Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

dokumen-dokumen yang mirip
Induk udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas induk pokok

Induk udang rostris (Litopenaeus stylirostris) kelas induk pokok

Benih udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) kelas benih sebar

Benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Produksi ikan patin pasupati (Pangasius sp.) kelas pembesaran di kolam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 17 Januari 2016 di UD.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

Ikan bandeng (Chanos chanos, Forskal) Bagian 3: Produksi benih

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan 2.2 Prosedur Kerja Persiapan Wadah Ukuran dan Padat Tebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

BAB III BAHAN DAN METODE

Pengemasan benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) pada sarana angkutan udara

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) - Bagian 2: Produksi induk

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III METODE PENELITIAN

Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

BAB III BAHAN DAN METODE

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

II. BAHAN DAN METODE

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.78/MEN/2009 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG VANAME UNGGUL NUSANTARA I

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Laju Pertumbuhan Spesifik Benih Ikan Mas (SGR)

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

BAB III BAHAN DAN METODE

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 12/PERMEN-KP/2015 TENTANG

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 2: Produksi induk kelas induk pokok (Parent Stock)

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelas : Crustacea. Ordo : Decapoda. Webster et al., (2004), menyatakan bahwa lobster merupakan udang air tawar

Ikan bawal bintang (Trachinotus blochii, Lacepede) Bagian 4: Produksi benih

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya hutan bakau yang membentang luas di

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...1 4 Penampungan induk udang windu... 2 5 Cara pengukuran... 4 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Penanganan induk udang windu Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan untuk dapat dipergunakan oleh pembenih, pembudidaya, pelaku usaha dan instansi yang memerlukan serta digunakan untuk pembinaan mutu dalam rangka sertifikasi. SNI ini dirumuskan sebagai upaya meningkatkan jaminan mutu (quality assurance),, mengingat induk udang tersebut banyak diperdagangankan serta sangat berpengaruh terhadap kegiatan budidaya sehingga diperlukan persyaratan teknis tertentu. Perumusan standar ini dilakukan melalui rapat konsensus nasional pada tanggal 2 Juni 2005 di Jakarta, yang dihadiri oleh unsur pemerintah, pembenih, pembudidaya, perguruan tinggi, lembaga peneliti dan instansi terkait lainnya serta telah memperhatikan: Keputusan Menteri Pertanian Nomor 26/Kpts/OT.210/1/98 tentang Pedoman Pengembangan Perbenihan Perikanan Nasional. ii

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan penampungan induk dan cara pengukuran untuk penanganan induk udang windu,penaeus monodon (Fabricius,1798) di penampungan. 2 Acuan normatif Manual of Diagnostic Test for aquatic animal, Fourth Edition 2003, Office des Internationale Epizootics (OIE). 3 Istilah dan definisi 3.1 penanganan induk udang windu di penampungan rangkaian kegiatan penempatan dan perlakuan induk setelah dari pengepul (induk laut) atau petambak (induk budidaya) sebelum didistribusikan ke pembenih yang bersifat sementara dalam wadah, supaya terjamin keamanan dan kesehatannya 3.2 udang windu jenis udang yang secara taksonomi termasuk spesies Penaeus monodon Fabricius bersifat euryhaline yang daerah penyebarannya di perairan laut wilayah Indo Pacific 3.3 euryhaline sifat hidup biota akuatik yang mampu menyesuaikan diri pada kisaran salinitas perairan yang lebar 3.4 abdomen bagian tubuh udang yang terletak di belakang kepala (cephalothorax), terdiri atas enam ruas: lima ruas dilengkapi dengan lima pasang kaki renang dan satu ruas dilengkapi dengan ekor 3.5 prosartema lempeng antena yang terdapat pada ruas ketiga dari bagian cephalothorax 3.6 cephalothorax kepala dada bagian depan tubuh udang sebelum abdomen yang dilengkapi lima pasang kaki jalan 3.7 rostrum ujung karapas yang mencuat tajam ke depan dan bergerigi 1 dari 4

