PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL

Kerja Praktek PT.Petrokimia Gresik 1

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS (CT) PADA PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UNIT PELAYANAN TRANSMISI SEMARANG

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

TRANSFORMATOR TEGANGAN DAN PEMELIHARAANYA PADA PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN REGION JAWA TENGAH & DIY

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN PEMISAH ( PMS ) PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN ( PERSERO ) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

TRANSFORMATOR DAYA & PENGUJIANNYA

BAB IV PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (CIRCUIT BREAKER) DI APP DURI KOSAMBI

BAB III. Tinjauan Pustaka

PEMELIHARAAN PENTANAHAN PADA PENTANAHAN ABSTRAK

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

BAB II LANDASAN TEORI

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAANNYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTU TAMBAK LOROK UNIT III

PEMELIHARAAN TRAFO TEGANGAN (PT) PADA GARDU INDUK KRAPYAK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktik ANALISIS PENGUKURAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA DI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI APP SEMARANG

BAB III PENGAMBILAN DATA

ANALISA PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO DAYA 10MVA 70/20KV PADA GARDU INDUK TALANG RATU PT.PLN (PERSERO) PALEMBANG

Makalah Seminar Kerja Praktek OFFLINE PREVENTIVE MAINTENANCE TRANSFORMATOR TENAGA PADA PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

BAB III LANDASAN TEORI

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

PEMELIHARAAN MINYAK TRANSFORMATOR PADA MINYAK TRANSFORMATOR NOMOR 4 DI GARDU INDIK KEBASEN ABSTRAK

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAN GARDU DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

Pengujian Transformator

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

Makalah Seminar Kerja Praktek PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA PLTGU TAMBAK LOROK UNIT 2 PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG

Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA PLTGU TAMBAK LOROK

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

PEMELIHARAAN RELE PENGAMAN PADA TRANSFORMATOR. Yudi Yantoro, Sabari

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

PEMELIHARAAN TRAFO 1 PHASA 50 KVA

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

BAB III METODE EVALUASI PENGUJIAN BELITAN TRAFO DISTRIBUSI

Transformator Daya dan Cara Pengujiannya

PEMELIHARAAN ALMARI KONTROL

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah

BAB 1 P E N D A H U L U A N

REKONDISI TRANSFORMATOR UNTUK MENGATASI MENURUNNYA KEMAMPUAN ISOLASI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

Makalah Seminar Kerja Praktek ON LOAD TAP-CHANGING PADA FURNACE TRANSFORMATOR

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

FORUM TEKNOLOGI Vol. 06 No. 3 DIELECTRIC BREAKDOWN MINYAK PADA TRANSFORMATOR PLN 2 PPSDM MIGAS. Oleh : Ahmad Nawawi ABSTRAK

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAFO DISTRIBUSI PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISA JENIS KEGAGALAN TRANSFORMER BERDASARKAN HASIL UJI DGA DENGAN METODE ROGER S RATIO PLTU TAMBAK LOROK

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MENGGUNAKAN MEDIA PEMADAM GAS SF6 DI GARDU INDUK UNGARAN 150 KV APP SEMARANG BASE CAMP SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DAN SISTEM PENGAMANNYA

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR TIGA BELITAN SEBAGAI GENERATOR STEP-UP TRANSFORMER

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

PEMELIHARAAN GENERATOR PADA PLTA JELOK UBP MRICA

Perbaikan Tegangan Sisi Sekunder Transformator Daya 150/20KV di Gardu Induk Ungaran

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ANALISA MINYAK TRANSFORMATOR PADA TRANSFORMATOR TIGA FASA DI PT X

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

PERHITUNGAN INDEKS POLARISASI PADA TRANSFORMATOR 18 MVA DI GARDU INDUK KERAMASAN PT.PLN (PERSERO) PEMBANGKITAN SEKTOR KERAMASAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS ISOLASI MINYAK TRANSFORMATOR FASILITAS GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

TUGAS AKHIR ANALISA GANGGUAN TRANSFORMATOR TURBIN UAP UNIT 3 PLTGU MUARA KARANG BLOK 2 DENGAN METODE RCFA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR III 60 MVA 150/20 KV GARDU INDUK BOGOR BARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MONITORING KONDISI TRAFO DAYA SECARA ONLINE BERBASIS ANALISIS DATA TERMAL DAN SPEKTRUM ARUS PADA TRANSFORMATOR TIANG 220 VAC

