Oleh Candra Sumaryadi NIM Kelompok D. Untuk memenuhi syarat nilai dari mata kuliah Pancasila

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

MAKALAH PENERAPAN PANCASILA SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA TERHADAP MAHASISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisa data lapangan dalam penelitian disimpulkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto

BAB I PENDAHULUAN. dengan kota lainnya baik yang berada dalam satu wilayah administrasi propinsi

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.2574/AJ.403/DRJD/2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CONTOH 1 : PERMOHONAN IZIN USAHA ANGKUTAN

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERIAN SURAT IZIN KERJA (SIK) DI TERMINAL BUS KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN C DAFTAR ISTILAH

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG ANGKUTAN ORANG DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Nomor : SK. 75/AJ.601/DRJD/2003. Tentang PENYELENGGARAAN POOL DAN AGEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi (2005) Evaluasi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 12 (Duabelas)

BAB VI PENUTUP. terkait langsung dengan sistem transportasi. Evaluasi dari manajemen sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengertian Lalu Lintas

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN DISIPLIN BERLALU LINTAS PADA SOPIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dari satu tempat ke tempat lain secara fisik dalam waktu yang tertentu

SKRIPSI YUSUF ANINDITA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anggri Apriyawan NIM : D NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PT Balai Pustaka Jakarta, Idem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) ANGKUTAN PEMADU MODA TRAYEK BANDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU BANGKINANG

2. Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap Terminal Leuwi Panjang Bandung seperti yang telah diuraikan Time headway dan waktu tunggu rerata (Wtr).

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

LAPORAN SEMENTARA ANALISA DAN EVALUASI ANGKUTAN LEBARAN TAHUN 2011 (1432 H) PADA H-7 S.D H+6

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat penghubung pengangkutan antar daerah, untuk pengangkutan orang

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 26 TAHUN TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. kata lain terjadi kemacetan lalu lintas dan berbagai gangguan lalu lintas lainnya. termasuk ancaman keselamatan lalu lintas.

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan normatif Definisi dan istilah Kendaraan Bermotor Mobil Penumpang...

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : namun masih sering terjadi kemacetan di pintu masuk terminal terutama pada

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

DESIGN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC PO. LANGEN MULYO JURUSAN SURAKARTA YOGYAKARTA

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Keputusan Mentri Perhubungan No. 35 tahun 2003 Tentang

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terminal dibangun sebagai salah satu prasarana yang. sangat penting dalam sistem transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan/atau barang yang peruntukannya untuk umum atau pribadi. Kebutuhan

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PEDESAAN (Studi Kasus Minibus PO. Garuda Tiga jurusan Baturetno - Wonogiri) Tugas Akhir

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN REJANG LEBONG NOMOR 17 TAHUN 2007

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

MASALAH LALU LINTAS DKI JAKARTA

Transkripsi:

Oleh Candra Sumaryadi NIM. 11.11.5031 Kelompok D Untuk memenuhi syarat nilai dari mata kuliah Pancasila 2011

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pancasila di Bus Malam ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Pancasila Drs. Tahajudin Sudibyo. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Pancasila, serta pengalaman penulis yang sering kali bepergan menggunakan Bus Malam, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Pancasila atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai penerapan nilai Pancasila yang ada pada etika berlalulintas, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Yogyakarta, Oktober 2011 Penulis

Pancasila di Bus Malam Candra Sumaryadi STMIK Amikom Yogyakarta ABSTRAK Transportasi darat khususnya bus malam saat ini mengalami perkembangan pesat hal tersebut ditandai dengan banyaknya Perusahaan Otobus (P.O) yang menyediakan jasa pengangkutan penumpang baik Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) maupun Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP), serta banyaknya masyarakat yang menggunakan jasa transportasi Bus malam. Maka para awak Bus malam tersebut di beri tanggung jawab yang besar agar dapat mengantar para penumpang dengan aman, nyaman, dan tepat waktu tiba di tujuan. Walau selalu mengejar waktu para awak bus tidak melupakan kewajiban mereka dan juga para penumpang yang harus beribadah. Selain itu dalam perjalanan driver Bus selalu menyampaikan informasi pada pengguna jalan lainnya seperti adanya bahaya pengereman secara tiba tiba, penyempitan Jalan dan adanya kecelakan. Selain mementingkan kepentingan diri dan juga penumpangnya para awak bus juga saling tolong menolong jika da bus yang mengalami suatu masalah. Kata Kunci: Ketuhanan Yang Maha Esa, Komunikasi, Tolong menolong.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningkatnya pengguna moda transportasi umum seperti Bus Malam membuat semakin banyaknya perusahaan yang menjual jasa dalam bidang transportasi Bus malam. Untuk menarik perhatian para calon penumpang beberapa Perusahaan Otobus (P.O) meningkatkan fasilitas untuk keamanan,dan kenyamanan penumpang. Menariknya cara memberikan fasilitas pada penumpang seperti keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu. Para P.O bersaing menyediakan fasilitas terbaik agar bisa menarik banyak calon penumpang seperti Rumah Makan dengan menu istimewa, fasilitas peribadahan, dan driver yang berpengalaman. Dengan berpengalamannya seorang driver bus malam harus bisa menerapkan dasar dasar pancasila pada dirinya. B. Rumusan Masalah terjadi? Pada permasalahan dalam Tugas akhir ini dimanakah Aplikasi Pancasila

BAB II PEMBAHASAN A. Pendekatan a. Pendekatan Yuridis Secara hukum Perusahaan Otobus merupakan badan usaha yang telah di atur dalam undang undang UU No.22 (2009) Perusahaan Angkutan Umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. Untuk transportasi darat berupa bus reguler dibagi kedalam dua golongan yaitu Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Untuk bus malam di pulau Jawa di dominasi oleh bus AKAP dan telah di atur dalam SK Dirjen. Perhubungan Darat No. SK.673/AJ.2003/DRJD/2001 tanggal 27 Juli 2001 telah diatur tetang jaringan trayek AKAP, yang telah ditetapkan sebanyak 1807 trayek AKAP. No. Tahun Jumlah PO Jumlah Operasi Cadangan Total Bus-Rit 1 1999 701 16.403 1.570 17.613 29.738 2 2000 713 16.344 1.563 17.907 30.226 3 2001 969 16.618 1.567 18.185 31.339 4 2002 748 17.369 1.601 18.990 35.135 5 2003 748 17.805 1.565 19.370 - Sumber: Ditjen. Perhubungan Darat, 2004 Banyaknya jumlah penumpang maka terjadi peningkatan jumlah armada dan jumlah perjalanan AKAP. Sedangkan jumlah Perusahaan Otobis (PO) sejak tahun 2001 mengalami penurunan drastis sampai 30% dan selanjutnya sampai tahun 2002 tidak mengalami perubahan.

b. Pendekatan Sosiologis Setelah pendekatan secara sosiologis atau pendekatan secara langsung di lapangan, ternyata di dalam Bus Malam adanya penggunaan nilai nilai Pancasila. Nilai nilai tersebut erat kaitannya dengan pelayanan untuk para penumpang Bus Malam agar merasa aman, nyaman, dan dapat sampai tepat waktu. Agar dapat berkendara dengan aman para pengemudi Bus Malam harus menaati peraturan lalulintas yang berlaku. Selain itu para pengemudi juga berkomunikasi dengan menggunakan tanda isyarat lampu maupun isyarat suara (klakson). Tuntutan untuk sampai tujuan tepat pada waktunya dan juga keselamatan penumpang, membuat para awak Bus harus bekerja professional. Selain berkomunikasi dengan antar pengguna jalan lain menggunakan isyarat lampu dan isyarat suara para awak bus seperti asisten pengemudi (kernet),dan kondektur pun berkomunikasi melalui radio panggil atau telepon selular untuk mengetahui perkembangan arus lalulintas jalan yang akan mereka lalui. Para pengemudi Bus Malam lebih aktif dalam menggunakan tanda tanda isyarat dibandingkan dengan pengguna jalan lainnya seperti pengguna sepeda motor atau bahkan mobil pribadi. Sehingga tanda tanda isyarat tersebut menjadi hal yang khas pada bus malam. Dengan aktif dalam memberi tanda isyarat dapat memberikan informasi kepada pengendara lain. Kedisiplinan para pengemudi dalam penggunaan tanda tanda isyarat tersebut juga dapat membantu mengurani tingginya angka kecelakaan di malam hari. Keselamatan lalulintas Indonesia dari tahun 1971-2001 tampak bahwa tingkat keselamatan di Indonesia makin membaik dari tahun ke tahun. Total kejadian lakalantas pada tahun 2002 mengalami penurunan sebesar 4,27% dari 12.791 kasus pada tahun 2001 menjadi 12.267 kasus. Lakalantas yang berakibat kematian menurun hingga 8,67%, sedangkan yang berakibat luka parah dan luka ringan masing-masing turun sebesar 10,71% dan 2,82%. Namun demikian, kerugian akibat kerusakan kendaraan terus meningkat. Hal ini dapat

