BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningkatkan mutu pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. buruk pula perilakunya. Belajar berbahasa dengan baik dan benar sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendengarkan, berbicara/ bercerita, membaca, dan menulis/mengarang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Oleh karena itu, kemampuan menguasai bahasa Indonesia sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan siswa dalam membaca, merupakan salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasa. Adapun kemampuan berbahasa dalam kurikulum terdiri atas

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan penegasan judul. pernah membaca, maka ia akan tertinggal oleh pengetahuan dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

sangat berpengaruh pada kemahiran berbahasa yang lain, yaitu mahir menyimak

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VI SD 03 KALIYOSO KECAMATAN UNDAAN KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan seseorang dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 1). Pembelajaran menurut Sugandi (2006: 9) adalah seperangkat peristiwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh lebih dari separuh penduduk dunia. Bahasa tersebut berperan

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terampil dan berkepribadian serta siap berperan dalam pembangunan nasional. Pembelajaran

KUESIONER UNTUK SISWA. PETUNJUK UMUM: 1) Jawaban kamu pada kuesioner ini tidak dimaksudkan untuk menentukan nilai atau kemampuan kamu dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di sekolah memegang peranan penting dalam mengupayakan dan

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Berbahasa berarti berkomunikasi, karena bahasa adalah alat komunikasi. Dalam berkomunikasi pesan atau maksud yang harus diterima dari penyampai kepada penerima. Sesuai dengan pengertian komunikasi menurut Balai Pustaka dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1989, hlm, 454),Komunikasi adalah pengiriminan dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak. Dikatakan bahwa penyampaian pesan dengan cara tepat agar maksud dan tujuan pesan tersampaikan dengan tepat. Individu memerlukan beberapa kemampuan dalam berbahasa untuk mampu mengirim dan atau menerima sebuah pesan dengan baik dan tepat. Dalam kegiatan berkomunikasi, maksud atau isi pesan akan dimaknai jika penyampai dan penerima pesan terampil berbahasa. Ditegaskan oleh Tarigan (1982, hlm, 1) yang diantaranya, (1) kemampuan menyimak; (2) kemampuan berbicara; (3) kemampuan; dan (4) kemampuan menulis. Kemampuan menyimak menjadi urutan pertama dikarenakan sebagai kemampuan pertama yang dimiliki oleh individu sebelum menjelajahi kemampuan lainnya dalam proses belajarnya. Menulis menjadi urutan terakhir dalam kemampuan berbahasa ini bukan Namun, urutan ini tidaklah menunjukkan esensi kepentingannya dalam aspek yang harus paling bisa dikuasai oleh individu, tapi hanya sekedar urutan alamiah proses kemampuan manusia dalam berbahasa. Sebelum dapat menulis, individu harus terampil menyimak, berbicara dan membaca lambang bunyi bahasa yang akhirnya terampil menulis. Komunikasi tulis digunakan dengan berbagai macam tujuan, dari mulai hanya sebagai sebuah catatan kecil hingga menjadi tulisan yang menjadi penggugah hati serta emosi manusia, juga menjadi alat atau senjata perubah situasi dan kondisi global dalam sebuah peradaban. 1

2 Dengan kekuatan esensi dari sebuah tulisan itulah, menulis menjadi sebuah kemampuan yang sangat diperhitungkan peranannya bagi seorang individu. Mengingat pentingnya menulis, tidak heran pembelajaran menulis ini dijadikan salah satu keterampilan yang dipelajari siswa dari mulai tingkat Sekolah Dasar (SD), hingga Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Implementasi dari komunikasi menulis khususnya ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia sebagai makhluk sosial yang berinteraksi, menyampaikan dan menerima pesan, hingga melaksanakan yang dimaksudkan suatu pesan. Dalam komunikasi tulis, melaksanakan pesan bisa berarti melaksanakan sebuah petunjuk yang dibacanya dalam sebuah tulisan. Manusia melaksanakan sesuatu dipandu oleh petunjuk tertulis agar aktivitas sesuai dengan pesan. Salah satu fungsi dari menulis, atau produknya sebagai sebuah tulisan adalah sebagai petunjuk dalam melaksanakan sesuatu. DijelaskanMoeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989, hlm, 974) Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat; ajaran; pedoman. Jadi petunjuk adalah bentuk komunikasi untuk memberikan arahan tuntunan kepada pembaca. Sehubungan dengan fungsi komunikasi tulis sebagai penyampaian petunjuk ini, di Sekolah Dasar menulis petunjuk dicantumkan sebagai bagian dari kompetensi yang harus dicapai siswa dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006. Dengan rincian Standar Kompetensi, Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita dan surat dan disajikan dalam Kompetensi Dasar, Menulis petunjuk untuk melakukan sesuatu atau penjelasan tentang cara membuat sesuatu. Tarigan (1986, hlm, 15) menjelaskan bahwa Menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai pesan. Menurut Depdikbud dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989, hlm, 974) Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan; nasihat; ajaran; pedoman. Jadi