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. 4.1 Analisa Pengujian Rasio Kumparan / Belitan Trafo Dengan TTR

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TRAFO TEGANGAN MAGNETIK

BAB III. Transformator

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENGATURAN TEGANGAN SEKUNDER TRANSFORMATOR DAYA II DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PT. PLN (PERSERO) LAPORAN AKHIR

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TRAFO TENAGA 60 MVA SHORT CIRCUIT ANALYSIS OF POWER TRANSFORMER 60 MVA

Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Jakarta, 1995,

Transkripsi:

PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA PADA GARDU INDUK 150 kv SRONDOL PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG Hadha Alamajibuwono 1, Dr. Ir. Hermawan, DEA 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Email : masbol_outz@yahoo.com Abstrak PLN sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk menyuplai energi listrik yang ada dengan seoptimal mungkin seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik. Agar dapat memanfaatkan energi listrik yang ada serta menjaga kualitas sistem penyaluran dan kerusakan peralatan, maka diperlukan suatu sistem pengaman dan sistem pemeliharaan instalasi Gardu Induk. Dalam suatu gardu induk terdapat suatu peralatan yaitu transformator daya yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Pemeliharaan transformator daya dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya tahan peralatan sistem tenaga listrik, khususnya transformator daya agar dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga kontinuitas penyaluran tetap terjaga dengan baik. Oleh karena itu diperlukan pemeliharaan secara terjadwal sesuai dengan buku panduan dari pabrik. Jika terjadi ketidaknormalan dari suatu hasil pemeliharaan transformator maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut agar tidak terjadi gangguan pada saat transformator beroperasi. Kata Kunci : Transformator daya, Gardu Induk, Pemeliharaan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gardu Induk merupakan kumpulan peralatan listrik tegangan tinggi yang mempunyai fungsi dan kegunaan dari masing-masing peralatan yang satu sama lain saling terkait sehingga penyaluran energi listrik dapat terlaksana dengan baik. Salah satu peralatan utama yang terdapat di Gardu Induk adalah transformator daya. Pemeliharaan dan pengoperasian yang tidak benar terhadap transformator daya akan memperpendek umur transformator daya dan akan menimbulkan gangguan gangguan pada saat beroperasi sehingga kontinuitas penyaluran menjadi tidak lancar. 1.2 Tujuan Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk mengetahui pemeliharaan transformator daya yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol. 1.3 Pembatasan Masalah Makalah ini disusun untuk mempelajari jenis dan bagian-bagian transformator daya yang terdapat di GI 150 kv Srondol. Untuk mempersempit masalah, maka hanya dibahas mengenai pemeliharaan pada transformator daya. II. DASAR TEORI Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafo trafo daya ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan/proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kv ditanahkan secara langsung disisi netral 150 kv, dan transformator 70/20 kv ditanahkan dengan tahanan disisi netral 20 kvnya.

2.1 Prinsip Kerja Trafo bekerja atas dasar pembangkit tegangan induksi bolak-balik di dalam kumparan yang melingkupi fluksi yang berubah-ubah. Apabila lilitan primer diberi tegangan bolak-balik E 1 maka akan timbul arus I 2 (pada trafo tak berbeban : I 0 ) pada belitan primer, yang kemudian akan membangkitkan fluksi bolakbalik pada inti trafo. Kemudian fluksi ini membangkitkan primer dan arus I 2 pada sekunder, bila trafo berbeban. Keterangan : Gambar 2.1 Lilitan Trafo Daya E 1 E 2 I 1 I 2 N 1 N 2 e 1 e 2 : Tegangan primer : Tegangan sekunder : Arus primer : Arus sekunder : Lilitan primer : Lilitan sekunder : Tegangan Induksi Primer : Tegangan Induksi Sekunder : Fluksi 2.2 Bagian Bagian dari Transformator 2.2.1 Bagian Utama a) Inti Besi Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy (Eddy Current). b) Kumparan Transformator Terdiri dari beberapa lilitan berisolasi yang membentuk suatu kumparan. Kumparan tersebut diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti karton, pertinax, dan lain lain. Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada rangkaian sekunder ditutup (bila ada rangkaian beban) maka akan menghasilkan arus pada kumparan ini. Jadi kumparan sebagai alat transformasi tegangan dan arus. c) Minyak Transformator Minyak transformator disini berfungsi sebagai pengisolasi (isolator) dan pendingin. Minyak sebagai isolator berfungsi mengisolasi kumparan di dalam transformator supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan tinggi. Minyak sebagai pendingin berfungsi mengambil panas yang ditimbulkan saat transformator berbeban lalu melepaskannya dan melindungi komponen di dalamnya terhadap oksidasi dan korosi. d) Bushing Hubungan antara transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator e) Tangki dan Konservator Pada umumnya bagian bagian transformator yang terendam minyak trafo ditempatkan di dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator 2.2.2 Peralatan Bantu a) Pendingin Pada inti besi dalam kumparan kumparan akan timbul panas akibat rugi besi dan rugi tembaga. Apabila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan, akan merusak isolasi di dalam trafo. Untuk mengurangi kenaikan suhu transformator yang berlebihan, maka perlu dilengkapi dengan alat

pendingin/sistem pendingin untuk menyalurkan panas keluar transformator. Media yang dipakai pada pendingin dapat berupa : Udara/gas Minyak Air b) Tap Changer (Perubah Tap) Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang diinginkan dari jaringan tegangan primer yang berubah ubah. Tap changer yang bisa beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak berbeban disebut Off Load Tap Changer dan hanya dapat dioperasikan secara manual. Tap changer yang dapat beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan berbeban disebut On Load Tap Changer dan dapat dioperasikan secara manual maupun otomatis. c) Alat Pernafasan (Dehydrating Breather) Akibat pernafasan transformator tersebut maka permukaan minyak akan selalu bersinggungan dengan udara luar. Udara luar yang lembab akan menurunkan nilai tegangan tembus minyak transformator, maka untuk mencegah hal tersebut pada ujung pipa penghubung udara luar dilengkapi dengan alat pernafasan berupa tabung berisi kristal zat hygroskopis. d) Indikator Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator pada transformator sebagai berikut : Indikator suhu minyak Indikator permukaan minyak Indikator suhu winding Indikator kedudukan tap III. PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR DAYA Pemeliharaan transformator daya dilakukan untuk menjaga efektivitas dan daya tahan peralatan sistem tenaga listrik, khususnya transformator daya agar dapat bekerja sebagaimana mestinya sehingga kontinuitas penyaluran tetap terjaga dengan baik. 3.1 Jenis jenis Pemeliharaan Pemeliharaan dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut : a. Pemeliharaan preventive (Time base maintenance) Pemeliharaan preventive adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya b. Pemeliharaan Prediktif (Conditional maintenance) Pemeliharaan prediktif adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara mempredisi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan c. Pemeliharaan korektif (Corective maintenance) Pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terencana ketika peralatan listrik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi d. Pemeliharaan darurat (Breakdown maintenance) Pemeliharaan darurat adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya terurai \

3.2 Analisa Hasil Pemeliharaan Transformator Daya pada GI 150 kv Srondol a. Pengujian Tegangan Tembus Minyak Pengujian tegangan tembus adalah suatu pengujian dimana minyak trafo diberi tegangan pada frekuensi sistem pada dua elektroda yang diletakkan didalam minyak isolasi. Jarak elektroda tergantung pada standard yang digunakan. Pada banyak standard jarak yang digunakan adalah 2,5 mm Gambar 3.1 Alat uji tegangan tembus minyak Tabel 3.1 Data Pengujian tegangan tembus minyak isolasi No 1 2 3 Uraian Kegiatan Minyak bagian atas Minyak bagian bawah Minyak OLTC Tegangan Tembus (kv/2,5 mm) Warna Minyak Trafo 75 2 75 2 70.3 2.5 Standar Pengujian SPLN 49 1 : 1982 Tegangan Tembus 0 70 kv : > 30 kv/2,5 mm 70 170 kv : > 40 kv/2,5 mm > 170 kv : > 50 kv/2,5 mm Warna Minyak Trafo 1 2 : Baik (kuning pucat) 2,5 3 : Cukup Baik (kuning terang) 3,5 5,5 : Sedang (kuning sawo) 6 10 : Tidak Baik(coklat kehitaman) masih layak digunakan karena masih dalam batas yang diijinkan menurut standar pengujian SPLN 49 1 : 1982. Tidak ada tegangan tembus minyak isolasi yang berada di bawah 40 kv/2,5 mm. b. Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan Trafo Pengukuran tahanan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan isolasi belitan / kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap badan (Case) maupun antar belitan primer, sekunder dan tertier (bila ada). Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar (nilai) kebocoran arus (leakage current ) yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya. Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi Gambar 3.2 Alat ukur tahanan isolasi Dari data hasil pengujian/pengukuran tegangan tembus minyak di atas maka dapat disimpulkan bahwa minyak isolasi trafo

