BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Publik (KAP), baik itu mengenai KAP asing, maupun KAP yang berada di

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR: 17/PMK.01/2008 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Pembinaan Akuntan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 423/KMK.06/2002 Tanggal 30 September 2002 TENTANG JASA AKUNTAN PUBLIK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2017 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PMK.01/2014 TENTANG AKUNTAN BEREGISTER NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB II. TINJAUAN TEORETIS dan PERUMUSAN HIPOTESIS. Definisi akuntansi yang dikemukakan oleh American Institute of Certified

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik

KEPUTUSAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10/K/I-XIII.2/7/2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Perizinan, Bidang dan Perkembangan Usaha. 9/KM.1/2007 nama Kantor Akuntan Publik Drs. Chaeroni & Indra berubah

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

Auditing dan Profesi Akuntan Publik. Rahmawati Hanny Y., S.E., M.Si.,

2 Sesuai amanat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik, Peraturan Pemerintah ini mengatur ketetentuan lebih lanjut mengenai: a.

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perizinan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik Faisal Riza.

INSTITUT AKUNTAN PUBLIK INDONESIA (IAPI) & AKUNTAN PUBLIK

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

Lampiran 1a Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/ 57 /DPbS tanggal 22 Desember 2005

BATANG TUBUH PENJELASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia perekonomian global dan modern. Dengan meningkatnya kemudahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Etika Bisnis & Profesi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk,Bidang,dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Chaeroni & Rekan didirikan

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN TENTANG PRAKTIK AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA VERIFIKASI PENGALAMAN PRAKTIK OLEH IAPI & INFORMASI DOKUMEN YANG DISIAPKAN OLEH PEMOHON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. IV.1 Penetapan Kebijakan Dan Prosedur Pengendalian Mutu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian auditor dan kriteria seorang auditor

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 20 /PM/2002 TENTANG INDEPENDENSI AKUNTAN YANG MEMBERIKAN JASA AUDIT DI PASAR MODAL

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

2 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa pengaruh..., Tia Adityasih, FE UI, 2010.

-2- Untuk itu, dalam rangka menjaga kepercayaan publik terhadap kualitas informasi keuangan, Pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa Keuangan harus menj

BAB I PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi yang mengarah pada perdagangan bebas kini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu tentu ingin mengejar dan mencapai segala sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar untuk memilih jurusan. Baik itu berasal dari diri

BAB I PENDAHULUAN. Publik terdaftar yang menyediakan jasa professional dibidang audit, pajak, dan konsultasi manajemen. Rekan-rekan Drs.

BAB I PENDAHULUAN. professional, dalam tindakan kesehariannya akan terlihat bahwa akuntan

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, pendidikan akuntansi mengalami

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Kantor Akuntan Publik (KAP) Faisal Riza.

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun persaingan diantara sesama tenaga kerja yang semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang, dan Perkembangan Usaha. Jalan Raya Joglo, Kembangan, Jakarta Barat

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK

PROSEDUR PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS YANG DITERAPKAN OLEH KANTOR AKUNTAN PUBLIK DRS. KETUT MULIARTHA RM & REKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kantor Akuntan Publik bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI. II.1 Pemahaman Akan Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik

PROSPEK KJA KEDEPAN. Oleh: Doni Budiono, ST., SE., Ak., SH., MH., MSA., CA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena kebangkrutan perusahaan, seperti kasus Bank Mega skandal Enron

Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BINJAI NOMOR :20/Kpts/KPU-Kota /2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tenaga kerja sebagai akuntan publik. perubahan mendasar sejak awal tahun 1990-an (Machfoedz, 1999).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untu

KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pendidikan akuntansi di Indonesia dewasa ini kian meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun nonbank,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. terhadap kualitas audit. Hasil pengujian hipotesis ( H2 ) terlihat t hitung variabel

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR. NOMOR : 24/Kpts-K/KPU-Kab /2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK RESPONDEN. Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3 Lainnya. Jabatan di KAP : Senior Auditor Manajer Supervisor Partner.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) merupakan jenjang pendidikan

Transkripsi:

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterbukaan komunikasi, ketrampilan mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan kerjasama auditor-klien terhadap kepercayaan auditor. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Responden akan diberikan kuesioner dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memiih jawaban yang telah diajukan dimana jawaban tersebut berdasarkan keadaan atau pendapat yang relevan dengan diri responden sendiri. Data kuesioner ini menggunakan statistik deskriptif responden untuk memberikan informasi yang dapat menggambarkan responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari kewenangan responden, lama bekerja, jenis kelamin, usia responden, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan kewenangan dalam organisasinya, responden akan diklasifikasikan sebagai partner, manajer, senior dan staff. Menurut messier et al. (2014: 41) tim audit biasanya disusun berdasarkan urutan kewenangan, partner, manajer, satu atau dua senior, dan beberapa anggota staff. Dalam table 3.1 ditunjukan tugas yang dijalankan oleh masing-masng anggota tim audit, yaitu : 34

35 Tabel 3.1 Tugas Terpilih Bagi Anggota Tim Audit No Anggota Tim Audit Tugas Terpilih Frequen cy % 1 Partner Mencapai kesepakatan dengan klien pada ruang lingkup jasa yang disediakan. Memastikan bahwa audit telah direncanakan dengan memadai. Memastikan bahwa tim audit memiliki keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan. Mengawasi tim audit dan melakukan review kertas kerja. Menyimpulkan atas kecukupan bukti audit dan menandatangani laporan audit. 2 Manajer Memastikan bahwa audit telah direncanakan dengan memadai, termasuk menjadwalkan anggota tim. 2 1,9 Mengawasi persiapan dan dan menyetujui program audit. Melakukan review pada kertas kerja, laporan keuangan dan laporan audit. Berurusan dengan faktur dan memastikan penagihan dari jasa. Menginformasikan ke partner mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan. 3 Senior / Membantu dalam pengembangan rencana audit. 94 88,7 Penangung Jawab Asosiasi /Staff Mempersiapkan anggaran. Menetapkan tugas audit ke para staf dan mengarahkan kinerja sehari-hari audit. Mengawasi dan melakukan review pada hasil kerja staff. Menginformasikan manajer mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan. Melakukan prosedur audit yang ditugaskan kepada mereka. 10 9,4 Mempersiapkan dokumentasi yang memadai dan sesuai dari pekerjaan yang telah diselesaikan Menginformasikan senior mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan.

36 Tabel 3.2 Jenis Kelamin Responden No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Perempuan 94 88,68 2. Laki-laki 12 11,32 Tabel 3.3 Usia Responden No. Usia Responden Frekuensi Persentase 1. 20-25 tahun 2. 26-30 tahun 78 73,6 3. 31 35 tahun 23 21,7 4. > 35 tahun 5 4,7 Tabel 3.4 Jenjang Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi Persentase 1. S-1 71 66,98 2. S-2 35 33,02 3. S-3 Tabel 3.5 Lama Bekerja No. Lama bekerja Frekuensi Persentase 1. 1-5 tahun 85 80,2 2. 3. 5-10 tahun 8 7,5 10-15 tahun 8 7,5 4. 15-20 tahun 5 4,7 5. > 20 tahun

37 Tabel 3.6 Lama Hubungan dengan Klien No. Lama hubungan Frekuensi Persentase 1. 0,5-5 tahun 93 87,7 2. 5-10 tahun 8 7,5 3. 4. 5. 10-15 tahun 5 4,7 15-20 tahun > 20 tahun Sumber: data primer yang diolah B. Kantor Akuntan Publik dan Profesi Akuntan Menurut SK Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yag memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaan (profesinya). Kantor Akuntan Publik dikelola sebagai jasa konsultasi perorangan, persekutuan umum atau terbatas, atau perusahaan. Kantor akuntan regional, nasional, dan internasional biasanya dibentuk sebagai persekutuan terbatas. Struktur kantor akuntan publik perseorangan dan perskutuan secara umum biasanya tidak memberikan liabilitas terbatas bagi pemilik atau partner. Dalam kasus tersebut, pihak yang dirugikan dapat mencari jalan tidak hanya terhadap asset kantor akuntan publik, tetapi juga terhadap asset pribadi individual partner.

