LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG (BPK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PEMERINTAH KOTA BATU

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DHARMMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2007 WALIKOTA PRABUMULIH,

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 6 TAHUN 2008

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2007

BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN TATA TERTIB BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI LOMBOK TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SABU RAIJUA,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E M E R I N T A H K A B U P A T E N K E D I R I

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 22 TAHUN 2006 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

...BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR.. 2 TAHUN TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DAN KELEMBAGAAN DESA

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2006 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BAMUSDES ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa diperlukan guna memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahaan desa; b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan Perwakilan Desa saat ini sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dan pelaksanaan pemerintahan desa; c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa ( BAMUSDES );

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat ( LNRI Tahun 1968 Nomor 31, TLNRI Nomor 2851 ); 2. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bebas dan Bersih Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( LNRI Tahun 1999, Nomor 75, TLNRI Nomor 3851) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI Tahun 2004 Nomor 125, TLN Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2005 (LNRI Tahun 2005 Nomor 38, TLNRI Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (LNRI Tahun 2005 Nomor 108, TLNRI Nomor 4548); 4. Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah ( LNRI tahun 2004 Nomor 126, TLNRI Nomor 4438 ) ; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa( LNRI Tahun 2005 Nomor 158, TLNRI Nomor 4587 ) ; 6. Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 3 Tahun 2005 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Daerah (LDKP Tahun 2005 Nomor 3 Seri E, TLDKP Nomor 3);

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA Dan BUPATI PURWAKARTA M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA ( BAMUSDES ) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah yang dimaksud dengan : 1 Daerah adalah Kabupaten Purwakarta; 2 Peraturan adalah Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta; 3 Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 4 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah; 5 Bupati adalah Bupati Purwakarta; 6 Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Purwakarta;

7 Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia ; 8 Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa ; 9 Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 10 Badan Permusyawaratan Desa, selanjutnya disebut BAMUSDES adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa ; 11 Tokoh Masyarakat adalah pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan sosial masyarakat ( POLEKSOSBUD HANKAM ) yang diakui oleh masyarakat dilingkungannya; 12 Rukun Tetangga dan Rukun Warga adalah organisasi masyarakat yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai nilai kehidupan masyarakat indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan serta membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintah dan pemberdayaan masyarakat desa; BAB II T U J U A N Pasal 2 Pembentukan BAMUSDES bertujuan untuk membantu penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang transparan, demokratis, dan berorientasi pada kerukunan dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan pelayanan masyarakat desa

BAB III KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN KEANGGOTAAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA Bagian Pertama Kedudukan Pasal 3 BAMUSDES berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Bagian Kedua Susunan Pasal 4 (1) Anggota BAMUSDES adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. (2) Anggota BAMUSDES berasal dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainya yang merupakan 1( satu ) perwakilan dari setiap Rukun Warga. (3) Jumlah anggota BAMUSDES ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling sedikit 5 ( lima ) orang dan paling banyak 11 ( sebelas) orang ; (4) Apabila jumlah Rukun Warga yang terdapat di Pemerintah Desa genap maka penambahan anggota BAMUSDES sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari Rukun Warga yang jumlah Rukun Tetangganya lebih banyak dan/atau jumlah penduduknya lebih banyak ; (5) Apabila jumlah Rukun Warga yang terdapat di Pemerintah Desa lebih dari 11 ( sebelas ) maka anggota BAMUSDES sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari penggabungan dari 2 ( dua ) atau lebih Rukun Warga yang jumlah Rukun Tetangganya sedikit dan/atau jumlah penduduknya sedikit di wakili oleh 1 ( satu ) orang. (6)BAMUSDES terdiri dari pimpinan dan anggota

Bagian Ketiga Keanggotaan Paragraf 1 Persyaratan Pasal 5 (1) Untuk menjadi anggota BAMUSDES harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Warga Negara Republik Indonesia yang sekurang kurangnya berusia 25 ( dua puluh lima ) tahun ; b. Berpendidikan serendah rendahnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ; c. Tidak merangkap jabatan sebagai Ketua Rukun warga atau Rukun Tetangga d. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap; e. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana ; f. Mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya ; g. Sanggup menyediakan waktu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab anggota Badan Permusyawaratan Desa. (2) Anggota BAMUSDES dipilih dari masyarakat yang berdomisili di lingkungan Rukun Warga di Desa setempat sekurang kurangnya 2 ( dua ) tahun terakhir secara terus menerus. (3)Anggota BAMUSDES yang berasal dari partai politik tidak mewakili partai politik.

