BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana

C. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama sekali diperhatikan dan dilaporkan oleh seorang perawat di

METABOLISME BILIRUBIN

MODUL FOTOTERAPI PADA BAYI NSA419. Materi Fototerapi Pada Bayi. Disusun Oleh Ns. Widia Sari, M. Kep. UNIVERSITAS ESA UNGGUL Tahun 2018

Metabolisme Bilirubin di Hati 1. Pembentukan bilirubin Langkah oksidase pertama adalah biliverdin yang dibentuk dari heme dengan bantuan enzim heme

ASUHAN HIPERBILIRUBIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan bayi. 9

TATALAKSANA FOTOTERAPI PADA BAYI KURANG BULAN. Roro Kurnia Kusuma W

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

HIPERBILIRUBINEMIA PADA NEONATUS

Hangkatkan ruangan tempat unit diletakkan, bila perlu, sehingga suhu dibawah sinar adalah 28 o C sampai 30 o C.

BAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di

INOVASI TERKAIT HIPERBILIRUBINEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbentuk akibat terbukannya cincin karbon- dari heme yang berasal dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Iriyanto dan Dyah Titisari (2011). Merancang phototherapy dengan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

dr.ika Setyawati, M.Sc. Blok 6 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. retikuloendotelial. Neonatus akan memproduksi bilirubin dua kali lipat dari

BAB II LANDASAN TEORI

Kuning pada Bayi Baru Lahir: Kapan Harus ke Dokter?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikterus neonatorum merupakan masalah yang sering dijumpai pada perawatan bayi baru lahir normal, khususnya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Selama proses pencernaan, karbohidrat akan dipecah dan diserap di dinding

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ikterus merupakan perubahan warna kuning pada kulit, jaringan mukosa,

PROFESI Volume 10 / September 2013 Februari 2014

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan ekstrauterin. Secara normal, neonatus aterm akan mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berat badan pada neonatus cenderung menurun secara fisiologis karena

berusia 21 tahun mengalami ikterus dan untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1 menunjukkan banyak kelainan kecuali

SINDROM DOWN HIPERBILIRUBINEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB VI PEMBAHASAN. pemeriksaan dan cara lahir. Berat lahir pada kelompok kasus (3080,6+ 509,94

BAB IV METODE PENELITIAN. khususnya subbagian Perinatologi. Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UNDIP/ RS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Hasil Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi September hingga

II. KERJA BAHAN TOKSIK DALAM TUBUH ORGANISMS

BAB I PENDAHULUAN. Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar plasma bilirubin 2 standar

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme Besi dan Pembentukan Hemoglobin

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksidasi-reduksi yang terjadi di sistim retikulo endotelial. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Amerika Serikat, dari 4 juta neonatus yang lahir setiap

BAB I PENDAHULUAN. mengandung badan inklusi di darah tepi menyebabkan anemia pada

Pengantar Farmakologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam hati dan otot rangka (Kee Joyce LeFever, 2007).

I. PENDAHULUAN. urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) (Brunner dan Suddarth, 2002)

Hati menerima ± 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal ± 1500 cc/ menit atau 1000

PEMBERIAN FOTOTERAPI DENGAN PENURUNAN KADAR BILIRUBIN DALAM DARAH PADA BAYI BBLR DENGAN HIPERBILIRUBINEMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai dengan 4000 gram, lahir langsung menangis, dan tidak ada. kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (Kosim, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari

UNIVERSITAS INDONESIA TESIS HUBUNGAN JENIS PEMBERIAN MINUM DENGAN STATUS HIDRASI PADA BAYI YANG DI FOTOTERAPI DI RSAB HARAPAN KITA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang sering dihadapi tenaga kesehatan terjadi pada sekitar 25-50% bayi

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari angka normal sesuai dengan kelompok jenis kelamin dan umur.

