PROSEDUR PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA PADA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 247/PMK.06/2014 TENTANG

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

BAB I PENDAHULUAN. Aset daerah atau aktiva merupakan sumberdaya penting bagi pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai pada tahun 2003 dengan Undang-undang nomor 17 Tahun 2003

PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI JAWA TIMUR I RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam pengelolaan keuangan negara. yang bersifat umum meliputi penetapan arah, kebijakan umum, strategi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PROSEDUR PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BARANG MILIK NEGARA LINGKUP BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BBP2TP) BOGOR

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA...

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 24 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk kegiatan pemerintahan. Aset tetap tersebut merupakan salah


MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, SAUNAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1/PMK.06/2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA ASET TAK BERWUJUD

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG PENILAIAN KEMBALI BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Aset merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, organisasi, atau institusi

MENTERIKEUANGAN REPUBLlK!NQONESIA ALINAN

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

2015, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 47, Tambahan Lembara

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu organisasi, baik organisasi swasta (private sector) maupun

PENCATATAN ASET DI SIMAK BMN UNTUK BELANJA BARANG BANTUAN PEMERINTAH DAN SERAH TERIMA ASET BMN UNTUK BELANJA MODAL

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari operasional suatu organisasi atau instansi. Aset tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010).

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI ASET TETAP KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN AKUNTANSI - BARANG MILIK NEGARA (SIMAK-BMN) PADA RSUP.DR SARDJITO YOGYAKARTA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUNAN SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013

BERITA NEGARA. No.677, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Akuntansi. Pelaporan. Kebijakan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAB X KEBIJAKAN AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

I. DASAR HUKUM II. RINGKASAN LAPORAN BARANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 225/PMK.05/2014 TENTANG

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Aset tetap merupakan salah satu pos di neraca selain aset lancar, investasi. dibandingkan dengan komponen neraca lainnya.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA. CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Satker Pengadilan Agama Muara Bulian

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

I V. L A P O R A N B M N

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian Internal..., Eka, Fakultas Ekonomi 2017

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi akan berjalan lancar apabila disertai dengan administrasi yang baik

AKUNTANSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

4.1. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

50 BAB VII PENUTUP BAB VII PENUTUP A. RANGKUMAN

16. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari

Optimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 029/M/2011 TENTANG

LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UAPPBW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

ANGGARAN (Rp0,00) 2. Belanja Barang , Belanja Modal ,

BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAGIAN ANGGARAN 087 LAPORAN KEUANGAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (AUDITED)

Transkripsi:

PROSEDUR PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA PADA DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Nama : Nilamsari Putri Silitonga Npm : 56213441 Program Studi : Manajemen Keuangan Pembimbing : Iman Murtono Soenhadji Ph.D

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap Instansi Pemerintah dalam melakukan kegiatan operasionlnya tidak akan lepas dari penggunaan BMN ( Barang Milik Negara ) berupa Aset tetap. Menurut PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, penyusutan merupakan alokasi yang sistematis atas nilai perolehan suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Barang Milik Negara berupa aset tetap yang dimiliki instansi pemerintah dan digunakan untuk kegiatan operasional instansi pemerintah yang semakin lama semakin berkurang manfaatnya. Oleh karena penggunaannya yang secara terus menerus itu, maka aktiva tetap berwujud mengalami penyusutan secara fisik karena dipakai terus menerus, karena umur dan kerusakan.

Dalam setiap kegiatan oprasionalnya, Barang Milik Negara memiliki langkahlangkah yang harus dilewati yaitu : Mengidentifikasi aset tetap yang dapat disusutkan dengan yang tidak dapat disusutkan Mengelompokan aset, Penerapan nilai awal aset tetap yang wajar Penetapan metode penyusutan Perhitungan penyusutan Pencatatan penyusutan Menyajikan penyusutan di neraca Ungkapan penyusutan di catatan laporan keuangan Data yang diperlukan dalam pengoperasiannya adalah sebagai berikut Kwitansi/Faktur SPM/SP2D Bukti Kepemilikan SK Penghapusan Ba-Opsik Ds Lainnya

BAB III METODE PRAKTIK Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi lapangan, guna mengumpulkan data dan berkas yang diperlukan penulis memperoleh data langsung dari Sekretariat Direktorat Jenderal Perkerbunan Bagian Keungan dan Perlengkapan, meliputi : Pengamatan (observasi) Merupakan riset yang dilakukan penulis untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan operasional Sekretariat Direktorat Jenderal Perkebunan serta mencari data yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Kerja Praktik. Wawancara (interview) Melakukan wawancara langsung dengan pegawai yang menangani penyusutan aset tetap pada bagian perlengkapan. Langsung (Field Research) Pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dengan cara melakukan magang pada Sekretariat Direktort Jenderal Perkebunan guna menambah pengetahuan penulis mengenai pelaporan Penyusutan Aset Tetap Berwujud

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BARANG MILIK NEGARA (BMN) Barang Milik Negara merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud. Aset pemerintah adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Barang Milik Negara meliputi unsur-unsur aset lancar,aset tetap, aset lainnya dan aset bersejarah. Penyusutan Barang Milik Negara Penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas nilai suatu aset tetapyang dapat disusutkan selama masa manfaat yang bersangkutan. Kapasitas atau manfaat suatu aset tetap semakin lama semakin menurun karena digunakan dalam kegiatan operasi pemerinth dan sejalan dengan itu maka nilai aset tetap tersebut juga semakin menurun. Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, yang selanjutnya disebut Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset.

CATATAN DAN TUJUAN PENYUSUTAN Catatan Atas Penyusutan Objek Penyusutan Pasal 4 No 1 menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1/PMK.06/2013 Tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat, dan klasifikasiny menurut PSAP07. Penyusutan dilakukan terhadap Aset Tetap berupa: Gedung dan Bangunan; Peralatan dan Mesin Jalan, Irigasi, dan Jaringan Aset Tetap lainnya berupa Aset Tetap renovasi dan alat musik modern. Tujuan Penyusutan Menyajikan nilai Aset Tetap secara wajar sesuai dengan manfaat ekonomi aset dalam laporan keuangan pemerintah pusat; Mengetahui potensi Barang Milik Negara dengan memperkirakan sisa Masa Manfaat suatu Barang Milik Negara yang masih dapat diharapkan dapat diperoleh dalam beberapa tahun ke depan; Memberikan bentuk pendekatan yang lebih sistematis dan logis dalam menganggarkan belanja pemeliharaan atau belanja modal untuk mengganti atau menambah Aset Tetap yang sudah dimiliki.

PROSEDUR PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA 1. IDENTIFIKASI ASET TETAP YANG DAPAT DISUSUTKAN 2. PENGELOMPOKAN ASET 3. PENETAPAN NILAI ASET TETAP YANG WAJAR 4. PENETAPAN NILAI YANG DAPAT DISUSUTKAN 5. PENETAPAN METODE PENYUSUTAN 6. PERHITUNGAN DAN PENCATATAN PENYUSUTAN 7. PENYAJIAN PENYUSUTAN 8. UNGKAPAN PENYUSUTAN DI CATATAN LAPORAN KEUANGAN

BAB V PENUTUP Simpulan Pada penulisan Laporan Kerja Praktik ini penulis memberikan kesimpulan dari teori yang telah dipelajari yang telah dilakukan di Sekertariat Direktorat Jenderal Perkebunan. Menganai Barang Milik Negara merupakan bagian dari aset pemerintah pusat yang berwujud Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap, yang selanjutnya disebut Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset Pengindetifiksisan Aset tetap yang dapat disusutkan menjadi sebuah kelompok, lalu menetapkan nilai aset yang wajar dan penetapan nilai yang dapat disusutkan. Menetapkan metode apa yang dapat di gunakan lalu melakukan perhitungan dan pencatatan penyusutan. Kemudian mnyajikan penyusutan didalam catatan atas Laporan keuangan. Saran Dalam pelaksanaan prosedur Penyusutan BMN terdapat beberapa kendala yang menyebabkan perbedaan hasil penyusutan dari bagian perlengkapan ke bagian keuangan,dan sebaiknya lebih di perhatikan kembali agar pelaksanaan dan perhitungannya bisa balance.