diartikan banyak kecelakaan laluintas yang terjadi tanpa mengakibatkan luka luka. Selain untuk keamanan para penumpang dan pengguna jalan lain pihak P.O. juga mewajibkan para pengemudi dan awak bus untuk berlaku sopan kepada para penumpang. Dengan perilaku sopan para awak Bus Malam membuat para penumpang nyaman selama dalam perjalanan. Namun tidak dipungkiri adanya beberapa awak yang terlihat acuh terhadap penumpangnya. Untuk menghormati kewajiban para penumpang beribadah, beberapa P.O. di Pulau Jawa mewajibkan agar para awak Bus berhenti di masjid masjid atau tempat peristirahatan lainnya yang terdapat tempat ibadah agar para penumpang dapat menjalankan ibadah Shalat Subuh. Namun banyak pula P.O. yang tidak memberi kebijakan tersebut dengan alasan agar cepat sampai tujuan. Kebijakan seperti itu tentu saja menghalangi kewajiban para penumpang agar dapat menjalankan ibadahnya dengan khusuk. B. Pembahasan Nilai niai yang terkandung dalam Pancasila pada dasarnya terdapa pada kehidupan sehari hari contohnya dalam sebuah perjalanan Bus Malam pun terdapat adanya nilai pancasila yang di terapkan oleh semua unsur yang ada dalam perjalanan tersebut. Nilai Pancasia dijadikan dasar oleh perusahaan jasa transportasi untuk melatih dan mendidik para awak dan pengemudi Bus agar menaati aturan lalulintas, memberi kenyamanan pada penumpang dan mau bekerjasama dalam suatu tim. Saling menghargai antar umat beragama juga ada dalam sebuah perjalanan Bus Malam. Contohnya beberapa P.O. yang ada di Pulau Jawa mewajibkan para pengemudi Bus untuk mencari tempat shalat ketika memasuki waktu shalat Subuh. Hal tersebut mencerminkan adanya penghormatan kepada umat muslim yang harus menunaikan kewajibannya beribadah kepada sang pencipta. Saling menghormati dalam beragama merupakan cerminan dari Pancasila sila Pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa

Selain menghormati para penumpangnya para pengemudi Bus Malam juga harus menghormati para pengguna jalan lain. Dengan menggunakan tanda tanda isyarat lampu ataupun suara. Hal terseebut perlu dilakukan oleh semua pengguna jalan karena untuk keamanan diri sendiri dan pengguna jalan yang lain. Para awak Bus Malam juga mereka akan saling tolong menolong jika ada Bus yang mengalami masalah di tempat tempat yang jauh dari keramaian. Contoh seperti itu biasa dijumpai di jalur pantura yang menghubungkan Jawa Tengah Jawa Timur dan juga di jalur jalur utama lintas Sumatera yang terkenal dengan tindak kriminalnya. Walaupun Bus yang mengalami masalah itu bukan dari P.O yang sama namun tolong menolong tetap dilakukan. Hal tersebut merupakan cerminan dari sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia dan juga Pancasila sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Proses penerapan nilai nilai Pancasila dapat diterapkan dimana saja, maka nilai nilai Pancasila yang terdpat pada sebuah perjalanan Bus Malam yaitu: Sila Ketuhanan Yang Maha Esa digunakan untuk melayani kenyamanan para penumpang untuk dapat melaksanakan ibadah. Penggunaan tanda tanda isyarat sebagai alat komunikasi antar pengguna jalan dan sebagai penerapan sila Persatuan Indonesia. Saling tolong menolong antar awak Bus yang sedang mengalami masalah pada kendaraannya juga merupakan cerminan dari Sila Persatuan Indonesia dan Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penggunaan dan penerapan nilai pancasila juga perlu untuk melayani penumpang. Dan memberikan rasa aman dan nyaman. b. Saran Perlunya pelatihan terhadap awak Bus malam untuk dapat menerapkan nilai nilai Pancasila. Agar semua pelaku penyedia jasa Transportasi di Indonesia menyadari pentingnya penerapan nilai dan etika Pancasila di jalanan. Adanya pengukian profesionalisme para awak dengan cara melihat dari penerapan nilai Pancasila yang telah di lakukan.

Daftar Pustaka [DLLAJ 2009] Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Injury Law No.22 Year 2009, 2009, Jakarta. Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Masterplan Transportasi Darat, 2005, Jakarta. [Dep.Dik.Nas 2008] Direktur Pembinaan SMP, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP, 2008, Jakarta...