BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, antara lain : 1. Mengurangi penggunaan energi Kecepatan angin terbesar di Sidoarjo dari arah timur dan barat. Kondisi angin tahunan bila dilihat dari kecepatan rata-rata tiap bulan dalam satu tahun, cenderung cukup rata terutama pada Bulan Januari sampai Maret kecepatan angin rendah. Memasuki Bulan Mei kecepatan angin bertambah pada Bulan Juni. Sedangkan kecepatan rata-rata angin yang paling rendah adalah pada Bulan November, sedangkan bila diperhatikan pada grafik kecepatan angin maksimum, terdapat fluktuasi yang besar dari kecepatan angin tiap Bulannya kecuali Bulan Oktober sampai Desember. Lama penyinaran matahari di iklim tropis adalah sepanjang hari, meskipun terdapat bulan-bulan tertentu yang lama penyinaran mataharinya sedikit terganggu dengan adanya awan, yaitu terjadi di Bulan Desember dan Januari. Sedangkan durasi penyinaran matahari yang paling lama adalah pada Bulan Agustus dan September. Jadi bisa dipastikan bahwa pada Bulan Agustus dan September kondisi langit sangat cerah, hanya sedikit sekali awan yang menutupi. 173
Nilai ini dapat diterapkan dengan pemberian bukaan sebagai wujud dari pengurangan energi. Meminimalkan panas pada bangunan, memaksimalkan pendinginan, menyediakan ventilasi alami yang efektif, mencegah masuknya air hujan. Memberikan ruang terbuka pada tapak, bukaan-bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini merupakan sarana belajar yang lebi optimal menggunakan sinar matahari secara langsung sebagai penerangan di dalam ruang. Selain itu perlunya sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaan silang. 2. Material yang ramah lingkungan Untuk mengoptimalkan fungsi bangunan sesuai dengan tema, dengan perwujudan penggunaan material yang ramah lingkungan. Material yang ramah lingkungan adalah material yang tidak akan merusak lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam bangunan merupakan bagian dari alam. material yag digunakan adalah bambu, batu alam, dan kayu. penerapan material bambu digunakan sebagai material dinding, sesuai dengan penelitian yang dilakukan penggunaan material bambu pada dinding akan meghasilkan kenyamanan thermal yang lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan untuk material bukaan yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam. Penggunaan batu alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap 174
dapat diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni ruang. 3. Adaptasi terhadap iklim Perancangan bangunan yang tanggap terhadap iklim tentunya melibatkan setiap elemen bangunan mulai dari pemilihan tapak sampai dengan rancangan interior bangunan. Kota Sidoarjo kecenderungan temperatur tahunan di iklim tropis adalah rata. Pada Bulan Agustus, nilai rata-rata temperaturnya adalah yang paling dingin dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain dalam satu tahun, yaitu 26.8 C, sedangkan Bulan Oktober dan November tercatat sebagai bulan yang paling panas dalam satu tahun, dengan suhu 28.9 C. Dari sini dapat dilihat bahwa Bulan Agustus adalah bulan terdingin, dan Bulan November adalah bulan terpanas. Permasalahan yang akan muncul dari adanya iklim tropis antara lain panas bangunan yang tidak menyenangkan, penguapan sedikit karena gerakan udara lambat, perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga. Solusi yang dapat diterapkan ke dalam rancangan bangunan yakni dengan memberikan jarak yang cukup antara banguan yang satu denga bagunan yang lain, bangunan harus memiliki lebar yang cukup untuk mendapatkan ventilasi silang, ruang disekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak menganggu sirkulasi udara. 175
4. Memperhatikan pengguna bangunan Pengguna utama dalam bangunan ini adalah anak-anak yang akan belajar di dalamya. Anak-anak usia 7-18 tahun memiliki pola tingkah laku yang berbeda. Suasana yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan natural juga didesain menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika sedang belajar di dalam ruang. Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak menyulitkan pengguna, sirkulasi yang dihadirkan dapat membantu penghuni di dalamnya. Tidak menggunakan dinding-dinding bersudut yang dapat menghadirkan ruang negatif. 5.2 Konsep Tapak Berdasarkan analisis, bentukan mengadaptasi dari arah lintasan matahari dan mengadaptasi arah datangnya angin. Enterance kendaraan dibedakan dengan enterance pajalan dengan pemisah taman, taman ini juga untuk peneduh para pejalan, pembeda jalur antara pejalan dan pengendara yaitu pejalan memakai jalur terbuat dari paving, sedangkan pengendara menggunakan aspal. Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar supaya tidak menimbulkan kemancetan dan polusi udara pada saat terjadi kemacetan dan demi kenyaman pengguna bangunan. Gerbang memperlihatkan kesan alami yang menyatu dengan alami dengan mempergunakan bahan yang terbauat dari bambu, kayu dan bata, bahan ini dapat mengurangi penggunaan energi. Meletakan area pendidikan di tengah-tengah tapak agar mudah dijangkau oleh pengguna. Pemberian jaraka antar bangunan yang difungsikan sebagia taman 176
atau RTH dalam tapak dan memberikan penghawaan pada bangunan yang tidak terkena angin, dan ada kolam sebagai penetralisir udara kotor dan panas matahari. View menghadap ke barat, mempergunakan pembatas pagar untuk menghalangi pandangan dari luar tapak, dari tapak diberi balkon pada bangunan untuk memperlihatkan view ke luar tapak. Mengurangi kebisingan memanfaatkan perbedaan ketinggian tanah antara jalan raya dengan tapak dan memberikan jarak pada antara bangunan dengan sumber kebisingan yang paling tinggi pada sisi sebelah barat. 177
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS Radiasi matahari Angin Kolam + taman Diberi jarak antar bangunan. Material aspal Material rumput Material paving vie w Main enterance Exist enterance Gambar 5.1 Konsep Tapak 178
5.3 Konsep Ruang Konsep ruang yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan menerapkan nilai-nilai dari. Nilai-nilai tersebut diharapkan selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni ruang juga tidak merusak lingkungan sekitarnya. Mengurangi penggunaan energy dengan adanya bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini merupakan sarana belajar yang lebi optimal menggunakan sinar matahari secara langsung sebagai penerangan di dalam ruang. Selain itu perlunya sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaa silang. Perletakan bukaan diletakkan pada ruang-ruang uama yang membutuhkan sinar matahari dan sirkulasi udara secara langsung, seperti ruang belajar, ruang pelatihan, ruang baca sehingga anak selain nyaman juga mendapatkan lingkungan yang sehat. Bentukan bukaan yang dihadirkan tidak hanya memiliki estetika yang menarik, namun juga memunculkan kesan alamiah dan natural. Bentuk bukaan dapat mengambil dari bentuk-bentuk alam dan material yang digunakan Lebih lanjut estetika yang digunakan mendukung lebih optimalnya fungsi dari bukaa itu sendiri. Material ramah lingkungan adalah material yang tidak akan merusak lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam bangunan merupakan bagian dari alam. material yag digunakan adalah bambu, batu alam, dan kayu. penerapan material bambu digunakan sebagai material dinding, sesuai dengan penelitian yang dilakukan penggunaan material bambu pada dinding akan meghasilkan kenyamanan yang lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan 179
untuk material bukaan yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam. Penggunaan batu alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap dapat diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni ruang. Suasana ruang yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan natural juga menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika sedang belajar di dalam didesain ruang. Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak menyulitkan pengguna, sirkulasi yang dihadirkan dapat membantu penghuni di dalamnya. tidak menggunakan dinding-dinding bersudut yang dapat menghadirkan ruang negatif. 180
Di ruang belajar menampilkan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti kayu dan memberikan bukaan untuk mengurangi penggunaan energi pada siang hari. Ruang Belajar Di ruang belajar menampilkan suasana yang sedikit menggunakan energy dengan memberikan ruang terbuka sepertia taman di kelas agar anakanak lebih nyaman. Area Servis Area Publik Area Publik Area Privat Di ruang pelatihan terdapat ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat mencuci limbah sampah. Ruang Pelatihan Menempatkan area belajar pada tengah-tengah tapak agar anak-anak dapat menjangkau fasilitas yang ada. Area pembelajaran juga berdekatan dengan ruang pengelola agar anak-anak dapat terawasi oleh pengelola. Gambar 5.2 Konsep Ruang 181
5.4 Konsep Bentuk Konsep bentuk yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan menerapkan nilai-nilai dari. Nilai-nilai tersebut diharapkan selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni bentuk juga tidak merusak lingkungan sekitarnya. Bentuk mengadaptasi dari iklim di Indonesia yaitu tropis, iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Bentuk memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat. 182
Gambar 5.3 Konsep Bentuk 183
5.5 Konsep Struktur Pemilihan konsep struktur pada masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat ini didasarkan pada nilai-nilai eco arsitektur yaitu menggunakan konstruksi bambu. Material bambu ini akan diterapkan hampir pada keseluruhan konstruksi dalam bangunan. Secara garis besar, elemen struktur masjid akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Struktur pondasi menggunakan pondasi batu kali dengan kedalaman kurang lebih 1-1.50 meter pemilihan pondasi ini karena tinggi bangunan yang hanya 2 lantai dengan beban bangunan berupa beban mati dan beban hidup yang masih dapatditampung dengan pondasi batu kali. 2. Struktur dinding terbagi menjadi beberapa metode, metode pertama menggunakan batu bata dan menggunakan modifikasi bambu dan ketiga metode menggunakan struktur bambu murni. 3. Menggunakan atap miring dengan struktur atap baja ringan atau kayu dan ditutup dengan material genteng tanah liat, atap sirap, atap ijuk serta atap dari bambu. 5.6 Konsep Utilitas Perencanaan sistem utilitas pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah dikelompokkan sesuai dengan sektor masing-masing, yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Instalasi Listrik Bangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah ini terdiri dari beberap massa, sehuinga menggunakan sistem 184
instalasi listrik setiap bangunan memiliki panel induk dan satu pusat induk panel dan menggunakan Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus. Berikut adalah gambar instalsi listrik : ME ME Gambar 5.4 Sistem penyaluran listrik 2. Sistem Sanitasi yang dirinci sebagai berikut : a. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) Pada bangunan terdapat beberapa sumber penyediaan air bersih, antara lain sebagai berikut: Sumber air bersih dari perusahaan air minum (PAM) 185
Sumber air bersih dari air tanah, dengan menggunakan sumur Menggunakan sistem tendon atas, apabila mati listrik tidak kekurangan air. Tandon bawah Gambar 5.5 Sistem penyediaan air bersih b. Sistem Pembuangan Air Kotor a) Limbah Cair Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, limbah tersebut harus disaring terlebih dahulu melalui sumur resapan sebelum dialirkan menuju saluran pembuangan kota atau drainase kota. Adapun sistem pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut: 186
Drainase kota Bak kontrol Sumur resapan Gambar 5.6 Sistem pembuangan limbah cair b) Limbah Padat Pengolahan limbah padat harus di uraikan terlebih dahulu sebelum nantinya menyerap kedalam tanah melalui sumur resapan. Untuk menghindari pencemaran, khususnya pada sumber air bersih, sumur resapan limbah padat harus diberi jarak minimal 10 m dari sumber air bersih/air minum. Adapun diagram sistem pengolahan limbah padat adalah sebagai berikut: Sumur resapan Septic tank Gambar 5.7 Sistem pembuangan limbah padat 187
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS c. Sistem Pembuangan sampah Ada dua jenis sampah, yaitu : a) Sampah organik Sampah organik yang ada pada tapak diolah lagi menjadi pupuk, ini adalah salah satu kegiatan pelatihan yang menjadikan sampah organik menjadi pupuk dan sampah organik ini juga ada yang dimasukkan kedalam lubang biopori. Adapun sistem pengolahan sampah organik adalah sebagai berikut: Dimasukkan ke dalam bak penampungan Kawat saringan 1 Menjadi kompos cair Dimasukkan ke dalam galian tanah 2 Menjadi tanah kompos Dimasukkan ke dalam lubang biopori 3 Sampah organik dari bangunan dan lingkungan sekitar Gambar 5.8 Sistem pengolahan limbah organik b) Sampah non organik Sampah non organik ini sulit untuk diurai di tanah, untuk itu sampah non organik ini dipilah-pilah terlebih 188
dahulu sampah mana yang dapat diolah lagi atau dapat dimafaatkan kembali, yang tidak dapat diangkut ke TPA. Adapun sistem pengolahan atau pembuangan sampah non organik adalah sebagai berikut: TPA Samapah yg tak layak di daur ulang Truk Sampah Samapah yg layak di daur ulang dan diolah lg Sampah non organik dari bangunan dan lingkungan sekitar lalu disortir yang dapat diolah lagi dimaffatkan untuk pelatihan Gambar 5.9 Sistem pengolahan limbah non organik 189