KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU DI RSUD CILACAP TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT INDONESIA YANG BEKERJA DI QATAR

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA MENTAL TERHADAP STRESS

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Perbedaan Tingkat Stres Kerja Operator SPBU ditinjau dari Shift Kerja ((Studi Di SPBU Kabupaten Ciamis Tahun 2014)

HUBUNGAN UMUR DAN MASA KERJA TERHADAP KEJADIAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA PEKERJA PEMECAH BATU DI KELURAHAN CIBUNIGEULIS KOTA TASIKMALAYA

Analisa Beban Kerja Petugas Koding BPJS Rawat Inap Dengan Metode WISN Di RSUP Dr. Kariadi Semarang Tahun 2014 FARADILA AYU DINIRAMANDA.

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DAN BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA PEKERJA UNIT PERBAIKAN DI PT. KAI DAOP VI YOGYAKARTA DIPO SOLO BALAPAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK INTRAPERSONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II NASKAH PUBLIKASI

MOTIVASI KERJA DENGAN KEJADIAN BURNOUT PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT

HUBUNGAN ASUPAN GIZI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN KOMPUTER BORDIR DI KELURAHAN CILAMAJANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

ABSTRAK GAMBARAN TINGKAT STRES DAN DAYA TAHAN TERHADAP STRESPERAWAT INSTALASI PERAWATAN INTENSIF DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA PADA PEMULUNG DI TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR SUWUNG DENPASAR SELATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS II SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

ABSTRAK PEKERJAAN JASA KULI ANGKUT DI PASAR BADUNG MENINGKATKAN RISIKO KELUHAN NYERI PUNGGUNG TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKATAN STRES PADA TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

HUBUNGAN STRES AKIBAT KERJA DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGHADAPI KELUARGA PASIEN DI RUANG ANAK- ANAK RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT DARURAT. RSUD dr. Sayidiman Magetan

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Nightingale pada tahun 1859 menyatakan bahwa hospital should no harm the patients

Fitriana Rahayu Pratiwi, Dian Ratna Sawitri. Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

Disusun oleh: SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara maju pernah mengalami low back pain. Prevalensi tahunannya

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Stres Kerja, Kinerja Perawat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA TAHUN

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

HUBUNGAN MASA KERJA DAN USIA DENGAN NEEDLESTICK INJURY (NSI) PADA PERAWAT BANGSAL DEWASA RSUD KOTA SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN PEMINATAN DENGAN KELULUSAN UJI KOMPETENSI MAHASISWA NERS STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Stres Kerja Pada Pekerja Factory 2 PT. Maruki Internasional Indonesia Makassar Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulanfi

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA INSTALASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PARU JEMBER

PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP STRES KERJA PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING DI PT ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILE SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BITUNG Andrew A. Mamesah*, A. Joy. M. Rattu*, Woodford B.

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

: PAMBUDI EKO PRASETYO

Gilang et al., Pengaruh Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Melalui Motivasi Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Daerah (RSD) Balung

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH

ABSTRAK GAMBARAN TES TUBERKULIN POSITIF PADA PERAWAT DI RUANG PERAWATAN KELAS III PENYAKIT DALAM DI SALAH SATU RUMAH SAKIT SWASTA DI BANDUNG

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

Transkripsi:

KAJIAN FAKTOR RISIKO STRESS KERJA PADA PERAWAT IGD DAN ICU RSUD CILACAP TAHUN 2015 Gilang Permata Dewi 1) Sri Maywati dan Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Universitas Siliwangi(gilangpermata9@gmail.com) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi ABSTRAK Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Pekerjaan yang dilakukan oleh perawat berhubungan dengan kehidupan seseorang untuk itu pada bagian ICU dan IGD yang menuntut perawat untuk bekerja lebih cepat dan intensif sehingga dapat beresiko timbulnya stress kerja. Faktor penyebab stress kerja pada perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik atau lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kajian faktor risiko stress kerja pada perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap. Metode yang digunakan adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini semua perawat IGD dan ICU di RSUD Cilacap sebanyak 44 perawat. Hasil penelitian rata rata umur perawat 32 tahun. Jenis kelamin perempuan sebanyak 17 (38,6%) dan laki-laki sebanyak 27 (61,4%). Status pernikahan perawat yang sudah menikah sebanyak 38 (86,4%). Masa kerja rata rata perawat 9. Beban kerja perawat IGD dan ICU paling besar terdapat pada kategori sedang sebesar 22 (50.0%) perawat, berat 15 (24.1%) perawat dan ringan 7 (15.9%) perawat. Tuntutan tugas perawat paling besar terdapat pada katagori tuntutan sedang sebanyak 23 (52.3%) perawat, katagori berat 11(25.0%) perawat dan katagori ringan 10 (22.7%) perawat. Hasil uji statistik umur 36 tahun memilki risiko stress 93,9%. Jenis kelamin perempuan memilki resiko stress sebanyak 88,2%. Masa kerja 10 tahun memilki risiko 91,7%, dengan nilai p value 0,012 ada hubungan masa kerja dengan stress kerja perawat. Perawat yang sudah menikah memiliki risiko 76,5%. Perawat dengan beban kerja yang mengalami stress terdapat pada beban sedang sebanyak 77,3%. Perawat dengan tuntutan tugas yang memiliki risiko stress terdapat pada tuntutan tugas sedang sebanyak 76,5%. Kondisi lingkungan yang berisiko menimbulkan stress kerja perawat sebanyak 79,3%. Kata kunci : Kajian faktor risiko, Stress, Perawat Kepustakaan : 1979-2012

STUDY ON RISK FACTORS OF WORK STRESS ON NURSE IGD AND ICU HOSPITAL CILACAP 2015 Gilang Permata Dewi 1) Sri Maywati and Andik Setiyono 2) Students of the Faculty of Occupational Safety and Health Specialisation University Siliwangi (gilangpermata9@gmail.com) Section Supervisor of Health and Safety at Work Faculty of Health Sciences University Siliwangi ABSTRACT The nurse is the dominant health workers in hospitals both in terms of quantity and presence in providing health care to patients. Work performed by nurses in touch with one's life for it at the ICU and ER nurses are demanding to work more quickly and intensively so as to risk the onset of job stress. Factors causing stress in nurses work is influenced by several factors such as physical or work environment. The purpose of this study was to determine the risk factors study of job stress on the IGD and ICU nurses Cilacap General Hospital. The method used was survey with cross sectional approach. This research sample all ER and ICU nurses in hospitals Cilacap many as 44 nurses. Results of the study the average - average age of nurses 32 years. Female gender were 17 (38.6%) and males by 27 (61.4%). Marital status: married nurses were 38 (86.4%). The average working period - 9. The workload of nurses average ER and ICU nurses are greatest in the medium category by 22 (50.0%) nurses, heavy 15 (24.1%) nurses and lightweight 7 (15.9%) of nurses. Nurses greatest task demands contained in the category of demands being as much as 23 (52.3%) nurses, weight category 11 (25.0%) nurses and light category 10 (22.7%) of nurses. Statistical test results 36 years of age have the risk of stress 93.9%. Female gender have the risk of stress as much as 88.2%. Working period 10 years have the risk of 91.7%, with p value 0.012 is no relationship tenure with job stress of nurses. Nurses who are married have a risk of 76.5%. Nurses with experience stress workloads contained in the medium load as much as 77.3%. Nurses with the demands of a task that has a risk of stress are the demands of the task was as much as 76.5%. Environmental conditions that create risk of job stress of nurses as much as 79.3%. Keyword : Assessment of risk factors, Stress, Nurses Literature : 1979-2012

A. PENDAHULUAN Pemberian pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja yang handal merupakan kebutuhan mendesak yang dialami intansi rumah sakit, baik swasta maupun pemerintah, maka banyak memerlukan tenaga medis yang terlatih dan kompeten dalam penanganan dirumah sakit termasuk tenaga perawat yang memiliki peran penting dalam penanganan pasien. Schaufeli & Jauczur (dalam Andarika, 2004). Seorang perawat dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, oleh sebab itu perawat dituntut untuk lebih professional agar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan semakin meningkat. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang dominan di rumah sakit baik dari segi jumlah maupun keberadaannya dalam memberikan pelayanan kesehatan. Faktor penyebab stress kerja pada perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor fisik atau lingkungan kerja yaitu bekerja pada tempat sunyi atau terpencil, tempat kerja yang jauh atau sulit dijangkau, pajanan di tempat kerja ( debu, bahan kimia, ventilasi buruk, vibrasi), faktor pekerjaan seperti tuntutan fisik, tuntutan tugas, beban kerja dan shift kerja. Faktor diluar pekerjaan seperti perubahan stuktur kehidupan ( status perkawinan), dukungan sosial, hubungan dalam pekerjaan, organisasi dan tanggung jawab dan faktor individu seperti usia, jenis kelamin, masa kerja dan kondisi kesehatan tenaga kerja (Krisnanta, 2007). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilacap merupakan salah satu industri jasa yang bekerja selama 24 jam. Ruang ICU dan IGD adalah salah satu unit pelayanan di RSUD Cilacap, unit ini memerlukan pengawasan yang maksimal selama 24 jam oleh tim dokter dan tenaga keperawatan. Berdasarkan survey awal yang dilakukan di ruang ICU dan IGD RSUD Cilacap, didapatkan 10 sampel di ruang ICU mengeluhkan stress kerja dari faktor di dalam pekerjaan sebanyak 7 perawat (70%), faktor individu sebanyak 3 perawat (30%), sedangkan di ruang IGD diambil sampel 12 perawat mengeluhkan stress kerja dari faktor penyebab stress seperti faktor pekerjaan sebanyak 8 (66,7%), merasa stress akibat faktor indivudu sebanyak 4 perawat (33,33%).

B. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan pendekatan study cross sectional, dimana pada penelitian ini hanya mempelajari hubungan antara penyakit dan paparan (faktor penilitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit dalam waktu serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau tahun yang sama. Variabel bebas dari penelitian ini adalah faktor indipidu seperti umur, masa kerja, status pernikahan, dan jenis kelamin, dan faktor pekerjaan seperti beban kerja, tuntutan tugas dan kondisi lingkungan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah stress kerja. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang IGD dan ICU sebanyak 44 orang. Data dianalisis dengan uji chi square. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Umur Tabel 3.1 Analisis Hubungan Umur Terhadap No Umur Normal Stress Total 1 < 36 tahun 2 6.1 31 93.9 33 100 2 36 tahun 9 81.2 2 6.1 11 100 Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok umur 36 tahun yaitu sebanyak 33 orang (75.0%), responden dengan kelompok umur 36 tahun yaitu sebanyak 11 orang (25.0%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak pekerja yang berumur 36 tahun yang mengalami stress yaitu sebanyak 31 orang (93,9%) dibandingkan dengan responden yang berumur 36 yaitu sebanyak 2 orang (6,1%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Menurut Edelma dan Mandle (2002), usia adalah lama hidup individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun terakhir. Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam bekerja. Pekerja dengan usia lebih tua akan semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa, dalam arti semakin bijaksana, semakin mampu berfikir rasional, semakin mampu

mengendalikan emosi, semakin toleran terhadap pandangan dan perilaku yang berbeda dirinya dan semakin dapat menunjukkan intelektual dan psikologisnya (Gatot dan Adisasmito, 2005). 2. Jenis kelamin Tabel 3.2 Analisis Hubungan Jenis Kelamin Terhadap No Jenis Total Normal Setress Kelamin 1 Laki-laki 9 33.3 18 66.7 27 100 2 Perempuan 2 11.8 15 88.2 17 100 11 25.0 33 75.0 44 100 Hasil penelitian menunjukan responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 27 orang (61,4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 17 orang (38.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang berjenis kelamin perempuan yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 88.2% dan yang normal sebanyak 11.8%, dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin laki-laki yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 66,7% dan yang normal sebanyak 33.3%. Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Menurut Gunawati (2006), menyatakan bahwa wanita cenderung memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan pria, secara umum wanita mengalami stress 30% lebih, pada wanita stress dapat muncul akibat kewanitaannya secara umum sebagai akibat sampingan dari keadaan dan perubahan biologis, dan sosialnya. hasil studi ini menunjukan bahwa perempuan lebih menderita stress daripada laki-laki dan gaya mengatasi emosi lebih berfokus daripada laki-laki.

3. Masa Kerja Tabel 3.3 Analisis Hubungan Masa Kerja Terhadap No Masa Kerja Normal Setress Total 1 < 10 tahun 2 8.3 22 91.7 24 100 2 10 tahun 9 45.0 11 55.0 20 100 P- Value 0.012 OR 0.111 (0.020-0.605) Hasil penelitian menunjukan responden yang masa kerjanya 10 tahun sebanyak 24 orang (54,5%), responden yang masa kerjanya 10 tahun yaitu sebanyak 20 orang (45.5%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat yang masa kerja 10 tahun yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 22 orang (91.7%) dan yang normal sebanyak 2 orang (8.3%), dibandingkan dengan responden yang masa kerjanya 10 tahun yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 11 orang (55.0%) dan yang normal sebanyak 9 orang (45.0%). Hasil uji statistik di peroleh p- value sebesar 0,012 menunjukkan bahwa ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian stress kerja pada perawat IGD dan ICU RSUD Cilacap. Masa kerja adalah waktu yang telah dilalui responden dalam pekerjaannya sebagai perawat di RSUD Cilacap, maupun di tempat sebelum dia bekerja di tempat kerja yang sekarang. Masa Kerja < 1 tahun dimana merasa lambat dan tertekan dalam melaksanakan tindakan keperawatan Nursalam (2008). 4. Status Pernikahan Tabel 3.4 Analisis Hubungan Status Pernikahan Terhadap No Setress Kerja Status Total Normal setress Pernikahan 1 Menikah 9 23.7 29 76.3 38 100 2 Belum Menikah 2 33.3 4 66.7 6 100

Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok status sudah menikah sebanyak 38 orang (86.4%), sedangkan responden yang paling sedikit adalah responden dengan status belum menikah yaitu sebanyak 6 orang (13.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan status menikah yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 29 orang (76.3%) dan yang normal sebanyak 9 orang (23,7%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok status belum menikah yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 4 orang (66,7%) dan yang normal sebanyak 2 orang (33.3%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Status pernikahan adalah fakta yang mengenai status pernikahan yang syah menilai pernikahan dengan adanya bukti surat nikah. Seseorang yang sudah menikah memilki tingkat stress lebih tinggi dibanding yang belum menikah. (Rahmawati : 2008). 5. Beban Kerja Tabel 3.5 Analisis Hubungan Beban Kerja Terhadap No Beban Kerja Normal Stress Total 1 Ringan 3 42.9 4 57.1 7 100 2 Sedang 5 22.7 17 77.3 22 100 3 Berat 3 20.0 12 80.0 15 100 Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok beban kerja sedang sebanyak 38 orang (86.4%), responden dengan beban kerja ringan yaitu sebanyak 6 orang (13.6%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan beban kerja sedang yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 21 orang (72.4%) dan yang normal sebanyak 8 orang (27.6%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok beban kerja berat yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 12 orang (80.0%) dan yang normal sebanyak 3 orang (20.0%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Beban kerja berlebih dan beban kerja terlalu sedikit

merupakan pembangkit stres bagi individu, baik beban kerja berat berlebih maupun beban kerja yang terlalu sedikit (Kiev dan Khon,1979). 6. Tuntutan Tugas Tabel 3.6 Analisis Hubungan Tuntutan Tugas Terhadap No Tuntutan Tugas Normal Stress Total 1 Ringan 3 30.0 7 70.0 10 100 2 Sedang 8 23.5 26 76.5 34 100 Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok tuntutan tugas sedang sebanyak 34 orang (77.3%), responden dengan tuntutan tugas ringan yaitu sebanyak 10 orang (22.7%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan tuntutan tugas sedang yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 26 orang (76,5%) dan yang normal sebanyak 8 orang (23.5%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok tuntutan tugas ringan yang mengalami stress kerja yaitu sebanyak 7 orang (70.0%) dan yang normal sebanyak 3 orang (30.0%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Seseorang dengan menerima tuntutan tugas yang tinggi akan dapat menimbulkan kemauan yang keras untuk mau mengerjakan sesuatu kegiatan yang menjadi kewajibannya dan bahkan tidak segansegan melaksanakan tugas di luar perannya. Adanya tututan tugas yang keras dan berat akan menimbulkan Stress kerja, untuk itu dalam menghadapi pekerjaannya, seseorang harus dapat mengelola kondisi stress kerjanya dengan sebaik mungkin, namun demikian stress kerja tidak selamanya akan mengganggu aktivitas seseorang dan bahkan memacu kinerjanya dan pada akhirnya dapat menimbulkan kepuasan kerja (Mondy, Neo (1996:444).

7. Kondisi Lingkungan Tabel 3.7 Analisis Hubungan Kondisi lingkungan Terhadap No Kondisi Lingkungan Normal Stress Total 1 Tidak berisiko 5 33.3 10 66.7 15 100 2 Berisiko 6 20.7 23 79.3 29 100 Hasil penelitian menunjukan responden yang berada pada kelompok kondisi lingkungan yang beresiko sebanyak 29 orang (72.7%), responden dengan kondisi lingkungan yang tidak beresiko yaitu sebanyak 15 orang (27.3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa lebih banyak perawat dengan kondisi lingkungan yang beresiko mengalami stress kerja yaitu sebanyak 23 orang (79,3%) dan yang normal sebanyak 6 orang (20.7%), dibandingkan dengan responden yang berada pada kelompok kondisi lingkungan yang tidak beresiko mengalami stress kerja yaitu sebanyak 10 orang (66,7%) dan yang normal sebanyak 5 orang (33.7%). Analisis bipariat tidak bisa dilakukan karena tidak memenuhi syarat uji statistik. Persepsi responden terhadap kenyamanan berada di ruangan kerja, kondisi yang ada baik fisik berupa kebisingan, penataan peralatandan ruangan, maupun pisikis berupa peraturan, keluhan dan tuntutan, serta hubungan social dan pencahayaan (Haryanto : 2008). D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan a. Kategori umur 36 tahun lebih banyak yang alami stress sebanyak 93,9% b. Kategori berjenis kelamin perempuan lebih banyak yang alami stress 88.2% c. Kategori masa kerja 10 tahun lebih banyak yang alami stress 91.7%. ada hubungan antara masa kerja dengan stress kerja (p-value sebesar 0.012) d. Kategori status menikah lebih banyak yang alami stress 76.3% e. Kategori beban kerja berat lebih banyak yang alami stress sebesar 80.0%.

f. Tuntutan tugas dengan kategori sedang lebih banyak yang alami stress sebanyak 76.5% g. Kondisi lingkungan dengan kategori beresiko yang mengalami stress sebanyak 79.3%. 2. Saran a. Bagi pihak Rumah Sakit 1) Meningkatkan konsultasi baik berasal dari pimpinan ataupun unit khusus yang melayani konsultasi perawat dan memberi motivasi pada perawat sebagian usaha preventif stress kerja yang berlebih. 2) Perlu adanya penambahan jumlah perawat diruang ICU dan IGD dengan beban kerja yang tinggi. b. Bagi perawat 1) Membagi waktu istirahat singkat 10 15 menit membuat kondisi tubuh segar kembali. 2) Perlu adanya rotasi atau mutasi bagi perawat yang telah lama bertugas di ruang IGD dan ICU minimal 1 (satu) tahun. 3) Selalu berpikir positif, murah senyum dan bersosialisasi dengan baik antara rekan kerja, atasan maupun keluarga dan pasien.

Daftar Pustaka Andarika. 2004. Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press. Edelma., Mandle. 2002. Hubungan Antara Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Stress Dengan Tingkat Perawat Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi.http://umy.ac.id. Gatot., Adisasmito. 2005. Psikologis Kepribadian. Malang: UMM Press Gunawati. 2006. Koping dan Adaptasi: Teori dan pohon masalah keperawatan. Jakarta: Sagung Seto Haryanto. 2008. Psikologi Keselamatan Kerja.Malang: UMM Press Kive., Khon. 1979. Analisis Hubungan beban kerja dengan stress kerja di rumah sakit rawat inap RSUD Sidikalang. http://respository.usu.ac.id Krisnanta. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Pada Perawat Icu Rumah Sakit Tipe C Di Kota Semarang. Http://Eprints.Undip.Ac.Id/10782/1/(Jurnal)Andreass_Agung_Pdf Mondy., Neo. 1996. Pengaruh Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja. Salatiga: Penerbit Widya Sari. Nursalam. 2008. Pengaruh Karakteristik Indipidu Terhadap Perawat. Grasindo. Jakarta Rahmawati. 2008. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stress Perawat Dengan Adaptasi Stress Pada Perawat Di Intalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP DR. M.Djamil Padang Tahun 2010. Skripsi. Fakultas Kedokteran. 19 Juni 2012. http://respository.unand.ac.id/id/eprint/14082