Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/10/DPM tanggal 16 Februari Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT

dokumen-dokumen yang mirip
SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 /PMK.06 / 2005 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DI PASAR PERDANA

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA

Lampiran Surat Edaran No. 10/ 22 /DPM Tanggal 7 Juli 2008

Peserta 5 = (2.000 : ( )) x ( ) = milyar.

PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA. Cara perhitungan Harga Setelmen per unit SBSN adalah sebagai berikut:

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

2 i D = 3,00% (tiga per seratus); = 28 (dua puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelm

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

CONTOH PERHITUNGAN PEMENANG LELANG PENJUALAN SBSN. NOMINAL DIMENANGKAN (Rp Miliar) (Rp Miliar) NOMINAL KUMULATIF (Rp Miliar) RRT YIELD (%) YIELD (%)

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 / PMK.08 / 2007 TENTANG LELANG SURAT UTANG NEGARA DI PASAR PERDANA

2013, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domest

2015, No b. bahwa untuk memberikan kepastian hukum sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan perubahan atas Peraturan Menteri Keuang

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR / PMK.08/2008 TENTANG TRANSAKSI SURAT UTANG NEGARA SECARA LANGSUNG MENTERI KEUANGAN,

No. 15/32/DPM Jakarta, 27 Agustus SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

No. 15/24/DPM Jakarta, 5 Juli 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUMUMAN LELANG SURAT UTANG NEGARA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA LAMPIRAN IV

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

CONTOH TRANSAKSI REVERSE REPO SURAT UTANG NEGARA DENGAN METODE LELANG FIXED RATE TENDER

SURAT EDARAN. No.7/ 1 /DPM Jakarta, 3 Januari Kepada BANK UMUM DAN PIALANG

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Perhitungan Jangka Waktu SBI. Contoh perhitungan jangka waktu SBI 1 (satu) bulan dengan data sebagai berikut:

No. 10/18/DPM Jakarta, 15 April 2008 SURAT EDARAN

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 1014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

No.18/12/DPM Jakarta, 24 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 9/21/DPM Jakarta, 26 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 15/30/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No.6/3/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

Lampiran SE No.13/ 20 /DPM Tanggal 8 Agustus Lampiran 8

No. 17/46/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 16/ 23 /DPM Jakarta, 24 Desember 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 17/37/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

PENGUMUMAN LELANG SURAT BERHARGA SYARIAH NEGARA

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/22/DPM Jakarta, 7 Juli 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK, PIALANG PASAR UANG DAN PIALANG PASAR MODAL DI INDONESIA

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Lain-Lain. Lelang dan Penatausahaan Surat Berharga Negara

CONTOH TRANSAKSI VALAS TERHADAP SBN. Setelmen : T+2 Jenis underlying asset : Beberapa seri Obligasi Negara (multiple securities)

No. 17/29/DPM Jakarta, 26 Oktober 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Lain-Lain. Lelang dan Penatausahaan Surat Berharga Negara

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/23/DPM TANGGAL 24 DESEMBER 2014 PERIHAL OPERASI PASAR TERBUKA

No. 10/16/DPM Jakarta, 31 Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PMK.08/2007 TENTANG LELANG PEMBELIAN KEMBALI OBLIGASI NEGARA

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 6/11/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN

No.11/ 29 /DPNP Jakarta, 16 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN DI INDONESIA

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

MENTERI KEUANGAN, REPUBLIK INDONESIA (KOP SURAT PERUSAHAAN) Surat Pernyataan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

No. 14/ 18 /DPM Jakarta, 8 Juni 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

Permohonan Sebagai Peserta Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 17/39/DPM TAHUN 2015 TENTANG KORIDOR SUKU BUNGA (STANDING FACILITIES) Kepada SEMUA BANK UMUM

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

No. 17/ 9 /DPM Jakarta, 20 Mei 2015 S U R A T E D A R A N

No. 6/ 29 /DPM Jakarta, 12 Juli 2004 SURAT EDARAN

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN TINGKAT BUNGA MENGAMBANG SERI SBR001. Bagian A : Penerbit dan Bentuk Obligasi

