BAB I PENDAHULUAN. negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

AS ADI NIM. Q

Oleh : Muh. Khamim N I M : Q

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pembangunan Sumber Daya Manusia. Dalam. pengamatannya, manajemen pendidikan di Indonesia masih belum

BAB I PENDAHULUAN. (Anonim, 2010 : 4). Namun, pendidikan bukanlah suatu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang bermutu merupakan harapan setiap masyarakat suatu

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

NAMA :ANDI SUBANDRIYO NIM. :Q

TRI WIYANTO F

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas pendidikan diangkat dengan tugas melakukan pembinaan dan

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya proses pembelajaran. Pendidikan nasional diarahkan untuk. masalah hidup, serta membentuk manusia kreatif dan inovatif.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

2016 HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN LAMA MENGAJAR GURU SEJARAH DENGAN HASIL BELAJAR SEJARAH PADA SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kebutuhan berprestasinya menjadi melemah. Fenomena lain. menunjukkan bahwa guru kurang komit dalam menjalankan tugas

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. menentukan karena guru adalah the man behind the gun yang memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

SIMULASI TENTANG CARA PENGISIAN SKP DOSEN TETAP YAYASAN. KOPERTIS WILAYAH I SUMATERA UTARA 29.d 30 JANUARI 2018

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. proses pemanusiaan dan kemanusiaan sudah diterima sepanjang sejarah

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penyandang buta aksara, agar memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung

Suwarsi : Q

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi prioritas utama hampir di setiap lembaga pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu faktor yang menghambat penyediaan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi usaha awal pembinaan dan pengembangan SDM. Hal

No pembelajaran; (iii) peningkatan manajemen Guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK); (iv) peningka

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidik sangat berperan dalam mewujudkan kehidupan yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cahyo Budi Santoso, 2015

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius menangani. hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan pendidikan agar dapat menciptakan peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN BAB I

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara, maupun pemerintah pada era reformasi ini (Suyanto, 2003:17). Karena penting, pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis oleh para pengambil keputusan. Pembaruan demi pembaruan selalu diupayakan agar pendidikan benar-benar dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana telah diamanatkan oleh para pendiri Republik yang ditaungkan dalm Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Berbagai pembaruan yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menjaga agar produk pendidikan kita tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja atau persyaratan bagi pendidikan lanjut pada jenjang pendidikan berikutnya. Pembaruan dalam bidang pengajaran juga telah dilakukan. Di dunia pendidikan dasar, dari pendekatan cara belajar siswa aktif, pola pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, pendekatan portofolio, pendekatan kecakapan hidup (life skill), dan sejenisnya, telah dilakukan sesuai dengan tingkat dan jenjang pendidikan. Semua pembaruan pendidikan yang menyangkut proses belajarmengajar harus mempertimbangan guru dalam arti keikutsertaannya. Pembnaruan yang hanya dirumuskan di tingkat Menteri, Dirjen, dan Direktur tanpa melihat realitas kemampuan guru, akan mengalami hambatan dalam implementasinya. Fullan (1991) dalam bukunya The New Meaning of 1

2 Educational Change berpendapat: Educational change depends on what teachers do and think-it s as simple and as complex as that. Keikutsertaan guru ini bukan berarti hanya dalam arti fisik atau kualitas. Namun yang lebih penting adalah keikutsertaan secara mental yang didukung oleh kemampuan profesional. Peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini sangat penting mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantangan, baik yang bersifat nasional maupun global, sedangkan berbagai kesempatan dan tantangan itu hanya dapat diraih dan dijawab apabila sumber daya manusia yang dimiliki berkualitas. Kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini kualitas penyelenggaraan pendidikan pada berbagai lembaga pendidikan cukup bervariasi. Hal ini bisa diamati dari berbagai aspek, baik aspek-aspek yang terkait dengan masukan instrumental, seperti kurikulum, tenaga pengajar, bahan ajar, maupun masukan lingkungan seperti kondisi lingkungan fisik dan manajerial kepala sekolah, aspek-asek yang terkait dengan proses, seperti proses belajarmengajar dan sarana serta prasarana yang dibutuhkan, maupun aspek-aspek yang terkait dengan keluaran, seperti hasil ujian dan keterserapan lulusan oleh para tenaga kerja. Pada kenyataanya pendidikan bukanlah merupakan suatu upaya yang sederhana, melainkan melalui suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan menyangkut kepentingan

3 semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat (Fattah, 2003:1). Banyak faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru, seperti kemampuan guru, ketersediaan sarana prasarana, kompensasi guru, kepala sekolah, iklim sekolah, akreditasi sekolah, dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut saling terkait satu sama lain. Namun demikian, keberadaan kepala sekolah merupakan titik sentral dalam peningkatan kinerja guru karena melalui kepala sekolah maka program-program peningkatan professional guru dapat disusun dan dikembangkan. Sejalan dengan proses pengembangan kinerja sekolah maka keberadaan monitoring dan evaluasi kinerja kepala sekolah sangat dibutuhkan agar kepala sekolah bersungguh-sungguh dalam meningkatkan kinerja sekolah. Hal ini selaras dengan Keputusan Bupati Kendal Nomor 16 tahun 2003 tentang masa bakti penugasan pegawai negeri sipil sebagai kepala Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan di Lingkunga Pemerintah Kabupaten Kendal. Selain monitoring dan evaluasi kinerja kepala sekolah, faktor lainnya yang terkait dengan kinerja guru adalah akreditasi sekolah. Sekolah yang terakreditasi amat baik sudah barang tentu merupakan sekolah yang dianggap berkualitas. Demikian juga sebaliknya, sekolah yang terakreditasi cukup, tentunya masyarakat menganggap sekolah tersebut kurang berkualitas.