38 Menurut pasal 6 SK. Menkeu No. 43/1997, izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berdomisili di Indonesia 2. Memiliki Register Akuntan 3. Menjadi Anggota IAI 4. Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh IAI 5. Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik. 6. Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurang-kurangnya 1 tahun. 7. Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada Koperasi Jasa Audit. Nomor register akuntan hanya dapat diberikan oleh Departemen Keuangan RI sebagamana diatur pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 kepada : 1. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini diperuntukan bagi lulusan dari Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas Ekonomi

39 Negeri yang belum mendapatkan persetujuan Dirjen Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA. Namun, berdasarkan SK Mendiknas No. 179/U/2001 tertanggal 21 November 2001 ditetapkan bahwa seseorang berhak menggunakan sebutan akuntan apabila yang bersangkutan telah lulus dari Pendidikan Profesi Akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Pendidikan profesi tersebut dapat diikuti oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikan program S1 jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta, sehingga Ujian Negara Akuntansi (UNA) sekarang telah dihapus. Nomor register akuntan hanya akan diberikan oleh Departemen Keuangan kepada mereka yang telah lulus dari pendidikan pfofesi akuntansi. Izin untuk berpraktik sebagai akuntan publik akan diberikan pada Akuntan Publik Bersertifikat (APB). Untuk memperoleh sertifikat tersebut para akuntan publik diwajibkan untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI. Kantor Akuntan Publik menawarkan lima jenis jasa : jasa pengesahan, jasa perpajakan, jasa konsultasi, jasa akuntansi dan pembukuan, serta perencanaan keuangan pribadi. Suatu Kantor Akuntan Publik dapat menekankan salah satu bidang jasa tersebut, tetapi sebagian besar kantor akuntan menawarkan kelima jenis jasa itu sekaligus. Maksud dari kelima jenis jasa tersebut adalah : 1. Jasa Atestasi (attest service) adalah jasa dimana kantor akuntan publik (KAP) memberi kesaksian akan keaslian informasi yang menjadi

40 tanggung jawab pihak lain. Jasa ini termasuk jasa audit laporan keuagan, dan permintaan atestasi lainnya. 2. Jasa perpajakan merupakan jasa pengujian pada ketaatan pelaksanaan dan perencanaan pajak. 3. Jasa konsultasi merupakan jasa yang diberikan oleh CPA untuk mengembangkan temuan dan kesimpulan serta menyajikan rekomendasi untuk manfaat dan kegunaan yang dibutuhkan klien. 4. Jasa akuntansi dan pembukuan merupakan jasa yang diberikan kepada klien untuk menyusun laporan keuangan klien. 5. Jasa perencanaan keuangan pribadi dapat diberikan oleh auditor kepada klien dengan memberikan saran kepada klien mengenai perencanaan dan manajemen keuangan mereka. Banyaknya KAP baru yang muncul mengingatkan kita bahwa prospek profesi akuntan terutama auditor masih sangat besar dinegeri ini. Perkembangan KAP ini banyak dipengaruhi oleh iklim usaha yang terus-menerus mengalami pasang surut. Masih hangat dalam ingatan kita tentang dibubarkannya Arthur Andersen akibat skandal Enron dan juga World Com, dan jika kita melihat lagi publikasi-publikasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan (Depkeu), Bapepam, Institut Akuntan Publik Insonesia (IAPI) menunjukkan banyak KAP maupun akuntan publik di Indonesia yang dikenakan sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi

41 akuntan publik disuatu Negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk memperoleh keringanan dalam Pajak Perseroan. Dalam peraturan ini, instasi pajak menetapkan pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Keputusan Menteri Keuangan tersebut menjadi tidak berlaku pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984. Pada awal 1992, kembali profesi akuntan publik diberi kepercayaan dari pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan verifikasi pembayaran pajak pertambahan nilai (Ppn) dan pajak penjualan barang mewah (PPn BM) yang dilakukan oleh para pengusaha kena pajak (PKP). Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia. C. Daftar Kantor Akuntan Publik di Jakarta Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Adapun daftar Kantor Akuntan Publik di Jakarta yang tercantum dalam Direktori Tahun 2013 Ikatan Akuntan Publik Indonesia tercatat 236 KAP.