TRIPLE VIGENÈRE CIPHER

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Enkripsi baru : Triple Transposition Vigènere Cipher

MODIFIKASI VIGENERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK SUBSTITUSI BERULANG PADA KUNCINYA

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Enkripsi-Pembangkit Kunci Bergeser

STUDI DAN PERBANDINGAN PERFORMANSI ALGORITMA SIMETRI VIGENERE CHIPPER BINNER DAN HILL CHIPPER BINNER Ivan Nugraha NIM :

Vigènere Chiper dengan Modifikasi Fibonacci

Vigènere Transposisi. Kata Kunci: enkripsi, dekripsi, vigènere, metode kasiski, known plainteks attack, cipherteks, plainteks 1.

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

BAB III KOMBINASI VIGÈNERE CIPHER DAN KEYED COLUMNAR TRANSPOSITION. Cipher ini adalah termasuk cipher simetris, yaitu cipher klasik abjad

Streamed Key Vigenere Cipher : Vigenere Cipher Menggunakan Penerapan Metode Pembangkitan Aliran Kunci

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

Modifikasi Pergeseran Bujur Sangkar Vigenere Berdasarkan Susunan Huruf dan Angka pada Keypad Telepon Genggam

Pergeseran Kemiringan pada Vigènere Chiper

Modifikasi Ceasar Cipher menjadi Cipher Abjad-Majemuk dan Menambahkan Kunci berupa Barisan Bilangan

Vigènere Cipher dengan Pembangkitan Kunci Menggunakan Bilangan Euler

Modifikasi Vigenère Cipher dengan Metode Penyisipan Kunci pada Plaintext

Teknik Konversi Berbagai Jenis Arsip ke Dalam bentuk Teks Terenkripsi

Cipher yang Tidak Dapat Dipecahkan (Unbreakable Cipher)

Penyamaran Plainteks pada Algoritma Vigenere Chiper StegaVig Makalah IF5054 Kriptografi

Studi dan Implementasi Algoritma Inverse Generator Cipher

STUDI & IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIPLE DES

Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya

Implementasi Vigenere Chiper Kunci Dinamis dengan Perkalian Matriks

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

Enkripsi Pesan pada dengan Menggunakan Chaos Theory

H-Playfair Cipher. Kata Kunci: H-Playfair cipher, playfair cipher, polygram cipher, kriptanalisis, kriptografi.

ENKRIPSI CITRA BITMAP MELALUI SUBSTITUSI WARNA MENGGUNAKAN VIGENERE CIPHER

Modifikasi Nihilist Chiper

Modifikasi Affine Cipher Dan Vigènere Cipher Dengan Menggunakan N Bit

KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN METODE MODIFIKASI AFFINE CIPHER YANG DIPERKUATDENGANVIGENERE CIPHER

Pembangkit Kunci Acak pada One-Time Pad Menggunakan Fungsi Hash Satu-Arah

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

MAKALAH KRIPTOGRAFI KLASIK

KRIPTOGRAFI DAN KRIPTANALISIS KLASIK

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kriptografi Definisi Kriptografi

Beberapa Algoritma Kriptografi Klasik. Haida Dafitri, ST, M.Kom

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

PEMANFAATAN KEMBALI KRIPTOGRAFI KLASIK DENGAN MELAKUKAN MODIFIKASI METODE-METODE KRIPTOGRAFI YANG ADA

Algoritma Enkripsi Playfair Cipher

General Discussion. Bab 4

Pengenalan Kriptografi

Pengembangan Vigenere Cipher menggunakan Deret Fibonacci

Algoritma Kriptografi Klasik Baru

Venigmarè Cipher dan Vigenère Cipher

Kriptografi Simetris Dengan Kombinasi Hill cipher Dan Affine Cipher Di Dalam Matriks Cipher Transposisi Dengan Menerapkan Pola Alur Bajak Sawah

Penerapan Vigenere Cipher Untuk Aksara Arab

Termasuk ke dalam cipher abjad-majemuk (polyalpabetic substitution cipher ).

