BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air mempunyai risiko

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Taman Nasional Way Kambas (TNWK) dengan luas ,30 ha. Tujuan penetapan kawasan ini untuk melindungi dan melestarikan

Taufik Dani 1, Suripin 2, Sudarno 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Keteguhan, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN SUNGAI BATANGHARI MENGGUNAKAN PROGRAM QUAL2Kw

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di negara kita semakin hari semakin pesat. Pesatnya laju

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Madiun (Segmen Wilayah Kota Madiun) Menggunakan Program QUAL2Kw

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENGANTAR. laju pembangunan telah membawa perubahan dalam beberapa aspek kehidupan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO. Ningsih Abdullah Rany Hiola

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia,baik untuk keperluan hidup sehari-hari, untuk keperluan industri,

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 19 TAHUN 2016 T E N T A N G

PENCABUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG PERTAMBANGAN RAKYAT BAHAN GALIAN EMAS (GOLONGAN B)

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KONAWEHA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Optimasi Limpasan Air Limbah Ke Kali Surabaya (Segmen Sepanjang Jagir) Dengan Programma Dinamis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN TOPIK

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG TARIF PEMERIKSAAN SAMPEL AIR LIMBAH PADA LABORATORIUM LINGKUNGAN KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Zonasi pada perairan tergenang (Sumber: Goldman dan Horne 1983)

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktivitas industri akan memberikan dampak terhadap kondisi

Jurusan Teknik Kelautan - FTK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERNYATAAN... iv. MOTTO... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG TATA LAKSANA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di Kabupaten Banjarnegara dengan rata-rata turun sebesar 4,12 % per

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

STRUKTUR KOMUNITAS MEIOBENTHOS YANG DIKAITKAN DENGAN TINGKAT PENCEMARAN SUNGAI JERAMBAH DAN SUNGAI BUDING, KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

Analisis Kualitas Air Sungai Guna Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

BAKU MUTU LINGKUNGAN. Untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar dipakai mutu baku lingkungan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

ANALISIS IDENTIFIKASI & INVENTARISASI SUMBER PENCEMAR DI KALI SURABAYA

1.3 TUJUAN PENELITIAN

DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMAR SUNGAI BADUNG DI DESA DAUH PURI KOTA DENPASAR DENGAN MODEL QUAL2KW

BAB IV. GAMBARAN UMUM. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena itu,

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

MODEL MATEMATIS PERUBAHAN KUALITAS AIR SUNGAI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CISADANE. Oleh NURLEYLA HATALA F

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melimpah. Salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia

1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Mangetan Kanal Kabupaten Sidoarjo dengan Metode QUAL2Kw

EVALUASI BOD DAN COD DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUAL2Kw DI SUNGAI PUDU KECAMATAN MANDAU KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

I. PENDAHULUAN. energi berasal dari lingkungan abiotik akan kembali ke lingkungan abiotik.

PENDAHULUAN. Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) memacu. terjadinya pencemaran lingkungan baik pencemaran air, tanah dan udara.

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, yang berarti

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

PEMODELAN PREDIKSI ALIRAN POLUTAN KALI SURABAYA

PEDOMAN PENERAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN PADA SUMBER AIR

Sungai berdasarkan keberadaan airnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu (Reid, 1961):

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. air limbah. Air limbah domestik ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa

Aktivitas Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

STUDI POTENSI BEBAN PENCEMARAN KUALITAS AIR DI DAS BENGAWAN SOLO. Oleh : Rhenny Ratnawati *)

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Medan diantaranya adalah pemotongan hewan, pengadaan, dan penyaluran daging

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar permukaan bumi terdiri atas air, luas daratan memang lebih

PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (STUDI KASUS: SUNGAI GARANG, SEMARANG)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan K

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.41 Tahun 1999 hutan memiliki fungsi

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 52 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 7

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Disampaikan Pada Acara :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan bagi hajat hidup manusia dan mahluk hidup lainnya, untuk itu maka perlu menjaga kualitas air agar air dapat memberikan fungsinya bagi kehidupan mahluk hidup (Effendi 2003). Air merupakan komponen yang sangat penting bagi untuk mendukung keberlangsungan mahluk hidup, tetapi keberadaannya semakin terancam akibat aktifitas kebutuhan manusia (Carr & Neary 2006). Agar air dapat menjalankan fungsinya dalam mendukung keberlangsungan mahluk hidup perlu dilakukan pengelolaan untuk kelestariannya. Mengingat pentingnya air bagi kehidupan maka perkembangan peradapan sosial ekonomi akan selalu berpusat pada sumber atau aliran air sehingga terbentuklah kawasan urban pada sumber air atau aliran air. Ekosistem air sangat dipengaruhi oleh variasi antropogenik yang akan memberikan tekanan kepada ekosistem itu sendiri, tekanan pada ekosistem air tersebut berupa beban organik, sedimen maupun logam (Zoumis et al. 2001). Kualitas dan kuantitas sumber air sangat bergantung dengan kondisi vegetasi pada catchment area, besaran dan jenis kegiatan yang akan bermuara ke sumber air, dan kemampuan asimilasi sumber air terhadap pencemar yang diterimanya (Bangyou et al. 2011). Demikian juga dengan sungai yang merupakan sumber air yang mengalir, kualitas air sungai sangat bergantung pada kondisi Daerah Aliran Sungainya (DAS). Peruntukan dan penggunaan lahan pada DAS akan berimplikasi pada kualitas dan kemampuan asimilasi air sungai dalam mempurifikasi polutan yang diterimanya. Berdasarkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 1 ayat 6 menjelaskan Pelestarian Fungsi Lingkungan Hidup adalah upaya untuk memelihara kelangsungan daya tampung dan daya dukung lingkungan hidup. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung

2 perikehidupan manusia dan mahluk hidup lain dan keseimbangan keduanya sedangkan daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan kedalamnya. Pada pasal 17 ayat 2 apabila daya dukung dan daya tampung lingkungan telah terlampaui maka kebijakan, rencana, program yang akan memberikan tekanan terhadap lingkungan harus diperbaiki. Sungai Batanghari merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatera dengan panjang + 775 km. Hulunya berada di Propinsi Sumatera Barat dan mengalir ke Timur bermuara ke laut melalui Kabupaten Tanjung Jabung Timur Propinsi Jambi. Pada bagian hulu, pasokan air Sungai Batanghari berasal dari Gunung Talang yang mengalir melalui Danau Diate (Kabupaten Solok) terus mendapat pasokan air sungai sungai di Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasraya. Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya sepanjang + 77 km dimana air Sungai Batanghari dimanfaatkan untuk pertanian, perikanan, industri dan keperluan domestik. Selain pemanfaatan, Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya banyak mendapat yang cukup tinggi juga dari aktifitas ekonomi seperti limbah industri, limbah domestik, aktifitas pertambangan galian C, aktifitas pertambangan emas rakyat pada anak sungai dan Sungai Batanghari. Kualitas air Sungai Batanghari berdasarkan pemantauan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya di bulan September 2012 pada lima lokasi sampling sepanjang Sungai Batanghari pada Kabupaten Dharmasraya parameter TSS (total suspended solid) dan parameter COD (chemical oxygen demand) telah melebihi baku mutu air kelas II Peraturan Pemerintah Tahun Nomor 82 Tahun 2001, hal ini menunjukkan bahwa telah beban pencemar yang masuk ke Sungai Batanghari telah menyebabkan penurunan kualitas air. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110 Tahun 2003 tentang Pedoman Penghitungan Daya Tampung Beban Pencemaran pada Sumber Air, pada pasal 2 menyatakan Bupati / Walikota wajib menetapkan daya tampung air pada sumber air pada wilayahnya sedangkan