3 menulis petunjuk adalah menulis gagasan dalam memberi bimbingan atau arahan alam melaksanakan sesuatu. Menulis petunjuk dianggap sederhana dan mudah, karenanya kurang mendapat fokus perhatian para guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajarannya. Namun, pada dasarnya menulis petunjuk ini memerlukan aktivitas otak yang cukup kompleks dalam penyusunannya. Sebagai petunjuk yang akan dilaksanakan, penyusun petunjuk haruslah menyusun bagian demi bagian dari petunjuknya dengan tepat, agar bisa dilaksanakan dengan baik pula. Pemilihan kata, struktur kalimat, hingga ejaan dan penggunaan tanda baca yang tepat, juga keterbacaan dan cara penyampaian pesan haruslah benar agar tidak terjadi kekeliruan dalam pelaksanaan petunjuk tersebut. Berdasarkan obsevasi peneliti di SD Gunung Pereng V, pembelajaran menulis petunjuk kurang mendapat perhatian guru dalam prosesnya, sehingga hasil menulis petunjuk siswa kurang baik, contohnya dalam penulisan langkah-langkah dalam tulisan petunjuknya, siswa cenderung membuatnya dalam bentuk paragraf sehingga langkah per langkah dalam proses nya tidak terlalu jelas sehingga kurang dapat dimaknai. Guru harus memilih metode ataupun media yang tepat dalam pembelajarannya. Karena melalui menulis petunjuk yang baik dan jelas, seseorang akan dapat mengatasi dan memberikan bimbingan untuk melaksanakan sesuatu dengan lebih baik lagi. Dalam menulis petunjuk, siswa membutuhkan gagasan untuk bisa mengembangkan sebuah petunjuk yang akan disusunnya. Untuk membantu memudahkan siswa dalam memunculkan, mengungkapkan gagasannya dalam menulis kalimat petunjuk diperlukan sebuah media.depdikbud menjelaskan bahwa Media adalah (1) alat (2) alat (sarana) komunikasi, seperti koran, majalah, televisi,... (3) yang terletak diantara dua pihak (orang, golongan, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989, hlm, 569). Media yang diharapkan dapat memberi pengaruh dalam pembelajaran menulis petunjuk, yakni penggunaan media origami dalam pembelajaran menulis kalimat petunjuk. Origami adalah seni melipat kertas. Proses origami ini adalah mengubah kertas menjadi bentuk-bentuk tertentu dengan teknik dan lipatan tertentu hingga terbentuklah bentuk-bentuk yang

4 menarik.media origami diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis petunjuk melalui sebuah lipatan.siswa diminta membuat origami yang mereka kuasai, lalu menuliskan petunjuk bagaimana langkah-langkah dalam membuat origami yang ia buat tersebut. Untuk itulah dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul Penerapan Media Origami terhadap Kemampuan Siswa Kelas IV dalam Menulis Petunjuk. Media origami cocok digunakan dalam pembelajaran menulis petunjuk, karena origami sendiri menggunakan langkahlangkah dalam pembuatannya yang bisa dituliskan dalam sebuah tulisan petunjuk. B. PERUMUSAN MASALAH 1. Identifikasi Masalah Menulis petunjuk yang dipandang sederhana dan mudah dilaksanakan ala kadarnya oleh guru menyebabkan timbulnya masalah kurang optimalnya siswa dalam kemampuan menulis petunjuk. Menulis petunjuk merupakan proses dari komunikasi tulis yang hasilnya nanti memungkinkan orang akan membaca dan melaksanakan segala petunjuk yang ada pada teks petunjuk tersebut. Untuk itulah keefektifan bahasa menentukan apa pembaca bisa menemukan gagasan yang sama dengan apa yang dipikirkan penulis dalam menyusun teks petunjuknya. Struktur bahasa, pemilihan kata yang tepat, penyusunan kalimat baiknya harus benar-benar di perhatikan, hingga sampai pada ejaan dan tanda baca yang tepat. Dalam proses penugasan menulis petunjuk ini ada baiknya guru benar-benar memantau dan membimbing siswa dalam menyelesaikan tugasnya, untuk melihat bukan hanya sekedar ketepatan petunjuk yang disusun siswa, namun juga keefektifan kalimat, ejaan hingga tanda baca yang dituliskan siswa. Dan diantara sekian banyak metode dan media pembelajaran diharapkan guru mampu memilah dan memilih yang paling sesuai dengan pembelajaran menulis petunjuk. Konten dari isi petunjuk yang ditugaskan kepada siswa baiknya benar-benar sesuai dengan minat dan ketertatikan siswa akan hal tertentu. Dalam hal ini, media origami diharapkan bisa meningkatkan kemampuan anak dalam menulis petunjuk, karena sifatnya yang menyenangkan juga dalam prosesnya terdapat trial and