R 10 R 1 X 100 % - (Polarization Index). Keterangan : R 1 = Nilai tahanan isolasi pengukuran menit pertama, R 10 = Nilai tahanan isolasi pengukuran pada menit kesepuluh Tabel 3.2 Data hasil pengukuran tahanan isolasi No 1 2 3 4 5 6 7 Kumparan/Belitan Trafo Hasil Pengukuran (MΩ) 1 10 IP menit menit Primer Tanah 853 1560 1,82 Sekunder Tanah 1760 2630 1,49 Tertier Tanah 1930 5120 2,65 Primer Sekunder 2140 4420 1,94 Primer Tertier 4800 7890 1,64 Sekunder Tersier 2140 6330 2,95 Primer & Sekunder Tertier 2400 6800 2,83 Menurut standar VDE (catalouge 228/4) minimum besarnya tahanan isolasi kumparan trafo, pada suhu operasi dihitung 1 kilo Volt = 1 MΩ (Mega Ohm) Tabel 3.3 Index nilai polarisasi Kondisi Index Polarisasi Berbahaya < 1,0 Jelek 1,0-1,1 Dipertanyakan 1,1-1,25 Baik 1,25-2,0 Sangat Baik Di atas 2.0 Dari data hasil pengujian/pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa tahanan isolasi belitan trafo cukup aman dan kebocoran arus masih memenuhi ketentuan sehingga trafo aman untuk diberi tegangan dan terhindar dari kegagalan isolasi. Hal ini disebabkan karena nilai index polarisasi (IP) dari tahanan isolasi belitan trafo masih dalam batas kondisi baik yaitu di atas 1,25. c. Pengujian/Pengukuran Ratio Tegangan Untuk mengetahui ratio atau perbandingan sebenarnya dari alat yang berfungsi untuk mentranformasikan besaran listrik, antara lain Transformator tenaga, Transformator arus dan Potensial Transformator (Capasitive Voltage Transformator atau lebih dikenal dengan sebutan CVT). Ratio yang akan dibandingkan adalah nilai awal (nilai desain-nya, factory report atau site test report) dengan nilai pengujian terakhir. Sehingga dapat diketahui ratio dari alat listrik tersebut masih sesuai atau tidak. Persamaan dasar Transformator adalah : E 2 N 2 = = K E 1 N 1 Keterangan : N 2 = banyaknya belitan pada sisi sekunder N 1 = banyaknya belitan pada sisi primer E 1 = tegangan pada sisi primer. E 2 = tegangan pada sisi sekunder K = konstanta Transformator atau ratio transformator. Jika N 2 > N 1 atau K > 1 maka trafo tersebut berfungsi sebagai penaik tegangan atau step-up transformer, demikian sebaliknya bila N 2 < N 1 atau K< 1 berfungsi sebagai trafo penurun tegangan atau step-down transformator. Idealnya Transformator mempunyai daya input sama dengan daya output, dalam persamaan : Input VA = Output VA V 1 I 1 = V 2 I 2 atau I 2 V 1 1 = = I 1 V 2 K

perbedaan ratio tegangan hasil pengukuran adalah 0,5 % dari rasio tegangan name plate. Dari data hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa rata rata nilai ratio tegangan pada transformator masih dalam batas toleransi yang diijinkan menurut standar SPLN 50 1982 sehingga transformator layak untuk dioperasikan. Posisi Tap 13L 12L 11L 10L 9L 8L 7L 6L 5L 4L 3L 2L 1L N 13R 12R 11R 10R 9R 8R 7R 6R 5R 4R 3R 2R 1R Gambar 3.3 Rangkaian Pengujian ratio tegangan Tabel 3.4 Data hasil pengukuran ratio tegangan Tegangan Name Plate Hasil Pengukuran Primer Sekunder Ratio (K) DIFF % (V) (V) R S T R S T 168700 22000 7,693 7,692 7,694 0,32 0,31 0,33 167300 22000 7,627 7,627 7,627 0,3 0,3 0,3 165900 22000 7,561 7,560 7,562 0,27 0,26 0,28 164400 22000 7,495 7,494 7,496 0,31 0,29 0,32 163000 22000 7,429 7,428 7,429 0,28 0,26 0,28 161500 22000 7,363 7,363 7,363 0,31 0,31 0,31 160100 22000 7,298 7,297 7,299 0,28 0,27 0,29 158700 22000 7,231 7,230 7,232 0,24 0,23 0,25 157200 22000 7,166 7,165 7,66 0,29 0,27 0,29 155800 22000 7,101 7,099 7,099 0,26 0,24 0,24 154300 22000 7,038 7,033 7,035 0,29 0,28 0,30 152900 22000 6,968 6,966 6,968 0,26 0,24 0,26 151400 22000 6,902 6,900 6,902 0,30 0,27 0,30 150000 22000 6,836 6,835 6,836 0,26 0,24 0,26 148600 22000 6,769 6,768 6,769 0,21 0,20 0,21 147100 22000 6,704 6,702 6,704 0,26 0,23 0,23 145700 22000 6,637 6,635 6,637 0,22 0,20 0,22 144200 22000 6,571 6,571 6,572 0,25 0,25 0,26 142800 22000 6,506 6,504 6,507 0,23 0,21 0,24 141300 22000 6,440 6,438 6,440 0,27 0,25 0,27 139900 22000 6,374 6,373 6,374 0,23 0,21 0,23 138500 22000 6,308 6,306 6,308 0,20 0,18 0,20 137000 22000 6,243 6,241 6,243 0,25 0,22 0,25 135600 22000 6,176 6,175 6,176 0,21 0,18 0,21 134100 22000 6,113 6,111 6,112 0,28 0,26 0,27 132700 22000 6,046 6,046 6,047 0,23 0,23 0,25 131300 22000 5,982 5,979 5,982 0,22 0,18 0,23 Sesuai dengan standar SPLN 50 1982 sebagaimana diuraikan juga dalam IEC 76(1976), toleransi yang diijinkan untuk d. Hasil Pengujian/Pengukuran Tangen Delta Pengujian tangen delta adalah dengan melakukan pengukuran kemampuan dielektrik dari kegagalan (breakdown) dan pengukuran kerugian dielektrik untuk mengetahui kualitas isolasi belitan transformator Transformator yang diuji diibaratkan sebagai kapasitor. Apabila sebuah kapasitor sempurna / ideal diberikan tegangan bolak balik sinusoida maka arusnya akan mendahului tegangan dengan 90 0, seperti gambar 3.4 Ic.CV Ic V Gambar 3.4 Arus mendahului tegangan dengan sudut 90 0 Dalam hal ini berlaku hubungan antara arus Ic dan tegangan V : Ic = C V Oleh karena kehilangan daya dielektrik, maka I mendahului V dengan sudut kurang dari 90 o, gambar 4.22. Sudut disebut sudut fasa dari kapasitor dan faktor dayanya Cos dan = 90 o - disebut sudut kehilangan ( loss angle ). Jadi faktor daya dapat juga dinyatakan sebagai sin. I

I c Ir Ic R C 3. CH L = Pengukuran antara kumparan Primer dan Sekunder 4. CH G = Pengukuran antara kumparan Primer dengan Ground 5. CL G = Pengukuran antara kumparan Sekunder dengan Ground Gambar 3.5 Komponen pada kapasitor yang tidak sempurna Dalam kapasitor sempurna / ideal = 90 0 sehingga = 0. Oleh karena itu kehilangan daya dielektrik dinyatakan oleh : PD = I V cos = I V sin Maka kehilangan daya dalam kapasitor sempurna adalah Nol. Komponen pada kapasitor yang tidak sempurna dijelaskan pada gambar 3.5. Jadi persamaannya adalah: Ic = I cos Sehingga = Keterangan : 1. Ic = Arus Kapasitor (Ampere) 2. Ir = Arus Resistan (Ampere) 3. = 2 f 4. PD = Power Disappear (Watt) 5. Tan = Dissipation Factor Gambar 3.6 Rangkaian pengukuran tangen delta Tabel 3.5 Hasil Pengujian Tangen Delta No Pengukuran Tegangan (kv) Arus (ma) Daya (W) Tan (%) Faktor Koreksi Cap (pf) 1 CH+CHL 10,002 25,561 0,7060 0,25 0,90 8229 2 CH 10,002 13,222 0.44 0,30 0,90 4557 3 CHL(UST) 10,002 12,287 0,242 0,18 0,90 3956 4 CHL 10,002 12,339 0,266 0,20 0,90 3972 5 CL+CLT 5,002 35,422 0,858 0,22 0,90 11419 6 CL 5,001 2,818 0,199 0,64 0,90 908 7 CLT(UST) 5,002 32,609 0,674 0,19 0,90 10513 8 CLT 5,002 32,604 0,659 0,18 0,90 10511 9 CT+CHT 2,002 47,669 2,705 0,51 0,90 15346 10 CT 2,002 47,033 2,687 0,51 0,90 15141 11 CHT(UST) 2,001 0,6380 0,022 0,31 0,90 205 12 CHT 2,001 0,636 0,018 0,25 0,90 205 Berdasarkan rekomendasi dari Double Engineering tahun 1993 (pada 25 0 C), standar tangen delta adalah : < 0,5 % = Normal 0,5 1 % = Perlu investigasi > 1 % = Reklamasi Dari data hasil pengujian/pengukuran tangen delta di atas maka dapat disimpulkan bahwa kualitas isolasi belitan trafo masih dalam keadaan baik sehingga trafo masih layak operasi. Hal ini disebabkan karena rata - rata hasil pengujian/pengukuran tangen delta masih dalam batas yang diijinkan yaitu di bawah 0,5% (normal). Tetapi ada beberapa yang melebihi batas normal (< 0,5%) yaitu CL, CT+CHT, dan CT sehingga perlu diadakan investigasi lebih lanjut agar tidak terjadi kegagalan (failure) pada trafo tersebut seperti pengukuran tahanan isolasi dan lain lain. Beberapa istilah pada pengukuran adalah : 1. UST = Ungrounded Specimen Test artinya objek uji tidak ditanahkan 2. GST = Grounded Specimen Test artinya objek uji ditanahkan

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan 1. Transformator daya adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). 2. Proteksi terhadap peralatan listrik merupakan hal yang paling penting terutama disini pada transformator untuk menghindari gangguan yang mungkin terjadi pada transformator dalam kondisi apapun 3. Pemeliharaan transformator adalah proses kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan instalasi tenaga listrik sehingga didalam operasinya transformator dapat memenuhi fungsi yang dikehendaki secara terus menerus sesuai karakteristiknya 4. Jenis pemeliharaan dibedakan menjadi 4, yaitu pemeliharaan preventive, pemeliharaan prediktif, pemeliharaan korektif, dan pemeliharaan darurat 5. Keandalan transformator selama masa operasi, sangat ditentukan oleh cara pemeliharaannya, sehingga jadwal waktu pemeliharaan perlu dikaji lebih lanjut 4.2 Saran 1. Sebaiknya pemeliharaan transformator dilakukan secara berkala sesuai dengan buku panduan dari pabrik sehingga transformator dapat beroperasi secara terus menerus sesuai karakteristiknya 2. Jika terjadi ketidaknormalan dari suatu hasil pemeliharaan transformator maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut secepatnya agar tidak terjadi gangguan pada saat beroperasi DAFTAR PUSTAKA [1] Agus Cahyono, Tri, 2008, LASO (Less Attended Substation Operation), PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Region Jawa Tengah dan DIY. [2] Team O & M Transmisi dan Gardu Induk PLN Pembangkitan Jawa Barat dan Jakarta Raya, 1981, Operasi dan Memelihara Peralatan, PLN Pembangkitan Jawa Barat Dan Jakarta Raya. [3] Tim Pelatihan Operator Gardu Induk, 2002, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, PT PLN (Persero). [4] Tim Program Pendidikan Diploma Satu (D1) Bidang Operasi dan Pemeliharaan Gardu Induk, 2008, Pemeliharaan Peralatan GI / GITET, PT PLN (Persero) Jasa Pendidikan dan Pelatihan. BIODATA PENULIS Hadha Alamajibuwono (L2F007034), lahir di Semarang tanggal 3 Desember 1989. Mempunyai hobi ngegame dan bermain futsal. Mengenyam pendidikan dari TK hingga SMA di Semarang. Sekarang sedang melanjutkan studinya di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro konsentrasi Power. Semarang, Oktober 2010 Mengetahui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Hermawan, DEA NIP. 19600223 198602 1 001