BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Sentra Agrobisnis tersebut. Bangunan yang tercipta dari prinsip-prinsip Working

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

Pengembangan RS Harum

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang dipakai pada perancangan ini adalah Ekologis

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR


BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Structure As Aesthetics of sport

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB V KONSEP. Combined Metaphore dengan menggunakan objek yang dimetaforakan adalah. wanita Bali dan keseharian berpakaian wanita Bali.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB IV KONSEP. Langkah-langkah untuk menerapkan Konsep Green Hospital, yaitu :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

Bab V Konsep Perancangan

M U H A M A D R AT O D I, S T., M. K E S 2017

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Berdasarkan dari tema yang di angkat yaitu Green Architecture maka

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Transkripsi:

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, antara lain : 1. Mengurangi penggunaan energi Kecepatan angin terbesar di Sidoarjo dari arah timur dan barat. Kondisi angin tahunan bila dilihat dari kecepatan rata-rata tiap bulan dalam satu tahun, cenderung cukup rata terutama pada Bulan Januari sampai Maret kecepatan angin rendah. Memasuki Bulan Mei kecepatan angin bertambah pada Bulan Juni. Sedangkan kecepatan rata-rata angin yang paling rendah adalah pada Bulan November, sedangkan bila diperhatikan pada grafik kecepatan angin maksimum, terdapat fluktuasi yang besar dari kecepatan angin tiap Bulannya kecuali Bulan Oktober sampai Desember. Lama penyinaran matahari di iklim tropis adalah sepanjang hari, meskipun terdapat bulan-bulan tertentu yang lama penyinaran mataharinya sedikit terganggu dengan adanya awan, yaitu terjadi di Bulan Desember dan Januari. Sedangkan durasi penyinaran matahari yang paling lama adalah pada Bulan Agustus dan September. Jadi bisa dipastikan bahwa pada Bulan Agustus dan September kondisi langit sangat cerah, hanya sedikit sekali awan yang menutupi. 173

Nilai ini dapat diterapkan dengan pemberian bukaan sebagai wujud dari pengurangan energi. Meminimalkan panas pada bangunan, memaksimalkan pendinginan, menyediakan ventilasi alami yang efektif, mencegah masuknya air hujan. Memberikan ruang terbuka pada tapak, bukaan-bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini merupakan sarana belajar yang lebi optimal menggunakan sinar matahari secara langsung sebagai penerangan di dalam ruang. Selain itu perlunya sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaan silang. 2. Material yang ramah lingkungan Untuk mengoptimalkan fungsi bangunan sesuai dengan tema, dengan perwujudan penggunaan material yang ramah lingkungan. Material yang ramah lingkungan adalah material yang tidak akan merusak lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam bangunan merupakan bagian dari alam. material yag digunakan adalah bambu, batu alam, dan kayu. penerapan material bambu digunakan sebagai material dinding, sesuai dengan penelitian yang dilakukan penggunaan material bambu pada dinding akan meghasilkan kenyamanan thermal yang lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan untuk material bukaan yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam. Penggunaan batu alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap 174

dapat diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni ruang. 3. Adaptasi terhadap iklim Perancangan bangunan yang tanggap terhadap iklim tentunya melibatkan setiap elemen bangunan mulai dari pemilihan tapak sampai dengan rancangan interior bangunan. Kota Sidoarjo kecenderungan temperatur tahunan di iklim tropis adalah rata. Pada Bulan Agustus, nilai rata-rata temperaturnya adalah yang paling dingin dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain dalam satu tahun, yaitu 26.8 C, sedangkan Bulan Oktober dan November tercatat sebagai bulan yang paling panas dalam satu tahun, dengan suhu 28.9 C. Dari sini dapat dilihat bahwa Bulan Agustus adalah bulan terdingin, dan Bulan November adalah bulan terpanas. Permasalahan yang akan muncul dari adanya iklim tropis antara lain panas bangunan yang tidak menyenangkan, penguapan sedikit karena gerakan udara lambat, perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan dan serangga. Solusi yang dapat diterapkan ke dalam rancangan bangunan yakni dengan memberikan jarak yang cukup antara banguan yang satu denga bagunan yang lain, bangunan harus memiliki lebar yang cukup untuk mendapatkan ventilasi silang, ruang disekitar bangunan harus diberi peneduh tetapi tidak menganggu sirkulasi udara. 175

4. Memperhatikan pengguna bangunan Pengguna utama dalam bangunan ini adalah anak-anak yang akan belajar di dalamya. Anak-anak usia 7-18 tahun memiliki pola tingkah laku yang berbeda. Suasana yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan natural juga didesain menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika sedang belajar di dalam ruang. Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak menyulitkan pengguna, sirkulasi yang dihadirkan dapat membantu penghuni di dalamnya. Tidak menggunakan dinding-dinding bersudut yang dapat menghadirkan ruang negatif. 5.2 Konsep Tapak Berdasarkan analisis, bentukan mengadaptasi dari arah lintasan matahari dan mengadaptasi arah datangnya angin. Enterance kendaraan dibedakan dengan enterance pajalan dengan pemisah taman, taman ini juga untuk peneduh para pejalan, pembeda jalur antara pejalan dan pengendara yaitu pejalan memakai jalur terbuat dari paving, sedangkan pengendara menggunakan aspal. Pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar supaya tidak menimbulkan kemancetan dan polusi udara pada saat terjadi kemacetan dan demi kenyaman pengguna bangunan. Gerbang memperlihatkan kesan alami yang menyatu dengan alami dengan mempergunakan bahan yang terbauat dari bambu, kayu dan bata, bahan ini dapat mengurangi penggunaan energi. Meletakan area pendidikan di tengah-tengah tapak agar mudah dijangkau oleh pengguna. Pemberian jaraka antar bangunan yang difungsikan sebagia taman 176

atau RTH dalam tapak dan memberikan penghawaan pada bangunan yang tidak terkena angin, dan ada kolam sebagai penetralisir udara kotor dan panas matahari. View menghadap ke barat, mempergunakan pembatas pagar untuk menghalangi pandangan dari luar tapak, dari tapak diberi balkon pada bangunan untuk memperlihatkan view ke luar tapak. Mengurangi kebisingan memanfaatkan perbedaan ketinggian tanah antara jalan raya dengan tapak dan memberikan jarak pada antara bangunan dengan sumber kebisingan yang paling tinggi pada sisi sebelah barat. 177

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS Radiasi matahari Angin Kolam + taman Diberi jarak antar bangunan. Material aspal Material rumput Material paving vie w Main enterance Exist enterance Gambar 5.1 Konsep Tapak 178

5.3 Konsep Ruang Konsep ruang yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan menerapkan nilai-nilai dari. Nilai-nilai tersebut diharapkan selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni ruang juga tidak merusak lingkungan sekitarnya. Mengurangi penggunaan energy dengan adanya bukaan yang dihadirkan digunakan sebagai sirkulasi cahaya yang dapat masuk secara langsung ke dalam bangunan. Bangunan ini merupakan sarana belajar yang lebi optimal menggunakan sinar matahari secara langsung sebagai penerangan di dalam ruang. Selain itu perlunya sirkulasi udara yang baik sebagai penghawaa silang. Perletakan bukaan diletakkan pada ruang-ruang uama yang membutuhkan sinar matahari dan sirkulasi udara secara langsung, seperti ruang belajar, ruang pelatihan, ruang baca sehingga anak selain nyaman juga mendapatkan lingkungan yang sehat. Bentukan bukaan yang dihadirkan tidak hanya memiliki estetika yang menarik, namun juga memunculkan kesan alamiah dan natural. Bentuk bukaan dapat mengambil dari bentuk-bentuk alam dan material yang digunakan Lebih lanjut estetika yang digunakan mendukung lebih optimalnya fungsi dari bukaa itu sendiri. Material ramah lingkungan adalah material yang tidak akan merusak lingkungan, sehingga material yang digunakan ke dalam bangunan merupakan bagian dari alam. material yag digunakan adalah bambu, batu alam, dan kayu. penerapan material bambu digunakan sebagai material dinding, sesuai dengan penelitian yang dilakukan penggunaan material bambu pada dinding akan meghasilkan kenyamanan yang lebih baik. Selain itu bambu juga dapat digunakan 179

untuk material bukaan yang dapat dikombinasikan dengan kayu dan batu alam. Penggunaan batu alam dapat dihadirkan sebagai penutup dinding yang dapat dikombinasikan dengan material bambu, sehingga nuansa alami tetap dapat diwujudkan dan tidak memberikan rasa bosan kepada penghuni ruang. Suasana ruang yang dihadirkan selain terkesan alamiah dan natural juga menyenangkan. Anak tidak merasa bosan ketika sedang belajar di dalam didesain ruang. Penataan ruang-ruang di dalamnya tidak menyulitkan pengguna, sirkulasi yang dihadirkan dapat membantu penghuni di dalamnya. tidak menggunakan dinding-dinding bersudut yang dapat menghadirkan ruang negatif. 180

Di ruang belajar menampilkan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti kayu dan memberikan bukaan untuk mengurangi penggunaan energi pada siang hari. Ruang Belajar Di ruang belajar menampilkan suasana yang sedikit menggunakan energy dengan memberikan ruang terbuka sepertia taman di kelas agar anakanak lebih nyaman. Area Servis Area Publik Area Publik Area Privat Di ruang pelatihan terdapat ruang terbuka yang difungsikan sebagai tempat mencuci limbah sampah. Ruang Pelatihan Menempatkan area belajar pada tengah-tengah tapak agar anak-anak dapat menjangkau fasilitas yang ada. Area pembelajaran juga berdekatan dengan ruang pengelola agar anak-anak dapat terawasi oleh pengelola. Gambar 5.2 Konsep Ruang 181

5.4 Konsep Bentuk Konsep bentuk yang akan dihadirkan ke dalam rancangan adalah dengan menerapkan nilai-nilai dari. Nilai-nilai tersebut diharapkan selain memberikan rasa nyaman dan aman terhadap penghuni bentuk juga tidak merusak lingkungan sekitarnya. Bentuk mengadaptasi dari iklim di Indonesia yaitu tropis, iklim tropis memiliki karakter tertentu yang disebabkan oleh panas matahari, kelembaban yang cukup tinggi, curah hujan, pergerakan angin, dan sebagainya. Bentuk memperhatikan bagaimana bangunan tidak panas dan ketika hujan tidak tampias, selain itu terdapat kualitas kenyamanan berkaitan dengan suasana panas dan dingin yang ditimbulkan oleh hujan, biasanya dibuat teras untuk memberikan perlindungan serta menikmati iklim tropis yang bersahabat. 182

Gambar 5.3 Konsep Bentuk 183

5.5 Konsep Struktur Pemilihan konsep struktur pada masjid sebagai pusat pengembangan masyarakat ini didasarkan pada nilai-nilai eco arsitektur yaitu menggunakan konstruksi bambu. Material bambu ini akan diterapkan hampir pada keseluruhan konstruksi dalam bangunan. Secara garis besar, elemen struktur masjid akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Struktur pondasi menggunakan pondasi batu kali dengan kedalaman kurang lebih 1-1.50 meter pemilihan pondasi ini karena tinggi bangunan yang hanya 2 lantai dengan beban bangunan berupa beban mati dan beban hidup yang masih dapatditampung dengan pondasi batu kali. 2. Struktur dinding terbagi menjadi beberapa metode, metode pertama menggunakan batu bata dan menggunakan modifikasi bambu dan ketiga metode menggunakan struktur bambu murni. 3. Menggunakan atap miring dengan struktur atap baja ringan atau kayu dan ditutup dengan material genteng tanah liat, atap sirap, atap ijuk serta atap dari bambu. 5.6 Konsep Utilitas Perencanaan sistem utilitas pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah dikelompokkan sesuai dengan sektor masing-masing, yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Instalasi Listrik Bangunan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah ini terdiri dari beberap massa, sehuinga menggunakan sistem 184

instalasi listrik setiap bangunan memiliki panel induk dan satu pusat induk panel dan menggunakan Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan apapun sekalipun aliran listrik terputus. Berikut adalah gambar instalsi listrik : ME ME Gambar 5.4 Sistem penyaluran listrik 2. Sistem Sanitasi yang dirinci sebagai berikut : a. Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) Pada bangunan terdapat beberapa sumber penyediaan air bersih, antara lain sebagai berikut: Sumber air bersih dari perusahaan air minum (PAM) 185

Sumber air bersih dari air tanah, dengan menggunakan sumur Menggunakan sistem tendon atas, apabila mati listrik tidak kekurangan air. Tandon bawah Gambar 5.5 Sistem penyediaan air bersih b. Sistem Pembuangan Air Kotor a) Limbah Cair Untuk mengurangi pencemaran lingkungan, limbah tersebut harus disaring terlebih dahulu melalui sumur resapan sebelum dialirkan menuju saluran pembuangan kota atau drainase kota. Adapun sistem pengolahan limbah cair adalah sebagai berikut: 186

Drainase kota Bak kontrol Sumur resapan Gambar 5.6 Sistem pembuangan limbah cair b) Limbah Padat Pengolahan limbah padat harus di uraikan terlebih dahulu sebelum nantinya menyerap kedalam tanah melalui sumur resapan. Untuk menghindari pencemaran, khususnya pada sumber air bersih, sumur resapan limbah padat harus diberi jarak minimal 10 m dari sumber air bersih/air minum. Adapun diagram sistem pengolahan limbah padat adalah sebagai berikut: Sumur resapan Septic tank Gambar 5.7 Sistem pembuangan limbah padat 187

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI ANAK-ANAK PUTUS c. Sistem Pembuangan sampah Ada dua jenis sampah, yaitu : a) Sampah organik Sampah organik yang ada pada tapak diolah lagi menjadi pupuk, ini adalah salah satu kegiatan pelatihan yang menjadikan sampah organik menjadi pupuk dan sampah organik ini juga ada yang dimasukkan kedalam lubang biopori. Adapun sistem pengolahan sampah organik adalah sebagai berikut: Dimasukkan ke dalam bak penampungan Kawat saringan 1 Menjadi kompos cair Dimasukkan ke dalam galian tanah 2 Menjadi tanah kompos Dimasukkan ke dalam lubang biopori 3 Sampah organik dari bangunan dan lingkungan sekitar Gambar 5.8 Sistem pengolahan limbah organik b) Sampah non organik Sampah non organik ini sulit untuk diurai di tanah, untuk itu sampah non organik ini dipilah-pilah terlebih 188

dahulu sampah mana yang dapat diolah lagi atau dapat dimafaatkan kembali, yang tidak dapat diangkut ke TPA. Adapun sistem pengolahan atau pembuangan sampah non organik adalah sebagai berikut: TPA Samapah yg tak layak di daur ulang Truk Sampah Samapah yg layak di daur ulang dan diolah lg Sampah non organik dari bangunan dan lingkungan sekitar lalu disortir yang dapat diolah lagi dimaffatkan untuk pelatihan Gambar 5.9 Sistem pengolahan limbah non organik 189