PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN 2002 SERI : D NOMOR : 7 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2002

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2003 NOMOR 4 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 38 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN WARGA DAN RUKUN TETANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 39 TAHUN 2002 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 18 Tahun : 2002 Seri : D Nomor : 16

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 20 SERI D. 20 =================================================================

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI KABUPATEN BEKASI

Perda No. 5 / 2002 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Di Desa dan atau Kelurahan. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WAKIL WALIKOTA TERNATE

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 8 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN BUPATI BARITO KUALA,

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG UTARA NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA / KELURAHAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR : 3, TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA NANGGUNG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NANGGUNG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DESA KIARASARI NOMOR 1 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA KIARASARI

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG RUKUN TEIANGGA DAN RUKUN WARGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN RUKUN TETANGGA DALAM DAERAH KOTA BONTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 18 TAHUN 2002

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 SERI A NOMOR 24

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 15 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2000 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KEPALA DESA MARGOMULYO KABUPATEN BLITAR PERATURAN KEPALA DESA MARGOMULYO NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUPANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUPANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PASIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASIR NOMOR 9 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II GRESIK

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa dengan dicabutnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pembentukan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) serta berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1999 tentang Pencabutan Beberapa Peraturan Menteri Dalam Negeri, Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Instruksi Menteri Dalam Negeri mengenai Pelaksanaan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 Tentang Pemerintahan Desa, sehingga menimbulkan kekosongan hukum yang mengatur Lembaga Rukun Tetangga; Mengingat b. bahwa untuk mengisi kekosongan hukum sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu diatur kembali tentang Pembentukan Lembaga Rukun Tetangga (RT) dalam Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Rukun Tetangga di Kabupaten Penajam Utara. : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara di Propinsi Kalimantan Timur (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4182); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 1 Tahun 2004 tentang Kewenangan Kabupaten Penajam Paser Utara (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 1);

2 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA dan BUPATI PENAJAM PASER UTARA MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA (RT) DI KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara. 2. Pemerintahan Daerah adalah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas perbantuan dengan prinsip otonomi yang seluasluasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Penajam Paser Utara. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. 6. Camat adalah Camat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. 7. Lurah adalah Lurah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. 8. Kepala Desa adalah Kepala Desa di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara. 9. Dusun adalah bagian dari wilayah Desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Desa 10. Lingkungan adalah bagian dari wilayah Kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan Pemerintah Kelurahan. 11. Rukun Tetangga, yang selanjutnya disingkat RT adalah Lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka membantu menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten.

3 12. Kepala Keluarga adalah penanggung jawab anggota keluarga yang secara kemasyarakatan terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK). 13. Tokoh masyarakat adalah seseorang yang ditokohkan dan mampu memberikan panutan dan contoh tauladan yang baik kepada masyarakatnya, seperti tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh wanita, tokoh organisasi kemasyarakatan (seperti LPM, LSM, Paguyuban dan lain-lain). BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Setiap RT terdiri dari sekurang-kurangnya 40 (empat puluh) Kepala Keluarga dan sebanyak-banyaknya 50 (lima puluh) Kepala Keluarga. (2) Setiap Dusun/Lingkungan sekurang-kuranggnya dibentuk 3 (tiga) RT. Pasal 3 (1) Pembentukan RT dimusyawarahkan/dimufakatkan oleh masyarakat yang diwakili Kepala Keluarga setempat. (2) Hasil musyawarah/mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah dan dilaporkan kepada Camat. (3) Keputusan Kepala Desa/Lurah baru dapat berlaku setelah memperoleh pengesahan dari Badan Perwakilan Desa (BPD) bagi Desa, dan Camat atas nama Bupati bagi Kelurahan. BAB III T U J U A N Pasal 4 RT dibentuk dengan maksud dan tujuan: a. Memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan gotong-royong dan kekeluargaan. b. Membantu Pemerintah Desa/Kelurahan dalam kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan. c. Menghimpun seluruh potensi swadaya masyarakat dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat. BAB IV TUGAS DAN FUNGSI RT Pasal 5

4 Anggota RT adalah penduduk setempat yang terdaftar pada Kartu Keluarga. RT mempunyai tugas: Pasal 6 a. Membantu penyelenggaraan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah; b. Memelihara kerukunan hidup warga; c. Menggerakkan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat diwilayahnya; d. Berperan aktif dalam membantu tugas pembinaan wilayah dalam rangka terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugasnya RT mempunyai fungsi: a. pemberdayaan warga; b. menjembatani hubungan antar sesama anggota masyarakat, anggota masyarakat dengan pemerintah atau sebaliknya; BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 8 (1) Anggota RT mempunyai hak sebagai berikut: a. Mengajukan usul dan pendapat dalam musyawarah RT; b. Kecuali yang berstatus sebagai Warga Negara Asing, dapat memilih dan dipilih sebagai pengurus RT. (2) Anggota RT mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Turut serta secara aktif melaksakan hal-hal yang menjadi tugas pokok organisasi RT; b. Turut serta secara aktif melaksanakan keputusan musyawarah RT; c. Mendukung dan melaksanakan hasil keputusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. BAB VI KEPENGURUSAN Pengurus RT terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris; Pasal 9

5 c. Bendahara; d. Seksi-seksi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat dengan ketentuan paling banyak lima seksi. Pasal 10 Pengurus RT sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 dipilih dari dan oleh warga masyarakat setempat dengan musyawarah. Pasal 11 Dalam Hal pengurus sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 belum dibentuk, Kepala Desa/Lurah diberi wewenang menunjuk pengurus sementara paling lama 6 (enam) bulan dan segera melaksanakan pemilihan pengurus. Pasal 12 Yang dapat dipilih menjadi pengurus RT sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 adalah Penduduk Warga Negara Indonesia yang menjadi anggota RT setempat yang memenuhi syarat sebagai berikut : a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa; b. Berkelakuan baik, jujur, adil,cerdas dan berwibawa; c. Telah bertempat tinggal tetap sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dengan tidak terputus putus; d. Dengan suka rela memberikan pengabdiaanya; e. Berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun; f. Terdaftar dalam Kartu Keluarga. Pasal 13 (1) Pemilihan pengurus RT dilaksanakan oleh suatu panitia yang terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris; c. Beberapa orang anggota bila dipandang perlu; d. Unsur Kelurahan. (2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih berdasarkan hasil musyawarah warga setempat; (3) Hasil Pemilihan pengurus RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Berita Acara Pemilihan yang dilampiri daftar hadir peserta musyawarah; (4) Pengurus yang dibentuk ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah dan dilaporkan kepada Camat. Pasal 14 (1) Pengurus RT berkewajiban untuk melaksanakan: a. Tugas pokok RT; b. Keputusan musyawarah warga RT; c. Membina kerukunan hidup warga; d. Membuat laporan tertulis kepada Lurah mengenai kegiatan di wilayahnya sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan;

6 e. Melaporkan hal-hal yang terjadi dalam masyarakat yang dianggap perlu mendapatkan penyelesaian oleh Pemerintah Desa/Kelurahan. (2) Pengurus RT berhak menyampaikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Desa/Lurah mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintahan dan kepada Lembaga Pemberdayaan Masyarakat dalam hal pertimbangan pelaksanaan pembangunan yang partisipasif. (3) Pengurus RT melaporkan segala kegiatan kepada warganya melalui musyawarah sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) bulan. Pasal 15 Masa bakti pengurus RT adalah 5 (lima) tahun terhitung tanggal penetapan dan dapat dipilih kembali untuk masa bakti berikutnya. Pasal 16 Anggota pengurus RT dapat diganti atau berhenti sebelum habis masa kepengurusannya karena: a. Meninggal dunia; b. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri; c. Berakhir masa kepengurusannya; d. Tidak lagi memenuhi syarat yang ditentukan dalam pasal 13; e. Pindah tempat tinggal dari lingkungan RT yang bersangkutan; f. Melanggar norma-norma kehidupan masyarakat setempat. Pasal 17 Pengurus RT yang berhenti sebelum habis masa baktinya, Kepala Desa/Lurah berkewajiban memberitahukan kepada anggota RT tentang pemberhentian dan penggantian pengurus RT serta melaporkannya kepada Camat. BAB VII MUSYAWARAH Pasal 18 (1) Musyawarah RT merupakan wadah permusyawaratan dan permufakatan anggota dalam lingkungan RT. (2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk: a. Memilih pengurus; b. Merumuskan dan menentukan program kerja; c. Menilai laporan pertanggungjawaban pengurus; d. Melaksanakan program kerja. (3) Musyawarah RT untuk merumuskan, menentukan dan melaksanakan program kerja diadakan sekurang-kurangnnya 1 (satu) kali dalam satu tahun. (4) Musyawarah RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah Kepala Keluarga. (5) Kepala Keluarga yang berhalangan hadir dalam musyawarah dapat diwakilkan kepada salah seorang anggota keluarga yang sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

7 (6) Apabila tidak tercapai jumlah kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selama dua kali berturut-turut, musyawarah dilaksanakan tanpa memperhatikan kuorum. BAB VIII SUMBER DANA Pasal 19 (1) Sumber dana RT dapat diperoleh dari: a. Iuran anggota RT atas dasar musyawarah; b. Bantuan Pemerintah Daerah; c. Bantuan lainnya yang sah dan tidak mengikat. (2) Pengelolaan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diadministrasikan secara tertib dan teratur serta membuat laporan tertulis setiap tahun kepada Camat melalui Kepala Desa/Lurah. BAB IX KEKAYAAAN Pasal 20 Kekayaaan RT diadministrasikan secara tertib dan teratur serta dilaporkan secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 ayat (2). BAB X PEMBERDAYAAN Pasal 21 Lurah dan Camat melaksanakan pemberdayaan terhadap organisasi RT untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar-besarnya. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Dengan berlakunya peraturan Daerah ini : a. RT yang tidak memenuhi ketentuan pasal 2 Peraturan Daerah ini, akan diadakan penyesuaian; b. Pengurus RT yang masa jabatannya belum berakhir, dapat menyelesaikan jabatannya sampai masa kepengurusannya berakhir;

8 c. Pengurus RT yang masa jabatannya telah melewati batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, kelanjutan dari kepengurusannya diserahkan kepada permufakatan anggota RT. d. Lembaga Rukun Warga (RW) dinyatakan dihapus. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka semua ketentuan yang mengatur mengenai Rukun Tetangga (RT) yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara. Disahkan di Penajam pada tanggal 22 Desember 2005 BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Diundangkan di Penajam pada tanggal 22 Desember 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA, H. YUSRAN H. SUTIMAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2005 NOMOR 3