FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

REVIEW. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK. Dr. Dede Abdul Fatah, M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

SURAT 64. AT TAGHAABUN DITAMPAKKAN KESALAHAN KESALAHAN

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

Oleh: Hafidz Abdurrahman, Lajnah Tsaqafiyah DPP HTI

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-69) Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Az-Zumar : 53]

Diantara rahasia dan hakekat shiyam Ramadhan dapat disimpulkan menjadi tujuh perkara yang dapat dirasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan:

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM


*** Tunaikanlah Amanah

HUKUM PIDANA TRANSNASIONAL. Dr Trisno Raharjo, S.H. M.Hum

MENGIKUTI HAWA NAFSU

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP

SALAM PADA TUHAN Oleh Nurcholish Madjid

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN

Bagaimana Caranya Kita Bersyukur? Wednesday, 15 May :39

DAFTAR TERJEMAH. No Hal Kutipan Bab Terjemah

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

P e n t i n g n y a T a b a y y u n

Ingatlah, hanya dengan berdzikir kepada Allah sajalah hati akan menjadi tenteram (QS Ar Ra d : 28).

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

BAB III ANALISIS. hukum positif dan hukum Islam, dalam bab ini akan dianalisis pandangan dari kedua

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

DAFTAR TERJEMAH No. BAB Hal Terjemah

Pendidikan Agama Islam

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Konversi Akad Murabahah

DAFTAR TERJEMAH. Alquran No Halaman Bab Terjemah 1

"PEMIMPIN ADIL NEGARA MAKMUR"

AL-AQSA, PALESTIN DAN KITA Muhammad Haniff Hassan

"SABAR ANUGERAH TERINDAH"

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

WELCOME MATA PELAJARAN : MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH FIQIH. Kelas : XI (Sebelas), Semster : Ganjil Tahun Pelajaran : 2012/2013

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Surat Untuk Kaum Muslimin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

LAMPIRAN TERJEMAHAN AYAT AL-QUR AN

Renungan Pergantian Tahun

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

Janganlah Berlaku Zalim

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

Mendidik anak. Jangan takut.

EFEK KESEHARIAN TAKWA

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang bukan urusan kami (tidak ada contohnya) maka (amalan tersebut) tertolak (Riwayat Muslim)

Mempersembahkan... SEQ. Training Kewirausahaan. Menjadi Pebisnis Amanah & Tawadhu

Muhammadiyah dan Implementasi Tujuan Syari at Islam

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Standar Kompetensi : 4. Membiasakan perilaku terpuji.

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Bismillahirrahmanirrahim

LAPORAN AGAMA K-07. Hukum dan HAM dalam Islam. Kelompok 3.a. Anngota kelompok: Kartika Trianita Zihnil Adha Islamy Mazrad

Pendidikan Agama Islam

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.8 Nabi Syu aib AS.

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Keutamaan Puasa

Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat Telp. (021) Fax: (021)

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

= DAILY MOTIVATION SKILL = disampaikan oleh

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

MENANGKAP PELUANG BISNIS BERDASARKAN KISAH RASULULLAH MUHAMMAD SAW

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

Meneladani Kepemimpinan Rosululloh Solawahualaihi wassalam

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

Serial Akhlak Muslim : Amanah

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

Kejayaan Umat Dalam Berhijrah. Dr. Tajuddin Pogo, Lc.MH

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

Memahami Maksud dan Tujuan Persaudaraan Seiman

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

Khutbah Pertama Maasyirol Muslimin yang dirahmati Allah

Transkripsi:

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK Bom bunuh diri yang dilakukan muslim Palestina sejak sekitar satu sasawarsa terakhir yang sekarang mulai merebak kebeberapa negara seprti Arab Saudi, Irak dan Suria, taktik yang ampuh untuk menghadapi bangsa imperialis atau musuh Islam. Masalahnya dalam perspektif hukum Islam, kemudian muncul sebab yang melakukan pengeboman ikut terbunuh dan realitanya ia membunuh diri, sementara dalam Islam dilarang melakukan tindakan bunuh diri. Tulisan ini membedah tinjauan syariat Islam terhadap tindakan bom bunuh diri tersebut. Kata kunci: Bunuh Diri dan Syariat Islam.

I. PENDAHULUAN Maha suci Allah yang di tangan-nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun QS.Al-Mulk (67): 1-2 Hidup di dalam ajaran Islam adalah bagian dri ujian yang diperuntukan bagi manusia. Maka dari itu dalam bahasa aga apapun yang lahir dan terjadi di dalam kehidupan ini semua adlah ujian. Kekayaan dan kemiskinan adalah ujian, kebodohan dan kepintaran adalah juga ujian, canti dan buruk rupa juga adalah ujian. Kalau semuanya itu berupa ujian, maka yang menjadi penting bagi manusia bukanlah meteri-materi ujian tersebut, tetapi bagaimana menghadapi ujian itu. Kekayaan bila disyukuri menjadikan manusia itu lulus dalam ujian, kemiskinan bila dihadapi dengan kesabaran dan usaha maka manusia itu juga lulus ujian, demikian seterusnya pada materi-materi ujian yang lainya, cantik, cacat, pintar, bodoh dan lain sebagainya. Oleh karena itu dapat saja disini misalnya, orang pintar menjadi bodoh di mata Tuhan dan lin sebagainya yang bisa kita buat berbagai perumpamaan. Kalau hidup ini merupakan ujian, maka kehidupan itu sendiri juga harus kita jaga. Oleh karena itu di dalam ilmu Ushul, memelihara jiwa (hifdz al-nafs) adalah salah satu dari lima maslahat dharuriyat (maslahat utama) yang harus kita jaga. Jika seseorang hendak menghilangkan kehidupan (nyawa) kita, maka menjadi kewajiban kita untuk mempertahankan diri kita. Artinya kita tidak boleh begitu saja membiarkan diri kita dibunuh, tanpa berusaha lebih dahulu untuk mempertahankan jiwa yang kita punya. Selain itu juga, berkenaan dengan menjaga hidup kita dilarang untuk membunuh orang lain tanpa alasan yang jelas, yaitu yang memang dibenarkan secara syar i untuk menghilangkan nyawa orang lain. Kalaupun telah terjadi tindakan kriminal dengan menghilangkan nyawa nyawa orang lain (jarimah al-qashash), maka dalam hukum pidana Islam (fiqh al-jinaiy al- Islam), berlakulah ketentuan sanksi hukum qishash uqubah al-qishash), yaitu dibunuh orang yang membunuh tadi. Dasar pijakan yang dituju AL-Quran sehingga memberlakukan hukuman qishash adalah agar tidak terjadi dendam kesumat yang membara secara turun-temurun sehingga lebih banyak lagi darah yang tertumpah alias mati. Hal ini disebutkan Allah dalam firman-nya:

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, Hai orangorang yang berakal, supaya kamu bertakwa. QS. Al-Baqarah (2): 179 Bunuh Diri Kalau membunuh orang lain, Allah secara tegas melarangnya sebagaimana keterangan di atas, lantas bagaimana kiranya jika kita membunuh diri kita sendiri. bukankah itu tidak merugikan orang lain, kehidupan yang kita akhiri adalah kehidupan kita sendiri. dalam konteks ini, maka dapatkah dibenarkan pemikiran bahwa yang memiliki hak atas hidup ini, maka kitapun berhak mengakhirinya. Bolehkah itu masuk dalam bagian hak asasi manusia? Dalam masalah bunuh diri ini Allah juga secara tegas mengharamkannya dengan firman-nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. QS. Al-Nisa (4): 29 Di dalam ajaran Islam, larangan bunuh diri itu berdasarkan alasan bahwa hidup dan mati adalah milik prerogatif (hak mutlak) Allah.manusia di dalam hal ini tidak boleh turut campur. Allah sendiri yang menetukan kapan seseorang itu harus memulai hidupnya dan kapan pula seseorang itu harus mengakhiri kehidupannya. Orang yang membunuh dirinya sendiri dipandang turut campur dalam urusan Allah. Bahkan karena perbuatannya itu ia telah berarti mensejajarkan dirinye dengan orang musyrik. Dalam hal ini ketika ia melaksanakan bunuh diri telah tiada iman di dalam hatinya. Selanjutnya, karena orang yang melakukan bunuh diri itu diolongkan pada orang yang tidak ada iman alias musyrik, maka karena itu dilarang bagi bagi kita menshalat jenazahkan orang tersebut. Sesuai dengan ketentuan Nabi: Dari Jandub Ibn Abdullah ra bahwa Rsulullah bersabda: Ada dimasa dahulu sebelum kamu, seseorang menderita luka. Tiba-tiba ia jengkel, lalu mengambil pisau dan memotong lukanya, maka tidak berhenti darahnya hingga mati. Allah berfirman: Hamba-Ku telah mandahului Aku terhadap dirinya (jiwanya). Maka aku haramkan

