BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi untuk memperoleh laba yang maksimal demi memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I pihak - pihak yang memiliki kepentingan antara pemilik dan manajemen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

BAB I PENDAHULUAN. seperti: kreditur, pemerintah, pemasok, dan lain-lain. Informasi laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Good Corporate Governance oleh perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan para stakeholdersnya. Kinerja keuangan, tanggungjawab manajer kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. dilakukan oleh manajemen adalah manajemen laba (earnings management),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan suatu media penghubung dan penyalur

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian. informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam waktu singkat bagi setiap investor. Namun sebelum UKDW. investor akan meramalkan untung ruginya atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan bentuk dari pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. modal bagi perusahaan yang berada pada tahapan start up, karena pada tahapan

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent), baik pihak principal maupun agent

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas wewenang

Disusun oleh : ELLY KURNIA B

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

SKRIPSI. Oleh : HARTAWAN HARI MAYASTO B

BAB I PENDAHULUAN. No. 1 paragraf 5 (2012) tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan dasar akuntansi keuangan adalah untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan tersebut. Tujuan dari berdirinya suatu perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dipercayakan kepada manajemen. Pengguna ingin menilai apa

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang. pihak, baik principal selaku pemegang saham maupun agent selaku

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi kinerja

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada periode tertentu. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Menurut PSAK No. 1

BAB I PENDAHULUAN. dan teliti dalam menentukan perusahaan mana yang baik untuk prospek kedepan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

PENGARUH ASIMETRI INFORMASI dan UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

BAB I PENDAHULUAN. kantor akuntan publik juga untuk menjamin informasi yang diberikan. pihak pengguna laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Pemberian

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Dengan mendapatkan laba yang terus meningkat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembagian laba serta capital gain. Pasar modal dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula dan dengan laba tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi manajeman meningkatkan nilai perusahaan sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. jalur alternatif yaitu pertumbuhan dari dalam perusahaan (Internal Growth) dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu catatan informasi keuangan dalam

BAB I PENDAHULUAN. batas lagi, segala aspek kehidupan dapat saling terkait dan mempengaruhi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan yang baik harus bisa dihubungkan dengan kekuatan dan

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Bagi investor, kinerja manajemen menjadi faktor

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi yang ditandai dengan persaingan bisnis yang semakin ketat dan juga munculnya berbagai industri baru, menuntut setiap perusahaan untuk terus melakukan perbaikan yang berkesinambungan agar dapat bertahan dan menjadi yang terbaik. Perusahaan yang menyadari keadaan dinamis ini akan lebih peka terhadap segala perubahan yang terjadi di luar organisasi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak peduli terhadap perubahan lingkungan. Dengan kepekaan tersebut, perusahaan tidak hanya akan lebih cepat bereaksi, akan tetapi juga melakukan antisipasi untuk menyesuaikan tujuan, strategi, kebijaksanaan, taktik serta desain dan struktur organisasi pada situasi yang berubah sehingga perusahaan tetap dapat bertahan di antara persaingan bisnis yang ada. Seperti layaknya makhluk hidup, organisasi pun memiliki siklus hidup. Siklus hidup organisasi bisa berusia sangat panjang namun juga bisa berusia pendek. Secara umum siklus hidup diklasifikasikan menjadi tahap birth, growth, mature, stagnan dan decline. Kondisi birth adalah kondisi dimana perusahaan baru memulai usahanya dan berjuang untuk bertahan hidup di antara perusahaan pesaing yang telah ada sebelumnya. Kondisi growth 1

2 adalah kondisi dimana perusahaan semakin tumbuh dan memulai untuk membangun dirinya di pasar dengan memperluas produk dan pangsa pasar. Pada kondisi mature, perusahaan berada dalam puncak keberhasilan sehingga menyebabkan perusahaan menjadi kurang inovatif dan kurang berisiko yang mengakibatkan perusahaan berfokus pada efisiensi dan bukan pada inovasi. Kondisi stagnan adalah kondisi dimana perusahaan tidak begitu mengalami peningkatan penjualan dan penurunan laba yang cukup drastis. Dan pada siklus hidup terakhir yaitu decline, kondisi pasar mulai menyusut, sedikit permintaan, dan kurangnya inovasi menyebabkan penjualan terus merosot sehingga langkah-langkah mulai dari pemotongan harga hingga konsolidasi lini produk dilakukan untuk tetap bertahan dan akhirnya perusahaan tidak dapat mempertahankan potensi kerugian sehingga terjadi kebangkrutan (Koh, Dai, dan Chang, 2012). Perusahaan melewati tahapan siklus hidup dengan cara yang berbeda-beda dan mungkin saja sebagian organisasi tidak mengalami semua tahap siklus hidup. Lebih jauh lagi, beberapa perusahaan langsung menuju kematian dari tahap kelahiran tanpa mengalami tahapan pertumbuhan. Beberapa perusahaan lainnya menghabiskan banyak waktu pada tahapan pertumbuhan, dan ada beberapa subtahapan pertumbuhan dimana perusahaan harus mampu mengatasinya. Begitupun, ada beberapa sub-tahapan dalam kemunduran. Beberapa perusahaan yang berada dalam kemunduran

3 dengan cepat mengambil langkah-langkah perbaikan dan melakukan penataan ulang. Perusahaan yang berada dalam kemunduran harus mampu menarik sumber daya dalam menghadapi berbagai permasalahan sebagai upaya mempertahankan pertumbuhan dan daya tahannya. Permasalahan pertama yang dihadapi adalah bertahan dari kerentanan kelahiran perusahaan (birth company). Permasalahan lain timbul pada saat perusahaan tumbuh, dan ketika perusahaan dewasa, permasalahan-permasalahan tersebut harus dikelola untuk menghindari awal kemunduran atau kematian. Semua tahapan siklus hidup dalam perusahaan mempunyai peluang yang sama untuk berada dalam kemunduran. Pada tahap birth, jika perusahaan mampu bersaing di pasar maka perusahaan akan mengalami kemajuan sehingga berada pada tahap growth. Pada tahap growth jika perusahaan dapat lebih mengembangkan produk dan usahanya untuk memenuhi permintaan pasar serta berinovasi untuk menciptakan produk baru, perusahaan akan berada pada tahap mature. Pada tahap mature, jika perusahaan tidak mampu bersaing dalam pasar yang ditandai dengan penurunan penjualan maka perusahaan akan berada pada tahap akhir dari pertumbuhan yaitu decline. Tetapi, ada beberapa perusahaan yang tidak memasuki tahap decline tetapi tetap berada pada posisi yang stabil (stagnant) (Hastuti, 2011). Dalam setiap tahapan siklus hidup, semua perusahaan berpeluang untuk berada pada titik kritis. Titik kritis terjadi ketika

4 perusahaan mengalami kemunduran yang dapat ditandai dengan adanya penurunan laba. Pada saat perusahaan yang berada pada tahap growth berubah menjadi tahap mature menunjukkan bahwa perusahaan semakin matang dan terus mengalami peningkatan. Perusahaan telah dapat menikmati ukuran keuntungan lebih dari pesaing sehingga menjadikan perusahaan berada dalam puncak keberhasilan, tetapi dalam tahap ini perusahaan lebih berfokus pada efisiensi dan bukan pada inovasi. Selain itu, titik kritis juga terjadi pada perusahaan yang berada pada tahap mature berubah menjadi tahap stagnant karena pada tahap ini perusahaan tidak begitu mengalami peningkatan penjualan sehingga berdampak pada penurunan laba yang sangat drastis. Jika pada saat perusahaan berada pada titik kritis tetapi manajemen tidak bertindak maka perusahaan akan berada pada tahap terakhir siklus hidup yaitu decline yang berarti perusahaan akan mati. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen ketika perusahaan berada dalam titik kritis adalah melakukan manajemen laba (Hastuti, 2011). Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Hastuti dan Hutama (2010) menunjukkan bahwa terdapat earnings management dalam perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap growth, mature dan stagnan. Manajemen laba dapat terjadi ketika laba perusahaan turun, banyak hal yang dilakukan oleh manajemen perusahaan agar penurunan laba tersebut tidak terlihat.

5 Perlakuan manajemen laba berbeda di tiap perubahan siklus hidup perusahaan. Ketika perusahaan berada pada kondisi birth ke growth untuk keperluan menarik investor dan kreditor perusahaan melakukan manajemen laba yang menaikkan laba (income increasing) agar laba perusahaan terlihat baik, tetapi ketika perusahaan sudah berada pada kondisi growth dan mencapai tahap kesuksesan awal yang berarti laba perusahaan tersebut mengalami kenaikan terkadang manajemen ragu atas pencapaian laba pada periode berikutnya tidak sebaik laba yang sekarang atau mungkin untuk keperluan pelaporan pajak maka manajemen melakukan manajemen laba yang menurunkan laba (income decreasing). Pada tahap growth ke mature ketika perusahaan menjadi semakin matang dalam usia dan agar laba yang dihasilkan perusahaan tetap terlihat baik maka manajemen dapat melakukan kebijakan manajemen laba yang menaikkan laba. Pada tahap mature dan stagnant ketika kondisi laba suatu perusahaan kembali menurun maka manajemen melakukan manajemen laba yang menaikkan laba atau jika laba perusahaan fluktuatif manajemen melakukan pemerataan laba (income smoothing) agar perusahaan tampak lebih stabil dan tidak beresiko. Penelitian Hastuti (2011) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berada pada perubahan siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant memilih discretionary accrual yang menaikkan laba. Ketika manajemen melakukan manajemen laba yang menaikkan laba maka perusahaan tersebut mempunyai discretionary accrual yang positif.

6 Zang (2006) menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan berbagai teknik manajemen laba, tidak hanya satu teknik saja untuk mencapai target laba. Gunny (2005) mengelompokkan manajemen laba dalam tiga kategori yaitu akuntansi yang curang, manajemen laba akrual dan manajemen laba riil. Akuntansi yang curang meliputi pemilihan akuntansi yang melanggar prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Manajemen laba akrual meliputi pilihan akuntansi yang diperbolehkan dalam prinsip akuntansi yang berlaku sehingga dapat mengaburkan kinerja perusahaan yang sebenarnya. Manajemen laba akrual ditunjukkan dengan discretionary accrual yaitu pengakuan akrual laba atau beban yang bebas tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Manajemen laba riil adalah tindakan-tindakan manajemen yang menyimpang dari praktek bisnis yang normal. Manajemen laba riil dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu manipulasi penjualan, penurunan beban-beban diskresionari dan produksi yang berlebihan. Seperti halnya dengan kebijakan manajemen yang menaikkan laba atau menurunkan laba, pada pemilihan manajemen laba dangan manipulasi aktivitas rill atau akrual juga berbeda berdasarkan pada perubahan tahap siklus hidup perusahaan. Menjadi penting bagi perusahaan yang mengalami perubahan siklus hidup yang disebabkan oleh adanya penurunan laba sehingga berada pada titik kritis dalam menentukan pemilihan manajemen laba akrual maupun manajemen laba riil agar laba perusahaan tetap terlihat wajar di mata pihak luar yang mempunyai kepentingan terhadap laporan

7 keuangan suatu perusahaan. Beberapa penelitian manajemen laba terkini menyatakan pentingnya memahami bagaimana perusahaan melakukan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil selain manajemen laba berbasis akrual (Roychowdhury, 2006). Hal ini penting karena hasil penelitian Cohen, Dey dan Lys (2008) menunjukkan bahwa manajer telah beralih dari manajemen laba berbasis akrual ke manajemen laba riil setelah periode Sarbanes- Oxley Act (SOX) untuk menghindari deteksi yang dilakukan auditor dan regulator. Hal tersebut berbeda dengan penelitian Hastuti (2011) yang tidak dapat membuktikan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengalami perubahan siklus hidup dari growth-mature dan maturestagnant melakukan manajemen laba riil. Objek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2011, karena siklus hidup yang dialami perusahaan manufaktur sesuai dengan tahap-tahap siklus kehidupan perusahaan. Dari lima tahapan siklus hidup, penelitian ini mengklasifikasikan siklus hidup perusahaan ke dalam tiga tahap yaitu, growth, mature dan stagnan. Tahap birth tidak diteliti karena berdasarkan objek tidak dapat memenuhi kriteria perusahaan yang berada pada tahap birth yaitu perusahaan mulai melakukan penjualan tidak lebih dari satu tahun sebelum go public. Hal ini disebabkan karena BEI mensyaratkan perusahaan harus sudah mendapatkan laba bersih dan laba operasi selama dua tahun fisikal terakhir agar saham perusahaan dapat dicatatkan di bursa (Atmini, 2002). Selain itu, pengklasifikasian ke dalam tahap decline tidak

8 dilakukan karena perusahaan yang berada pada tahap decline biasanya tidak tercatat lagi di bursa. Hal ini dimungkinkan karena pada saat perusahaan berada pada tahap decline, perubahan terjadi secara metamorfosis dan tidak dapat diprediksi (Quinn dan Cameron, 1983; dalam Hastuti, 2011). Sedangkan periode penelitian dimulai pada tahun 2005 sampai dengan 2011 dengan pertimbangan bahwa pada tahun 2005 terjadi kenaikan harga BBM sebesar minimal 50% yang menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian. Karena terjadi hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli masyarakat yang berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di Indonesia. 1.2. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terjadi manajemen laba dengan pola menaikkan laba saat perubahan tahap siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2011? 2. Apakah terjadi manajemen laba riil saat perubahan tahap siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2011?

9 1.3. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa terjadi manajemen laba dengan pola menaikkan laba saat perubahan tahap siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2011. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris bahwa terjadi manajemen laba riil saat perubahan tahap siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2011. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis, antara lain: a. Bagi investor, sebagai pertimbangan dalam memutuskan untuk melakukan investasi di masa mendatang dengan mempertimbangkan dampak perubahan siklus hidup terhadap perlakuan manajemen laba dalam suatu perusahaan. b. Bagi kreditor, sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman dengan mempertimbangkan dampak perubahan siklus hidup terhadap perlakuan manajemen laba dalam suatu perusahaan.

10 c. Bagi manajemen perusahaan, sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga tidak terjadi praktik manajemen laba yang disebabkan oleh perubahan siklus hidup. 2. Manfaat Akademis, sebagai acuan atau perbandingan untuk peneliti selanjutnya dengan topik sejenis yaitu pengaruh perubahan siklus hidup dari growth-mature dan mature-stagnant terhadap perlakuan manajemen laba. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun secara keseluruhan yang terdiri dari lima bab. Uraian ide pokok yang terkandung pada masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB 1: PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai penelitian terdahulu, landasan teori yang berkaitan dengan siklus hidup perusahaan dan manajemen laba, pengembangan hipotesis penelitian dan model analisis penelitian. BAB 3: METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari desain penelitian, definisi operasional, identifikasi variabel dan pengukuran variabel, jenis dan

11 sumber data, metode pengumpulan data, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, serta teknik analisis data. BAB 4: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis data, serta pembahasan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. BAB 5: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini berisi simpulan yang diperoleh dari analisis dan pembahasan, keterbatasan penelitian dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.