Transkripsi:

Lampiran 1 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI BROKER BIDDING LIMIT Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10010 Perihal : Surat Konfirmasi Broker Bidding Limit Dengan ini kami menyatakan setuju untuk menunjuk PT.. (nama broker) sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang yang diselenggarakan Bank Indonesia untuk dan atas nama kami. Sehubungan dengan pelaksanaan tersebut di atas berdasarkan perjanjian No... tanggal perihal., kami memberikan limit pengajuan penawaran (Broker Bidding Limit) kepada PT.. (nama broker) total per hari sejumlah Rp. (dalam huruf ) untuk dapat melakukan pengajuan penawaran lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI), lelang Surat Utang Negara (SUN) dan atau penempatan FASBI atas nama kami melalui sarana Bank Indonesia - Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS). Dalam hal PT. (nama broker) memenangkan lelang SBI, SUN dan atau penempatan FASBI yang setelmen dananya dilakukan atas beban rekening giro kami di Bank Indonesia, kami memberikan kuasa kepada Bank Indonesia untuk mendebet rekening giro rupiah kami di Bank Indonesia sebesar kewajiban setelmen dana yang timbul. Surat konfirmasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Bank Meterai Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel perusahaan

Lampiran 2 Contoh Format : SURAT KONFIRMASI SUB-REGISTRY Kepada : Bank Indonesia Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Operasi Pasar Uang Gedung B Lantai 10 Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta 10010 Perihal : Surat Konfirmasi Pelaksanaan Setelmen Pembelian Surat Berharga di Pasar Perdana untuk dan atas nama Nasabah Sub-Registry Sehubungan dengan kegiatan nasabah kami melakukan pembelian Surat Berharga di pasar perdana yang pengajuan penawarannya dilakukan melalui PT.. (nama broker) sebagai perantara dalam pengajuan penawaran lelang yang diselenggarakan Bank Indonesia, dengan ini kami menyatakan setuju untuk melakukan setelmen Surat Berharga dimaksud atas beban Bank Pembayar yang telah kami tunjuk sesuai dengan surat konfirmasi Bank Pembayar yang telah kami sampaikan kepada Bank Indonesia, Direktorat Pengelolaan Moneter cq. Bagian Penyelesaian Transaksi Pasar Uang. Surat konfirmasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari diketahui terdapat hal-hal yang tidak benar maka kami bersedia menerima risiko dan akibat dari tindakan yang diambil Bank Indonesia. Demikian dan atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Jakarta,.. Nama Sub-Registry Meterai Tandatangan Pejabat berwenang dan Stempel Perusahaan

Lampiran 3 Contoh Perhitungan Hasil Lelang SUN SOR dengan Multiple Price Target indikatif : Rp 10 Triliun Dengan alokasi Penawaran Pembelian Kompetitif 60% dan untuk Penawaran Pembelian Non-Kompetitif 40% Rincian Penawaran Pembelian Kompetitif (Tabel -1): NO (RP MILIAR) P E N A W A R A N DISKONTO Rata-Rata Tertimbang H A S I L DIMENANGKAN 1 50 50 0,7 13,6250 13,6250 50 50 2 450 500 6,9 13,7500 13,7380 450 500 3 250 750 10,3 13,7500 13,7420 Weighted 250 750 average 4 1.250 2.000 27,6 14,0000 13,9030 1.193 1.943 pada 5 500 2.500 34,5 14,0000 13,9230 kumulatif 477 2.420 6 2.000 4.500 62,1 14,0000 13,9570 Rp 6 triliun 1.909 4.330 7 250 4.750 65,5 14,0000 13,9590 = 239 4.568 8 1.500 6.250 86,2 14,0000 13,9690 13,9673% 1.432 6.000 9 750 7.000 96,6 14,2500 13,9990 0 6.000 10 250 7.250 100,0 14,3750 14,0120 0 6.000 Rincian Penawaran Pembelian Non-Kompetitif (Tabel -2): NO (RP MILIAR) P E N A W A R A N H A S I L DIMENANGKAN 1 375 375 7.14 286 286 2 400 775 14.76 305 590 3 450 1225 23.33 343 933 4 500 1725 32.86 381 1314 5 525 2250 42.86 400 1714 6 550 2800 53.33 419 2133 7 575 3375 64.29 438 2571 8 600 3975 75.71 457 3029 9 625 4600 87.62 476 3505 10 650 5250 100.00 495 4000 Berdasarkan penawaran yang masuk, Menteri Keuangan Republik Indonesia menetapkan SOR pada tingkat 14,0000%.

