MUNAWWAROH KURNIAWATI K

dokumen-dokumen yang mirip
Skripsi Oleh : Nila Masnuri Yunita NIM K

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN BIOLOGI PADA SIKLUS PERTUMBUHAN JAMUR SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI FUNGI SMA KELAS X SEMESTER GANJIL KURIKULUM KTSP

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

TOKSIKOLOGI PAKAN TERNAK

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

PENGARUH PENAMBAHAN PENGALAMAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA DI SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI BAHASA PENGANTAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS X IMERSI SMA NEGERI 4 SURAKARTA

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SKRIPSI.

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kendala pada peternak disebabkan mahalnya harga bahan baku, sehingga

Fatihah Indah Rohmani K

PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENGALAMAN DAN INKUIRI DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN DESAIN INSTRUKSIONAL DALAM MODUL DISERTAI MULTIMEDIA TERHADAP PENCAPAIAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu usaha peternakan. Minat

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

BAB I PENDAHULUAN. Ayam pedaging atau yang sering disebut sebagai ayam broiler (ayam

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

BAB I PENDAHULUAN. mengandung protein dan zat-zat lainnya seperti lemak, mineral, vitamin yang

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

I. PENDAHULUAN. keseimbangan populasi mikroba usus (Anonim 1, 2008). Kata probiotik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT menciptakan alam semesta dengan sebaik-baik ciptaan. Langit

TINJAUAN PUSTAKA. betina yang umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan tujuaan sebagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki proses psikokimia yang penting untuk tubuh (Soetan et al.,

I. PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan tersebut diiringi pula dengan semakin meningkatnya

PENDAHULUAN. absorpsi produk pencernaan. Sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

SKRIPSI. Oleh: ARI SUSANTI NIM: K

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN MIND MAP

Media Kultur. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat. Saat ini, perunggasan merupakan subsektor peternakan

NUTRISI UNGGAS 11/8/2016. Catootjie L. Nalle, Ph.D. Jurusan Peternakan Program Study Teknologi Pakan Ternak Politeknik Pertanian Negeri Kupang

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

PENGARUH PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA SISWA DENGAN TINGKAT MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS X SMA BATIK 1 SURAKARTA

HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam setiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rata-rata Kadar Kolesterol Daging pada Ayam Broiler Ulangan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. banyak diminati di kalangan masyarakat, hal ini disebabkan rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Ayam Kampung Super dan Produktivitasnya. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (2014), populasi ayam kampung di

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DISERTAI TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

TINJAUAN PUSTAKA. nabati seperti bungkil kedelai, tepung jagung, tepung biji kapuk, tepung eceng

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

I. PENDAHULUAN. luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ayam broiler adalah pakan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan masalah yang mendasar dalam suatu peternakan. Pakan

PENGARUH PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) TIPE TRUE OR FALSE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. tercatat sebesar 237 juta jiwa dan diperkirakan bertambah 2 kali lipat jumlahnya. ayam sebagai salah satu sumber protein hewani.

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

PENGARUH PEMANFAATAN BAKTERI PENGHASIL FITASE (Pantoea agglomerans) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS KARKAS AYAM BROILER. Oleh : DWI HARYADI H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

I. PENDAHULUAN. masyarakat meningkat pula. Namun, perlu dipikirkan efek samping yang

BAB I PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan penyedia protein hewani yang cukup tinggi sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler atau yang juga disebut ayam pedaging merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini pengembangan di bidang peternakan dihadapkan pada masalah kebutuhan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang sangat besar. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) DAN DISCOVERY

PENDAHULUAN. Domba adalah salah satu ternak ruminansia kecil yang banyak. Indonesia populasi domba pada tahun 2015 yaitu ekor, dan populasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendek, yaitu pada umur 4-5 minggu berat badannya dapat mencapai 1,2-1,9 kg

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Pakan sangat penting bagi kesuksesan peternakan unggas karena dalam

PETUNJUK PRAKTIKUM MATA KULIAH ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA. Materi 4 : METODE UNTUK MENENTUKAN AVAILABILITAS ASAM AMINO PADA UNGGAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Rataan kecernaan protein ransum puyuh yang mengandung tepung daun lamtoro dapat dilihat pada Tabel 7.

TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kampung. Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

[PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG TELUR]

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Kandungan Nutrien Daging pada Beberapa Ternak (per 100 gram daging) Protein (g) 21 19, ,5

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

Ruang lingkup kegiatan Laboratorium Balai Penelitian Ternak sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN BIOLOGI (PENAMBAHAN MIKROBIA PENGHASIL FITASE DAN PROTEASE PADA CAMPURAN PAKAN TERNAK AYAM BROILER) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI BIOTEKNOLOGI SMA KELAS X SEMESTER II Skripsi Oleh: MUNAWWAROH KURNIAWATI K 4303041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

ABSTRAK Munawwaroh K IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN BIOLOGI (PENAMBAHAN MIKROBIA PENGHASIL FITASE DAN PROTEASE PADA CAMPURAN PAKAN TERNAK AYAM BROILER) SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI BIOTEKNOLOGI SMA KELAS X SEMESTER II. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober 2007. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang hasilnya diimplementasikan pada pembelajaran biologi di SMA kelas X. Tujuan penelitian ini: 1) Mengetahui pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap pertumbuhan ayam broiler. 2) Mengetahui perbedaan prestasi belajar biologi siswa pada PBM dengan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian dengan PBM tanpa tambahan sumber belajar dari hasil penelitian. Eksperimen penelitian ini adalah pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap pertumbuhan ayam broiler. Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi SMA kelas X merupakan penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian adalah 150 ekor ayam broiler. Populasi dalam implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi adalah seluruh siswa kelas X SMAN II Sukoharjo Tahun Pelajaran 2006/2007. Sampel penelitian adalah 100 ekor ayam broiler. Sampel implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi sebanyak tiga kelas yaitu kelas kontrol, eksperimen dan validasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random sampling sebanyak tiga kelas. Teknik pengumpulan data penelitian dengan penimbangan berat badan dan uji laboratorium. Teknik pengumpulan data implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi dengan dokumentasi, angket dan tes. Uji hipotesis penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam dengan anava satu jalan dengan uji lanjut Scheffe. Uji hipotesis implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi dengan uji t dan uji keseimbangan kemampuan awal dengan uji F berpasangan. Hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) Penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ayam broiler. Rata-rata berat badan ayam broiler pada perlakuan P 0 adalah 98.236 gr, P 1 sebesar 101.748 gr, P 2 sebesar 106.66 gr dan P 3 sebesar 114.304 gr. Sedangkan kandungan protein daging ayam broiler pada perlakuan P 0 adalah 19.836%, P 1 sebesar 20.545%, P 2 sebesar 20.633% dan P 3 sebesar22.009%. 2) Pemanfaatan hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler sebagai tambahan sumber belajar pada materi bioteknologi SMA kelas X memberikan perbedaan prestasi belajar biologi siswa dengan rata-rata nilai kognitif kelompok eksperimen 15.702% lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai afektif kelompok eksperimen 10.949% lebih baik daripada kelompok kontrol. Rata-rata nilai psikomotorik kelas eksperimen 10.831% lebih baik daripada kelompok kontrol.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ayam broiler adalah ayam yang dipelihara secara intensif dengan kisaran umur 6-8 minggu baik jantan maupun betina guna memperoleh produksi daging yang optimal. Secara genetis, ayam broiler diciptakan agar dipelihara dalam waktu yang singkat sehingga dapat dimanfaatkan hasilnya. Agar hasil pemeliharaan ayam broiler dapat optimal maka perlu ditunjang dengan pemberian pakan yang baik. Sebagian besar komponen penyusun pakan unggas berasal dari tanaman (biji-bijian) seperti jagung, kedelai, padi, gandum, bunga matahari, wheat pollard dan lain-lain. Bahan pakan tersebut merupakan sumber asam fitat. Bahan pakan yang berasal dari tanaman memiliki kandungan fosfor (P), sekitar 2/3 dari fosfor tersebut berada dalam bentuk senyawa fitat. Menurut Applegate (2000) sernyawa ini tidak hanya mengikat fosfor tetapi juga mengikat protein serta mineral (Mg, Fe, Zn, Mn, Ca) dan enzim protein yang sangat berguna bagi pertumbuhan dan produksi. Asam fitat merupakan senyawa yang selalu terdapat pada bahan pakan yang berasal dari tanaman dan merupakan senyawa yang tidak dapat didigesti oleh ternak monogastrik. Jika jumlah asam fitat yang tidak dicerna meningkat akan menimbulkan tambahan biaya pada pakan dengan adanya P yang tidak tercerna. Tidak terdigestinya fitat juga mengakibatkan efek negatif pada digesti mineral dan protein. (Maenz, 2001). Salah satu komponen utama penyusun pakan ayam broiler adalah bekatul gandum (Wheat Pollard). Wheat pollard merupakan limbah dari pengolahan tepung terigu yang dapat digunakan sebagai bahan alternatif penyusun pakan ayam broiler. Wheat pollard ini memiliki kandungan fosfor (P) yang tinggi dalam bentuk fitat (myo-inisitol hexaphosphates). Menurut Anggorodi (1985: 179), wheat pollard mempunyai kandungan fosfor (P) sebesar 1,1%, sekitar 1/3 dari fosfor terdapat sebagai fosfor non-fitin yang dapat digunakan ayam sedangkan 2/3 nya fosfor fitin (asam fitat) yang tidak dapat dimanfaatkan oleh ayam broiler dan akan terbuang melalui feses. Fosfor fitin tidak dapat digunakan bagi semua hewan berlambung sederhana karena tidak adanya enzim fitase di dalam alat pencernaannya.

