjutan merupakan salah satu pilar Negara kesejahteraan, disamping pilar lainnya, yaitu pendidikan bagi semua, lapangan pekerjaan yang terbuka luas dan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkeadilan. Mengingat pentingnya peranan BPJS dalam menyelenggarakan program jaminan sosial dengan cakupan seluruh penduduk Indonesia, maka UU BPJS memberikan batasan fungsi, tugas dan wewenang yang jelas kepada BPJS. Dengan demikian dapat diketahui secara pasti batas-batas tanggung jawabnya dan sekaligus dapat dijadikan sarana untuk mengukur kinerja kedua BPJS tersebut secara transparan. 3 Sedangkan peraturan yang membahas mengenai pelaksanaan jaminan kesehatan tenaga kerja adalah Peraturan Presiden Nomor 111 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan, yang menyebutkan bahwa badan usaha sebagai pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya kepada BPJS kesehatan, hal tersebut diatur dalam pasal 6 ayat 3 tentang pendaftaran badan usaha milik negara, badan usaha besar, menengah dan kecil. Dengan ketentuan besarnya jumlah iuran jaminan kesehatan sebesar 5% dari gaji atau upah yang diterima tetap setiap bulan, dimana 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% dibayar oleh pekerja. Dengan jumlah 3 Asih Eka Putri, Seri Buku Saku - 2: Paham BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Friedrich-Ebert-Stiftung Kantor Perwakilan Indonesia, Jakarta, 2014, hal. 17.

5 peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang. Jaminan kesehatan nasional dalam Islam disebut Asuransi Syariah (Ta`min, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindung dan tolong menolong diantara sejumlah orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru` yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. 4 Takaful dalam pengertian tersebut sesuai dengan surah Al Maidah ayat 2 sebagai berikut : و ت ع او ن وا ع ل ي ٱل ب ر و ٱلت ق و ى و ل ت ع او ن وا ع ل ي ٱ ل إ ن ٱ لل ش د يد ٱل ع ق اب ث م و ٱل ع د و ن و ٱت ق وا ٱ لل Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-nya.(q.s Al Maidah:2) 5 ٢ Konsep Jaminan Kesehatan Nasional dan BPJS sesungguhnya adalah penerapan at-takmin at-ta awuniy yang sangat didukung dan didorong oleh ajaran syariah Islam. Konsep Islam mengenai jaminan social ini sejalan pula dengan UUD 45. Landasan konstitusional Negara Indonesia ini dengan jelas mengintruksikan bahwa salah satu tugas negara adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah dengan mengembangkan suatu sistem jaminan social (at-takaful alijtima iy). Menurut Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup dan pekerjaan yang layak. Badan Penyelenggara 4 Zulkahfi, Jaminan Kesehatan Nasional Dalam Perspektif Hukum Islam, Dessbayy, Inspiratif dan Kreatif, 2015, hal. 3. 5 Al-Qur an Surat Al Maidah Ayat 2, Al Qur an dan Terjemahannya, Mubarokatan Toyyibah, Kudus, 2008, hal. 6.

6 Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum publik yang berfungsi untuk menyelenggarakan program jaminan sosial bagi seluruh penduduk Indonesia. Laboratorium Klinik Patra Medica Pati digunakan sebagai obyek penelitian karena peneliti menemukan adanya kesenjangan antara peraturan yang berlaku dengan kenyataan di lapangan. Jika besarnya jumlah iuran jaminan kesehatan sebesar 5% dari gaji atau upah yang diterima tetap setiap bulan, dimana 4% dibayar oleh pemberi kerja dan 1% dibayar oleh pekerja. Dengan jumlah peserta dan anggota keluarga yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima) orang. Namun hasil observasi di lapangan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati ditemukan ketidak sesuaian atau kesenjangan dengan peraturan pemerintah yang berlaku yaitu jika peraturan pemerintah menyebutkan jumlah peserta yang mendapat jaminan kesehatan adalah 5 orang, namun dalam kenyataannya hanya pekerja atau karyawan saja yang mendapat jaminan kesehatan dari BPJS. Demikian halnya untu besaran iuran hasil observasi menunjukkan bahwa perusahaan hanya membayar 2,5% dari total iuran sedangkan sisanya sebesar 2,5% dibayar oleh pekerja. Teori manajemen sumber daya manusia menyebutkan bahwa salah satu aspek manajemen sumber daya manusia adalah kompensasi. Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi, kompensasi bisa berupa fisik maupun non fisik. Salah satu bentuk kompensasi fisik adalah pemberian asuransi kepada karyawan dalam bentuk pelaksanaan jaminan kesehatan tenaga kerja. Pemberian kompensasi yang sesuai dengan pencapaian kerja karyawan akan mampu meningkatkan produktivitas karyawan. Namun pada kenyataannya terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek di lapangan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati.

7 Berdasarkan kesenjangan tersebut, maka peneliti tertarik meneliti masalah Analisis Pelaksanaan Program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati. B. Fokus Penelitian Untuk dapat mengetahui analisis pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati, penulis memberikan fokus penelitian sebagai berikut: 1. Permasalahan dibatasi pada pelaksanaan program BPJS Kesehatan ditinjau dari manajemen sumber daya manusia. 2. Subyek penelitian dibatasi pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati. C. Rumusan Masalah Dari uraian penelitian tersebut dapat dirumuskan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut ini : 1. Bagaimanakah pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati? 2. Apa sajakah faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati dengan peraturan yang berlaku? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati dengan peraturan yang berlaku.

8 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Secara teoritis Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut ilmu manajemen sumber daya manusia dalam kaitannya dengan pemberian kompensasi karyawan melalui pelaksanaan program BPJS Kesehatan. 2. Secara praktis Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada pemilik perusahaan dalam kaitannya dengan pelaksanaan program BPJS Kesehatan pada Laboratorium Klinik Patra Medica Pati. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penjelasan, pemahaman dan penelaahan pokok permasalahan yang akan dibahas, maka penulisan skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: 1. Bagian Awal Bagian yang berada sebelum tubuh karangan yang meliputi halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar. 2. Bagian Isi Pada skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu : BAB I : Pendahuluan Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

9 BAB II : Landasan Teoritis Bab ini berisi tinjauan pustaka yang menunjang dilakukannya penelitian ini. Yang meliputi teori manajemen sumber daya manusia, teori kesehatan dan keselamatan kerja, teori tentang badan penyelenggara jaminan sosial, penelitian terdahulu, kerangka berpikir dan hipotesis. BAB III : Metode Penelitian Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, populasi dan sampel, tata variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, uji keabsahan data dan analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, statistik deskriptif responden, hasil uji asumsi klasik, analisis data dan pembahasan. BAB V : Penutup Merupakan bagian akhir dari skripsi ini, berisi kesimpulan, impliksi penelitian, keterbatasan penelitian, saran dan penutup. 3. Bagian Akhir Pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka yakni buku-buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penulisan skripsi dan lampiran-lampiran yang mendukung isi skripsi.