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

Aplikasi Pewarnaan pada Vigener Cipher

ANALISIS FEISTEL CIPHER SEBAGAI DASAR BERBAGAI ALGORITMA BLOCK CIPHER

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

Teknik Kriptanalisis Linier

Analisis Perbandingan Full Vigenère Chiper, Auto-key Vigenère Chiper dan Running-key Vigenère Chiper

SKK: ENKRIPSI KLASIK - SUBSTITUSI

APLIKASI TEORI BILANGAN UNTUK AUTENTIKASI DOKUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Studi dan Analisis Mengenai Aplikasi Matriks dalam Kriptografi Hill Cipher

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Studi Perbandingan Secom Cipher Dan VIC Cipher Terhadap Algoritma Kriptography Kunci Simetri Klasik

Modifikasi Playfair Chiper Dengan Kombinasi Bifid, Caesar, dan Transpositional Chiper

Chiper Blok dengan Algoritma Operasi XOR antar Pecahan Blok

Implementasi Algoritma Vigenere Subtitusi dengan Shift Indeks Prima

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

Analisis Kriptografi Klasik Jepang

Super-Playfair, Sebuah Algoritma Varian Playfair Cipher dan Super Enkripsi

Modifikasi Bigram dan Penggunaan Tabel Tiga Dimensi pada Vigenere Cipher

TRIPLE STEGANOGRAPHY

Optimasi Enkripsi Teks Menggunakan AES dengan Algoritma Kompresi Huffman

DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) STANDAR ENKRIPSI DATA. Algoritma Kriptografi Modern

BAB II LANDASAN TEORI. bilangan bulat dan mengandung berbagai masalah terbuka yang dapat dimengerti

Vigenere Minimum-Prime Key-Adding Cipher

Data Encryption Standard (DES)

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Pada era teknologi informasi yang semakin berkembang, pengiriman data

Penanganan Kolisi pada Fungsi hash dengan Algoritma Pengembangan Vigenere Cipher (menggunakan Deret Fibonacci)

VIGENERE BIT SHIFT : SEBUAH PARADIGMA BARU

Penerapan Metode Enkripsi Vigenere Cipher dalam Pengamanan Transaksi Mobile Banking

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Modifikasi Algoritma Caesar Cipher Menjadi SPICA-XB (Spinning Caesar dengan XOR Binary)

STUDI MENGENAI JARINGAN FEISTEL TAK SEIMBANG DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA PADA SKIPJACK CIPHER

PENERAPAN METODA FILE COMPRESSION PADA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI

Super Enkripsi Dengan Menggunakan Cipher Substitusi dan Cipher Transposisi

BAB III PENGERTIAN DAN SEJARAH SINGKAT KRIPTOGRAFI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Cipher Jefferson. Abstraksi`

Penerapan Kriptografi Pada Perangkat Digital Book Reader (DigiReader) Untuk Kelestarian Lingkungan

Two Square Cipher I. PENDAHULUAN

Rancangan Algoritma Shift Vigenere Cipher

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK MEDIA PEMBELAJARAN KRIPTOGRAFI KLASIK

Wheel Cipher dan Perkembangannya Marianti Putri Wulandari

APLIKASI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE CIPHER ASCII BERBASIS JAVA Rizki Septian Adi Pradana 1), Entik Insanudin ST MT 2)

Studi dan Perbandingan Berbagai Macam Algoritma Cipher Transposisi

Modul Praktikum Keamanan Sistem

Vigènere Cipher Dengan Kunci Substitusi Inkremental Berdasarkan Caesar Cipher

3D Model Vigenere Cipher

APLIKASI JAVA KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN ALGORITMA VIGENERE. Abstract

STUDI PERBANDINGAN CIPHER BLOK ALGORITMA BLOWFISH DAN ALGORITMA CAMELLIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan di dalam media tersebut. Kata steganografi (steganography) berasal

Transkripsi:

TRIPLE VIGENÈRE CIPHER Satrio Adi Rukmono NIM : 13506070 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10, Bandung 40132 E-mail : r.satrioadi@gmail.com Abstrak Makalah ini membahas sebuah teknik enkripsi yang penulis kembangkan untuk mempersulit kriptanalis dalam memecahkan cipherteks dan mendapatkan plainteksnya. Teknik ini penulis sebut dengan Triple Vigenère Cipher yang merupakan pengembangan dari Vigenère Cipher. Vigenère Cipher adalah salah satu metode enkripsi klasik berupa subtitusi polialfabetik yang bersifat simetris. Oleh karena itu metode utama dalam melakukan kriptanalisis untuk Vigenère Cipher adalah dengan mencari kunci terlebih dahulu, antara lain menggunakan analisis frekuensi. Triple Vigenère Cipher penulis rancang untuk mempersulit analisis frekuensi tersebut. Ada dua metode penguatan enkripsi yang penulis lihat berpotensi untuk diterapkan pada Vigenère Cipher, yaitu super encryption dan triple DES. Super encryption adalah metode enkripsi yang bertujuan mempersulit kriptanalisis dengan menggunakan lebih dari satu metode enkripsi yang berbeda. Plainteks dienkripsi menggunakan algoritma enkripsi yang pertama, kemudian cipherteks hasil enkripsi tersebut dienkripsi lagi dengan algoritma enkripsi yang kedua, dan seterusnya. Triple DES adalah salah satu teknik untuk memperkuat enkripsi DES, yaitu melakukan enkripsi dengan metode DES sebanyak tiga kali terhadap plainteks. Kedua metode tersebut penulis terapkan dengan melakukan Vigenère Cipher berulang kali sebagaimana dalam triple DES. Jika pada setiap langkah Vigenère Cipher digunakan kunci yang berbeda dan masingmasing memiliki panjang kunci yang berbeda, maka seolah-olah teknik enkripsi yang digunakan berbeda, seperti dalam super encryption. Kata kunci: kriptografi, vigenère cipher, double vigenère cipher, triple vigenère cipher, super encryption 1. Pendahuluan Sejak awal mula ditemukannya kriptografi, metode enkripsi selalu berkembang. Di mulai dari algoritma kriptografi klasik hingga kriptografi modern, menggunakan kunci-simetri maupun tidak, semua perkembangan tersebut terjadi karena satu tujuan yang sama: membuat kriptanalisis sesulit mungkin, dengan kata lain untuk alasan keamanan. Hingga saat ini sudah banyak terdapat metode enkripsi yang diklaim sangat sulit atau bahkan tidak dapat dipecahkan, seperti Super Encryption dan One-Time Pad. Namun, setiap metode tersebut memiliki kelemahan. Pada Super Encryption, misalnya, diperlukan dua modul untuk melakukan enkripsi atau dekripsi, yaitu modul untuk enkripsi/dekripsi cipher substitusi sederhana, dan modul untuk enkripsi/dekripsi cipher transposisi. Pada One-Time Pad, tentu dibutuhkan saluran komunikasi tambahan yang aman dan terpercaya untuk mengirimkan key kepada penerima pesan, serta kebutuhan untuk membuat key baru setiap kali ingin melakukan enkripsi. Penulis telah merancang sebuah pengembangan dari salah satu algoritma kriptografi klasik yang cukup populer, yang berpotensi untuk menjadi unbreakable cipher, yaitu pengembangan dari Vigènere Cipher. Kelebihan metode yang penulis kembangkan ini adalah kemudahan proses enkripsi/dekripsi (cukup menggunakan satu modul untuk enkripsi/dekripsi), kunci yang 1

relatif pendek sehingga tidak membutuhkan saluran komunikasi lain untuk mengirim kunci kepada penerima pesan, potensi untuk kebal terhadap serangan yang memanfaatkan analisis frekuensi, serta proses enkripsi/dekripsi yang relatif fleksibel, mudah digunakan secara manual maupun dengan bantuan program komputer. 2. Vigenère Cipher dan Metode Kasiski 2.1. Vigenère Cipher Vigenère Cipher adalah metode enkripsi abjadmajemuk manual. Algoritma ini ditemukan oleh diplomat sekaligus kriptolog Perancis, Blaise de Vigenère, pada abad XVI. Metode ini dipublikasikan pada tahun 1856, dan sekitar dua ratus tahun setelahnya, pada abad XIX. Babbage dan Kasiski berhasil menemukan cara untuk memecahkan Vigenère Cipher. Vigenère Cipher digunakan oleh Tentara Konfederasi pada Perang Sipil Amerika meskipun sebelum Perang Sipil terjadi, metode enkripsi ini telah berhasil dipecahkan. Pada dasarnya, Vigenère Cipher menggunakan teknik yang sama dengan Caesar's Cipher. Bedanya, dalam Vigenère Cipher setiap huruf dalam plainteks dapat dienkripsikan menggunakan kunci yang berbeda. Huruf pertama pada plainteks dienkripsikan dengan kunci berupa huruf pertama dari kata kunci, dan seterusnya. Jika panjang kunci lebih kecil daripada panjang plainteks, maka kunci dapat diulang penggunaannya (periodik, dengan periode sama dengan panjang kunci). Jika panjang kunci hanya satu huruf, maka enkripsi sama saja dengan Caesar's Cipher biasa. Bujursangkar Vigenère (Tabel 1) digunakan untuk mempermudah proses enkripsi dengan Vigenère Cipher. Kolom paling kiri dari bujursangkar menyatakan huruf kunci, sedangkan baris paling atas menyatakan huruf plainteks. Setiap baris dalam bujursangkar menyatakan huruf-huruf cipherteks yang diperoleh dengan Caesar's Cipher, yang mana jauh pergeseran huruf plainteks ditentukan oleh nilai desimal huruf kunci tersebut (a=0, b=1, c=2,..., z=25). Sebagai contoh, huruf kunci o (=15) berarti huruf plainteks digeser sejauh 15 huruf ke kanan pada susunan alfabet. A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z b B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A c C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B d D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C e E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D f F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E g G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F h H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G i I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H j J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I k K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J l L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K m M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L n N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M o O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N p P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O q Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P r R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q s S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R t T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S u U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T v V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U w W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V x X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W y Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X z Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Tabel 1 Bujursangkar Vigenère Cara menggunakan Bujursangkar Vigenère adalah sebagai berikut: tarik garis vertikal dari huruf plainteks ke bawah, lalu tarik garis horizontal dari huruf kunci ke kanan. Perpotongan kedua garis tersebut menyatakan huruf cipherteks dari huruf plainteks yang bersangkutan. Contoh penggunaan Bujursangkar Vigenère untuk plainteks 'KRIPTOGRAFI' dan kunci 'cipher': Plainteks Kunci KRIPTOGRAFI cipherciphe Untuk huruf pertama, tarik garis vertikal dari huruf K dan horizontal dari huruf c, maka didapatkan cipherteks yaitu huruf M (Tabel 2). Selanjutnya lakukan hal yang sama untuk huruf kedua (plainteks R dengan kunci i), didapatkan chiperteks yaitu huruf Z. Lakukan lagi untuk seluruh plainteks yang tersisa, hingga didapatkan hasil akhir Plainteks Kunci Cipherteks KRIPTOGRAFI cipherciphe MZXWXFIZPMM 2

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z a A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z b B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A c C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B d D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C e E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D f F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E g G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F h H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G i I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H j J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I k K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J l L M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K m M N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L n N O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M o O P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N p P Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O q Q R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P r R S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q s S T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R t T U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S u U V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T v V W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U w W X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V x X Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W y Y Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X z Z A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Tabel 2 contoh penggunaan Bujursangkar Vigenère Dekripsi pada Vigenère Cipher dilakukan dengan cara sebaliknya, yaitu menarik garis horizontal ke kanan dari huruf kunci hingga ditemukan huruf cipherteks yag dituju, kemudian dari huruf cipherteks tersebut tarik garis vertikal ke atas sampai ke huruf plainteks. 2.2. Metode Kasiski Metode Kasiski (Friedrich Kasiski, 1863) membantu kriptanalis dalam menentukan panjang kunci yang digunakan untuk Vigenère Cipher. Nama Kasiski populer dengan metode ini, namun sebenarnya Charles Babbage telah menemukan metode serupa pada tahun 1854. Metode ini memanfaatkan keuntungan bahwa bahasa Inggris tidak hanya mengandung perulangan huruf tetapi juga pasangan huruf atau bahkan triplet seperti TH, THE, dan sebagainya. Perulangan ini memungkinkan adanya kriptogram yang berulang. Secara intuitif, dapat dibuat suatu argumen bahwa jika jarak antara dua buah string yang berulang di dalam plainteks merupakan kelipatan dari panjang kunci, maka string yang sama tersebut akan muncul sebagai kriptogram yang sama pula dalam ciherteks. Untuk menentukan panjang kunci, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Kriptanalis menghitung semua kriptogram yang berulang dalam cipherteks. Kemudian, jarak antara kriptogram yang berulang dihitung. 2. Kriptanalis menghitung semua faktor dari jarak tersebut. Faktor pembagi menyatakan panjang kunci yang mungkin. Tentukan irisan dari himpunan faktor pembagi tersebut. Nilai yang muncul di dalam irisan menyatakan angka yang muncul pada semua faktor pembagi dari jarak-jarak tersebut. Nilai tersebut mungkin adalah panjang kunci. Metode ini dapat ditangkal dengan menggunakan panjang kunci yang sama dengan panjang plainteks. Namun, tentu sulit untuk mengingat kunci yang begitu panjang (jika plainteksnya panjang) atau perlu mekanisme lain untuk mengirim kunci kepada penerima pesan. 3. Triple Vigenère Cipher dan konsep yang mendasarinya 3.1. Konsep yang mendasari Triple Vigenère Cipher 3.1.1. Sekilas Super Encryption Super Encryption mengkombinasikan metode cipher substitusi dengan cipher transposisi. Tujuannya adalah memperoleh cipher yang lebih kuat daripada hanya satu cipher saja. Metode ini dilakukan dengan mengenkripsi plainteks menggunakan cipher substitusi sederhana seperti Caesar's Cipher, lalu hasilnya dienkripsi lagi dengan cipher transposisi. 3.1.2. Sekilas Triple DES DES (Data Encryption Standard) adalah salah satu teknik kripografi modern menggunakan cipher blok yang populer karena dijadikan standar enkripsi kunci-simetri. Karena DES mempunyai potensi kelemahan terhadap exhaustive key search attack sebagai akibat panjang kuncinya yang relatif pendek (56 bit), maka orang membuat varian dari DES dengan memperbesar ruang kunci tanpa mengubah algoritma. Varian yang paling dikenal adalah 3

multiple DES, yaitu enkripsi berkali-kali dengan DES. Triple DES atau TDES atau 3DES menggunakan DES sebanyak tiga kali. Bentuk sederhana 3DES yang dikenal dengan mode EEE adalah: C = E K3(E K2(E K1(P))) P = D K1(D K2(D K3(C))) Selain itu terdapat pula mode EDE untuk menyederhanakan interoperability antara DES dengan 3DES. Untuk mode ini, dapat digunakan dua buah kunci saja atau tiga buah kunci. Jika hanya menggunakan satu buah kunci, maka hasilnya sama dengan DES biasa (interoperable). Dua kunci: C = E K1(D K2(E K1(P))) P = D K1(E K2(D K1(C))) Tiga kunci: C = E K3(D K2(E K1(P))) P = D K1(E K2(D K3(C))) 3.2. Triple Vigenère Cipher 3.2.1. Definisi Triple Vigènere Cipher adalah metode enkripsi dengan cara mengulang teknik Vigènere Cipher biasa sebanyak tiga kali dengan menggunakan kunci yang berbeda dengan panjang kunci yang berbeda. Jika setiap proses enkripsi plainteks P dengan kunci K pada Vigènere Cipher dapat disimbolkan sebagai C=E K(P), maka secara matematis metode Triple Vigènere Cipher ini dapat dituliskan sebagai C = E K3(E K2(E K1(P))) P = D K1(D K2(D K3(C))) persis seperti pada 3DES. 3.2.2. Variasi Seperti pada konsep 3DES, Triple Vigènere Cipher juga dapat divariasikan dengan mode yang berbeda (EEE dan EDE). Namun perbedaannya adalah pada Triple Vigènere Cipher, variasi mode ini tidak mempengaruhi interoperability dengan metode Vigènere Cipher biasa, sebab berdasarkan definisi yang penulis rancang, setiap tahapan dalam Triple Vigènere Cipher dilakukan dengan kunci yang berbeda dengan panjang yang berbeda. C = E K3(D K2(E K1(P))) P = D K1(E K2(D K3(C))) Variasi mode ini dikembangkan demi mempersulit proses kriptanalisis lebih jauh lagi. 3.2.3. Contoh Triple Vigènere Cipher dengan mode EEE: Plainteks (P): RUBAH COKELAT YANG LINCAH MELOMPATI ANJING PEMALAS Kunci pertama (K 1): DELAPAN Cipherteks pertama (P'): UYMAW CBNIWAI YNQK WICCNK QPLDMCDXT ACJVQK AEBAYDW 4

