BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dengan populasi penduduk kota

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan pendapat Sugiyono (2003:58) mendefinisikan bahwa:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tersebut perlu memikirkan gaya kepemimpinannya. Gaya kepemimpinan adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Feist (2010:134) kajian mengenai sifat manusia pertama kali

3. Emosi subyek ketika menjawab pertanyaan interview. 4. Bagaimana kebudayaan etnis Cina dalam keluarga subyek?

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pembelian Impulsif adalah salah satu jenis dari perilaku membeli, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Utuh berarti bahwa individu tidak dapat dipisahkan dengan segala cirinya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. tahun 1996 yang merupakan ahli teori pembelajaran sosial. Locus of control dapat

Unified Modelling Language UML

MYERSS BRIGGS TYPE INDICATOR

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar Use Case Diagram

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dengan demikian objek yang akan penulis kaji adalah Sistem Informasi

BAB II URAIAN TEORITIS. Sumbayak (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Daftar Isi ANALISA DIRI PENDAHULUAN MINAT KARIR KESIMPULAN

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: Sam Poole ID: HC Tanggal: 23 Februari 2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

HOGANDEVELOP INSIGHT. Laporan Untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 4 November HOGAN ASSESSMENT SYSTEMS INC.

SEJARAH UML DAN JENISNYA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang efektif (Yukl, 2010). Tidak ada organisasi yang mampu berdiri tanpa adanya

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Most Conceptual. Personal Dewasa

MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDUAL PADA PESERTA DIDIK PROGRAM PENGAJARAN INDIVIDUAL

EVA IMANIA ELIASA, M.Pd

SUMBER PERBEDAAN INDIVIDUAL

Tugas Mandiri Analisis dan Perancangan Sistem II ACTIVITY & SWIMLANE DIAGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

TRAIT FACTOR THEORY EYSENCK, CATTELL, GOLDBERG. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dengan transisi adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan

Most Reliable. Personal Dewasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II.3.5 Statechart Diagram... II-14 II.3.6 Activity Diagram... II-15 II.3.7 Component Diagram... II-16 II.3.8 Deployment Diagram... II-16 II.3.

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran itu adalah e-learning. E-learning merupakan suatu teknologi informasi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. proses kerja yang sedang berjalan. Pokok-pokok yang di analisis meliputi analisis

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengelolaan. Menurut Mangkunegara (2005) manajemen adalah suatu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. perusahaan FIRST FOREX. Perusahaan ini belum mempunyai suatu alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kata lain dilakukan tes psikologi. Salah satu pengukuran yang dilakukan

Audition - Panduan Wawancara Sample Profile Peran: 1 Transformational Leadership Tanggal pengolahan laporan: 13/03/2016 Organisasi: Facet5

Most Expanding. Personal Dewasa

EMOTIONAL INTELLIGENCE MENGENALI DAN MENGELOLA EMOSI DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN Hogan Assessment Systems Inc.

Citra Noviyasari, S.Si, MT SI - UNIKOM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Lampiran 1 - Pengenalan terhadap UML (Unified Model Language)

BAB IV ANALISIS DAN PERENCANAAN SISTEM. yang terdapat pada sistem tersebut untuk kemudian dijadikan landasan usulan

2.4.4 Activity Diagram... II Sequence Diagram... II Collaboration Diagram... II Implementasi... II PHP...

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel komitmen, dan

C A R E E R H O G A N D E V E L O P TIPS- TIPS PENGEMBANGAN UNTUK MANAJEMEN KARIR. Laporan untuk: John Doe ID: HC Tanggal: 29 Juli 2015

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan pengembangan sistem informasi berbasis komputer. Sistem informasi

I.2 Identifikasi Masalah... I-2. I.3 Rumusan Masalah... I-2. I.4 Tujuan... I-3. I.5 Manfaat... I-3. I.6 Batasan Masalah... I-3

PENGANTAR RUP & UML. Pertemuan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI FEB. Manajemen. Modul ke: Fakultas SYAHLAN A.SUME,SE,MM. Program Studi

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dan Pemesanan berbasis web. Objek penelitian pada penyusunan skripsi ini adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. dimaksudkan untuk menitik beratkan kepada fungsi sistem yang berjalan dengan

PERSONALITY AND EMOTIONAL. By Syafrizal Chan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif, baik yang menyenangkan

BAB II LANDASAN TEORI Konsep Dasar Membangun Aplikasi Berbasis Web

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan saat yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Universitas Indonesia

Analisis dan Perancangan Sistem II T02 Use Case

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan jumlah total cara-cara di mana seorang individu beraksi atas

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-3

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. domain & Web Hosting. Untuk lebih jelas mengenai gambaran umum perusahaan,

DAFTAR ISTILAH. Activity Diagram

Data Diri TES DISC. M L Baik hati, berhati lembut, manis M L Pintar memperngaruhi orang lain, meyakinkan

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan. Analisis sistem bertujuan

Rancang Bangun Aplikasi Code Sharing Sebagai Alat Bantu Media Interaktif Perkuliahan Pada Mata Kuliah Pemrograman Web

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama peranan permainan dirasakan cukup efektif dalam membantu menghilangkan

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

BAB III LANDASAN TEORI

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

BAB II LANDASAN TEORI

Most Energizing. Personal Dewasa

Web Engineering Mengenal Rekayasa Web. Husni Husni.trunojoyo.ac.id

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. menggambarkan aliran-aliran informasi dari bagian-bagian yang terkait, baik dari