Paragraf 2 Pemilihan Pasal 6 (1) Pemilihan anggota BAMUSDES dilakukan melalui tahapan : a. Pemilihan Bakal Calon anggota BAMUSDES dilaksanakan melalui musyawarah Rukun Tetangga, yang bersangkutan untuk memilih 1 ( satu ) orang bakal calon anggota BAMUSDES ; b. Berita Acara hasil Musyawarah Rukun Tetangga beserta Bakal calon yang telah dipilih sebagaimana dimaksud pada huruf a diajukan oleh Ketua Rukun Tetangga kepada Ketua Rukun Warga ; c. Pemilihan calon anggota BAMUSDES di tingkat Rukun Warga dilakukan oleh Ketua Rukun Warga dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Melakukan musyawarah mufakat dengan para bakal calon terpilih dan Ketua Rukun Tetangga ; 2. Apabila musyawarah sebagaimana dimaksud pada angka 1 tidak tercapai, maka dilakukan pemungutan suara untuk mencari suara terbanyak ; 3. Apabila pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada angka 2 menghasilkan suara yang sama, maka dilakukan pemungutan ulang bagi bakal calon yang mendapatkan suara terbanyak yang sama ; 4. Apabila pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada angka 3 tetap sama, maka dilakukan musyawarah ulang. (2) Tata cara dan kelengkapan penyelenggaraan pemilihan anggota BAMUSDES diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 3 Penetapan dan Peresmian Pasal 7 Keanggotaan BAMUSDES ditetapkan secara administrasi dengan Keputusan Bupati Pasal 8 (1) Peresmian keanggotaan BAMUSDES dilakukan dalam suatu upacara oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (2) Peresmian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandai dengan mengucapkan pengambilan sumpah / janji secara bersama-sama dihadapan masyarakat dan dipandu oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk. (3) Bunyi sumpah / janji anggota BAMUSDES sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah sebagai berikut : kata Demi Allah, untuk penganut agama Kristen Protestan / Katolik diakhiri kata Semoga Tuhan Menolong Saya. Demi Allah ( Tuhan ) saya bersumpah / berjanji ; Bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya selaku anggota Badan Permusyawaratan Desa dengan sebaik baiknya, sejujur jujurnya dan seadil adilnya; bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara ; dan bahwa saya akan menegakan kehidupan demokratis dan Undang Undang 1945 sebagai konstitusi negara serta segala peraturan perundang undangan yang berlaku bagi Daerah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia di Pemerintahan Desa.

Paragraf 4 Masa Bakti Pasal 9 (1) Masa bakti anggota BAMUSDES selama 6 ( enam ) tahun, dan berakhir pada saat anggota Badan Permusyawaratan Desa yang baru mengucapkan sumpah / janji. (2)Anggota BAMUSDES yang telah mengakhiri masa baktinya dapat dipilih kembali hanya untuk satu periode berikutnya. Paragraf 5 Pemberhentian Antar Waktu Pasal 10 (1) Pemberhentian Antar Waktu anggota BAMUSDES disebabkan : a. Meninggal dunia ; b. Permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan BAMUSDES; c. Bertempat tinggal di luar wilayah Rukun Warga yang diwakilinya; d. Melanggar sumpah / janji dan melakukan perbuatan tercela sebagai anggota Badan Permusyawaratan Desa ; e. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5. (2)Pemberhentian Antar Waktu anggota BAMUSDES ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Paragraf 6 Pergantian Antar Waktu Pasal 11 (1) Anggota BAMUSDES yang berhenti antar waktu diganti oleh calon lain dari lingkungan Rukun Warga yang sama dengan anggota yang berhenti antar waktu. (2) Calon pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diambil dari daftar urutan nomor berikutnya calon anggota BAMUSDES yang ada di Rukun Warga yang bersangkutan sebagaimana hasil yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf c angka 1,2,3 dan 4 untuk disampaikan kepada Kepala Desa. (3) Anggota pengganti antar waktu menyelesaikan masa bakti anggota yang digantikan. (4) Anggota pengganti antar waktu ditetapkan dan diresmikan keanggotaanya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dan 8. BAB IV FUNGSI, WEWENANG, HAK, KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAMUSDES Bagian Pertama Fungsi BAMUSDES Pasal 12 BAMUSDES mempunyai fungsi : a. Bersama Kepala Desa membuat Peraturan Desa ; b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat ; c. Memberikan usul dan saran kepada Kepala Desa tentang penyelengaraan Pemerintahan Desa ; d. Menjelaskan kebijakan pemerintahan desa kepada warga desa ; e. Melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat ; f. Melaksanakan konsultasi kepada organisasi kemasyarakatan lainnya di wilayah desa yang bersangkutan ;