3 sampai saat ini, pada Sungai Batanghari yang merupakan muara dari sungaisungai dan saluran air belum dilakukan kajian daya tampung. Secara teknis penghitungan daya tampung pada sumber air dapat dilakukan dengan: Metoda Neraca Massa, Metoda Streeter-Phelp, dan Metoda QUAL2Kw. 1.2 Perumusan Masalah Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya berada pada bagian hulu - tengah hidrologi Sungai Batanghari yang mengalir dari bagian Barat Pulau Sumatera dan bermuara ke laut pada bagian Timur Pulau Sumatera, sehingga pada segmentasi Kabupaten Dharmasraya mempunyai peranan cukup penting bagi fungsi hidrologi Sungai Batanghari pada bagian hilirnya. Melihat pentingnya pemanfaatan Sungai Batanghari dan besarnya beban pencemaran yang diterima Sungai Batanghari, serta peranan pentingnya bagi fungsi hidrologi Sungai Batanghari secara keseluruhan, maka perlu dilakukan penghitungan daya tampung Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya, dimana hasil dari penghitungan daya tampung ini dapat dijadikan salah satu referensi pemerintah dalam menyusun kebijakan pengendalian pencemaran air pada Sungai Batanghari. Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan: 1. Bagaimanakah status mutu Sungai Batanghari cluster Kabupaten Dharmasraya sesuai peruntukannya? 2. Berapakah besar yang masuk ke Sungai Batanghari cluster Kabupaten Dharmasraya? 3. Berapakah daya tampung Sungai Batanghari cluster Kabupaten Dharmasraya dibandingkan pada kelas air peruntukannya? 4. Bagaimanakah pengelolaan kualitas air yang dapat diterapkan pada adiminsitratif Kabupaten Dharmasraya untuk menjaga kualitas air Sungai Batanghari agar sesuai dengan kelas peruntukannya?

4 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengkaji status mutu Sungai Batanghari cluster Kabupaten Dharmasraya terhadap kelas air sesuai peruntukannya dengan metode indeks pencemaran. 2. Mengetahui besar yang masuk ke Sungai Batanghari pada cluster Kabupaten Dharmasraya dengan metode QUAL2Kw. 3. Mengkaji besaran daya tampung Sungai Batanghari cluster Kabupaten Dharmasraya dibandingkan pada kelas air peruntukannya dengan metode QUAL2Kw. 4. Menyusun rekomendasi pengelolaan kualitas air yang dapat diterapkan pada adiminsitratif Kabupaten Dharmasraya untuk menjaga kualitas air Sungai Batanghari agar sesuai dengan kelas peruntukannya dengan metode A WOT. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dalam mengeluarkan kebijakan pembangunan pada wilayah tersebut seperti penetapan baku mutu air limbah, pemberian izin pembungan air limbah untuk industri dan perencanaan pembangunan pada wilayah tersebut; 2. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat/kegiatan industri dalam melakukan pengelolaan lingkungan akibat kegiatannya. 3. Sebagai pengembangan khasanah ilmu pengetahuan tentang pengelolaan kualitas air. 1.5 Originalitas Penelitian Penelitian tentang penghitungan daya tampung Sungai Batanghari pada segmentasi Kabupaten Dharmasraya belum pernah dilakukan, tetapi pemantaun kualitas air sungai sejak tahun 2008 telah rutin dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya. Beberapa hasil penelitian sebelumnya yang menjadi referensi penelitian ini antara lain:

5 Tabel 1-1 Beberapa Penelitian Kualitas Air No Nama Judul Penelitian Tujuan Metode 1 Zul Adri UNP (2011) 2 Reni Fatmawati Jurnal Magister Teknik Pengairan Unbraw (2011) 3 Etik Yuliastuti (2011) Kajian Kualitas Air dan Penetapan Daya Tampung Sungai Kuranji Kajian Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Ngorow dengan Metode Paket Program QUAL2Kw Kajian Kualitas Air Sungai Ngeringo Karang Anyar dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air 1. Mengetahui kualitas air dan daya tampung Sungai Batang Kuranji pada daerah hulu; 2. Mengetahui kualitas air dan daya tampung Sungai Batang Kuranji pada daerah tengah; 3. Mengetahui kualitas air dan daya tampung Sungai Batang Kuranji pada daerah hilir; 1. Melakukan perhitungan beban pencemaran dari anak sungai dan saluran sebagai point source yang menuju Kali Ngrowo sebagai sungai utama; 2. Menganalisis kondisi air di Kali Ngrowo; 3. Menganalisis pola perubahan parameter kualitas air di Kali Ngrowo dengan menggunakan QUAL2Kw; 4. Menentukan beban pencemaran maksimum yang boleh dibuang ke badan air di kali Ngrowo; 1. Mengetahui tingkat Sungai Ngeringo Kabupaten Karang Anyar; Menghitung beban pencemaran dengan Metode QUAL2Kw Menghitung beban pencemaran dengan Metode QUAL2Kw 1. Uji parameter pencemaran dan membandingkann ya dengan Baku Mutu PP 82 Tahun 2001;