ABSTRAK INSIDENSI DAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO IKTERUS NEONATORUM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2005

[ BIOKIMIA ] Urobilirubin

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI

3. Potensial komplikasi : dehidrasi. 3. Defisit pengetahuan

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

PENJELASAN MENGIKUTI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

I. PENDAHULUAN. prevalensi tuberkulosis tertinggi ke-5 di dunia setelah Bangladesh, China,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bilirubin Bilirubin adalah pigmen kuning yang berasal dari perombakan heme dari hemoglobin dalam proses pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian bayi di negara-negara ASEAN seperti Singapura

PENGARUH Agen KIMIA Dan MEKANISME perubahan sel Serta penyakit Yang ditimbulkannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anemia Megaloblastik. Haryson Tondy Winoto, dr.,msi.med.,sp.a Bag. Anak FK-UWK Surabaya

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN IKTERUS NEONATORUM DI RUANG RAWATAN KEBIDANAN RSI. SITI RAHMAH PADANG TAHUN Skripsi

TIRAI PUTIH PENUTUP LAMPU FOTOTERAPI DAN PENUTUP INKUBATOR. A. Pengertian Inovasi ( Tirai warna putih) :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan jumlah eritrosit. Jumlah eritrosit darah (juta/ mm 3 ) ulangan ke

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

thiobarbituric acid (TBA) tidak spesifik untuk MDA (Montuschi et al., 2004; Singh, 2006; Rahman et al., 2012). Isoprostan (IsoPs) adalah

THALASEMIA A. DEFINISI. NUCLEUS PRECISE NEWS LETTER # Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. RSCM, RS Dr. Sardjito, RS Dr. Soetomo, RS Dr. Kariadi bervariasi dari 13,7% hingga 85%.

PENGANTAR FARMAKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta ekskresi. Bilirubin merupakan katabolisme dari heme pada sistem retikuloendotelial. 5,13-15 Bilirubin merupakan pigmen kristal berwarna jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses oksidasi reduksi. Tujuh puluh lima persen produksi bilirubin berasal dari katabolisme hemoglobin dari eritrosit. Satu gram hemoglobin akan menghasilkan 34 mg bilirubin, sisanya 25% berasal dari pelepasan hemoglobin karena eritropoesis yang tidak efektif pada sumsum tulang. Bayi baru lahir akan memproduksi 8 sampai 10 mg/kgbb/hari, sedangkan orang dewasa sekitar 3 4 mg/kgbb/hari. Peningkatan produksi bilirubin pada bayi baru lahir disebabkan masa hidup eritrosit bayi lebih pendek (70 sampai 90 hari) dibandingkan dengan orang dewasa (120 hari). 4,5,7,13 Pembentukan bilirubin yang terjadi di sistem retikuloendotelial, selanjutnya dilepaskan ke sirkulasi yang akan berikatan dengan albumin. Bilirubin yang terikat dengan albumin serum ini merupakan zat non polar dan tidak larut dalam air dan kemudian akan ditransportasikan ke sel hepar. 4,5,7,13

Pada saat kompleks bilirubin albumin mencapai membran plasma hepatosit, abumin terikat ke reseptor permukaan sel. Kemudian bilirubin ditransfer melalui sel membran yang berikatan dengan ligandin (protein Y). Bilirubin tak terkonjugasi dikonversi ke bentuk bilirubin konjugasi yang larut dalam air di retikulum endoplasma dengan bantuan enzim uridine diphosphate glucoronyl transferase (UDPG-T). 4,5,7,13 Setelah mengalami proses konjugasi, bilirubin akan diekskresikan ke dalam kandung empedu, kemudian memasuki saluran cerna dan diekskresikan melalui feses. 1-3,5 Sedangkan molekul bilirubin tak terkonjugasi akan kembali ke retikulum endoplasma untuk rekonjugasi berikutnya. Proses dimana bilirubin diserap kembali dari saluran gastrointestinal dan dikembalikan ke dalam hati untuk dilakukan konjugasi ulang disebut sirkulasi enterohepatik. 4,5,7,13

Gambar 2.1. Metabolisme bilirubin 13 2.2. Pengaruh Sinar Fototerapi Terhadap Bilirubin Keuntungan dari fototerapi pertama kali diketahui dari observasi yang dilakukan oleh sister J Wards pada tahun 1956, yaitu seorang perawat yang bertugas di unit bayi prematur di Rochford General Hospital Essex Jerman, dengan menggunakan paparan sinar matahari terhadap neonatus yang kuning. Kemudian seorang residen anak R. J Creamer melakukan penelitian terhadap bayi kuning yang diberikan paparan sinar matahari mendapatkan penurunan kadar bilirubin. Selanjutnya Creamer dkk membuat unit fototerapi yang terdiri dari 8 buah tabung fluorescent biru berukuran 24 inci dan memaparkannya pada 9 neonatus. Pada akhirnya diperoleh penurunan kadar bilirubin dan dengan demikian teknologi fototerapi ditemukan. 11,16 Fototerapi telah dievaluasi dalam sejumlah penelitian sejak tahun 1960 sampai awal 1990. 17 Fototerapi diindikasikan pada kadar bilirubin yang meningkat sesuai dengan umur pada neonatus cukup bulan atau berdasarkan berat badan pada neonatus kurang bulan, sesuai dengan rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) Tabel 1. Petunjuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia pada bayi sehat cukup bulan berdasarkan American Academy of Pediatrcs (AAP) 13 Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dl[µmol/l]) Usia (jam) Pertimbangkan Fototerapi Transfusi Transfusi Fototerapi Tukar Jika Tukar dan Fototerapi Fototerapi

Intensif Gagal Intensif 25 48 12 (170) 15 (260) 20 (340) 25 (430) 49-72 15 (260) 18 (310) 25 (430) 30 (510) >72 17 (290) 20 (340) 25 (430) 30 (510) Tabel 2. Petunjuk penatalaksanaan hiperbilirubinemia berdasarkan berat badan dan bayi baru lahir relatif sehat 13 Kadar Bilirubin Total Serum (mg/dl) Sehat Sakit Berat Badan Fototerapi Transfusi Tukar Fototerapi Transfusi Tukar Kurang bulan < 1000 g 5 7 Bervariasi 4 6 Bervariasi 1001 1500 7 10 Bervariasi 6 8 Bervariasi 1501 2000 10 12 Bervariasi 8 10 Bervariasi 2001 2500 12 15 Bervariasi 10 12 Cukup bulan > 2500 g 15 18 20 25 12 15 18 20 Tujuan dari terapi adalah untuk menurunkan konsentrasi dari bilirubin yang bersirkulasi ataupun untuk mencegah peningkatannya. Fototerapi bekerja dengan memanfaatkan energi cahaya untuk mengubah bentuk dan struktur dari bilirubin lalu

mengkonfersinya menjadi molekul molekul yang dapat diekskresikan melalui empedu atau urin. 8,17 Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi. Juga terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan plasma melalui empedu. 8,17-20 Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonyugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. 8 Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung dapat diekskresikan melalui empedu. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin. 8,17-20 Gambar 2. mekanisme fototerapi 17

2.3. Efektivitas fototerapi Efektivitas fototerapi tergantung pada intensitas sinar yang dihasilkan sumber cahaya. Intensitas sinar adalah jumlah foton yang diberikan per sentimeter kuadrat permukaan tubuh yang terpapar (µw/cm 2 /nm). Fototerapi standar harus memberikan intensitas sinar 8 sampai 10 µw/cm 2 /nm dan panjang gelombang 430 sampai 490 nm. AAP mendefinisikan fototerapi intensif sebagai fototerapi yang menghasilkan intensitas sinar sedikitnya 30 sampai 40 µw/cm 2 /nm dan panjang gelombang yang dapat mencakup seluruh permukaan tubuh neonatus. 17 Dan sejak tahun 2004 AAP merekomendasikan fototerapi intensif sebagai terapi hiperbilirubinemia pada neonatus. 21 Faktor faktor yang mempengaruhi Intensitas sinar adalah jenis sinar, panjang gelombang sinar yang digunakan, desain fototerapi, jarak sinar ke neonatus dan luas permukaan tubuh neonatus yang disinari. 9,11,16,17 Efek samping dari fototerapi antara lain adalah ketidakstabilan suhu tubuh, peningkatan peristaltik usus, diare, berkurangnya interaksi ibu dengan bayi, dan efek yang jarang terjadi seperti perubahan warna kulit menjadi keabuan. 8,13,14,22

2.4. Fototerapi Ganda AAP mendefinisikan fototerapi intensif sebagai fototerapi yang mengunakan intensitas sinar sedikitnya 30 µw/cm 2 /nm sampai 40 µw/cm 2 /nm dan panjang gelombang yang dapat mencakup seluruh permukaan tubuh neonatus. 17 Intensitas sinar dapat ditingkatkan dengan pemberian fototerapi ganda atau double fototerapi. 11,23 Hal ini dapat dicapai dengan meletakkan sumber sinar di atas dan di bawah neonatus. Penggunaan fototerapi intensif dapat menurunkan kadar bilirubin 30% sampai 40 % atau bilirubin serum total 1 sampai 2 mg/dl dalam waktu 4 sampai 6 jam. 17 2.5. Peningkatan Kembali Kadar Bilirubin Fototerapi digunakan di seluruh dunia sebagai terapi jaundice pada neonatus. Kebutuhan dilakukannya transfusi tukar menurun secara signifikan sejak ditemukannya fototerapi. Fototerapi merupakan metode yang efektif, noninvasif, mudah digunakan, dan tidak mahal. Namun demikian penambahan waktu fototerapi tidak disarankan karena memiliki efek samping jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu dapat menimbulkan lamanya waktu perawatan dan memberikan pengaruh negatif terhadap interaksi ibu dan bayi, disaat yang sama fototerapi yang dihentikan terlalu cepat dapat menyebabkan kadar bilirubin meningkat ke level yang tidak dapat ditoleransi. 24

Tidak ada standar untuk penghentian fototerapi. Kadar bilirubin serum total untuk dihentikannya fototerapi tergantung dari usia kapan fototerapi dimulai dan tergantung dari penyebab hiperbilirubinemia. Untuk neonatus yang dirawat kembali setelah perawatan kelahiran di rumah sakit, fototerapi dapat dihentikan bila kadar bilirubin di bawah 13 14 mg/dl. 25 Pada neonatus yang mendapat fototerapi intensif, bila kadar bilirubin kurang dari 13 14 mg/dl fototerapi dihentikan. 13 Merupakan hal yang sudah sangat dipercaya secara luas bahwa penghentian fototerapi berhubungan dengan rebound hiperbilirubinemia. 10 Rebound hiperbilirubinemia biasanya menunjukkan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 1 2 mg/dl, walaupun demikian kejadian rebound setelah fototerapi dihentikan signifikan secara klinis dapat terjadi. 11 Penundaan pemulangan neonatus tidak perlu dilakukan untuk mengetahui kejadian rebound. 25 Sejak ditemukannya fototerapi intensif sebagai terapi hiperbilirubinemia yang dapat menurunkan kadar bilirubin serum total lebih cepat dibandingkan fototerapi konvensional, kemungkinan terjadinya rebound yang lebih besar dapat saja terjadi. 12

2.6. Kerangka Konseptual - Infeksi - G6PD - Usia gestasi - Etnis - Albumin - Obat obatan - ASI - Dehidrasi Hiperbilirubinemia indirek Fototerapi tunggal Fototerapi ganda Penurunan kadar bilirubin serum Jenis sinar Panjang gelombang Desain fototerapi Jarak sinar - Kelainan kongenital Peningkatan kembali kadar serum bilirubin setelah fototerapi dihentikan : yang diamati dalam penelitian Gambar 2.3. Kerangka konsep penelitian