Hewan monogastrik seperti babi, unggas, dan ikan tidak mampu untuk memetabolis asam fitat dan karenanya fosfat anorganik ditambahkan dalam pakannya untuk memenuhi kebutuhan fosfor. Hal ini memberi konsekuensi adanya masalah polusi fosfor di area peternakan yang intensif. Asam fitat dapat bertindak sebagai agen antinutrisi pada hewan monogastrik dengan chelating berbagai ion logam yang dibutuhkan hewan. Oleh karena itu, hidrolisis secara enzimatis dari asam fitat dalam mengurangi derivat fosforilasi myo-inositol dalam saluran pencernaan hewan-hewan monogastrik sangat diperlukan. Secara biokimia dan fisiologi fosfor adalah mineral yang penting untuk metabolisme. Sebuah sel dalam tubuh mengandung P organik, yang ikut serta di semua fungsi dari sel. Sebagai bagian dari ATP dan ADP yang mempunyai peranan dalam proses-proses bioenergi, transduksi energi oleh aktivitas sel (Tillman et al, 1983: 82). Sedangkan menurut Anggorodi (1979: 158) fosfor merupakan mineral makro yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan tulang. Selain itu fosfor juga sangat penting dalam metabolisme karbohidrat dan lemak. Fitase merupakan salah satu enzim yang tergolong dalam kelompok phosphatase yang mampu menghidrolisis senyawa fitat (myo-inositol((1,2,3,4,5,6)hexakisphosphates) menjadi myo-inositol dan phosphate anorganik. Pengelompokan ini didasarkan pada kemampuan enzim fitase untuk melepas molekul fosfor (H 2 PO 4 ) pada atom C dari gugus benzena inositol. Studi tentang fitase sangat pesat pada beberapa tahun terakhir karena besarnya interes dalam pemanfaatan enzim ini terutama sebagai campuran makanan ternak dan makanan manusia, sehingga pemanfaatan unsur fosfor dalam tubuh hewan monogastrik menjadi optimal (Greiner et al, 1997 dalam Sajidan, 2000). Selain penambahan mikroba penghasil enzim fitase dapat pula ditambahkan mikroba penghasil enzim protease. Enzim protease berperan dalam proses pemecahan protein menjadi asam amino. Asam amino akan diserap oleh tubuh ayam untuk selanjutnya diubah menjadi protein daging tubuh. Permasalahan di atas berkaitan dengan konsep biologi yang diajarkan pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya pada materi bioteknologi dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan yaitu: menjelaskan peran bioteknologi bagi sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Pencapaian kompetensi dasar tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran dengan mengubah pola pembelajaran