Kunci kedua (K 2): TUJUH Cipherteks kedua (P''): NSVUD VVWCDTC HHXD QRWJGE ZJSWGLXEM ULDCJE JYITSMQ Kunci ketiga (K 3): DUA Cipherteks akhir (C): QMVXX VYQCGNC KBXG KRZDGH TJVQGOREP OLGWJH DYLNSPK Triple Vigènere Cipher dengan mode EDE: Plainteks (P): RUBAH COKELAT YANG LINCAH MELOMPATI ANJING PEMALAS Kunci pertama (K 1): DELAPAN Cipherteks pertama (P'): UYMAW CBNIWAI YNQK WICCNK QPLDMCDXT ACJVQK AEBAYDW Kunci kedua (K 2): TUJUH Cipherteks kedua (P''): BEDGP JHEOPH OPTJ RCZIVU QHVEKSTJQA GTPOXQ RKUHEUC Kunci ketiga (K 3): DUA Cipherteks akhir (C): EYDJJ JKYOSB OSNJ UWZLPU TBVHESWDQD ATSIXT LKXBEXW 3.2.4. Analisis Pada prinsipnya, mengulang teknik Vigènere Cipher sebanyak tiga kali sama saja dengan menjumlahkan setiap kunci terlebih dahulu, kemudian melakukan enkripsi terhadap plainteks menggunakan kunci baru K yang merupakan hasil penjumlahan kunci-kunci tersebut dalam rentang A sampai Z (jika melebihi Z maka kembali ke A dan seterusnya). Pada mode EDE, kunci baru K ditentukan dengan mengurangi K 1 dengan K 2 kemudian ditambahkan dengan K 3. Mode EEE: K = K 1 + K 2 + K 3 Mode EDE: K = K 1 K 2 + K 3 Sebagai contoh, perhatikan contoh pertama dari subbagian 3.2.3. Ambil huruf pertama dari plainteks dan masing-masing kunci sebagai sampel. Huruf pertama plainteks adalah R, huruf pertama pada kunci masing-masing adalah D, T, dan D. K = K1 + K2 + K3 = 'D' + 'T' + 'D' = (3 + 19 + 3) mod 26 = 25 mod 26 = 25 = 'Z' Maka hasil enkripsi huruf R dengan kunci Z menghasilkan cipherteks Q. Demikian juga dilakukan dengan seluruh huruf pada kunci sesuai panjang plainteks (45 karakter): K = 'DELAPANDELAPANDELAPANDELAPAN DELAPANDELAPANDEL' + 'TUJUHTUJUHTUJUHTUJUHTUJUHTUJ UHTUJUHTUJUHTUJUH' + 'DUADUADUADUADUADUADUADUADUAD UADUADUADUADUADUA' = 'ZSUXQTKGYVNJMBKAZJMBGAHFKCUZ RLHOYXOWBOUZNHPSS' Terlihat, mengenkripsi plainteks RUBAH COKELAT YANG LINCAH MELOMPATI ANJING PEMALAS menggunakan Vigènere Cipher dengan kunci ZSUXQTKGYVNJMBKAZJMBG AHFKCUZRLHOYXOWBOUZNHPSS menghasilkan cipherteks yang sama yaitu QMVXX VYQCGNC KBXG KRZDGH TJVQGOREP OLGWJH DYLNSPK. Dari sini, terlihat bahwa Triple Vigènere Cipher berpotensi untuk mengimbangi kekuatan One- 5