6 4 Deazy Rahmawati (2011) 5 Azwir (2006) 6 Wiwoho (2005) Pengaruh Kegiatan Industri terhadap Kualitas Air Sungai Diwak di Bergas Kabupaten Semarang dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Analisa Pencemaran Air Sungai Tapung Kiri oleh Air Limbah Industri Kelapa Sawit PT Peputra Masterindo di Kabupaten Kampar Model IdentifikasiDaya Tampung Beban Cemaran Sungai dengan QUAL2E 2. Mengkaji upaya pengendalian pencemaran air Kabupaten Karang Anyar 1. Menganalisis kualitas air Sungai pada segmen industri sebagai akibat adanya pengaruh beban pencemaran akibat limbah industri; 2. Merekomendasikan strategi pengendalian pencemaran air Sungai Diwak 1. Menentukan perkiraan daya tampung sungai; 2. Menentukan status mutu air dan indeks pencemaran akibat air limbah kelapa sawit 1. Mengindentifikasi daya tamping beban cemaran dengan metode QUAL2E; 2. Merekomendasikan kelas Sungai Babon untuk pengendalian pencemaran air di masa yang akan datang; 2. Menentukan status mutu air dengan Indeks Pencemaran Uji parameter pencemaran dan menghitung daya pulih dengan metode Streeter- Phelps; 1. Uji parameter pencemaran dan membandingkan nya dengan Baku Mutu PP 82 Tahun 2001; 2. Menentukan status mutu air dengan Indeks Pencemaran 1. Segmentasi menjadi 8 ruang; 2. Menghitung beban pencemaran; 3. Membuat simulasi model untuk kualitas air Sungai Babon; 1.6 Kerangka Pemikiran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status mutu air, besaran beban pencemaran, daya tampung yang masih bisa diterima oleh Sungai Batanghari Kabupaten Dharmasraya tanpa menurunkan kelas peruntukannya. Untuk mempertahankan dan meingkatkan kualitas air Sungai Batanghari tersebut diperlukan pengelolaan Sungai Batanghari baik pada kualitas

7 air sungainya maupun kegiatan pada daerah aliran sungai yang dapat menimbulkan beban pecemaran pada Sungai Batanghari. Secara lengkap kerangka pemikiran penelitian ini seperti pada gambar berikut. Latar belakang : 1. Fungsi hidrologi penting 2. Manfaat domestik, pertanian, perikanan, dan industri; 3. Beban pencemar dari kegiatan industri dan pertambangan; 4. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Permasalahan : 1. Bagaimana status mutu Sungai Batanghari pada cluster Kab Dharmasraya 2. Berapakan yang masuk pada Sungai Batanghari pada cluster Kab Dharmasraya 3. Bagaimanakah daya tampung pada Sungai Batanghari Kab Dharmasraya 4. Bagaimanakah rekomendasi pengelolaan Sungai Batanghari Kab Dharmasraya Tujuan Penelitian : 1. Mengkaji status mutu Sungai Batanghari pada cluster Kab Dharmasraya 2. Mengetahui yang masuk pada Sungai Batanghari pada cluster Kab Dharmasraya 3. Bagaimanakah daya tampung pada Sungai Batanghari Kab Dharmasraya 4. Bagaimanakah rekomendasi pengelolaan Sungai Batanghari Kab Dharmasraya Status mutu air (Indek Pencemaran) Beban pencemaran (QUAL2Kw) Daya tampung beban pencemaran (QUAL2Kw) Strategi pengelolaan Sungai Batanghari (A WOT) Penilaian keys person (A,B,C,G) Temuan studi dan saran Gambar 1-1 Kerangka Pemikiran