yang selama ini hanya bersumber pada buku paket dan guru menjadi pembelajaran dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang relevan dengan materi yang akan diajarkan, salah satunya dengan memanfaatkan hasil penelitian biologi sebagai sumber belajar dalam pembelajaran materi biologi di sekolah. Pembelajaran ini dilakukan dalam rangka mengatasi kecenderungan guru mendominasi kegiatan pembelajaran dan belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal oleh guru maupun peserta didik. Keuntungan pembelajaran yang mengacu pada hasil penelitian sebagai salah satu sumber belajar adalah keleluasaan bagi guru dalam memilih bahan ajar dan peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan dan minatnya. Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi peserta didik melalui penyediaan aneka ragam kegiatan belajar mengajar dan sumber belajar. Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman dan keterampilan dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar dapat berupa materials atau bahan yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat/perangkat keras ataupun oleh dirinya sendiri, misalnya hasil penelitian yang diseleksi dan dikemas sesuai dengan tujuan dan materi yang akan diajarkan, contohnya pada penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler. Data hasil penelitian diperoleh dengan melakukan penelitian di lapangan yang sesungguhnya. Prosedur, proses dan hasilnya dikemas melalui seleksi dan penyederhanaan objek sehingga penelitian tersebut dapat disajikan secara sistematis, yang pada akhirnya dapat diakses oleh peserta didik sebagai sumber belajar. Dengan diterapkannya hasil penelitian sebagai sumber belajar diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan daya guna hasil penelitian yang bermanfaat dalam dunia pendidikan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat di- identifikasi berbagai masalah sebagai berikut : 1. Penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler

a. Belum dimanfaatkannya senyawa fitat oleh ayam broiler secara optimal karena ketidakmampuan ayam broiler sebagai hewan monogastrik untuk memetabolis senyawa fitat. b. Bagaimana meningkatkan ketercernaan senyawa fitat oleh ayam broiler. c. Bagaimana meningkatkan kandungan protein daging ayam broiler. 2. Pembelajaran Biologi pada Materi Bioteknologi a. Bagaimana meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pemahaman materi kepada peserta didik b. Belum dimanfaatkannya hasil penelitian biologi sebagai salah satu sumber belajar secara maksimal baik oleh guru maupun oleh peserta didik dilihat dari sudut pandang pembelajaran. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Subyek Penelitian a. Ayam broiler (ayam pedaging) strain HB (Hubbard). b. Siswa kelas X semester II (genap) SMA Negeri II Sukoharjo tahun pelajaran 2006/2007. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah: a. Pertumbuhan ayam broiler, parameter yang diukur adalah kandungan protein daging pada bagian dada dan rata-rata berat badan ayam broiler akibat dari penggunaan dan penambahan mikroba yang didalamnya terdapat Pantoea agglomerans, Klebsiella dan E. coli. b. Hasil belajar biologi siswa pada materi bioteknologi mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. D. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap pertumbuhan ayam broiler yang dilihat dari kandungan protein daging dan berat badan ayam broiler? 2. Apakah ada perbedaan hasil belajar biologi siswa pada PBM dengan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian dengan PBM tanpa tambahan sumber belajar dari hasil penelitian pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap pertumbuhan ayam broiler. 2. Mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa pada PBM dengan tambahan sumber belajar dari hasil penelitian dengan PBM tanpa tambahan sumber belajar dari hasil penelitian. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis: a. Dapat dijadikan bahan kajian untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut b. Mengkaji secara ilmiah mengenai pentingnya penggunaan hasil penelitian sebagai sumber belajar dalam mata pelajaran biologi. 2. Manfaat Praktis: a. Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler. b. Memberikan pengetahuan mengenai kombinasi perlakuan terbaik penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan terhadap pertumbuhan ayam broiler.