Lanj. Lampiran 3 Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif sebesar Rp.10 triliun, dimana untuk Penawaran Pembelian Kompetitif sebesar 60% atau Rp6 triliun dan untuk Penawaran Pembelian Non-kompetitif sebesar 40% atau Rp4 triliun. Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif baik pada Penawaran Pembelian Kompetitif maupun Penawaran Pembelian Non-kompetitif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut: 1. Untuk Peserta Lelang dengan Penawaran Pembelian Kompetitif Pemenang lelang adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran dengan tingkat diskonto atau yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (stop-out rate) yaitu 14,0000%. Dengan demikian pemenang lelang adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran tingkat diskonto atau yield sama atau lebih kecil dari 14,0000%, yaitu peserta pertama s.d. peserta kedelapan. Peserta keempat s.d. peserta kedelapan memenangkan lelang secara proposional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah penawaran untuk tingkat diskonto atau yield 14,0000%. Rincian jumlah yang dimenangkan Peserta Lelang kompetitif secara proporsional dapat dilihat pada tabel kanan atas (Tabel-1). 2. Untuk Peserta Lelang dengan Penawaran Pembelian Non-Kompetitif Seluruh Peserta Lelang non-kompetitif memperoleh yield sebesar 13,9673% atau sebesar rata-rata tertimbang (weighted average) yang diperoleh dari pemenang lelang kompetitif. Kuantitas SUN yang diperoleh berdasarkan perhitungan secara proposional. Rincian jumlah yang dimenangkan untuk Peserta Lelang non-kompetitif secara proporsional dapat dilihat pada tabel kanan atas (Tabel 2).

Lampiran 4 Contoh Perhitungan Hasil Lelang SUN SOR dengan Uniform Price Target indikatif : Rp.10 Triliun Dengan perbandingan Penawaran Pembelian Kompetitif 60% dan untuk Penawaran Pembelian Non-Kompetitif 40% Rincian Penawaran Pembelian Kompetitif (Tabel-1): NO (RP MILIAR) P E N A W A R A N DISKONTO Rata-Rata Tertimbang H A S I L DIMENANGKAN 1 50 50 0,7 13,6250 13,6250 50 50 2 450 500 6,9 13,7500 13,7380 450 500 3 250 750 10,3 13,7500 13,7420 Weighted 250 750 average 4 1.250 2.000 27,6 14,0000 13,9030 1.193 1.943 pada 5 500 2.500 34,5 14,0000 13,9230 kumulatif 477 2.420 6 2.000 4.500 62,1 14,0000 13,9570 Rp 6 triliun 1.909 4.330 7 250 4.750 65,5 14,0000 13,9590 = 239 4.568 8 1.500 6.250 86,2 14,0000 13,9690 13,9673% 1.432 6.000 9 750 7.000 96,6 14,2500 13,9990 0 6.000 10 250 7.250 100,0 14,3750 14,0120 0 6.000 Rincian Penawaran Pembelian Non-Kompetitif (Tabel-2): NO (RP MILIAR) P E N A W A R A N H A S I L DIMENANGKAN 1 375 375 7.14 286 286 2 400 775 14.76 305 590 3 450 1225 23.33 343 933 4 500 1725 32.86 381 1314 5 525 2250 42.86 400 1714 6 550 2800 53.33 419 2133 7 575 3375 64.29 438 2571 8 600 3975 75.71 457 3029 9 625 4600 87.62 476 3505 10 650 5250 100.00 495 4000 Berdasarkan penawaran yang masuk, Menteri Keuangan Republik Indonesia menetapkan SOR pada tingkat 14,0000%.

Lanj. Lampiran 4 Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif sebesar Rp.10 triliun, dimana untuk Penawaran Pembelian Kompetitif sebesar 60% atau Rp6 triliun dan untuk Penawaran Pembelilan Non-kompetitif sebesar 40% atau Rp4 triliun. Jumlah penawaran yang masuk baik pada Penawaran Pembelian Kompetiitif maupun Penawaran pembelian Non-kompetitif melebihi target indikatif, maka tidak semua Peserta Lelang memenangkan lelang. Pemenang lelang ditentukan sebagai berikut: 1. Untuk Peserta Lelang dengan Penawaran Pembelian Kompetitif Pemenang lelang adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran dengan tingkat diskonto atau yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (stop-out rate) yaitu 14,0000%. Dengan demikian pemenang lelang adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran tingkat diskonto atau yield sama atau lebih kecil dari 14,0000%, yaitu peserta pertama s.d. peserta kedelapan. Namun besar tingkat diskonto atau yield yang dimenangkan adalah seragam yang dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang (weighted average) dari lelang tersebut dengan kumulatif sebesar Rp6 triliun. Dalam hal ini, Peserta Lelang pertama s.d. peserta kedelapan memenangkan lelang dengan harga yang sama (uniform) sebesar 13,9673%. Rincian jumlah yang dimenangkan Peserta Lelang kompetitif secara proporsional dapat dilihat pada tabel kanan atas (Tabel 1). 2. Untuk Peserta Lelang dengan Penawaran Pembelian Non-Kompetitif Seluruh Peserta Lelang non-kompetitif memperoleh yield sebesar 13,9673% atau sebesar rata-rata tertimbang (weighted average) yang diperoleh dari peserta kompetitif. Besarnya SUN yang diperoleh berdasarkan perhitungan secara proposional. Rincian jumlah yang dimenangkan untuk Peserta Lelang non-kompetitif secara proporsional dapat dilihat pada tabel kanan atas (Tabel- 2).

Lampiran 5 PERHITUNGAN HARGA SETELMEN SURAT PERBENDAHARAAN NEGARA Cara perhitungan Harga Setelmen per unit Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adalah sebagai berikut: P SPN N = 1 i D 365 dimana, P SPN = Harga Setelmen per unit SPN; N = nilai nominal SPN per unit; i = Yield dalam persentase, sampai dengan 4 (empat) desimal; D = jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo. Harga Setelmen dibulatkan ke dalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi Rp1,00 (satu rupiah). Contoh Penghitungan Harga Setelmen SPN Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan SPN dengan nilai nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). SPN ini jatuh tempo pada tanggal 19 Maret 2003. Jika Yield yang disepakati sebesar 12,00% (dua belas persen) dan setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka Harga Setelmen per unit SPN dihitung sebagai berikut: N i = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); = 12,00% (dua belas persen);

Lanj. Lampiran 5 D = 28 (dua puluh delapan) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal setelmen (20 Februari 2003) sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Maret 2003); P SPN = 365 28 12,00% 1 Rp1.000.000,00 = Rp990.878,49 Rp990.878,00 Jadi Harga Setelmen per unit SPN setelah dibulatkan adalah Rp990.878,00 (sembilan ratus sembilan puluh ribu delapan ratus tujuh puluh delapan rupiah). PERHITUNGAN HARGA SETELMEN OBLIGASI NEGARA I. Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon Cara perhitungan Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dengan kupon adalah sebagai berikut: Langkah 1 : Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut: P = = E a n c N n i 1 n c N n i 1 N F 1 k E d 1 k E d 1 F dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut: AI E a n c N =