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. sistem yang telah ada, dimana analisis sistem merupakan proses mempelajari suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam pengerjaan Tugas Akhir. Bab ini membahas mengenai teori personality dan sistem rekomendasi serta perangkat pendukung yang digunakan selama Tugas Akhir. 2.1 Personality Menurut Wikipedia 4 pengertian personality atau kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.sedangkan menurut Schultz Personality berasal dari bahasa latin yaitu Persona yang berarti sebuah topeng yang digunakan actor untuk penampilannya didepan umum. Setiap individu mempunyai ciri-ciri kepribadiannya masing-masing. Ada yang positif atau negatif. Contoh kepribadiaan yang positif adalah mampu menilai diri sendiri, dapat mengontrol emosi, mandiri, memiliki rasa simpati yang tinggi dan lain-lain. Sedangkan contoh kepribadian yang negatif adalah mudah marah, merasa cemas, berbohong dan lain-lain. Berbagai teori sudah diungkapkan mengenai kepribadian untuk dapat menjelaskan teori kepribadian. Salah satunya yang dilakukan oleh Schultz dalam Nunes yang mengelompokkan teori personality kedalam 9 kategori yang dijelaskan pada gambar berikut ini. 4 www.wikipedia.org 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 Gambar 2 Kategori Personality traits Dari Sembilan kategori diatas, pada Tugas Akhir ini menggunakan teori traits. Ini dikarenakan traits dapat dimodelkan dan diimplementasikan kedalam komputer sebagaimana yang diungkapkan oleh (Nunes, 2008) bahwa personality traits adalah sekumpulan sifat manusia yang dapat dimodelkan dan diimplementaasikan kedalam computer. 2.1.1 Pendekatan Traits Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pendekatan traits atau personality traits merupakan bagian dari teori personality. Pendekatan traits menjelaskan perbedaan psikologi diantara individu. Menurut Wikipedia sifat-sifat kepribadian (personality traits) adalah karakteristik-karakteristik yang umumnya melekat dalam diri individu yang ditunjukan dalam berbagai situasi. Misalnya, malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, takut dan lain-lain. Orang yang pertama kali mendefinisikan dan mempelajari personality traits adalah Gordon W.Allport (Nunes, 2008). Allport percaya bahwa setiap manusia adalah unik dan mempunyai sifat-sifat (traits) yang umum dan individual, akan tetapi yang membedakannya adalah tingkat intensitas dari tiap traits yang dimilikinya. Misalnya, setiap orang mempunyai sifat tegas, yang membedakannya apakah sangat tegas atau kurang tegas. Pada awalnya Allport mendefinisikan ada sekitar 17.953 traits atau sifat yang ada pada manusia. Kemudian seiring perkembangannya, terbentuklah model yang dapat merepresentasikan kepribadian individu dengan membagi traits/sifat menjadi 5 buah factor besar saja yang disebut Big Five Factor. Big Five Factor ini merupakan salah satu cara atau model untuk mengidentifikasi kepribadian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 Setiap Big Five Factor memiliki facet yang dapat memperhalus atau memperjelas tiap domain Big Five Factor. Facet merupakan traits yang lebih spesifik lagi. 2.1.1.1 Domain dan Facet pada Personality traits Setelah beberapa dekade, cabang psikologi kepribadian memperoleh suatu pendekatan taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum yaitu domain Big Five Personality. Domain Big Five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg pada tahun 1981. Domain ini tidak mencerminkan perspektif teoritis tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya sendiri dan orang lain. Big Five disusun bukan untuk menggolongkan individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Berikut adalah daftar Big Five Factor (domain) beserta facet untuk masing-masing domain dan dilanjutkan dengan penjelasan domain dan facet yang dirumuskan oleh Johnson dan dipaparkan pada www.personal.psu.edu 5 : Tabel 1 Daftar Domain berserta Facet No. Domain & Facet 1 Neuroticism Facet Anxiety Anger Depression Self-Consciousness Immoderation Velnerability 2 Extraversion Friendliness Gregariousness Assertiveness Activity level Excitement-seeking 5 Penjelasan domain dan facet diperlihatkan setelah menjawab kuesioner NEO-IPIP pada http://www.personal.psu.edu/faculty/j/5/j5j/ipip/ipipneo120.htm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 Cheerfulness 3 Opennes to Experience Imagination Artistic interests Emotionality Adventurousness Intellect Liberalism 4 Agreeableness Trust Morality Altrusm Cooperation Modesty Sympathy 5 Conscientiousness Self-Efficacy Orderliness Dutifulness Achievement-striving Self-Discipline Cautiousness 1. Extraversion Extraversion dalam dunia nyata ditandai dengan keterlibatan dengan dunia luar. Extraversion dicirikan dengan aspek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, pekerja keras juga ramah terhadap orang lain. Orang yang sifat extraversionnya tinggi disebut extravert. Mereka memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya. Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion rendah disebut introvert. Mereka cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari dunia luar. Introvert tidak memiliki antusiasme, energi, dan semua sifat yang dimiliki extravert. Mereka cenderung lebih tenang, berhati-hati, dan terlepas dari dunia sosial. Kurangnya keterlibatan sosial bukan berarti mereka malu atau depresi tetapi mereka lebih suka menyendiri. Seorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 introvert hanya membutuhkan sedikit dorongan dari seorang extravert. Independensi dan kehati-hatian seorang introvert sering dianggap keliru, mereka sering dianggap tidak ramah atau sombong. Facet-facet dalam domain Extraversion : a. Friendliness (Keramahan). Orang yang mempunyai sifat ramah menunjukkan perasaan positif terhadap orang lain secara terbuka. Mereka sangat mudah berteman dan mudah bagi mereka untuk dekat dengan orang lain. Skor rendah pada facet ini tidak selalu bersifat acuh, mereka tidak mendekati orang lain dan dianggap tidak ramah dan lebih pendiam. b. Gregariousness (Suka berteman). Orang yang senang berteman atau mencari teman senang memberi semangat dan memiliki sifat menghargai (respect) yang tinggi. Mereka menikmati kegembiraan di tengah orang banyak. Skor rendah pada facet ini cenderung menghindari kerumunan orang banyak. Kadang mereka membutuhkan sedikit privasi dan waktu untuk diri merka sendiri. c. Assertiveness (Ketegasan). Skor tinggi pada facet ini memiliki sifat yang tegas dan memiliki keahlian dalam berbicara dan memiliki sifat kepemimpinan yang baik. Dalam suatu kelompok, mereka cenderung menjadi seorang pemimpin. Skor rendah pada facet ini cenderung tidak banyak bicara dan membiarkan orang lain untuk menjadi pemimpin dalam suatu kelompok. d. Activity Level. Skor tinggi pada facet ini digambarkan dengan individu yang aktif, cepat dalam mengambil keputusan, dan memiliki kehidupan yang sibuk. Bila mereka dilibatkan dalam suatu kegiatan merka bergerak cepat, enerjik, dan penuh semangat. Orang yang mendapat skor rendah pada facet ini bertindak lebih lambat, tidak tergesa-gesa dan cenderung lebih santai. e. Excitement-Seeking (Semangat Mencari). Skor tinggi pada facet ini mudah merasa bosan. Mereka menyukai keramaian dan hiruk-pikuk. Mereka cenderung mengambil resiko dan mencari sensasi. Skor rendah pada facet ini tidak menyuakai keramaian dan tidak suka mencari sensasi. f. Cheerfulness (Keceriaan). Facet ini mengukur suasana hati dan perasaan positif, bukan emosi negatif (yang merupakan bagian dari domain Neuroticism ). Orang yang mendapat skor tinggi pada facet ini biasanya mengalami berbagai perasaan positif,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 termasuk kebahagiaan, antusiasme, optimisme, dan sukacita. Skor rendah pada facet ini cenderung tidak energik dan memiliki semangat yang rendah. 2. Agreeableness Agreeableness (Keramahan) mencerminkan perbedaan individu dalam urusan kerja sama dan kehidupan sosial. Individu yang menyenangkan (agreeable) menghargai pergaulan dengan orang lain. Karena itu mereka perhatian, ramah, murah hati, suka menolong, dan mereka mau berkompromi dengan kepentingan orang lain. Orang yang memiliki facet agreeableness yang tinggi juga memiliki pandangan optimis. Mereka percaya orang pada dasarnya jujur, sopan, dan dapat dipercaya. Orang yang tidak menyenangkan (disagreeable) lebih mementingkan kepentingan pribadinya daripada bergaul dengan orang lain. Mereka umumnya tidak peduli dengan kesejahteraan orang lain, dan karena itu tidak mungkin untuk membantu orang lain. Kadang-kadang keraguan mereka tentang maksud orang lain menyebabkan mereka curiga, tidak ramah dan tidak kooperatif. Keramahan jelas menguntungkan untuk mencapai dan mempertahankan popularitas. Orang yang menyenangkan lebih disukai daripada orang yang tidak menyenangkan. Akan tetapi, keramahan tidak berguna dalam situasi yang membutuhkan keputusan yang sulit atau mutlak obyektif. Orang tidak menyenangkan bisa menjadi ilmuwan kritikus, atau tentara yang sangat baik. Facet-facet dalam domain Agreeableness : a. Trust (kepercayaan). Seseorang dengan kepercayaan yang tinggi menganggap bahwa kebanyakan orang memiliki sifat adil, jujur, dan memiliki niat baik. Orang yang kepercayaannya rendah menganggap orang lain egois, licik, dan berbahaya. b. Morality (Moralitas). Skor tinggi pada facet ini menganggap tidak perlu untuk berpura-pura atau melakukan manipulasi ketika mereka berhadapan dengan orang lain dan karena itu mereka jujur, berterus terang, dan tulus. Skor rendah pada facet ini percaya bahwa penipuan dalam hubungan sosial diperlukan. Orang-orang merasa relatif mudah untuk berhubungan dengan orang yang memiliki skor tinggi pada facet ini. Mereka umumnya merasa lebih sulit untuk berhubungan dengan rendah skor pada facet ini. Harus diperjelas bahwa skor rendah dalam facet ini bukan berarti tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 berprinsip atau tidak bermoral, mereka hanya lebih berjaga-jaga dan kurang siap mengungkapkan kebenaran. c. Altruism (Mementingkan kepentingan orang lain). Orang altruistik menganggap membantu orang lain sangat bermanfaat. Oleh karena itu, mereka umumnya bersedia membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan. Orang altruistik menganggap bahwa melakukan sesuatu untuk orang lain adalah suatu bentuk pemenuhan diri dan bukan pengorbanan diri. Skor rendah pada facet ini tidak begitu suka membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan. Permintaan bantuan dirasa seperti beban daripada kesempatan untuk pemenuhan diri. d. Coorperation (Kerjasama). Individu yang mendapat skor tinggi pada facet ini tidak menyukai konfrontasi. Mereka sangat bersedia untuk kompromi atau menyampingkan kebutuhan mereka sendiri demi kepentingan orang lain. Mereka yang mendapat skor rendah pada facet ini lebih cenderung mengintimidasi orang lain untuk mendapatkan yang mereka inginkan. e. Modesty (Kesederhanaan/kesopanan). Skor tinggi pada facet ini tidak suka mengklaim bahwa mereka lebih baik daripada orang lain. Dalam beberapa kasus, sikap ini mungkin berasal dari kepercayaan diri atau harga diri yang rendah. Meskipun demikian, beberapa orang dengan harga diri yang tinggi menganggap ketidaksopanan itu tidak pantas. Mereka yang bersedia untuk menggambarkan diri mereka unggul cenderung tidak setuju dilihat sombong oleh orang lain. f. Sympathy (Simpati). Orang yang mendapat skor tinggi pada facet ini memiliki hati lembut dan penuh kasih. Mereka merasakan penderitaan orang lain seolah mereka mengalaminya sendiri dan mudah merasa iba. Skor rendah pada facet ini cenderung tidak peduli dengan orang yang sedang mengalami kesulitan. Mereka lebih peduli dengan kebenaran dan keadilan dibandingkan dengan belas kasihan. 3. Conscientiousness Conscientiousness (Kesadaran/sifat berhati-hati) menyangkut impuls kita untuk mengatur dan mengendalikan diri. Impuls tidak selalu berhubungan dengan sesuatu yang buruk, kadangkadang keterbatasan waktu memerlukan keputusan yang cepat, dan tindakan pada dorongan pertama kita dapat menjadi respon yang efektif. Juga, pada saat bermain dibandingkan bekerja, bertindak secara spontan dan impulsive (menuruti kata hati) bisa menyenangkan. Individu impulsif dapat dilihat oleh orang lain bersemangat, menyenangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 15 dan sangat lucu. Meskipun demikian, yang bertindak atas dorongan dapat menyebabkan kesulitan dalam sejumlah cara. Beberapa impuls bersifat antisosial. Tindakan antisosial yang tidak terkendali tidak hanya merugikan anggota masyarakat lainnya, tetapi juga dapat menghasilkan akibat terhadap pelaku tindakan impulsif tersebut. Masalah lain dengan tindakan impulsif adalah bahwa mereka sering mendapatkan penghargaan langsung tetapi tidak diinginkan pada konsekuensi jangka panjang. Contohnya termasuk bersosialisasi berlebihan yang mengarah dipecat dari pekerjaan seseorang, melakukan penghinaan yang menyebabkan retaknya hubungan penting, atau menggunakan obat yang mempengaruhi kesenangan yang akhirnya menghancurkan kesehatan seseorang. Perilaku impulsif, bahkan tidak benar-benar merusak, mengurangi efektivitas seseorang dalam cara yang signifikan. Bertindak impulsif menolak cara alternatif, merenung dalam bertindak akan menjadi lebih bijaksana daripada pilihan impulsif. Sifat impulsif juga menyimpangkan pada waktu proyek yang memerlukan urutan terorganisir pada langkah atau tahapan. Oleh karena itu, kepandaian dari orang yang impulsif kecil, tersebar, dan tidak konsisten. Sebuah tanda dari intelijen, apa yang berpotensi memisahkan manusia dari kondisi kehidupan awal, adalah kemampuan untuk berpikir tentang konsekuensi masa depan sebelum bertindak karena dorongan hati. Aktivitas cerdas melibatkan perenungan tujuan jangka panjang, mengatur dan merencanakan rute untuk tujuan ini, dan bertahan menuju tujuan seseorang dalam menghadapi impuls singkat yang bertentangan. Gagasan bahwa kecerdasan melibatkan kontrol impuls adalah melibatkan kehati-hatian yang merupakan label alternatif untuk domain Conscientiousness. Prudent berarti bijaksana dan berhati-hati. Orang yang mendapat skor tinggi pada skala ini, dianggap cerdas oleh orang lain. Manfaat dari kesadaran tinggi sangat jelas. Individu yang berhati-hati menghindari masalah dan mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi melalui perencanaan tujuan dan ketekunan. Mereka juga dianggap cerdas oleh orang lain dan dapat diandalkan. Di sisi negatif, mereka dapat terdorong menjadi perfeksionis dan workaholics. Di sisi lain, individu yang sangat teliti mungkin dianggap kaku dan membosankan. Orang yang tidak berhati-hati/teliti mungkin dikritik karena mereka tidak dapat diandalkan, kurang berambisi, dan sering mengalami kegagalan, tapi mereka akan mengalami banyak kesenangan sementara dan mereka tidak akan disebut kaku.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 Facet-facet dalam domain Conscientiousness : a. Self-Efficacy. Self-Efficacy menggambarkan kepercayaan pada kemampuan seseorang untuk mencapai sesuatu. Skor tinggi pada facet ini percaya bahwa mereka memiliki kecerdasan dan pengendalian diri yang diperlukan untuk mencapai keberhasilan atau dengan kata lain mereka merasa optimis. Skor rendah pada facet ini cenderung merasa pesimis dan tidak yakin bahwa mereka bisa memperoleh keberhasilan. b. Orderliness (Keteraturan). Orang dengan skor tinggi pada facet ini merupakan orang yang terorganisir dengan baik. Mereka menjalani hidup mereka sesuai rutinitas dan jadwal. Mereka membuat daftar dan membuat rencana sebelum melakukan kegiatan. Skor rendah pada facet ini cenderung tidak teratur dan berantakan. c. Dutifulness (Kepatuhan). Facet ini menggambarkan kepatuhan seseorang pada tugas dan kewajiban (tanggung jawab). Mereka yang memiliki skor tinggi pada facet ini memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap kewajiban moral. Sedangkan skor rendah menganggap perjanjian, aturan, dan peraturan terlalu membatasi mereka. Mereka mungkin terlihat tidak bisa diandalkan atau bahkan tidak bertanggung jawab. d. Achievement-Striving (Perjuangan mencapai prestasi). Individu yang mendapat skor tinggi pada facet ini berusaha keras untuk mencapai yang terbaik. Tujuan mereka agar diakui sebagai orang sukses membuat mereka berjuang untuk mendapatkan apa yang mereka yang inginkan. Mereka memiliki arah hidup yang jelas, tapi skor yang terlalu tinggi mungkin terlalu ikhlas dan terlalu terobsesi dengan pekerjaan mereka. Skor rendah pada facet ini cenderung terlihat malas oleh orang lain dan usaha mereka tidak maksimal untuk memperoleh sesuatu. e. Self-Discipline (Disiplin Diri). Disiplin diri disebut orang sebagai kekuatan untuk bertahan pada situasi sulit atau tidak menyenangkan sampai mereka selesai. Orang yang memiliki disiplin diri tinggi mampu mengatasi keengganan untuk memulai tugas dan tetap pada jalur meskipun ada gangguan. Mereka dengan disiplin diri yang rendah cenderung suka menunda-nunda pekerjaan dan sering mengalami kegagalan dalam menyelesaikan tugas mereka. f. Cautiousness (Berhati-hati). Facet ini menggambarkan sifat berhati-hati sebelum bertindak. Skor tinggi pada facet ini tentunya sangat berhati-hati dan memerlukan waktu yang lama sebelum membuat keputusan. Skor rendah pada facet ini sering mengambil keputusan tanpa dipertimbangkan terlebih dahulu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 17 4. Neuroticism Domain neuroticism digunakan untuk menjelaskan sebuah kondisi yang ditandai dengan tekanan mental, penderitaan emosional, dan ketidakmampuan untuk menghadapi cobaan dalam hidup secara efektif. Individu yang memiliki skor tinggi pada neuroticism, cenderung bersifat emosional. Mereka lebih suka menafsirkan situasi normal sebagai ancaman. Reaksi emosional