c. Memberikan masukan kepada guru mata pelajaran biologi dan siswa mengenai pentingnya pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar d. Memperluas khasanah wawasan dan pengetahuan mengenai arti pentingnya pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar pada proses belajar mengajar mata pelajaran biologi. e. Meningkatkan daya guna hasil penelitian yang bermanfaat dalam dunia pendidikan.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan 1. Penelitian Penambahan Mikroba Penghasil Fitase dan Protease pada Campuran Pakan Ternak Ayam Broiler Dari hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler dapat disimpulkan: a. Penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ayam broiler. b. Ada pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap rata-rata berat badan ayam broiler, hasil yang paling optimal didapatkan pada perlakuan P 3 dengan rata-rata 114.304 gr, perlakuan P 2 106.66 gr, perlakuan P 1 101.748 gr dan terakhir perlakuan kontrol P 0 98.236 gr. c. Ada pengaruh penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler terhadap kandungan protein daging ayam broiler, hasil yang paling optimal didapatkan pada perlakuan P 3 dengan kandungan protein daging sebesar 22.009%, perlakuan P 2 sebesar 20.633%, perlakuan P 1 sebesar 20.545% dan terakhir perlakuan kontrol P 0 sebesar 19.836%. 2. Implementasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Biologi SMA Implementasi hasil penelitian pada pembelajaran biologi SMA materi bioteknologi dapat disimpulkan: a. Pemanfaatan hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler sebagai tambahan sumber belajar pada materi bioteknologi SMA kelas X memberikan perbedaan hasil belajar biologi siswa pada kompetensi dasar menjelaskan peran bioteknologi bagi sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. b. Rata-rata nilai kognitif kelompok eksperimen mengalami perbedaan sebesar 15.702% lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Rata-rata nilai afektif kelompok eksperimen mengalami perbedaan sebesar 10.949% lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Rata-rata nilai psikomotorik kelompok eksperimen mengalami perbedaan sebesar 10.831% lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. B. Implikasi Berdasarkan simpulan dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan implikasi baik secara teoritis maupun secara praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis a. Hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut pada penelitian sejenis. b. Pemanfaatan hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler sebagai tambahan sumber belajar dalam penelitian ini dapat memotivasi guru dalam mengembangkan sumber belajar yang relevan dengan materi pelajaran yang diajarkan sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. c. 2. Implikasi Praktis a. Hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler ini dapat menjadi pertimbangan bagi para peternak ayam broiler untuk meningkatkan kualitas hasil beternak ayam broiler secara optimal. b. Pemanfaatan hasil penelitian penambahan mikroba penghasil fitase dan protease pada campuran pakan ternak ayam broiler sebagai tambahan sumber belajar dalam penelitian ini dapat mejadi pertimbangan bagi para guru untuk memanfaatkan hasil penelitian biologi lainnya yang relevan dengan materi pembelajaran di sekolah sebagai sumber belajar. c. Hasil penelitian ini memberikan alternatif pemanfaatan sumber belajar dari hasil penelitian biologi dan meningkatkan daya guna hasil penelitian biologi yang bermanfaat dalam dunia pndidikan.

yaitu: C. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran-saran yang berkaitan dengan penelitian 1. Kepada Peternak Ayam Broiler Peternak ayam broiler hendaknya memanfaatkan bakteri penghasil fitase dan protease untuk meningkatkan pertumbuhan ayam broiler. 2. Kepada Guru a. Guru mata pelajaran biologi hendaknya dapat memberikan alternatif sumber belajar yang dapat mendukung proses belajar bagi siswanya. b. Sumber belajar yang digunakan hendaknya mempertimbangkan materi, kompetensi dasar dan pengalaman belajar yang harus diperoleh siswa. 3. Kepada Para Peneliti Perlu diadakan penelitian sejenis dengan cakupan materi lain yang lebih luas sehingga dapat diketahui kemanfaatan hasil penelitian biologi sebagai tambahan sumber belajar dalam dunia pendidikan.