5 errordimana membantu siswa dalam proses menyusun kalimat demi kalimat yang efektif. 2. Rumusan Masalah Melihat dari hasil identifikasi, masalah penelitian dirumuskan dalam bentuk beberapa pertanyaan di bawah ini : a. Bagaimana kemampuansiswa kelas IV SD Sukarame dalam menulis petunjuk sebelum penerapan media Origami? b. Bagaimana kemampuansiswa kelas IV SD Sukarame dalam menulis petunjuk sesudah penerapan media Origami? c. Adakah pengaruh media Origami terhadap kemampuan siswa kelas IV di SD Sukarame dalam menulis kalimat petunjuk? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Mendeskripsikan kemampuansiswa kelas IV SD Sukarame dalam menulis petunjuk sebelum penerapan media Origami. 2. Mendeskripsikankemampuansiswa kelas IV SD Sukarame dalam menulis petunjuk sesudah penerapan media Origami? 3. Mendeskripsikan pengaruh media Origami terhadap kemampuan siswa kelas IV di SD Sukarame dalam menulis petunjuk. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoretis : Secara teoritis dapat mengembangkan keilmuan baik di bidang pendidikan maupun pedagogisnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti diharapkan kegiatan penelitian ini sebagai latihan dalam mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan perkuliahan. b. Bagi sekolah dimana penelitian ini dilaksanakan yakni SDN SUkarame, diharapkan kegaitan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk alternatif metode pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesiakelas IV (Empat).

6 c. Untuk rekanmahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitan-penelitian selanjutnya, juga bagi yang sekedar haus akan perkembangan ilmu. E. Struktur Peulisan Skripsi Susunan struktur Penulisan Skripsi ini adalah : 1. BAGIAN AWAL a. Halaman Judul Halaman sampul depan memuat judul Skripsi, maksud penulisan Skripsi, lambang Universitas Pendidikan Indonesia, nama mahasiswa, Nomor Induk Mahasiswa (NIM), nama Program Studi, nama Universtias, dan tahun pengajuan. b. Halaman Persetujuan Halaman persetujuan (sebelum ujian skripsi) terdiri dari nama mahasiswa, NIM, judul Skripsi, dan persetujuan dosen pembimbing, yang diketahui oleh Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, dan Ketua Jurusan. c. Halaman pernyataan Halaman ini berisi pernyataan orisinalitas skripsi. d. Halaman Kata pengantar. Kata Pengantar berisi uraian singkat mengneai maksud penulisan Skripsi, dan uraian ucapan terima-kasih kepada pihak-pihak yang dianggap memberi bantuan selama proses penyusunan skripsi berlangsung. e. Halaman Abstrak Abstrak Skripsi memuat latar belakang penelitian, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hasil dan kesimpulan peneltian. Abstrak ini dittulisa dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. f. Halaman Daftar Isi Daftar isi berisi gambar secara umu mengenai isi skripsi dalam judu-judul BAB dan Sub BAB dengan nomor halaman.halaman Daftar Tabel Daftar tabel memuat nomor urut tabel, judul tabel dan nomor halamannya. g. Halaman Daftar Gambar

7 Daftar gambar berisi nomor urut gambar, judul gambar dan nomor halamannya. h. Halaman Daftar Tabel Halaman ini berisi nomor tabel, judul tabel, dan nomor halamannya. i. Halaman Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat nomor urut lampiran, judul lampiran dan nomor halamannya. 2. BAGIAN UTAMA Bagian ini terdiri dari beberapa bab : a. BAB I Pendahuluan Bab ini memuat mengenai Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian dan Struktur Penulisan Masalah. b. BAB II Kajian Pustaka, dan Hipotesis Bab ini berisi penjelasan rinci tentang kajian pustaka, dan hipotesis. c. BAB III Metode Penelitian Bab ini memuat Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian, Metode Dan Desain Penelitian, Variabel Penelitian, Instrumen Penelitian, Proses Pengembangan Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data. d. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi mengenai Data Hasil Penelitian, Analisis Data, Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Hipotesis dan Pembahasan hasil penelitian. e. BAB V Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini peneliti menyimpulkan hasil penelitiannya, dan memberi saran terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan penelitian. 3. BAGIAN AKHIR Pada bagian ini, Skripsi terdiri dari Daftar Pustaka dan Lampiran-Lampiran. a. Daftar Pustaka Daftar Pustaka berisi pustaka(buku, media elektronik) yang diacu dalam penyusunan Skripsi.

8 b. Lampiran-lampiran. Lampiran ini dapat berupa hal-hal yang tidak dapat dicantumkan secara langsung ada isi pembahasan skripso, yang dapat berupa photo,, peta, dan lain-lain yang dianggap perlu diketahui pembaca.