negatif mereka cenderung bertahan dalam jangka waktu yang lama, dengan kata lain mereka sering berada dalam situasi bad mood. Masalah-masalah yang ditimbulkan dari reaksi emosional negatif yaitu dapat mengurangi kemampuan untuk berpikir jernih, sulit dalam membuat keputusan, dan mengalami kesulitan dalam mengatasi stres. Individu yang memiliki nilai yang rendah dalam neuroticism tidak mudah marah dan kurang reaktif secara emosional. Mereka cenderung lebih tenang, memiliki emosi yang stabil, dan bebas dari situasi bad mood secara terus-menerus. Kebebasan dari perasaan negative bukan berarti bahwa nilai rendah mengalami banyak perasaan positif, frekuensi dari emosi positif adalah bagian dari domain Extraversion. Facet-facet dalam domain Neuroticism : a. Anxiety (Kegelisahan). Setiap individu pasti pernah merasakan marah dan gelisah. Individu yang memiliki nilai tinggi dalam facet ini sering merasa seperti ada sesuatu yang berbahaya yang akan terjadi. Mereka sering merasa tegang, gelisah dan gugup. Orang yang rendah nilainya dalam facet ini umumnya merasa lebih tenang dan tidak merasa takut. b. Anger. (kemarahan). Orang yang memiliki nilai tinggi dalam facet ini merasa marah ketika sesuatu tidak sesuai dengan keinginan mereka. Mereka sensitif ketika diperlakukan secara adil dan tidak suka dibohongi. Facet ini mengukur tingkat amarah seseorang. Apakah orang tersebut mengekspresikan kemarahan dan kebencian atau tidak, tergantung pada level individu dalam domain Agreeableness. c. Depression (depresi). Facet ini menunjukan kecenderungan untuk merasa sedih, ditolak dan dikucilkan. Skor tinggi dalam facet ini akan memiliki semangat yang rendah dan kesulitan dalam memulai aktivitas. Skor yang rendah cenderung bebas dari perasaan depresi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 d. Self-Consciousness (Kesadaran diri). Individu yang memiliki kesadaran diri merasa sensitif tentang apa yang orang lain pikirkan mengenai mereka. Mereka memikirkan pandangan negatif tentang dirinya yang membuat mereka merasa malu dan tidak nyaman diantara orang-orang. Mereka sering merasa malu dan canggung apabila sedang tampil di hadapan publik. Sebaliknya, skor rendah pada facet ini memikirkan pandangan positif tentang dirinya. Mereka tidak merasa gelisah dalam situasi sosial. e. Immoderation (Ketidakwajaran). Individu yang immoderate beranggapan kuat bahwa mereka mempunyai kesulitan dalam menolak. Mereka cenderung berorientasi pada kesenangan jangka pendek daripada konsekuensi jangka panjang. Orang yang mempunyai skor rendah pada facet ini tidak beranggapan kuat bahwa mereka sulit dalam menolak keinginan yang tak tertahankan sehingga mereka tidak tergoda untuk memenuhi keinginan mereka tersebut yang hanya sebuah nafsu belaka. f. Vulnerability. (Kerentanan). Nilai tinggi dalam facet ini sering mengalami kepanikan, kebingungan dan tidak berdaya ketika berada dalam dibawah tekanan atau stress. Skor yang rendah akan merasa lebih tenang, percaya diri, dan dapat berpikir jernih ketika stress. 5. Openness to Experience Openness to Experience menjelaskan domain gaya kognitif yang membedakan antara sifat imajinatif, sifat kreatif, sifat rendah hati dan sifat konvensional. Orang yang terbuka adalah orang yang memiliki rasa ingin tahu, menghargai seni, dan peka terhadap keindahan. Mereka cenderung lebih peka terhadap perasaan mereka dibandingkan dengan orang yang tertutup. Mereka cenderung berpikir dan bertindak dengan cara yang individualistis dan tidak sesuai dengan aturan. Facet ini disebut juga sebagai facet culture (budaya) atau intellect (akal). Karakteristik lain dari gaya kognitif terbuka adalah kemampuan untuk berpikir dalam abstraksi simbol dan jauh dari pengalaman konkret. Tergantung pada kemampuan khusus individu intelektual, simbolik kognisi ini dapat mengambil bentuk pemikiran matematis, logis, atau geometris, penggunaan artistik dan metafora bahasa, komposisi atau pertunjukan seni. Skor rendah pada facet ini cenderung memiliki keterbatasan dan minat umum. Mereka lebih suka hal yang lumrah, lugas, dan jelas daripada hal yang lebih kompleks. Mereka mungkin menganggap seni dan ilmu pengetahuan dengan rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 keingintahuan. Orang yang memiliki sifat tertutup lebih memilih sesuatu yang telah mereka kenal sebelumnya dibandingkan hal yang baru, mereka bersifat konservatif dan menolak perubahan. Facet ini sering disebut sebagai kedewasaan seseorang oleh psikolog, yang memiliki sifat keterbukaan. Namun, sifat terbuka atau tertutup akan berguna dalam lingkungan yang berbeda. Gaya intelektual dari orang yang terbuka dapat menjadi professor yang baik, sedangkan yang berpikiran tertutup akan lebih cocok untuk pekerjaan polisi, sales, atau pekerjaan yang berkaitan pelayanan lainnya. Facet-facet dalam domain Openness to Experience : a. Imagination (Imajinasi). Untuk individu yang imajinatif, dunia nyata sering kali dinilai terlalu polos dan biasa saja. Skor tinggi dalam facet ini menggunakan daya imajinasi sebagai cara untuk menciptakan dunia yang lebih kaya dan lebih menarik. Skor rendah pada facet ini lebih berorientasi pada fakta-fakta dibandingkan imajinasi. b. Artisctic-Interest (Minat Artistik). Skor tinggi dalam facet ini cinta akan keindahan, baik keindahan seni maupun keindahan alam. Mereka senang dilibatkan dalam hal-hal yang berbau seni atau keindahan alam. Karena mereka sudah memiliki bakat seni maka mereka tidak membutuhkan pelatihan khusus akan kesenian. Facet ini lebih menjelaskan pada minat akan seni dan apresisasi akan keindahan alam. Skor rendah dalam facet ini kurang peka terhadap keindahan dan minat dalam seni c. Emotionally (Emosionalitas). Orang tinggi pada facet ini memiliki akses yang baik akan kesadaran perasaan mereka sendiri. Skor rendah dari facet ini kurang menyadari perasaan mereka dan cenderung untuk tidak mengekspresikan emosi mereka secara terbuka. d. Adventurousness (Jiwa Petualang). Skor tinggi pada facet ini lebih tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru, perjalanan ke tempat yang belum pernah disinggahi, dan merasakan hal yang berbeda. Mereka menganggap sesuatu yang umum dan rutinitas adalah sesuatu yang membosankan. Mereka cenderung akan mencoba sesuatu yang berbeda. Skor rendah dari facet ini cenderung merasa tidak nyaman dengan perubahan dan lebih suka sesuatu yang lebih umum e. Intellect (Akal). Intellect dan Artistic Interest adalah dua hal yang paling penting, dan merupakan facet sentral dari domain ini. Skor tinggi dari facet ini lebih suka bermain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 20 dengan ide-ide mereka. Mereka berpikiran terbuka untuk ide-ide baru dan tidak biasa, dan suka berdebat masalah intelektual. Mereka menikmati teka-teki, puzzle, dan permainan asah otak. Skor rendah dari facet ini lebih memilih ide dari orang lain dibandingkan dengan ide mereka sendiri. Mereka menganggap latihan intelektual sebagai sesuatu yang tidak berguna dan buang-buang waktu. Facet intellect tidak boleh disamakan dengan kecerdasan. Akal adalah gaya intelektual, bukan kemampuan intelektual, meskipun skor tinggi dari facet ini sedikit lebih tinggi daripada skor rendahnya dalam tes standar kecerdasan. f. Liberalism (Liberalisme). Liberalisme psikologis mengacu pada kesiapan untuk menantang otoritas, dan nilai-nilai adat. Dalam bentuk yang paling ekstrim, liberalisme psikologis bahkan dapat mewakili keacuhan terhadap aturan, simpati terhadap pelanggar hukum, dan cinta akan sesuatu yang bersifat ambigu, suka akan kekacauan dan gangguan. Skor rendah dari facet ini lebih memilih jalan aman atau sesuatu yang sesuai dengan adat yang ada. Liberalisme dan konservatisme psikologis tidak identik dengan afiliasi politik, tapi lebih condong terhadap partai politik tertentu. 2.1.2 Personality Test Menurut Wikipedia Personality test adalah kuesioner atau instrumen standar lain yang dirancang untuk mengungkapkan aspek karakter individu atau psikologis. Terdapat dua pendekatan untuk mengetahui kepribadian individu sampai dengan 20 tahun terakhir yaitu Myers-Briggs Type Indicator dan Big Five Factor (sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya). Dari kedua pendekatan diatas, Big Five Factor lebih banyak digunakan. Ini dibuktikan dengan banyaknya kuesioner personality traits yang mengacu pada Big Five Factor, diantaranya adalah: a. Long version dari NEO-IPIP (Neuroticism -Extroversion-Openness) International Personality Item Pool, terdiri dari 300 item pertanyaan. b. Short version dari NEO-IPIP (Neuroticism -Extroversion-Openness) International Personality Item Pool terdiri dari 120 item pertanyaan. c. NEO-PI-R (NEO (Neuroticism -Extraversion-Openness) Personality Inventory Revised) terdiri dari 240 item pertanyaan. d. FFPI (Five Factor Personality Inventory) terdiri dari 100 item pertanyaan. e. BFQ (Big Five Questionnaire) terdiri dari 132 item pertanyaan..

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 f. NPQ (Nonverbal Personality Questionnaire) 136-items and FF-NPQ (Five Factor Nonverbal Personality Questionnaire) terdiri dari 60 item pertanyaan. g. GPI (Global Personality Inventory) terdiri dari 504 item pertanyaaan. h. NEO-FFI (NEO Five-Factor Inventory) terdiri dari 60 item pertanyan. 2.1.3 Personal Identity Identitas setiap manusia ditentukan oleh dua hal. Pertama, identitas yang ditentukan atau didefinisikan oleh diri sendiri (internal identity). Kedua, identitas yang ditentukan atau didefinisikan oleh orang lain (social identity). Hal ini dijelaskan oleh (Erikson dalam Nunes, 2008) bahwa identitas dibagi menjadi identitas hasil representasi sendiri dan hasil representasi sosial atau budaya. User profile merupakan konsep aproksimasi yang merefleksikan ketertarikan pengguna (user) pada beberapa objek dalam waktu tertentu (Ricardo Careira dkk. dalam Nunes 2008). Dengan demikian, sedetail apapun User Profile yang dimodelkan, hasilnya hanya berupa pendekatan dan tidak akan sama persis dengan keadaan aslinya. Pada penjelasan sebelumnya, disebutkan bahwa personality traits adalah sebuah cara untuk mengekspresikan bagian dari identitas manusia berdasarkan aspek psikologi. Pada ilmu komputer, teknik atau cara yang digunakan untuk merumuskannya kedalam dunia nyata adalah dengan menggunakan user profile (internal identity) dan user reputation (social identity). Hal ini berhubungan dengan pengertian atau konsep rekomendasi yang menggunakan user profile atau profil pengguna sebagai bahan rekomendasi. Penjelasan lebih lanjut mengenai sistem rekomendasi terdapat pada bagian selanjutnya. 2.2 Sistem Rekomendasi Sistem rekomendasi adalah sebuah sistem yang menawarkan item berupa produk atau jasa yang mungkin akan diminati dan item tersebut didapatkan berdasarkan profil penggunanya. Profil pengguna tersebut bisa diperoleh dengan cara implicit maupun explicit. Secara implicit diperoleh dari perilaku pengguna. Perilaku pengguna tersebut akan direkam oleh sistem yang kemudian diolah menjadi bahan rekomendasi. Misal untuk sistem rekomendasi film, perilaku yang direkam adalah review-review film yang dibaca oleh pengguna. Sedangkan secara explicit diperoleh dengan sistem menanyakan langsung mengenai apa yang disukai oleh pengguna,misalnya menanyakan rating film-film menurut pengguna tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 22 2.2.1 Metode Rekomendasi Seiring dengan beragamnya jenis item yang direkomendasikan, penelitian mengenai metode rekomendasi juga semakin berkembang. Terdapat beberapa jenis metode rekomendasi sampai saat ini. Menurut informasi yang ada pada (Dietmar Jannach, 2011) dijelaskan bahwa ada 4 jenis metode rekomendasi, yaitu Collaboraitve Filtering Recommendation, Content-based Recommendation, Knowledge- based Recommendation dan Hybrid Recommendation. 2.2.2 Collaborative Filtering Recommendation Metode collaborative filtering recommendation adalah salah satu metode yang ada dalam sistem rekomendasi. Metode ini menggunakan informasi dari perilaku lampau atau opini dari komunitas user untuk memprediksikan item yang mana yang paling besar kemungkinan disukai user. Salah satu pendekatan dalam metode collaborative filtering recommendation adalah userbased nearest neighbor recommendation. Ide utama dari user nearest neighbor recommendation adalah dengan mencari kesamaan atau kemiripan user. Berikut adalah ilustrasi dari metode collaborative filtering recommendation khususnya pendekaatan user nearest neighbor recommendation: Gambar 3 Ilustrasi untuk Collaborative Filtering Recommendation Pada ilustrasi pendekatan user-based nearest neighbor recommendation diatas, data rating dimanfaatkan untuk menemukan user yang memiliki selera yang sama dengan user yang ingin diberikan rekomendasi. Langkah selanjutnya adalah mengukur kemiripan antara user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 23 tersebut dengan user yang lainnya. Untuk mengukur kemiripan user dihitung dengan formula Pearson correlation coefficient (PCC). PCC digunakan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel (data set) dan merupakan standar pengukuran korelasi. Contoh kasus, misalnya, apakah terdapat korelasi/hubungan antara minat mahasiswa terhadap matakuliah Database dengan minat mahasiswa untuk merancang database sistem? Dari kemungkinan tersebut terdapat 3 kemungkinan jawaban dengan menggunakan PCC, yaitu : a. Hubungan positif Semakin tinggi minat mahasiswa terhadap matakuliah Database, maka akan semakin tinggi minat mereka untuk merancang database sistem. b. Tidak ada hubungan Tinggi atau rendah minat mahasiswa terhadap matakuliah Database tidak ada pengaruh/hubungan terhadap tinggi atau rendah minat mahasiswa untuk merancang database sistem. c. Hubungan Negatif Semakin tinggi minat mahasiswa terhadap matakuliah database, maka semakin rendah minat mereka untuk merancang database. Ketiga kemungkinan tersebut didapat dari nilai hasil PCC, dimana nilainya tersebut dari +1 sampai -1. +1 berarti terdapat korelasi positif yang kuat, 0 berarti tidak ada korelasi, dan -1 berarti terdapat korelasi negatif yang kuat. Dalam sistem rekomendasi PCC adalah salah satu algortima untuk menghitung kesamaan antar user yaitu dengan menghitung nilai korelasinya. Pada penggunaan PCC nilai-nilai yang digunakan bisa nilai-nilai apa saja, tetapi dalam sistem rekomendasi, pada umumnya nilai-nilai yang digunakan adalah nilai-nilai rating dari user. Algoritma ini akan melakukan perhitungan dengan mengacu pada satu user dengan membandingkan dengan user lain sebagai referensi. Dari nilai korelasi tersebut dapat disimpulkan user satu dengan user lainnya mirip atau tidak. Sehingga user yang memiliki kemiripan yang kuat dengan user tersebut akan menjadi acuan untuk memberikan rekomendasi. Formula tersebut adalah sebagai berikut : sim a, b = p P(r a,p r a )(r b,p r b ) (r a,p r a ) 2 p P (r b,p r b ) 2 p P

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 24 Keterangan : sim(a, b) = nilai kemiripan user a dengan user b p P = p merupakan item elemen dari P yang merupakan himpunan item r a,p r a r b,p r b = rating dari user a terhadap item p = rata-rata rating yang diberikan user a = rating dari user b terhadap item p = rata-rata rating yang diberikan user b 2.1 Perangkat Pendukung 2.1.1 Konsep MVC (Model View Controller) Konsep MVC (Model View Controller) merupakan cara atau konsep yang biasa digunakan oleh para programmer dalam pembuatan program yang terstruktur. Konsep MVC sendiri mempunyai tiga bagian, yaitu Model, View dan controller. Berikut penjelasan konsep MVC: 1. Model digunakan sebagai tempat core suatu program. Model yang akan memproses semua inputan yang dimasukkan oleh user. 2. View sebagai tempat untuk tampilan yang secara langsung berhubungan dengan user. Atau dengan kata lain sebagai tempat inputan bagi user. 3. Controller, merupakan suatu (kelas) pengendali yang akan mengendalikan inputan user. Controller akan mengambil inputan yang dimasukkan oleh user dan akan mengirimkannya ke class model untuk diproses lebih lanjut. 2.1.2 Konsep Dasar Aplikasi Web Aplikasi berbasis web merupakan aplikasi yang dapat dibuka dalam sebuah jaringan komputer seperti jaringan intranet yang lingkupnya kecil atau internet yang meliputi jaringan komputer seluruh dunia. Internet menghubungkan satu komputer dan komputer lain dalam sebuah konektifitas yang juga memiliki berbagai fitur seperti dalam sebuah jaringan komputer. Ada dua hal yang harus dipahami disini, yaitu terminologi client dan server. Client disini merupakan komputer yang menerima layanan dari server. Sementara server, bertugas memenuhi permintaan client. Secara khusus, server disini merupakan server web/web server.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 25 Pada dasarnya sebuah website merupakan aplikasi berbasis web yang diakses pada komputer client. Komputer client disini merupakan komputer yang biasa kita pakai untuk mengakses internet. Aplikasi web ini membutuhkan server untuk melakukan berbagai proses yang diminta dari sebuah aplikasi. Kemudian server akan mengembalikan keluaran yang diminta, kepada client untuk ditampilkan hasilnya. Secara khusus, aplikasi berbasis web seperti website dibuka dengan menggunakan browser. Aplikasi ini disusun dari kode-kode tertentu yang dimengerti oleh browser kemudian diterjemahkan menjadi text, gambar dan sebagainya. Kode ini berupa kode HTML (Hyper Text Markup Language) yang sekarang telah berkembang menjadi XHTML. Kode-kode ini ada pada halaman website, dimana halaman ini disimpan pada web server. Namun demikian, kode-kode HTML saja hanya akan menghasilkan halaman website yang statis yang hanya menampilkan konten saja dan tidak memungkinkan pengguna website untuk berinteraksi dengannya. Oleh karena itu dibutuhkan bahasa pemprograman berbasis web, seperti PHP, ASP, JavaScript, dll. Bahasa pemprograman tersebut memungkinkan kita untuk membuat aplikasi yang interaktif, seperti pembuatan form dan pengisian konten website secara dinamis (dapat ditambahkan dan dimodifikasi dengan mudah). Sebuah konten dari website yang dinamis didapat dari database. Dalam database, segala konten dari website dapat diorganisasi sedemikian rupa sesuai dengan kategorinya. Sementara pengambilan datanya dilakukan oleh bahasa pemprograman yang ada pada halaman web. Sehingga pada halaman web tampil konten yang diinginkan. Secara rinci proses berjalannya sebuah aplikasi website adalah sebagai berikut: 1. Browser mengirimkan permintaan atas suatu halaman ke web server. 2. Web server akan mencari halaman yang diminta 3. Aplikasi server akan memproses kode yang ada pada halaman yang diminta. Jika hanya berisi kode HTML, maka tidak akan mengalami proses lanjutan. Namun jika mengandung kode bahasa pemprograman, maka akan dilanjutkan pemprosesannya oleh aplikasi lain pada server untuk menerjemahkan kode bahasa pemprograman yang ada dan outputnya akan berupa kode HTML. 4. Aplikasi server selanjutnya akan mengirim kode HTML tersebut kepada browser.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 26 5. Browser akan menerjemahkan kode HTML tersebut kedalam gambar, text, dan sebagainya. Gambar 4 Proses Kerja Aplikasi Website 2.1.3 Pemodelan UML (Unified Modelling Language) UML adalah sebuah bahasa pemodelan yang telah menjadi standar dalam industri software untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Bahasa Pemodelan UML lebih cocok untuk pembuatan perangkat lunak dalam bahasa pemrograman berorientasi objek (C, Java, VB.NET), namun demikian tetap dapat digunakan pada bahasa pemrograman prosedural. Unified Modeling Language (UML) biasa digunakan untuk : 1. Menggambarkan batasan sistem dan fungsi-fungsi sistem secara umum, dibuat dengan use case dan actor 2. Menggambarkan kegiatan atau proses bisnis yang dilaksanakan secara umum, dibuat dengan interaction diagrams 3. Menggambarkan representasi struktur statik sebuah sistem dalam bentuk class diagrams

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 27 4. Membuat model behavior yang menggambarkan kebiasaan atau sifat sebuah sistem dengan state transition diagrams 5. Menyatakan arsitektur implementasi fisik menggunakan component and development diagrams 6. Menyampaikan atau memperluas fungsionality dengan stereotypes Jenis-jenis diagram pada UML : 1. Use Case Diagram, dibuat untuk memvisualisasikan/menggambarkan hubungan antara Actor dan Use Case. 2. Sequence Diagram, adalah suatu diagram yang memperlihatkan/menampilkan interaksi-interaksi antar objek di dalam sistem yang disusun pada sebuah urutan atau rangkaian waktu. Interaksi antar objek tersebut termasuk pengguna, display, dan sebagainya berupa pesan/message. Sequence Diagram digunakan untuk menggambarkan skrenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai sebuah respon dari suatu kejadian/even untuk menghasilkan output tertentu. Sequence Diagram diawali dari apa yang me-triggeraktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan. 3. State Transition Diagram adalah suatu diagaram yang menunjukan/menggambarkan kejadian pembentukan atau pemberian sebuah class, menggambarkan suatu kejadian transisi dan perubahan keadaaan (dari satu state ke state lainnya) suatu objek pada sistem sebagai akibat stimulasi yang diterimanya. State Transition Diagram diciptakan untuk objek-objek yang secara signifikan mempunyai sifat/behavior dinamis. Satu class dapat memiliki lebih dari satu state diagram. 4. Class Diagram, adalah diagram yang menunjukan class-class yang ada dari sebuah sistem dan hubungannya secara logika. Elemen-eleman class diagram dalam pemodelan UML terdiri dari: Class-class, struktur class, sifat class (class behavior), perkumpulan/gabungan (association), pengumpulan/kesatuan (aggregation), ketergantungan (dependency), relasi-relasi turunannya, keberagaman dan indikator navigasi, dan role name (peranan/tugas nama). Class adalah kumpulan objek-objek dengan (mempunyai) struktur umum, behavior umum, relasi umum, dan semantic