Bagian Kedua Wewenang dan hak BAMUSDES Pasal 13 (1)Untuk melaksanakan Fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, BAMUSDES mempunyai wewenang, meliputi : a. Membahas rancangan Peraturan Desa bersama Kepala Desa b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa d. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat f. Menyusun tata tertib BPD g. Memberitahukan kepada Kepala Desa mengenai akan berakhirnya masa jabatan Kepala Desa secara tertulis 6 ( enam ) sebelum berakhirnya masa jabatan. (2) Untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 12, BAMUSDES mempunyai hak, meliputi : a. Meminta keterangan kepada pemerintah desa b. Menyatakan pendapat Bagian Ketiga Hak dan Kewajiban Anggota BAMUSDES Pasal 14 Anggota BAMUSDES mempunyai hak : a. Mengajukan rancangan peraturan desa; b. Mengajukan pertanyaan; c. Menyampaikan usul dan pendapat; d. Memilih dan dipilih; dan e. Memperoleh tunjangan

Pasal 15 Anggota BAMUSDES mempunyai Kewajiban : a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Udang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan Perundang-undangan; b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraaan pemerintahan desa; c. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia; d. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; e. Memproses pemilihan kepada desa; f. Mendahulukan kepentingan umum d di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan; g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat; dan h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan. Bagian Keempat Larangan Pasal 16 Pimpinan dan Anggota BAMUSDES, dilarang untuk : a. Menjadi pelaksana proyek dan/atau kegiatan pembangunan di desa; b. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain ; c. Melakukan korupsi, kolusi nepotisme dan menerima uang, barang dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang dilakukannya ; d. Menyalahgunakan wewenang ; e. Melanggar sumpah / janji.

BAB V TATA KERJA BAMUSDES Bagian Pertama Pimpinan Pasal 17 (1) Pimpinan BAMUSDES terdiri dari seorang ketua, dan seorang wakil ketua dan 1 ( satu ) orang Sekretaris ; (2) Pimpinan BAMUSDES sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipilih dari dan anggota BAMUSDES secara langsung dalam rapat BAMUSDES yang diadakan secara khusus. Bagian Kedua Pimpinan Sementara Musyawarah Pasal 18 (1) Selama Pimpinan BAMUSDES belum ditetapkan, rapat rapat untuk sementara dipimpin oleh anggota Badan Permusyawaratan Desa yang tertua usianya dengan dibantu oleh anggota Badan Permusyawaratan yang termuda usianya ; (2) Dalam hal anggota BAMUSDES yang tertua dan atau termuda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhalangan, sebagai penggantinya dipilih dari anggota Badan Permusyawaratan yang tertua dan atau anggota BAMUSDES yang termuda usianya diantara yang hadar.

Bagian Ketiga Rapat BAMUSDES Pasal 19 (1) Rapat BAMUSDES dipimpin oleh pimpinan BAMUSDES ; (2) Rapat BAMUSDES sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang kurangnya ½ ( satu perdua ) dari jumlah anggota BAMUSDES dan keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak; (3) Dalam hal tertentu rapat BAMUSDES dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang- kurangnya 2 /3 ( dua per tiga ) dari jumlah anggota BAMUSDES dan keputusan ditetapkan dengan persetujuan sekurang kurangnya ½ ( satu per dua ) ditambah 1( satu) dari jumlah anggota BAMUSDES yang hadir ; (4) Hasil rapat BAMUSDES ditetapkan dengan keputusan BAMUSDES dan dilengkapi dengan notulen rapat yang dibuat oleh sekretaris BAMUSDES. BAB VI Anggaran Pasal 20 (1) Untuk kegiatan BAMUSDES disediakan biaya operasional sesuai kemampuan keuangan desa yang dikelola oleh Sekretaris BAMUSDES; (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ).

Pasal 21 (1) Pimpinan dan anggota BAMUSDES menerima tunjangan sesuai dengan kemampuan keuangan desa; (2)tunjangan pimpinan dan anggota BAMUSDES sebagaimanadimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam AnggaranPendapatan dan Belanja Desa ( APBDes ). BAB VII Ketentuan Penutup Pasal 22 Hal-hal teknis yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini selanjutnya akan diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 23 Pada saat berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor 12 Tahun 2000 Tentang Pedoman Pembentukan Badan Perwakilan Desa dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya dan memerintahkan pengundang Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purwakarta. Ditetapkan di Purwakarta pada tanggal 29 Desember 2006 BUPATI PURWAKARTA, ttd. LILIY HAMBALI HASAN\ Diundangkan di Purwakarta pada tanggal 29 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA, Ttd. Drs. H. DUDUNG B SUPARDI, MM LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI D.