FILM BRAM S STOKER DRAKULA SEBAGAI INSPIRASI PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG

dokumen-dokumen yang mirip
M A K R A M E (KERAJINAN DENGAN TEKNIK SIMPUL)

MAKALAH PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD MAKRAME. Dosen Pengampu : Edy Siswanto, S.Pd., M.Pd

Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak

BAB 3 ANALISIS DATA. Berikut ini penulis akan memaparkan mengenai analisisis unsur westernisasi

KAJIAN KOMPARATIF DESAIN BUSANA NASIONAL WANITA INDONESIA KARYA BARON DAN BIYAN DENGAN KARYA ADJIE NOTONEGORO

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

APPLICATION FRII AT FASHION NIGHT INSPIRATION SRIKANDI By: Yolanda Jatmika

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MODE BUSANA

BAB III SURVEY LAPANGAN

PENUMBUHKEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI PELATIHAN TEKNIK DASAR MAKRAME DALAM PEMBUATAN TAS DARI TALIKUR

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

Menggambar Busana. Untuk SMK Program Keahlian Tata Busana

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III PAKAIAN ADAT TRADISIONAL DAERAH BUKIT HULU BANYU KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

- 2 - Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

BAB II KARAKTERISTIK BUSANA ETNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II METODE PERANCANGAN

KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha

NOMOR : 12 TAHUN 2010

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan

Karya Tugas Akhir yang bertema Romantice Since of Taj Mahal dalam. wanita ready to wear. Dengan bentuk busana cenderung sederhana, loose, tidak

MODUL VI BU 461*) Adibusana

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BERAU BUPATI BERAU,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luar, misalnya panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

PERSYARATAN PAKAIAN STUDENT DAY 2016 UNIVERSITAS UDAYANA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN.

BAB I PENDAHULUAN. setelah ditenun dengan tali sebagai perintang atau menolak warna. Ikat celup di

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pe

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN KARYA

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PENATAAN DISPLAY INOVASI BUSANA ETNIK

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. penelitian dengan judul Manfaat Hasil Belajar Estetika dan Mode sebagai Kesiapan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reggi Juliana Nandita, 2015

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

BAB IV VISUALISASI. Visualisasi pada proyek perancangan ini adalah terciptanya desain batik tulis

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang


VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

Kajian Perhiasan Tradisional


PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

TEKNIK BORDIR SASAK. Oleh: Emy Budiastuti PT. Busana FT UNY

B A B 5. tetap terkesan elegan, dan memperlihat cerita epic didalam film animasi ini.

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 2. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan Nasio

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

- 1 - PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

Transkripsi:

FILM BRAM S STOKER DRAKULA SEBAGAI INSPIRASI PEMBUATAN BUSANA PANGGUNG Sri Nur Fitriyah Akademi Seni dan Desain Indonesia Surakarta ABSTRAK Karya ini mengkombinasikan bahan tradisional disetiap desain dengan tujuan agar warisan nenek moyang kita tetap terjaga serta mengenalkan pada orang lain. Rancangan busana panggung yang terinspirasi dari film Bram s Stoker Drakula dengan mengkombinasikan batik. Sumber ide diterapkan pada Batik dengan mengambil tanaman, disertai adanya penambahan motif kelelawar sehingga menjadi satu kesatuan motif. Kata Kunci : Busana panggung ABSTRACT This work every design combines traditional materials with the goal of keeping the legacy of our ancestors maintained as well as introducing other people. Stage fashion designs inspired from the movie Bram Stoker's Dracula by combining batik. Sources of ideas applied to the Batik by taking the plant, along with the addition of a bat motif so that it becomes a whole motif. Keywords: Clothing stage 51

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fesyen kini telah berkembang pesat mengikuti arus perubahan jaman yang mencakup segala kalangan, usia, bahkan telah menjadi sebuah ladang bisnis yang menjanjikan.perubahan tersebut membantu perancang dalam menciptakan karya baru khususnya pada desain busana tanpa melupakan nilai-nilai estetika budaya timur. Di Indonesia pakaian sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang untuk mencapai hingga sampai saat ini, pada jaman pra sejarah belum mengenal tulisan bahkan pakaian seperti sekarang. Jaman nenek moyang menggunakan kulit binatang dan tumbuh-tumbuhan untuk menutupi tubuh sebagai pelindung dari cuaca alam sekitar, dan serangan binatang. Seiring berjalannya waktu pakaian memiliki fungsi yang beraneka macam yang disesuaikan dengan selera pasar yang sedang in atau populer. Pembuatan karya ini penulis mengkombinasikan bahan tradisional disetiap desain dengan tujuan agar warisan nenek moyang kita tetap terjaga serta mengenalkan pada orang lain. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud membuat rancangan busana panggung yang terinspirasi dari film Bram s Stoker Drakula dengan mengkombinasikan batik. Sumber ide diterapkan pada Batik dengan mengambil tanaman, disertai adanya penambahan motif kelelawar sehingga menjadi satu kesatuan motif. Alasan mengambil motif kelelawar karena binatang tersebut muncul dimalam hari yang sesuai dengan sosok yang selalu menghindar dari sinar matahari yaitu Drakula. Kelelawar memakan buah-buahan tapi terkadang digambarkan sebagai makhluk penghisap darah binatang. Gotik merupakan Fashion style yang penulis ambil guna melengkapi rancangan. Gotik dibagi menjadi dua periode yaitu periode awal dan periode akhir. Penulis memilih menggunakan periode awal yang ditandai dengan kostum yang lebih elegan dan potongan yang sederhana. B. Sumber Ide Kisah hidup Drakula merupakan salah satu contoh bentuk manipulasi sejarah yang begitu nyata dilakukan negara barat seperti Eropa. Banyak tokoh merupakan suatu fiksi yang kemudian dihasilkan seolah-olah menjadi tokoh yang nyata, tetapi Drakula merupakan keterbalikannya tokoh nyata dijadikan tokoh fiksi. Awal mula pemakaian nama "Dracula", memiliki sejarah panjang yang berhubungan dengan bangsa Rumania "drac" (berasal dari bahasa Latin "draco") yang berarti "naga" dan "setan." Pendapat umum sejarahwan bahwa Dracula diadopsi sebagai julukan yang berasal dari Orde Naga yang diberikan ayahnya, Vlad Dracul di tahun 1431. Vlad Tepes III atau yang lebih populer dengan nama Drakula lahir di Transylvania, Rumania. Drakula dilahirkan ketika peperangan antara Kerajaan Turki Ustmaniyah sebagai wakil Islam, dan Kerajaan Hungary sebagai wakil Kristen. Drakula merupakan salah seorang panglima tentara Salib. Dalam perang inilah Drakula banyak melakukan pembunuhan terhadap umat Islam. Diketahui jumlah korban kekejaman Drakula mencapai 300.000 jiwa umat Islam. Korban-korban tersebut dibunuh dengan berbagai cara yang sangat biadab dan kejam, yaitu dibakar hidup-hidup, dipaku kepalanya, dan yang paling kejam adalah disula. 52

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung Gambar 1 Gambar 2 Bram Stoker Gary Oldman dan Winona Ryder Brams Stoker merupakan pencipta karakter fiksi Drakula yang ditulis dalam bentuk novel pada tahun 1897. Tahun 1992 novel tersebut difilmkan dengan judul Brams Stoker Drakula yang ceritanya ditulis oleh Doug Ordunio. Film Brams Stoker Drakula merupakan salah satu versi film terbaik dari kisah drakula yang mencoba untuk menangkap rasa dari novel aslinya. Cerita ini ditulis dalam bentuk epistolary, yaitu berupa kumpulan jurnal, surat, telegram, catatan-catatan, atau potongan berita surat kabar, yang dibuat atau dibaca oleh sejumlah tokoh protagonis dalam buku ini. Sumber ide lebih dispesifikasikan pada kelelawar karena binatang ini sebagai perwujudan drakula yang keluar pada malam hari dan sebagai binatang penghisap darah. Motif kelelawar ditambah unsur motif tumbuh-tumbuhan diaplikasikan pada bahan sutera untuk di proses batik secara tradisional dengan teknik pewarnaan colet ( naptol dan remasol ) di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan motif. Gotik berkembang sekitar abad ke-13 hingga ke-15. Ditandai dengan hadirnya masyarakat kesatria pada era perang salib di Venesia, sehingga busana gotik abad pertengahan dijadikan acuan kostum dalam film-film horor seperti film Bram m Stoker Drakula. Gotik sendiri dibagi menjadi dua periode,gotik Awal dan Gotik Akhir. Gotik Awal berkisar antara tahun 1200-1350 AD yang menghasilkan busana lebih sederhana dalam potongan namun lebih elegan, dan lebih ekspresif. Pada awal periode gotik dijumpai busana dengan garis leher yang sedikit rendah, dan pola pada busana terlihat ringan dengan karakter bahan yang melangsai. Pada awal periode potongan lengan menjadi ketat dan lengan dapat menonjol atau puff. Siluet bagi perempuan dengan pinggang bergerak turun dari bawah payudara beberapa inci di atas pinggang alami, rok lengkap dengan hiasan di bagian bawah, dan berbagai macam jenis lengan. Gambar 3 lukisan pada era Gotik Gotik Akhir periode yang berkisar dari 1350-1450, gaya berubah relatif cepat selama waktu ini. Periode berubah dari sebelumnya menggunakan kain yang melangsai, akhirnya 53

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 menggunakan bahan yang lebih kaku. Salah satu kostum yang populer bagi perempuan abad pertengahan adalah korset gotik. Korset Gotik tidak seperti yang dipakai selama periode Victoria dan abad pertengahan namun lebih lembut dan nyaman. Warna yang digunakan dalam style gotik biasanya hitam, merah, hijau, biru dan emas berkesan lembut tapi intens. Diselingi dengan warna-warna cokelat abu-abu dan cokelat hati. Maka dalam pembuatan rancangan Tugas Akhir penulis menggunakan warna-warna yang terdapat pada era gotik sebagai acuan yaitu merah dan hitam. Pada pembuatan busana juga lebih mengacu pada gotik awal yaitu sederhana dalam potongan namun lebih elegan, dan lebih canggih karena dipertimbangkan dengan tujuan perancangan yaitu untuk busana panggung. C.Kerajinan dengan teknik simpul (Makrame) Kata makrame berasal dari bahasa Turki. (Turki: Ma-kra ma atau Miqramah) Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan : bentuk suatu kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rangkaian benang pada awal atau akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai. Kerajinan menyimpul atau mengikat tali sudah lama dikenal di negara kita. Sebagai contoh dapat kita lihat alat penangkap ikan, seperti jala, jaring, sair (sunda), bahkan sampai perlengkapan pakaian, seperti topi, sarung tangan, kaos kaki, keranjang atau tas, dan masih banyak lagi contoh lainnya, yang semuanya dikerjakan dengan teknik simpul, dengan mengandalkan ketrampilan tangan, tanpa menggunakan alat bantu mesin. Dari kebiasaan membuat simpul yang fungsional dan artistik itu pada akhirnya muncul seni kerajinan yang khusus menggunakan teknik ikat-mengikat tanpa bertujuan menguatkan benda lain seperti yang semula dilakukan. Beberapa jenis simpul dasar: Gambar 4 Simpul Kepala Gambar 5 Variasi Simpul Kepala Gambar 6 Simpul Mati Gambar 7Simpul Tunggal 54

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung Gambar 8 Simpul Ganda Gambar 9 Simpul Gorden Banyak jenis kerajinan makrame yang sepenuhnya merupakan kegiatan ikat mengikat yang tidak untuk mengikatkan ujung sesuatu tenunan seperti yang semula dilakukan. Di antara jenis-jenis kerajinan simpul atau makrame yang sering kita lihat adalah hasil karya berupa: ikat pinggang, penghias gerabah atau keramik, tas, hiasan dinding, keranjang untuk menggantung tanaman, gorden, gelang, topi, rompi, taplak meja dan sebagainya. (Sobandi, Bandi. (2006). M A K R A M E (Kerajinan Dengan Teknik Simpul). Palembang: Seni Rupa UPI) Banyak benda yang dapat dibuat dengan teknik makrame atau menyimpul, antara lain : Gambar 10 Contoh karya tas 55