4 Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian kelayakan suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS), yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan peringkat kelayakan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat digunakan sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan. Juga untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terdapat kesan bahwa akreditasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal, terhenti sebatas kegiatan administratif belaka. Pengamatan penulis didasari kajian mendalam setelah berkecimpung dalam urusan akreditasi sekolah. Pemahaman akreditasi sekolah cenderung memunculkan sikap formalitas, baik dari pihak pengawas maupun pihak sekolah. Formalitas yang menyangkut temuan sesaat waktu penilaian berlangsung. Penilaian yang mendasarkan pada "ada" atau "tidak ada" komponen-komponen yang dinilai akan mendorong tindakan mengada-ada. Demi nilai, kelengkapan mesti diadakan meskipun sesaat. Cara-cara tersebut sebenarnya dilandasi oleh cara berpikir bahwa akreditasi bukan lagi sebagai "sarana" untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi sebagai "tujuan". Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan melalui strategi Sistem Pembinaan Profesional dijabarkan dalam pelaksanaannya di lapangan dengan membentuk gugus sekolah yang terdiri dari satu sekolah sebagai SD Inti dan SD lainnya sebagai SD Imbas, sehingga satu gugus sekolah paling banyak terdiri dari 8 SD. Pada SD Inti dibentuk Pusat Kegiatan Guru (PKG). Di

5 dalam PKG tersebut dilakukan kegiatan berupa Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS). Kelompok Kerja ini berfungsi sebagai wadah peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan. Kualitas profesi tenaga kependidikan dasar perlu terus ditingkatkan, sehingga kepala sekolah dan guru dapat menunjukkan kompetensi yang meyakinkan dalam segi pengetahuan keterampilan serta penguasaan tentang kurikulum, materi atau bahan pelajaran, metode mengajar, teknik evaluasi dan memiliki komitmen terhadap tugas serta disiplin yang tinggi. Kompetensi guru dimaksud perlu dikembangkan secara terpogram, berkelanjutan melalui suatu sistem pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas profesional guru. Keberadaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) dalam Sistem Pembinaan Profesional di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan Nasional, secara organisatoris telah ada dan berfungsi sebagai wahana peningkatan kompetensi guru. Keberadaan Pusat Kegiatan Guru berorientasi pada kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang wajib diikuti oleh semua guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran. Berdasarkan deskripsi di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Dukungan Monitoring dan Evaluasi Kepala Sekolah, Akreditasi Sekolah, dan Efektivitas Pelaksanaan KKG terhadap Kinerja Guru SD Negeri di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal tahun 2008.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: 1. Adakah dukungan yang signifikan monitoring dan evaluasi kepala sekolah, akreditasi sekolah, dan efektivitas pelaksaaan KKG terhadap kinerja guru SD di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal? 2. Adakah dukungan yang signifikan monitoring dan evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SD di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal? 3. Adakah dukungan yang signifikan akreditasi sekolah terhadap kinerja guru SD di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal? 4. Adakah dukungan yang signifikan efektivitas pelaksaaan KKG terhadap kinerja guru SD di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memaknai: 1. Dukungan secara bersama-sama monitoring dan evaluasi kepala sekolah, akreditasi sekolah, efektivitas pelaksaaan KKG terhadap kinerja guru; 2. Dukungan monitoring dan evaluasi kepala sekolah terhadap kinerja guru; 3. Dukungan akreditasi sekolah terhadap kinerja guru; 4. Dukungan efektivitas pelaksaaan KKG terhadap kinerja guru.

7 D. Manfaat Penelitian Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis maupun praktis. Secara teoretis, jika dalam penelitian ini monitoring dan evaluasi kepala sekolah, akreditasi sekolah, dan efektivitas pelaksaaan KKG terbukti memiliki dukungan dengan kinerja guru, berarti hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan teori untuk kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kinerja guru. Selebihnya penelitian ini juga akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan menambah kasanah bagi manajemen pendidikan. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini dapat digunakan: 1. Sebagai masukan bagi upaya pengembangan konsep manajemen pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan pembinaan personil guru di SD Negeri; 2. Sebagai informasi secara empiris tentang dukungan monitoring dan evaluasi kepala sekolah, akreditasi sekolah, dan efektivitas pelaksaaan KKG dengan kinerja guru, sehingga dapat dijadikan landasan kerja bagi Kepala Sekolah dalam mengembangkan program peningkatan kinerja guru SD Negeri; 3. Sebagai masukan bagi para guru SD Negeri di UPTD Dinas Dikpora Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya.