BAB I PENDAHULUAN. yang dirancang demi mewujudkan adanya kesejahteraan sosial dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BER A D Y A A Y A A N A N M

BNN TES URINE PEGAWAI BPK SUMUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak berlakunya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun

2014, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Nega

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

RechtsVinding Online. Kelembagaan Badan Narkotika Nasional Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 2 Oktober 2015; disetujui: 7 Oktober 2015

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sebanyak orang dan WNA sebanyak 127 orang 1.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, dibidang pemerintah telah terjadi perubahan yang mendasar. Salah satu

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah penyalahgunaan narkoba dan peredaran gelap narkoba di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum, seperti yang tercantum dalam Pasal I

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yaitu melindungi segenap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dan fungsi Kejaksaan di bidang perdata dan tata usaha negara

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

BAB I PENDAHULUAN. yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat) dalam arti negara pengurus. 1 Selain itu,

: PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN WADAH PERAN SERTA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

2 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. perlu berinteraksi dengan sesama manusia sebagai aplikasi dari proses sosial

2 Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN UNIT KERJA VERTIKAL TA 20xx

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan memiliki fungsi perlindungan kepada masyarakat (protective function).

NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA (P4GN) DI KABUPATEN BANYUWANGI

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI INSTANSI VERTIKAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN NARKOTIKA KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SKRIPSI. UPAYA REHABILITASI BAGI PENYALAHGUNA NARKOTIKA OLEH BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNNK/KOTA) PADANG (Studi Kasus di BNNK/Kota Padang)

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dipungkiri sangat bergantung pada konfigurasi politik pemerinthan pada saat

BAB IV TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Badan Narkotika Nasional Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. dan terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta mempunyai berbagai bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi

BAB V PENUTUP. Penyalahguna magic mushroom dapat dikualifikasikan sebagai. golongan I sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara hukum, sebagaimana tertuang dalam

PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 02 TAHUN 2009 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA PELAKSANA HARIAN BADAN NARKOTIKA KOTA PAYAKUMBUH

I. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.

PETUNJUK TEKNIS DEPUTI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NOMOR : JUKNIS/01/V/DE/PM.00/2015/DEP. DAYAMAS TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan perjalanan waktu dan kemajuan teknologi. tiga bagian yang saling terkait, yakni adanya produksi narkotika secara gelap

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perumahan, yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. yang bergerak dalam bidang industri tertentu. Biasanya usaha ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya

FORMAT KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KEGIATAN ESELON II (DIREKTORAT, BIRO, PUSAT)

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Indonesia dan memiliki luas sebesar 2.556,75 km 2 dan memiliki penduduk sebanyak

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. terpercaya terkait dengan Strategi Humas Badan Narkotika Nasional Pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan

RENCANA KERJA 2015 BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA MATARAM

BAB III PENERAPAN REHABILITASI BAGI PECANDU NARKOTIKA DAN KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. 3.1 Penempatan Rehabilitasi Melalui Proses Peradilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permasalahan mengenai penggunaan Narkotika semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 8 Oktober 2015; disetujui: 15 Oktober 2015

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pengobatan manusia, yaitu sebagai obat untuk mengobati suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN. dan Lintang Utara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Nama Pekanbaru dahulunya dikenal dengan nama "Senapelan" yang pada

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh warga negara adalah keikutsertaan dalam pemilihan umum. politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan negara

2017, No Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran N

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pembangunan disegala bidang yang lumayan tinggi dan. PLN harus menyediakan pasokan listrik yang cukup, tentunya dengan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah salah satu wujud kemandirian bangsa dalam pembiayaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pembangunan di berbagai sektor kehidupan sekarang ini sedemikian pesat dan memberi kontribusi cukup besar bagi perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti halnya, sistem pembangunan yang dirancang demi mewujudkan adanya kesejahteraan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pengertian kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan manusia untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik. Kesejahteraan sosial menurut Friedlander dalam Isbandi, kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisasi dari berbagai institusi dan usaha-usaha kesejahteraan sosial yang dirancang guna membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan. 1 Meskipun tidak secara eksplisit menyatakan bahwa kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan, pengertian di atas sekurang-kurangnya dapat menggambarkan kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem pelayanan (kegiatan) yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan sampai tahap penilaian kegiatan yang 1 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Pers, Ed. 1, 2008), h. 47-48.

dikembangkan oleh dan untuk mereka. Adanya partisipasi masyarakat ini merupakan inti proses pemberdayaan masyarakat. 2 Dasar proses pemberdayaan adalah pengalaman dan pengetahuan masyarakat tentang keberadaannya yang sangat luas dan berguna serta kemauan mereka untuk menjadi lebih baik. Proses pemberdayaan masyarakat ini bertitik tolak dari keinginan untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya setempat, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Sehingga melalui proses pemberdayaan masyarakat, diharapkan akan dikembangkan lebih jauh pola pikir masyarakat yang kritis dan sistematis. Selain itu, proses pemberdayaan juga sangat bermanfaat untuk dinas dan instansi lain dalam peningkatan pelayanan yang lebih tanggap lagi bagi kebutuhan pelanggan yang telah diidentifikasi oleh masyarakat sendiri. 3 Seperti halnya, pelaksanaan fungsi pemberdayaan masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. Adapun, sebagai instansi vertikal Badan Narkotika Nasional melalui program kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan seharusnya dapat lebih meningkatkan kepada sistem pelayanan yang lebih tanggap lagi bagi kebutuhan warga masyarakat melihat berbagai situasi dan kondisi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat saat ini yang semakin diperparah dengan adanya peredaran dan penyalahgunaan Narkoba dalam 2 Rita Pranawati dan Irfan Abubakar, PemberdayaanMasyarakatuntukPembangunanPerdamaian, (Jakarta: Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. Ke-1, 2009), h. 120. 3 Ibid, h. 121.

kehidupan masyarakat khususnya masyarakat Jalan Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru.Garuda Berdasarkan keterangan wawancara Penulis dengan Kasubbag Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru, menjelaskan bahwa di dalam sistem pelayanan kepada masyarakat, umumnya Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru hanya menunggu adanya laporan dan informasi dari masyarakat yang datang langsung untuk melaporkan atau menginginkan rehabilitasi kepada Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. Adapun, batas dan ukuran pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam hal ini adalah orang (masyarakat) yang datang langsung memberikan laporan atau menginginkan rehabilitasi kepada Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. 4 Berdasarkan observasi (pengamatan) Penulis di lapangan menunjukkan bahwa peredaran dan penyalahgunaan Narkoba yang terjadi selama ini memang telah menjadi suatu kebiasaan (budaya) bagi kebutuhan masyarakat khususnya di kalangan kaum pemuda. Hal demikian, ditambah lagi bahwa masyarakat selama ini memang belum pernah mendapatkan adanya sosialisasi dan penyuluhan Narkoba dari pihak lembaga maupun instansi pemerintah terkait seperti Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. Pelaksanaan fungsi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru untuk tahun 2014 sendiri secara konsep memang sudah berjalan sesuai dengan Motto bahwa PecanduSebaiknyaDiRehabdari padadi Penjara. Adapun, pecandu Narkoba 4 Hasil Wawancara Penulis dengan Kasubbag Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru, Bapak Tendi Nurhayadi, S.Sos di Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru Jalan DR. Soetomo Nomor 15 Pekanbaru pada Tanggal 10 Februari 2015.

sebagaimana penjelasan Pasal 1 Ayat (13) Undang -Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, menjelaskan bahwa Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalahgunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. 5 Di dalam Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kotadalam Pasal 27 Ayat (2) dijelaskan bahwa seksi pemberdayaan masyarakat mempunyai tugasmelakukan penyiapan pelaksanaan kebijakan teknis P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) di bidang pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Kabupaten/Kota. 6 Bahkan, jauh sebelumnya Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam Pasal 70 Point (e dan f) disebutkan bahwa BNN mempunyai tugas memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; serta memantau, mengarahkan, dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika. 7 Jika hal tersebut terus dibiarkan, dikhwatirkan kedepannya dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan kesejahteraan hidup masyarakat khususnya warga masyarakat Jalan Garuda Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Sebagaimana dapat dipahami 5 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 1 Ayat (13). 6 Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota, Pasal 27 Ayat (2). 7 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 70 Point (e dan f).

secara objektif seperti nilai-nilai yang terkandung dalam pembukaan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 (UUD 1945) adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Pelaksanaan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010. B. BatasanMasalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari yang dipersoalkan maka penulis hanya membatasi permasalahan pada pelaksanaan teknis fungsi pemberdayaan masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru pada tahun 2014 dalam pasal 27 ayat 2. C. RumusanMasalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Pelaksanaan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010? 2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam Pelaksanaan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ialah penelitian berkenaan dengan maksud peneliti melakukan penelitian, terkait rumusan masalah dan judul. 8 Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Fungsi Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Kepala badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan peghambat dalam Pelaksanaan Kebijakan Teknis Fungsi Pemberdayaan Masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian setidaknya meliputi kegunaan bagi penulis, bagi dunia akademik dan bagi instansi yang memiliki hubungan dengan objek penelitian. Kegunaan penelitian penulis uraikan sebagai berikut: a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi wadah untuk menuangkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh penulis selama melaksanakan pendidikan di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukkan kepada pihak Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru untuk lebih meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. 2003), h. 121. 8 Supranto, J, Metode Penelitian Hukum dan Statistik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

c. Sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan program Sarjana Strata (S1) pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. E. Metode Penelitian Keberhasilan suatu penelitian adalah dapat memberikan gambaran dan jawaban terhadap permasalahan yang diangkat. Sedangkan tujuan serta kegunaan penelitian sangat ditentukan oleh metode yang digunakan dalam penelitian. Sehubungan dengan itu, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum sosiologis yaitu penelitian yang dilakukan kelapangan dengan melakukan observasi (pengamatan) dan dilanjutkan dengan wawancara terkait pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 dalam hal pemberdayaan masyarakat dalam wilayah Kabupaten/Kota. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini bertempat di Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru, bidang Seksi Pemberdayaan Masyarakat yang beralamat di Jalan DR. Soetomo Nomor 15 Pekanbaru dengan alasan bahwa Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru merupakan salah satu instansi vertikal Badan Narkotika Nasional yang melaksanakan kebijakan teknis fungsi pemberdayaan masyarakat dalam wilayah kabupaten/kota. 3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 35 orang. Metode yang dipakai adalah purposivesampling. Yang mana, penulismenetapkansampel berdasarkanpertimbangansendiriyaitumemilihsampelresponden yang memberikan data yang diperlukanolehpenuis. Adapun, sampel dalam penelitian iniberjumlah 3 orang sampelyaitu: a. KepalaBadanNarkotikaNasional Kota Pekanbarusebanyak 1 orang. b. Kasubbag Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru sebanyak 1 orang. c. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru sebanyak 1 orang. 4. Sumber Data a. Data Primer Yaitu data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan. Adapun, data tersebut diperoleh di Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru bidang Seksi Pemberdayaan Masyarakat. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung yakni melalui media perantara (data yang dihasilkan pihak lain) atau data yang digunakan oleh lembaga lainnya yang bukan lembaga merupakan pengolahannya, tapi dimanfaatkan

dalam suatu penelitian tertentu. Yaitu dari literatur-literatur atau buku-buku yang berkaitan dengan judul penelitian. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Catright dan Catwright dalam Herdiansyah mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati, serta merekam prilaku secara sistematis untuk tujuan tertentu. 9 b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi. 10 Yakni pengumpulan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan Kasubbag Tata Usaha Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru, kepada Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru dan dengan Warga Masyarakat Jalan Garuda Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. c. Studi Kepustakaan Cara ini dilakukan untuk mencari data atau informasi melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan. 9 Herdiansyah Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010). h. 23. 10 Rianto Adi, Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum, (Jakarta: Granit, Ed. 1, 2004), h. 72.

6. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis secara deskriptif kualitatif, yaitu setelah semua sumber data berhasil dikumpulkan maka penulis menjelaskan secara rinci dan sistematis sehingga dapat tergambar secara utuh dan dapat dipahami secara jelas kesimpulan akhirnya. Teknik analisis data dalam suatu penelitian penting, agar datadata yang telah terkumpul dapat dianalisis melalui teori-teori hukum sehingga dapat menghasilkan jawaban guna memecahkan permasalahan yang diteliti. F. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi dari penelitian ini maka penulis menyusun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisikan uraian tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum Kota Pekanbaru serta gambaran umum Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru mulai dari latar belakang sejarah, struktur organisasi,

tugas, fungsi dan wewenang, visi dan misi, serta program kegiatan Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. BAB III : TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan umum pemberdayaan masyarakat, tinjauan umum tentang Narkotika dan dasar hukum dikeluarkannya Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil penelitian tentang pelaksanaan fungsi pemberdayaan masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru pada tahun 2014 berdasarkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 4 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional Provinsi dan Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota dan uraian mengenai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan fungsi pemberdayaan masyarakat oleh Badan Narkotika Nasional Kota Pekanbaru. BAB V : PENUTUP Yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang dicantumkan dalam penyusunan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN