BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. wajib diberikan pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan (Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. anak agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai cita-cita pendidik. 1

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Sifatnya mutlak dalam kehidupan, baik dalam kehidupan seseorang,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman yang mereka miliki dan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya suatu tujuan Pendidikan Nasional. bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk perkembangan tersebut. Dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa pengaruh yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Akibat dari pengaruh itu, pendidikan semakin lama semakin mengalami kemajuan sehingga mendorong berbagai usaha pembaharuan. Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu usaha yang menunjang dalam pembangunan. Hal ini bisa dilihat dari adanya pembaharuan di dalam kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku-buku pelajaran dan pengadaan sarana dan fasilitas belajar. tujuan yaitu: Dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, Pendidikan Nasional memiliki Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membantu watak serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Memperhatikan dasar kependidikan di Indonesia yang berdasarkan pancasila, secara global kewajiban pendidikan adalah untuk menjadikan manusia pancasila yang 1 Undang-Undang RI No 20 tahun 2003, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang Guru Dan Dosen, (Bandung: Fokus Media, 2006), Cet ke-1, h. 62.

terbentuknya nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Sedangkan rinciannya tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu, pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu: 1) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2) Berbudi pekerti luhur, 3) Memiliki pengetahuan dan keterampilan, 4) Sehat jasmani dan rohani, 5) Berkepribadian yang mantap dan mandiri, 6) Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam upaya menjadikan manusia yang beriman, bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang mantap serta tumbuh rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, maka pendidikan agama menjadi salah satu tumpuannya. 2 Pendidikan agama adalah salah satu dari tiga mata pelajaran yang wajib diberikan pada setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (pendidikan Pancasila, pendidikan agama, dan pendidikan kewarganegaraan). Dalam pasal penjelasan diterangkan pula bahwa pendidikan agama merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional dan merupakan salah satu hak peserta didik dan mendapatkan pendidikan agama, sesuai pasal 12 Bab V UU No. 20 Tahun 2003, Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama 2 Kamrani Buseri, Antologi Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: UII Pres, 2003), h. 25.

sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan sesuai oleh pendidikan yang beragama. 3 Untuk mencapai tujuan pendidikan, maka guru merupakan orang yang sangat penting dan berperan, baik sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, ataupun sebagai mediator. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Guru sebagai pembimbing berarti membimbing siswa menerapkan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan sebagai mediator berarti guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Guru harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam pengajaran serta harus mampu menerapkan atau melaksanakan pengajaran tersebut dengan memberikan ilmu yang dimiliki kepada anak didik. Sebagai seorang guru yang profesional tugasnya bukan lagi knowledge based, seperti sekarang ini, tetapi lebih bersifat competency based, yang menekankan pada penguasaan secara optimal konsep keilmuan dan perekayasaan yang berdasarkan nilainilai etika dan moral. Konsekuensinya, seorang guru tidak lagi menggunakan komunikasi satu arah yang selama ini dilakukan, melainkan menciptakan suasana kondusif sehingga terjadi komunikasi dua arah secara demokratis antara guru dengan siswa yang diharapkan mampu menggali potensi dan kreativitas peserta didik. 3 Haidar Putra Daulani, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 37.

Ajaran Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan sebagaimana firman Allah pada surah Al-Mujadalah ayat 11 yaitu: Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, maka pendidikan agama mestilah mampu menghantarkan seorang peserta didik kepada terbinanya setidaknya tiga aspek. Aspek keimanan mencakup arkanul iman yakni beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-nya, rasul, hari kiamat, qadha dan qhadar. Aspek ibadah, mencakup seluruh arkanul Islam yakni mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Serta aspek akhlak, mencakup seluruh akhlakul karimah yakni bersikap jujur, rendah hati, sabar, sopan santun dan pemaaf. 4 Agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik, maka proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah harus berjalan secara efektif dan efisien, karena itu interaksi edukatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa) harus tercipta secara harmonis dan berfungsi secara maksimal. Dan guru dituntut untuk lebih meningkatkan peranan dan kinerjanya. Selain meningkatkan kualitas dan kinerja mengajarnya, guru juga harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan 4 Haidar Putra Daulani, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 37-38.

kesempatan belajar bagi siswanya, harus mampu dalam pengorganisasian atau pengelolaan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar harus berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif sehingga meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal ini, maka guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar dengan memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar. Karena proses belajar mengajar dan keberhasilan siswa sangat ditentukan oleh peranan dan kemampuan guru, maka guru yang kinerjanya baik, bisa berinteraksi dengan siswa dapat memberikan motivasi, memiliki kemampuan dalam penggunaan media dan mampu menerapkan disiplin, tentu akan lebih mudah menciptakan lingkungan belajar yang efektif sehingga keberhasilan belajar siswa dapat tercapai dengan optimal. Seorang anak didik dianggap telah berhasil mengikuti pendidikan agama bila mana telah menguasai sejumlah bahan pelajaran dan mampu menjawab soal-soal ujian, bukan atas dasar sejauh mana anak telah menghayati nilai keagamaan yang terefleksi dalam sikap dan menjelma pada prilaku sehari-hari seperti disiplin dan beribadah dan berakhlak mulia, serta menjauhi hal-hal yang dilarang oleh agama. 5 Berdasarkan kenyataan di atas tentunya dilakukan upaya-upaya perbaikan dengan meningkatkan kinerja tenaga kependidikan demi terwujudnya sumber daya 5 Kamrani Buseri, op, cit., h. 27.

manusia yang berkualitas. Demikian halnya dengan keberadaan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mencetak siswa-siswi berkualitas dengan mempunyai visi: Meluluskan siswa-siswi yang berakhlak, berprestasi dan mandiri, misinya: menjadi lembaga pendidikan berbasis dakwah dan menjadi lembaga pendidikan percontohan. Memiliki tujuan: Meluluskan siswa-siswi dengan profil (Quality Assurance) sebagai berikut: 1) Sholat dengan kesadaran, 2) Berbakti kepada orang tua, 3) Perilaku sosial baik, 4) Tartil Baca Alquran, 5) Hafal Juz 30, 6) Nilai 5 bidang studi tuntas, 7) Memiliki kemampuan secara efektif, 8) Memiliki kemampuan komunikasi yang baik, 9) Disiplin, 10) Memiliki budaya bersih, 11) Senang membaca, 12) Percaya diri. Tenaga pendidikan agama Islam pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin semuanya berkependidikan yaitu lulusan sarjana, kurikulum yang diterapkan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) serta ditambah kurikulum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Berpedoman pada gambaran di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh dan mendalam dengan mengadakan sebuah penelitian ilmiah berkenaan dengan guru serta problema-problema yang tengah dihadapi pada masa sekarang ini dengan menuangkannya kedalam bentuk skripsi yang berjudul: Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam daalam Pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk menghindari kekeliruan penafsiran dalam memahami judul di atas, maka penulis merasa perlu memberikan penegasan judul, sebagai berikut:

1. Kinerja adalah penampilan atau kemampuan kerja, sesuatu yang dicapai dan prestasi yang diperlihatkan 6 atau tampilan (performance) guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada anak didik, 7 yang meliputi: a. Merencanakan program pembelajaran b. Melaksanakan proses pembelajaran c. Melakukan evaluasi (penilaian) 2. Guru Pendidikan Agama Islam adalah pendidik yang mengajar bidang studi Pendidikan Agama Islam. 3. Pembelajaran diartikan sebagai kegiatan belajar mengajar konvensional dimana guru dan peserta didik langsung berinteraksi. 8 Kinerja guru PAI yang penulis maksud adalah tampilan (performance) atau kemampuan kerja yang dilakukan guru dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi atau penilaian dan lain sebagainya dengan waktu yang sangat terbatas, agar siswa tidak hanya mampu dalam ranah kognitifnya saja tetapi ranah afektif dan psikomotoriknya juga. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari pokok pikiran di atas, maka masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 503. 7 M. Anderi Martin, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, (Surabaya: Anfaka Perdana, 2005), h. 251. 8 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 393.

1. Bagaimana kinerja guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011? C. Alasan Memilih Judul Adapun alasan yang mendasari penulis memilih judul di atas adalah: 1. Guru adalah komponen yang utama dalam proses pembelajaran dan turut menentukan berhasilnya proses pembelajaran, karena itu peran guru sangat penting. 2. Aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan yang mendapat prioritas utama serta pusat dari kegiatan di sekolah dan pelaksanaannya merupakan tanggung jawab guru yang ada di sekolah, oleh karena itu guru dituntut memiliki pengetahuan, keterampilan serta kesadaran dalam melaksanakan kegiatan tersebut. 3. Keberhasilan belajar siswa dapat dicapai dengan kinerja guru yang baik. 4. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam pembelajaran. D. Tujuan Penelitian Pada dasarnya penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ukhuwah Banjarmasin Tahun Pelajaran 2010/2011. E. Signifikansi Penelitian 1. Untuk menambah khazanah pengetahuan tentang kinerja guru yang baik dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. 2. Sebagai bahan informasi ilmiah yang dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pendidik dan pengajar. F. Sistematika Penelitian Untuk mempermudah memahami isi pembahasan ini, maka penulis membagi dalam 5 bab yang terdiri dari : BAB I : Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah dan penegasan judul, perumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan penelitian, signifikansi penelitian serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan teoritis tentang kinerja guru PAI yang meliputi pengertian kinerja guru, teori-teori guru dalam pembelajaran, macam-macam kinerja guru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

BAB III : Metode penelitian, yang berisi tentang subyek dan obyek, data, sumber data dan teknik pengumpulan data, analisis data, serta produser penelitian. BAB IV : Laporan hasil penelitian, terdiri dari gambaran, penyajian data, analisis data. BAB V : Penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.