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 Gambar 11 Kesed Gambar 12 Taplak Meja Gambar 13 Gantungan bunga Gambar 14 Hiasan dinding D.Aspek Trend Trend 2014 Tradisional Revolusi merupakan sebuah proses mencari identitas dan akar budaya suatu bangsa. Indonesia khususnya ada banyak beraneka macam, batik salah satunya. Rancanagan busana panggung yang dibuat menggunakan bahan dari serat alam yaitu serat binatang Lepidoptera biasa disebut bahan sutera, dipadukan dengan bahan berteknologi modern yaitu satin. Bahan dari serat alam diolah dengan proses batik tradisional secara tulis menjadikan bahan tersebut bernilai tinggi. Dipadukan dengan bahan berteknologi modern satin khususnya satin bridal menjadikan karya nampak berkilau dan menambah kesan mewah dengan harga jual yang lebih tinggi. Motif kelelawar dibuat dalam dua warna yang diambil dari warna darah yaitu merah dan warna binatang itu sendiri yaitu hitam. Alasan pemilihan motif kelelawar yang sudah di stilasi tersebut karena berhubungan dengan sumber ide, yaitu film drakula. Style sendiri menggunakan style gotik awal yang memiliki potongan sederhana namun nampak anggun dan elegan. 56

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung E.Realisasi Rancangan Desain I 1. Sketsa desain I tampak depan dan belakang Gambar 15 Gambar 16 sketsa desain I Workshop Drawing desain Analisis Desain I Desain pertama merupakan three pieces, terdiri dari bolero, bustier, rok mini ditambah ekor. Warna merah lebih mendominasi di dalam rancangan ini. Pada bolero menggunakan kerah tegak berlengan pendek dengan tenik lipit hadap dan terdapat aplkasi makrame di bagian tengah belakang. Untuk bustier terdapat aplikasi makrame dibagian lingkar badan pertama yang melingkar keseluruh tubuh kemudian memanjang kebawah dibagian muka. Bagian muka bustier juga terdapat payet yang terpasang secara acak ditambah dengan bling-bling. Rok berbentuk mini dengan cutting bagian muka terdapat aplikasi tambahan berbentuk sayap kelelawar. Aplikasi makrame juga menghiasi bagian muka rok yang memanjang dari pinggang kebawah. Dalam mempermudah gerak si pemakai terdapat belahan split dibelakang. Untuk ekor menggunakan bahan sutera yang telah dibatik dengan motif kelelawar dikombinasikan dengan tumbuh-tumbuhan. Ekor ini melekat pada ban pinggang rok dengan panjang kira-kira dua meter sehingga setiap si pemakai bergerak dapat menimbulkan kesan melangsai yang indah. Warna merah diambil dari warna darah. Merah melambangkan keberanian, kekuatan, sarat dengan emosi namun mengandung gairah dan kasih sayang. Warna merah juga dapat menarik perhatian orang yang berada disekitarnya, sehingga di dalam desain ditujukan untuk mampu menarik perhatian penontonnya. 57

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 Hiasan Busana atau motif Gambar 17 Gambar 18 Visualisasi desain I tampak depan Aplikasi makrame dan payet tabur pada bustier Gambar 19 Gambar 20 Gambar 21 Aplikasi makrame pada rok tampak belakang tampak sampingaksesoris Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Make up dan tata rambut Jepit hias, anting-anting Sepatu 58

