BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak. Masa ini disebut sebagai the golden age, yaitu saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya sudah banyak yang mengenal game online dan facebook. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

SURAKARTAA. SKRIPSI persyaratan. Sarjana S-1. Disusun Oleh : DWI A USIA DINI

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani agar anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN ANAK USIA D INI MELALUI GAME ED UKASI SEBRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Pendidikan Anak Usia

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

Evaluasi Pembelajaran Pos PAUD Putra Pertiwi Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. cara belajar anak dibuat yang menyenangkan. Di usia 5 6 tahun anak

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-kanak berada pada jalur pendidikan formal yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 butir 1 tentang Sistem. Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang handal dan mampu membangun bangsa. pasal 1, butir 14 tentang sistem pendidikan nasional PAUD adalah suatu

I. PENDAHULUAN. tersebut adalah dengan membuat UU. No. 20 tahun 2003 tentang. SISDIKNAS pasal 1 butir 14 yang bunyinya :

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nasional adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kepribadian anak. Berdasarkan Undang - undang Sistem. Pendidikan Nasional NO.20 Tahun 2003 BAB I ayat 14, menyatakan

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB V PENUTUP. Setelah melakukan analisis data maka hasil penelitian yang dapat dirangkum oleh penulis antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya pengajaran dan pelatihan. Secara umum pendidikan dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan pada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan PAUD tersebut, diperlukan adanya sebuah kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional (Setiyani, 2009). Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu menurut Pasal 1 Butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pengembangan kurikulum dituliskan dalam Pasal 36 ayat 1, yaitu dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Jadi dalam hal ini pendidikan usia dini memerlukan suatu kurikulum yang disesuaikan 1

dengan proses pertumbuhan dan perkembangan anak, dimana pengembangannya mengacu pada tujuan pendidikan nasional sehingga pembelajaran yang dilakukan menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 juga menyebutkan bahwa Taman Kanak-kanak (TK) adalah pendidikan usia dini pada jalur pendidikan formal. Pada masa sekarang ini kurikulum Taman Kanak-kanak (TK) tidak hanya mencakup aktivitas yang mendukung anak secara emosi dan sosial dalam belajar menjadi orang yang lebih kompeten, tetapi juga mempelajari pengalaman akademis, seperti dalam baca-tulis dan membaca, matematika, ilmu pengetahuan, ilmu sosial dan seni (Morrison, 2012). Jadi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan masyarakat akan pendidikan pada setiap jenjangnya berubah menjadi cenderung lebih tinggi. Dalam penyusunan kurikulumnya, Taman Kanakkanak mengacu pada standar-standar yang ada dalam Permendiknas No.58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini tersebut sebagai standar acuan minimal, terutama standar tingkat pencapaian perkembangan. Menurut peraturan ini, standar tingkat pencapaian perkembangan adalah aktualisasi potensi semua aspek perkembangan yang diharapkan dapat dicapai anak pada setiap tahap perkembangannya, bukan merupakan tingkat pencapaian akademik. Pendidikan masa kanak-kanak sangat penting. Menurut Sugiharto (2012), pendidikan PAUD mempunyai pengaruh besar terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak, sebab menurut pakar neurologi 2

berpendapat bahwa ketika anak berumur 0-5 tahun pertumbuhan kecerdasan otaknya berkembang dengan pesat. Sehingga masa ini merupakan masa peka yang amat penting bagi pendidikan anak. Pada masa tersebut pendidikan yang diterima akan memberi bekas yang kuat dan tahan lama. Pada masa tersebut sangat rawan apabila orang tua salah memberikan rangsangan maka nantinya akan memberikan akibat di masa dewasanya. Pentingnya pendidikan masa kanak-kanak telah disepakati para ahli, karena rangsangan yang diterima anak pada masa prasekolah akan menentukan perkembangan selanjutnya. Hal ini juga sejalan dengan pandangan life span perspective dimana tahap perkembangan yang satu mempengaruhi yang lain. Artinya, keberhasilan disuatu tahap perkembangan akan berpengaruh positif terhadap perkembangan berikutnya, sedangkan kegagalan disatu tahap perkembangan juga akan mempengaruhi tahap perkembangan lain. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pendidikan usia prasekolah merupakan dasar yang penting untuk keberhasilan pada jenjang studi selanjutnya. Setelah menyelesaikan pendidikan prasekolah di TK, anak akan mengikuti pendidikan dasar. Dalam hal ini lah letak strategis pendidikan TK karena bisa membantu proses pematangan aspek-aspek perkembangan anak secara terpogram yang tidak mungkin dilakukan orang tua dirumah sehingga anak memiliki kesiapan bersekolah (Sulistyaningsih, 2005). Seperti dalam Permendiknas No. 58 Tahun 2009 bahwa Taman Kanak-kanak memiliki fungsi mempersiapkan anak usia 4-6 tahun untuk lebih matang 3

dalam berbagai tingkat atau pola perkembangan anak yaitu (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) motorik (fisik), (3) kognitif, (4) bahasa dan (5) sosial emosional sehingga siap melanjutkan pendidikan dasar nantinya. Kematangan fisik yang paling mudah diperoleh, sedangkan kualifikasi kematangan yang lain dicapai melalui proses belajar atau perkembangan. Oleh karena itu efektifitas proses pematangannya tergantung kepada bantuan pendidikan. Namun demikian, sekarang ini terlihat bahwa rangsangan pendidikan di masa prasekolah kurang tepat diberikan pada anak. Sebagai contoh, hampir semua TK mengajarkan membaca, menulis dan menghitung (selanjutnya disebut calistung). Alasannya adalah tuntutan situasi dan kondisi. Happy (2011) menyatakan banyak pendidikan dasar (SD), mensyaratkan calon siswanya untuk bisa calistung bahkan anak harus melalui tes. Meskipun hal itu bertentangan dengan PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Pelaksanaan Pendidikan Pasal 69 Ayat 5 yang berbunyi Penerimaan peserta didik kelas 1 (satu) SD/MI atau bentuk lain yang sederajat tidak didasarkan pada hasil tes kemampuan membaca, menulis, dan berhitung atau bentuk lain. Hal ini memunculkan kekhawatiran bagi orang tua yang akhirnya menuntut guru TK agar anaknya menguasai calistung ketika lulus TK. Padahal berdasarkan teori psikologi perkembangan dari Jean Piaget secara tidak langsung menegaskan bahwa calistung tidak boleh diperkenalkan pada usia dibawah 7 tahun karena anak belum mencapai operasional konkret. Fase itu adalah fase dimana anak- 4

anak dianggap sudah bisa berfikir terstruktur dan calistung didefinisikan sebagai kegiatan yang memerlukan cara berpikir terstruktur (dalam Susilowati, 2009). Piaget juga mengatakan bahwa pada masa itu anak masih menggunakan penalaran intuitif dan bukan logis seperti berhitung, membaca, dan menulis. Oleh karena belum bisa menjangkau kemampuan yang bersifat logika, bila dilihat dari kemampuan kognitif, maka anak belum memadai belajar calistung (dalam Junida, 2012). Selain itu, terkadang dalam proses belajar anak tidak sepenuhnya dilakukan dengan bermain yang merupakan prinsip pendidikan TK. Ada kalanya anak harus mengerjakan tugas-tugas dengan menghadapi kertas tes dan mengerjakannya. Glenn Doman (dalam Susilowati, 2009) menyatakan bahwa dalam usia emas anak bisa menyerap dan menangkap informasi lebih efektif, mengingat banyak hal, mempunyai keinginan besar, mampu belajar membaca atau mempelajari bahasa apapun yang diperkenalkan. Melihat kemampuan anak dalam usia tersebut, sesungguhnya calistung bisa membaur dalam kegiatan yang dirancang oleh kurikulum TK tanpa harus membuat anak terbebani, apabila dilakukan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan metode yang tepat. Dari fenomena yang terjadi dan mengingat pentingnya pendidikan prasekolah untuk kehidupan seseorang, maka sudah seharusnya kurikulum TK dirancang dan dilaksanakan untuk memberikan rangsangan yang tepat untuk keberhasilan tahap perkembangan yang fundamental bagi tahap-tahap 5