syurga (karena ia telah membunuh dirinya dan tidak sabr menerima ujian Allah swt). Terhadap mereka yang diharamkan jenazah, sebab mereka itu kafir HR Bukhari dan Muslim. Orang membunuh diri jelas akan dimasukan ke dalam neraka, sebagaimana Rasulullah telah bersabda menurut yang didengar Abu Hurairah: Orang yang mebunuh dirinya dalam neraka. Dan barang siapa membunuh diri dengan menggantung dirinya, orang itu nantinya akan selalu menggantung dirinya ke dalam neraka HR. Bukhari Bunuh Diri dan Jihad Kalau membunuh diri karena sebab tidak tahan dengan ujian Allah swt diharamkan, lantas bagaimana dengan bunuh diri dalam rangka mempertahankan kedaulatan diri, bangsa, agama dan lain sebagainya. Apakah hal itu dapat digolongkan dalam perbuatan mebunuh diri ataukah jihad. Adapun penggunaan bom bunuh diri dalam jihad, sehingga membunuh dirinya sendiri adalah bentuk lain dari metode jihad. Bukankah berjihad dengan berperang akan juga berakhir dengan kematian. Apalagi apabila kekuatan lawan yang dituju lebih besar dan tidak seimbang. Sudah dapat diperhitubgkan bahwa kematian akan mengikutinya. Menjawab pertanyaan di atas sulit apa yang harus diputuskan seperti lantunan sebuah lagi barat When Love and Hate Collide (ketika cinta dan benci menyatu). Membunuh diri adalah sesuatu yang sangat dibenci oleh Allah dan jihad adalah sesuatu yang sangat dicintai oleh Allah. Tentang suruhan berjihad ini Allah menegaskan dalam firman-nya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. QS. Al-Shaf (61): 10-11 Begitupun masalah ini harus ada jawabannya untuk menghasilkan keputusan yang sifatnya tetap yang bisa dijadikan pegangan. Di dalam ilmu ushul dikenal suatu kaedah fiqhiyyah yang berbunyi: apabila saling berbenturan antara dua mafsadah

(kerusakan), maka dilihat mana yang lebih berbahaya dengan mengambil yang lebih ringan bahayanya. Oleh karena itu berdsarkan kidah ini boleh saja kita melukai (membedah) mayat seorang ibu hamil yang didalamnya terdapat bayi yang diharapkan masih hidup. Boleh juga kita mengambil makanan orang lain karena keterpaksaan kelaparan yang mengancam jiwanya. Boleh juga memotong tanaman orang lain yang melewati batas rumah tetangga tanpa izin sebab menganggu sirkulasi udara dan keindahan lingkungan. Dalam masalah bom bunuh diri dalam suatu perjuangan, maka kaidah ini juga kiranya bisa dipakai. Oleh karena itu dalam masalh ini ada dua kebutuhan yang memang menjadi kewajiban kita menjaganya, pertama kewajiban menjaga agama dan kedua kewajiban menjaga diri. Dengan membunuh diri berarti telah mengabaikan keselamatan jiwa. Tetapi kalau sudah diperangi berarti mengabaikan keselamatan agama. Dengan kata lain kaidah ini diterapkan harus dengan melihat kondisi mana yang lebih relevan untuk diterapkan. Untuk suatu kondisi suatu negara tertentu ketentuan ini boleh jadi adalah menjadi suatu kemestian. Artinya mereka berjuang dengan melakukan bom bunuh diri itu tidak dihukum sebagai orang yang bunuh diri, tetapi lebih merupakan salah satu resiko perjuangan. Sedangkan bagi negara lain, dimana kekuatan muslimin lebih kuat, maka penggunaan metode berjihad dengan sistem bom bunuh diri atau sesuatu lainnya dengan bunuh diri adalah haram sifatnya. Berdasarkan kaidah yang kita terapkan dan dengan tidak juga melihat maslahat-maslahat lain. KESIMPULAN Adapun yang terpenting dalam masa-masa sekarang ini dialoglah jalan terbaik dengan masing-masing pihak menjauhkan diri dari cara-cara kekerasan. Selanjutnya, dalam dialog haruslah sama-sama berpegang pada prinsip duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Tidak sebaliknya pihak yang kuat sebagai penentu hasil-hasil dialog. Dan jika demikian sudah dapat dipastikan kekerasan-kekerasan berikutnya akan terus dan selalu menghiasi umat manusia. Wallahu alam bi al-shawab.