Time-Pad, yaitu mengenkripsi plainteks dengan panjang kunci yang sama dengan panjang plainteks tanpa ada perulangan. Bagaimana mendapatkan kunci baru K yang panjangnya sama dengan panjang plainteks tanpa adanya perulangan? Penulis merangkum dua syarat untuk ketiga kunci sebagai berikut: 1. Ketiga kunci memiliki panjang yang berbeda dan panjang setiap kunci relatif prima terhadap setiap panjang kunci yang lain. Misalnya pada contoh sebelumnya, K 1 memiliki panjang 7 huruf, K 2 sepanjang 5 huruf, dan K 3 sepanjang 3 huruf. 2. Kelipatan persekutuan terkecil dari panjang ketiga kunci yang digunakan lebih besar dari pada panjang plainteks. Seperti pada contoh sebelumnya, panjang plainteks adalah 45 huruf, sedangkan kelipatan persekutuan terkecil dari 7, 5, dan 3 adalah 105. Oleh karena itu, kunci baru K baru akan mencapai satu periode pada huruf ke-105. 4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan Triple Vigènere Cipher memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Kemudahan proses enkripsi/dekripsi. Proses enkripsi/dekripsi cukup menggunakan satu modul, yaitu modul Vigènere Cipher biasa yang digunakan sebanyak tiga kali, tidak seperti Super Encryption yang untuk proses enkripsi/dekripsinya dibutuhkan dua modul, yaitu modul untuk cipher substitusi dan modul untuk cipher transposisi. 2. Proses enkripsi/dekripsi yang relatif fleksibel, mudah digunakan secara manual maupun dengan bantuan program komputer. Untuk proses enkripsi/dekripsi manual cukup digunakan Bujursangkar Vigènere sebanyak tiga kali dengan kunci yang berbeda, sedangkan untuk enkripsi/dekripsi dengan bantuan komputer cukup menggunakan perangkat lunak bantuan Vigènere Cipher yang sudah banyak tersedia di dunia maya dan bebas untuk diunduh. Pengguna Vigènere Cipher tidak perlu membuat perangkat lunak bantu yang khusus. 3. Kekuatan enkripsi sekuat One-Time-Pad, jika kunci yang digunakan memenuhi persyaratan yang penulis kemukakan pada subbagian 3.2.4. One-Time-Pad merupakan teknik enkripsi yang diklaim tidak dapat dipecahkan menggunakan exhaustive key search attack, dan Triple Vigènere Cipher pun berpotensi memiliki kekuatan tersebut. 4. Tidak membutuhkan saluran komunikasi lain untuk mengirimkan kunci seperti pada One-Time-Pad. Kelemahan pada One-Time- Pad adalah panjangnya kunci sehingga tidak mungkin untuk diingat. Oleh karena itu dibutuhkan saluran komunikasi lain yang lebih aman untuk mengirimkan kunci tersebut (dalam bentuk pad) kepada penerima pesan. Selain itu, kunci hanya dapat digunakan satu kali, berarti pengiriman kunci harus dilakukan berkalikali, memperbesar peluang bocornya kunci kepada pihak yang tidak diinginkan. Pada Triple Vigènere Cipher, cukup dengan mengingat tiga kunci pendek, asalkan ketiga kunci itu memenuhi persyaratan yang penulis kemukakan pada subbagian 3.2.4., secara virtual sudah didapatkan kunci yang panjangnya sama dengan plainteks dan benar-benar terlihat acak, sehingga begitu serupa dengan kunci pada One-Time-Pad. Namun selain itu Triple Vigènere Cipher juga memiliki satu kekurangan, yaitu untuk ukuran plainteks yang besar, sulit untuk dapat menentukan tiga buah kunci yang cukup pendek untuk dapat diingat (tidak perlu dikirim melalui saluran komunikasi yang lain) namun tetap memenuhi syarat kedua untuk kunci yang digunakan bahwa kelipatan persekutuan terkecil dari panjang kunci tidak kurang dari panjang plainteks. Terutama jika plainteks dan kunci berbentuk sedemikian rupa sehingga ada pasangan huruf atau triplet huruf yang sama pada plainteks yang terpisah sejauh kelipatan dari panjang kunci baru K. Dengan demikian, kemungkinan kunci masih dapat dipecahkan oleh kriptanalis menggunakan metode Kasiski. 6

4.2. Saran Setelah mempelajari berbagai metode kripografi klasik, penulis melihat bahwa banyak potensi untuk melakukan modifikasi pada algoritmaalgoritma yang sederhana tersebut menjadi algoritma baru yang lebih kuat. Secara khusus, potensi tersebut penulis lihat paling besar terdapat pada Vigènere Cipher. Oleh karena itu, penulis menyarankan para peminat kriptografi untuk banyak mempelajari dan meng-'oprek' algoritma kriptografi klasik. DAFTAR PUSTAKA [1] Munir, Rinaldi, Diktat Kuliah IF5054 Kriptografi, Penerbit ITB 2006 7