perkembangan anak berikutnya. Sehingga ketika anak menyelesaikan pendidikan TK sudah siap melanjutkan ke jenjang berikutnya. Oleh karena itu, penulis tertarik dan mengambil TK Bethany School Salatiga untuk menggambarkan dan mengevaluasi kurikulum TK. Alasan memilih TK ini adalah dari data awal terdapat kesenjangan antara hasil pendidikan yang diharapkan dan hasil sesungguhnya yang artinya tiap tahun selalu ada anak yang tidak berhasil mencapai seluruh tahap perkembangan dengan baik. Misalnya pada tahun ajaran 2010/2011 ada yang tidak mencapai perkembangan kognitif dan bahasa yang diharapkan yaitu 4 dan 5 anak. Pada tahun ajaran 2011/2012 ada 8 dan 10 anak yang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan kognitif dan bahasa. Dari hasil ini, maka timbul pertanyaan apakah rangsangan berupa kurikulum dan bagaimanakah pelaksanaannya kepada anak sudah tepat. Karena hasil ini akan mempengaruhi keberhasilan anak selanjutnya. Penggambaran dan evaluasi akan dilakukan pada pelaksanaan kurikulum di TK tersebut yang akan ditinjau dari aspek konteks, masukan, proses, dan hasil. Penelitian sejenis pernah dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar yaitu Syadid (2011) dengan judul Evaluasi Pembelajaran Tahfids di SD Islam Terpadu Muhammadiyah Gunung Terang Bandar Lampung dengan hasil: aspek konteks pembelajaran didukung oleh manajemen sekolah, lingkungan sekolah dan dukungan orang tua yang baik; aspek masukan atau input di dalam pembelajaran SD tersebut adalah guru, kurikulum, siswa, dan sarana; aspek proses yang baik di SD itu 6

didukung oleh desain pelajaran, pelaksanaan, dan evaluasi yang baik oleh guru; aspek hasil yang baik dilihat dari pencapaian target dan sikap siswa. Sedangkan penelitian tentang evaluasi pelaksanaan kurikulum pada jenjang pendidikan usia dini belum pernah dilakukan sebelumnya dan juga belum pernah dilaksanakan di TK Bethany School sendiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah peneletian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kurikulum di Taman Kanak-kanak Bethany School? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kurikulum di Taman Kanak-kanak Bethany School? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kurikulum di Taman Kanak-kanak Bethany School. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kurikulum di Taman Kanak-kanak Bethany School 7

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi para akademisi, bisa dipakai untuk menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan khususnya mengenai kurikulum pendidikan anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, dapat dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan kurikulum dimasa mendatang agar bisa mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal dan bagi sekolah lain bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kurikulum. b. Bagi pembaca, dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai kurikulum pendidikan usia dini E. Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan tesis ini mengikuti sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II merupakan bab tinjauan pustaka; pemaparan teori yang berfungsi sebagai landasan berpikir dalam proses penulisan tesis ini. Beberapa pustaka pada bab ini antara lain meliputi: kurikulum 8

dan pelaksanaan kurikulum mendiskripsikan arti dari kurikulum dan bagaimana hakikat pelaksanaan kurikulum; evaluasi kurikulum tentang berbagai definisi evaluasi dan evaluasi kurikulum serta metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu model CIPP (context, input, process, product ); pendidikan taman kanak-kanak meliputi deskripsi pengertiannya, fungsinya, karakteristik perkembangan anak taman kanak-kanak; kurikulum taman kanak-kanak meliputi pustaka mengenai perencanaan, pelaksanaan, penilaian dalam kurikulum, model dan materi pembelajaran di taman kanak-kanak; dan penelitian yang relevan. Bab III merupakan bab metode penelitian yang meliputi tempat dan waktu penelitian, bentuk dan data penelitian, teknik pengumpulan data, validitas data, analisis data, dan prosedur penelitian. Bab IV adalah bab hasil dan pembahasan penelitian yang mencakup gambaran sekolah, deskripsi hasil penelitian yang meliputi aspek konteks, input, proses, dan hasil atau produk dari pelaksanaan kurikulum; dan pembahasan dari hasil penelitian yang terdiri dari evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil, faktor pendukung dan penghambat. Bab V merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran dari tesis ini. 9