3.8 karapas pelindung bagian kepala dada (cephalothorax) 3.9 telson ujung belakang tubuh udang yang dilengkapi dengan dua pasang bilah ekor (uropoda) 3.10 inbreeding perkawinan sekerabat 3.11 total biomass keseluruhan bobot hidup induk udang yang akan diberi makan 3.12 air limbah air bekas kegiatan penampungan induk yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas lingkungan 4 Penampungan induk udang windu 4.1 Lokasi Sebaiknya mudah untuk mendapatkan air laut, cukup dan memenuhi kriteria kualitas air serta bebas pencemaran. 4.2 Wadah penampungan induk a. terbuat dari beton, fiberglass atau plastik dengan permukaan dalam halus dan terang; b. dinding wadah bagian dalam dilapisi bahan yang bertekstur lunak; c. ukuran bak: luas dasar minimal 3 m 2 dengan tinggi minimal 60 cm; d. terlindung dari matahari, hujan dan kontaminan. 4.3 Wadah pengolahan air limbah 4.3.1 Peralatan a. sumber listrik: generator dan atau PLN; b. aerasi: blower, selang, batu aerasi, timah pemberat, kran aerasi plastik; c. pengadaan air laut: pompa, selang, kantong saringan (filter bag); d. pengukuran kualitas air: termometer, salinometer atau refraktometer, DO meter, ph meter/kertas lakmus; e. peralatan tambahan: seser, gayung, ember, timbangan, penggaris/mistar. 4.3.2 Proses penampungan 4.3.2.1 Persiapan wadah a. bak dicuci bersih, didisinfeksi dan dibilas dengan air bersih; b. pemasangan perlengkapan aerasi. 2 dari 4

4.3.2.2 Pengelolaan air laut a. penggantian air sebanyak >100 % per hari menggunakan air laut yang sudah didisinfeksi dengan kaporit minimal 15 mg/l dan dinetralkan; b. ketinggian air di bak: minimal 40 cm; c. suhu air: 27 C 31 C; d. salinitas: 29 ml/l 35 ml/l; e. ph: 7,5 8,5; f. oksigen terlarut: > 4 mg/l. 4.3.3 Seleksi induk udang windu alam a. kesehatan: organ tubuh lengkap, tidak cacat, alat kelamin tidak cacat, tubuh bersih, tidak ada tanda terserang penyakit, kulit licin, tidak luka, insang normal, tidak bengkak, tidak berlendir; b. kekenyalan tubuh: tidak keropos, tidak lembek; c. gerakan: aktif normal, prosartema bergerak aktif, kaki dan ekor membuka bila di dalam air; d. panjang minimal untuk betina 23 cm dan jantan 17 cm, berat minimal untuk betina 120 gram dan jantan 80 gram. 4.3.4 Seleksi induk udang windu budidaya a. asal: hasil budidaya dan mempunyai silsilah yang jelas dan bukan hasil inbreeding; b. warna: bagian abdomen berwarna loreng kehijauan hingga kecoklatan; c. bentuk tubuh: kepala lebih pendek dari abdomen, punggung mendatar atau rata; d. kesehatan: organ tubuh lengkap, tidak cacat, alat kelamin tidak cacat, tubuh bersih, tidak ada tanda terserang penyakit, kulit licin, tidak luka, insang normal, tidak bengkak, tidak berlendir; e. kekenyalan tubuh: tidak keropos, tidak lembek; f. gerakan: aktif normal, prosartema bergerak aktif, kaki dan ekor membuka bila di dalam air; g. umur 1 tahun; h. panjang minimal untuk betina 23 cm dan jantan 17 cm, berat minimal untuk betina 120 gram dan jantan 80 gram; i. bebas virus. 4.4 Penebaran a. kepadatan induk dalam bak penampungan sebanyak maksimal 6 ekor/m 2 ; b. induk dicelup dalam larutan triflurarin/formalin/kalium permanganat/iodin. 4.5 Pengelolaan pakan a. jenis pakan: daging cumi-cumi, kerang dan cacing laut, hati sapi segar; b. rasio pakan: 5 % -10 % dari total biomass per hari; c. frekuensi: 4 kali - 6 kali per hari. 4.6 Periode penampungan Lama penampungan induk maksimal 5 hari. 3 dari 4

4.7 Pengolahan air limbah Air limbah kegiatan penampungan induk sebelum dibuang harus diolah agar sesuai baku mutu air. 5 Cara pengukuran 4.1 Suhu air Dilakukan dengan menggunakan termometer yang dinyatakan dalam satuan derajat Celcius ( C). 4.2 Salinitas air Dilakukan dengan menggunakan salinometer atau refraktometer yang dinyatakan dalam satuan g/l. 4.3 Oksigen terlarut Dilakukan dengan menggunakan DO meter yang dinyatakan dalam satuan mg/l. 4.4 ph air Dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus atau ph meter. 4.5 Ketinggian air Dilakukan dengan mengukur jarak antara dasar wadah pemeliharaan sampai ke permukaan air menggunakan penggaris dengan satuan sentimeter (cm). 4.6 Mengukur panjang total Dilakukan dengan mengukur jarak antara ujung rostrum sampai dengan ujung telson yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm). 4 dari 4