Lanj. Lampiran 5 Langkah 2 : Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut: P K = P AI II. Harga Setelmen Obligasi Negara Tanpa Kupon (Zero Coupon Bond) Cara perhitungan Harga Setelmen per unit Obligasi Negara tanpa kupon adalah sebagai berikut: P Z = N ( 1 i) D 365 dimana, P K = Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dengan kupon; P Z = Harga Setelmen per unit Obligasi Negara tanpa kupon; P = harga bersih (clean price) per unit Obligasi Negara dengan kupon; AI = bunga berjalan (accrued interest) per unit Obligasi Negara dengan kupon; N = nilai nominal Obligasi Negara per unit; D = jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo; a = jumlah hari sebenarnya (actual day) dihitung dari 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal Setelmen; c = tingkat kupon (coupon rate); d = jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya; E = jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan Setelmen terjadi;

Lanj. Lampiran 5 i = Imbal Hasil sampai jatuh tempo (yield to maturity) dalam persentase, sampai dengan 2 (dua) desimal; k = 1, 2, 3,, F; F = jumlah frekuensi pembayaran kupon yang tersisa dari tanggal Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo; n = frekuensi pembayaran kupon dalam setahun. Harga bersih (clean price) dan bunga berjalan (accrued interest) masingmasing dibulatkan ke dalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi Rp1,00 (satu rupiah). Contoh Penghitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan dengan kupon sebesar 12,00% (dua belas persen) per tahun. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2005 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15 Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,50% (dua belas koma lima nol persen) dan Setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dihitung dengan langkahlangkah sebagai berikut: N = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah); i = 12,50% (dua belas koma lima nol persen); c = 12,00% (dua belas persen); a = 4 (empat) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon (16 Februari 2003) sampai dengan tanggal Setelmen (19 Februari 2003);

Lanj. Lampiran 5 d = 177 (seratus tujuh puluh tujuh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen (20 Februari 2003) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus 2003); E = 181 (seratus delapan puluh satu) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual day) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana pelaksanaan Setelmen terjadi (16 Februari 2003 sampai dengan 15 Agustus 2003); n = 2 (dua) kali dalam satu tahun (semiannually), yaitu setiap tanggal 15 Februari dan 15 Agustus; F = 4 (empat) kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang terjadi dari tanggal Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo (19 Februari 2003 sampai dengan 15 Februari 2005); Langkah 1: Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut: P = Rp1.000.000,00 4 1 12,50% 1 2 177 181 12,00% Rp1.000.000,00 2 177 1 1 12,50% 181 1 2 12,00% 12,00% Rp1.000.000,00 Rp1.000.000,00 2 2 12,50% 1 2 177 2 1 181 12,50% 1 2 177 3 1 181

12,00% Rp1.000.000,00 2 12,00% 4 Rp1.000.000,00 177 4 1 2 181 12,50% 181 1 2 = Rp785.716,91 Rp206.998,81 Rp1.325,97 = Rp991.389,75 Rp991.390,00 Lanj. Lampiran 5 Jadi harga bersih per unit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp991.390,00 (sembilan ratus sembilan puluh satu ribu tiga ratus sembilan puluh rupiah). Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut: AI = 12,00% Rp1.000.00 0,00 2 4 181 = Rp1.325,97 Rp1.326,00 Jadi bunga berjalan per unit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp1.326,00 (seribu tiga ratus dua puluh enam rupiah). Langkah 2: Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut: P K = Rp991.390,00 Rp1.326,00 = Rp992.716,00 Jadi Harga Setelmen per unit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp992.716,00 (sembilan ratus sembilan puluh dua ribu tujuh ratus enam belas rupiah).

Lanj. Lampiran 5 Contoh Penghitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Tanpa Kupon (Zero Coupon Bonds) Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara dengan nilai nominal per unit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah). Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2005. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,50% (dua belas koma lima nol persen) dan Setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka Harga Setelmen per unit Obligasi Negara dihitung sebagai berikut: N = Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah); i = 12,50% (dua belas koma lima puluh persen); D = 727 (tujuh ratus dua puluh tujuh) hari, yaitu jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen (20 Februari 2003) sampai dengan tanggal jatuh tempo (15 Februari 2005); P Z = Rp1.000.000,00 ( 1 12,50% ) 727 365 = Rp.790.888,73 Rp.790.889,00 Jadi Harga Setelmen per unit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp.790.889,00 (tujuh ratus sembilan puluh ribu delapan ratus delapan puluh sembilan rupiah).