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 28 (kata) yang umum. Class-class ditentukan/ditemukan dengan cara memeriksa objekobjek dalam sequence diagram dan collaboration diagram. Sebuah class digambar seperti sebuah bujur sangkar dengan tiga bagian ruangan. Class sebaiknya diberi nama menggunakan kata benda sesuai dengan domainnya (bagian/kelompoknya). 5. Component Diagram, adalah digaram yang menggambarkan struktur dan hubungan antar komponen piranti lunak dan (termasuk) ketergantungan (dependency) diantaranya.komponen piranti lunak yang dimaksud pada component diagram adalah modul yang berisi code (baik berisi source code maupun binary code), library maupun executable, baik yang muncul pada compile time, link time maupun run time. Komponen dapat juga berupa interface yaitu kumpulan layanan yang disediakan sebuah komponen untuk komponen lainnya. Komponen umumnya terbentuk dari beberapa class dan/atau package, tetapi dapat juga dari komponen-komponen yang lebih kecil. 6. Deployment Diagram, adalah diagram yang menggambarkan detail bagaimana komponen di-sebar (di-deploy) kedalam infrastruktur sistem, dimana komponen akan terletak (pada mesin,node, server atau piranti keras apa), bagaimana kemampuan jaringan pada lokasi tersebut, spesifikasi server, dan hal-hal lain yang bersifat fisikal. Sebuah note adalah (bisa berupa) sebuah server, workstation, atau piranti keras lain yang digunakan untuk menyebarkan (men-deploy) komponen sistem dalam lingkungan sebenarnya 2.1.4 CodeIgniter CodeIgniter adalah sebuah framework PHP yang dapat mempercepat pengembang untuk membuat sebuah aplikasi web. Ada banyak library dan helper yang berguna didalamnya dan tentunya mempermudah proses development. CodeIgniter merupakan sebuah web application framework yang bersifat open source digunakan untuk membangun aplikasi php dinamis. Tujuan utama pengembangan Codeigniter adalah untuk membantu developer untuk mengerjakan aplikasi lebih cepat daripada menulis semua code dari awal. Codeigniter menyediakan berbagai macam library yang dapat mempermudah dalam pengembangan. CodeIgniter diperkenalkan kepada publick pada tanggal 28 februari 2006. CodeIgniter sendiri dibangun menggunakan konsep Model-View-Controller development pattern. CodeIgniter sendiri merupakan salah satu framework tercepat dibandingkan dengan framework lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 29 Kelebihan Framework CodeIgniter CodeIgniter sangat ringan, terstruktur, mudah dipelajari, dokumentasi lengkap dan dukungan yang luar biasa dari forum CodeIgniter. Selain itu CodeIgniter juga memiliki fitur-fitur lainya yang sangat bermanfaat, antara lain: 1. Menggunakan Pattern MVC. Dengan menggunakan pattern MVC ini, struktur kode yang dihasilkan menjadi lebih terstruktur dan memiliki standar yang jelas. 2. URL Friendly. URL yang dihasilkan sangat url friendly. Pada CodeIgniter diminimalisasi penggunaan $_GET dan di gantikan dengan URI. 3. Kemudahan. Kemudahan dalam mempelajari, membuat library dan helper, memodifikasi serta meng-integrasikan Library dan helper. Jika kita membandingkan antara CodeIgniter dengan framework lainnya maka beberapa poin yang membuat CodeIgniter unggul adalah: 4. Kecepatan. Berdasarkan hasil benchmark CodeIgniter merupakan salah satu framework PHP tercepat yang ada saat ini. 5. Mudah dimodifikasi dan beradaptasi. Sangat mudah memodifikasi behavior framework ini.tidak membutuhkan server requirement yang macam-macam serta mudah mengadopsi library lainya. 6. Dokumentasi lengkap dan jelas. Bahkan tanpa buku ini pun CodeIgniter sebenarnya telah menyediakan sebuah panduan yang lengkap mengenai CodeIgniter. 7. Learning Curve Rendah. CodeIgniter sangat mudah dipelajari. Dalam pemilihan framework hal ini sangat penting diperhatikan karena juga harus memperhatikan skill dari seluruh anggota team. Jika sebuah framework sangat sulit dipelajari maka akan beresiko untuk memperlambat team development.