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung Desain II (1) Sketsa desain II tampak depan dan belakang Gambar 25 Gambar 26 Sketsa desain II Workshop Drawing desain II Analisis Desain II Desain kedua terdiri dari 2 bagian, yaitu bustier dan rok panjang sampai mata kaki. Bustier menggunakan bahan satin bridal dengan warna hitam yang mendominasi dan merah. Warna merah digunakan pada bagian muka kemudian ditutup dengan bahan tambahan satin hitam yang meruncing pada bagian atas. Tambahan tersebut disambung pada bagian sisi bustier. Bustier dikombinasikan dengan Basque, yang merupakan tambahan rok pendek yang dijahitkan pada bagian badan atas (bodice) sebuah busana atau jas. Basque bisa dilipit, dikerut mau pun dipotong melingkar dan disambungkan pada kelim badan atas. Pada abad 20 juga dikenal dengan nama Peplum. Peplum menggunakan bahan sutera yang telah di batik dengan motif kelelawar serta tumbuhtumbuhan. Hasil dari proses batik ternyata tidak hitam sepenuhnya melainkan sedikit kecoklatan. Terdapat empat baris aplikasi makrame yang dilekatkan pada bahan satin diberi penyangga ballen agar dapat menimbulkan kesan kaku. Rok memiliki siluet mermaid yang artinya siluet dengan bentuk pas pada pinggang hingga lutut kemudian melebar pada bagian bawah menyerupai ekor putri duyung. Dalam potongan rok menggunakan teknik pias yang terdiri dari tujuh potong. Tille kaku disambungkan pada furing dibagian dalam agar dapat menimbulkan efek bergelombang sama seperti bustier. Desain ini melambangkan sisi feminim pada style gotik yang terlihat seakan-akan memiliki sisi pemberontak. 59

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 Hiasan Busana atau motif Gambar 27 Gambar 28 Gambar 29 tampak depan tampak belakang makrame pada bustier Gambar 30 Gambar 31 Gambar 32 Bustier Rok pias Jepit rambut, anting-anting, kalung Gambar 33 Sepatu 60

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung Desain III a. Sketsa Gambar 34 Gambar 35 Sketsa tmpak depan dan belakang Workshop Drawing desain Analisis Desain III Desain ketiga berupa two pieces, terdiri dari bustier dan rok. Bustier menggunakan bahan satin bridal warna hitam, kemudian pada bagian leher tedapat aplikasi makrame yang disambung pada bagian atas bustier. Cutting bagian tengah muka terdapat tambahan kain yang menyerupai sayap kelelawar kemudian terdapat lidah yang menutupi daerah sekitar kom. Tengah muka juga terdapat aplikasi makrame dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Rok berbentuk pas body yang panjangnya diatas lutut, namun terdapat potongan tambahan bahan sutera yang dibatik. Melangsai sampai mata kaki dijahitkan pada bagian rok atas. Potongan rok pada bagian sisi-sisinya menggunakan bahan sutera yang telah di batik dan bagian tengah menggunakan bahan satin bridal. Pada jahitan sisi bawah terdapat tambahan potongan lidah terbuat dari bahan satin bridal yang dilapisi kain keras. Terdapat pula aksen manik-manik dan batu akrilik sepanjang garis hias tengah muka rok agar terlihat lebih glamour. b. Hiasan Busana atau motif Gambar 36 Gambar 37 Tampak depan Anting-anting 61

Vol. 4 No. 1 Tahun 2017 Gambar 38 Gambar 39 Tongkat Sarung tangan KESIMPULAN Penulisan Tugas Akhir ini merupakan pembelajaran yang berharga untuk lebih mengenal lingkungan sekitar serta budaya di Indonesia khususnya. Tiga rancangan busana panggung untuk penyanyi telah dihasilkan dalam Tugas Akhir ini dengan sumber ide film Bram s Stoker Drakula. Sumber ide lebih dispesifikasikan pada kelelawar karena binatang ini sebagai perwujudan drakula yang keluar pada malam hari dan sebagai binatang penghisap darah. Motif kelelawar ditambah unsur motif tumbuh-tumbuhan diaplikasikan pada bahan sutera untuk di proses batik secara tradisional dengan teknik pewarnaan colet ( naptol dan remasol ) di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan motif. Rancangan ini ditujukan untuk remaja putri berusia antara 18-25 tahun, karena pada masa ini remaja sudah mempunyai psikologi yang stabil. Remaja pada usia tersebut juga sudah dikategorikan memasuki usia dewasa, sehingga sudah mampu mengenal diri sendiri dan ingin hidup dengan pola yang digariskan sendiri dengan keberanian. Mulai mampu memahami arah hidup dan menyadari tujuan hidupnya dengan pendirian tertentu, yang berdasarkan satu pola jelas yang baru ditemukannya. Berdasarkan pertimbangan diatas terciptalah busana panggung yang mengacu pada style gotik. Periode gotik awal merupakan style yang digunakan dimana garis potongan pakaian lebih sederhana namun tampak anggun dan elegan. Salah satu kostum abad pertengahan yang populer bagi perempuan adalah korset gotik. Korset Gotik tidak seperti yang dipakai selama periode Victoria dan abad pertengahan namun lebih lembut dan nyaman. Dengan perpaduan bahan antara satin bridal dan sutera yang sama-sama memiliki efek kilau diharapkan dapat menjadi point of interst di atas pangung. Mode pakaian gotik pada dasarnya menggunakan warna gelap, sehingga dalam rancangan digunakanlah bahan utama satin bridal warna hitam dan merah. Di dalam proses batik terdapat warna hitam, merah, putih dan sedikit ungu. 62

Sri Nur Fitriyah Film Bram s Stoker Drakula Sebagai Inspirasi Pembuatan Busana Panggung Tugas Karya ini menghasilkan tiga karya yang masing-masing memiliki karakter berbeda di setiap detailnya. Karya pertama merupakan three pieces yang terdiri dari bolero, bustier, rok mini dengan tambahan ekor dibelakangnya. Warna yang mendominasi adalah merah yang berarti berani, kuat, bergairah dan penuh kasih sayang. Karya kedua two pieces, terdiri dari bustier dan long skirt. Warna hitam lebih mendominasi dalam rancangan ini yang berati penuh miteri, rasa duka yang mendalam, dan kegelapan. Karya ketiga merupakan two pieces, terdiri dari bustier dan rok mini namun terdapat tambahan yang memanjang sampai mata kaki. Warna hitam dan merah sama-sama mempunyai kedudukan sehingga diharapkan perpaduan dua warna tersebut membawa pengaruh yang positif bagi si pemakai khususnya. DAFTAR PUSTAKA Arnstein, S. R. (1969). A Ladder of Citizen Participation. Dalam R. T. Gates, & F. Stout (Penyunt.), The City Reader (2nd ed.). New York: Routledge Press. A. Riyanto, Arifah dan Liunir Zulbahri. Modul Dasar Busana. PKK UPI A. Riyanto, Arifah. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo A. Riyanto, Arifah, (2009). Dasar Desain Mode. Bandung: PKK UPI Ernawati. (1996). Keserasian Berpakaian. Padang: FPTK IKIP Padang Ernawati dan Weni Nelmira. (2008). Pengetahuan Tata Busana. Padang: UNP Press Ernawati, Izwerni, dan Weni Nelmira. (2008). Tata Busana Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Ernawati, Izwerni, dan Weni Nelmira. (2008). Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Kejuruan Lukito, Drs. Setyo. Kamus Lengkap 15 Milyar. Solo: Pelita Harapan Sekar Sari, Puspa. Teknik Mendesain Baju Sendiri. Bekasi: Laskar Aksara Sobandi, Bandi. (2006). M A K R A M E (Kerajinan Dengan Teknik Simpul). Palembang: Seni Rupa UPI Soekarno. (2004). Buku Penuntun Membuat pola Busana Tingkat Dasar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Soekarno. (2005). Buku Penuntun Membuat pola Busana Tingkat Terampil. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Daftar Pustaka Internet dan Sumber lain (http://ezinearticles.com/?history-of-gothic-clothing-fashion&id=5362450) (http://www.geocities.ws/lotr_obsessed2931/mina.html) (http:/akimee.com/pengertian-busana-panggung-artikel-25.html diunduh pada tanggal 20 mei 2013) (http://physicsworld.com/cws/article/news/2010/oct/11/unravelling-the-secrets-of-silk-production diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://id.wikipedia.org/wiki/satin diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://mendesainbusanapola.wordpress.com/2012/12/21/pengertian-pola-busana diunduh pada tanggal 04 Desember 2013) (http://bahankain.com/2013/04/03/apa-itu-kain-satin/ diunduh pada tanggal 05 September 2013) (http://kabarmalam.blogspot.com/2013/02/sejarah-dan-asal-muasal-tentang-dracula.html diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://en.wikipedia.org/wiki/mulan_jameela diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://www2.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/tahukah-anda-siapa-itu-dracula-sangpembantai.htm#.uic0df0djiu diunduh pada tanggal 06 September 2013) (http://kamus.sabda.org/kamus/inspirasi diunduh pada tanggal 19 September 2013) 63