BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterbukaan komunikasi, ketrampilan mempresentasikan bukti, frekuensi perselisihan dan lamanya hubungan kerjasama auditor-klien terhadap kepercayaan auditor. Responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Responden akan diberikan kuesioner dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memiih jawaban yang telah diajukan dimana jawaban tersebut berdasarkan keadaan atau pendapat yang relevan dengan diri responden sendiri. Data kuesioner ini menggunakan statistik deskriptif responden untuk memberikan informasi yang dapat menggambarkan responden agar dapat diketahui secara keseluruhan berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari kewenangan responden, lama bekerja, jenis kelamin, usia responden, dan tingkat pendidikan. Berdasarkan kewenangan dalam organisasinya, responden akan diklasifikasikan sebagai partner, manajer, senior dan staff. Menurut messier et al. (2014: 41) tim audit biasanya disusun berdasarkan urutan kewenangan, partner, manajer, satu atau dua senior, dan beberapa anggota staff. Dalam table 3.1 ditunjukan tugas yang dijalankan oleh masing-masng anggota tim audit, yaitu : 34
35 Tabel 3.1 Tugas Terpilih Bagi Anggota Tim Audit No Anggota Tim Audit Tugas Terpilih Frequen cy % 1 Partner Mencapai kesepakatan dengan klien pada ruang lingkup jasa yang disediakan. Memastikan bahwa audit telah direncanakan dengan memadai. Memastikan bahwa tim audit memiliki keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan. Mengawasi tim audit dan melakukan review kertas kerja. Menyimpulkan atas kecukupan bukti audit dan menandatangani laporan audit. 2 Manajer Memastikan bahwa audit telah direncanakan dengan memadai, termasuk menjadwalkan anggota tim. 2 1,9 Mengawasi persiapan dan dan menyetujui program audit. Melakukan review pada kertas kerja, laporan keuangan dan laporan audit. Berurusan dengan faktur dan memastikan penagihan dari jasa. Menginformasikan ke partner mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan. 3 Senior / Membantu dalam pengembangan rencana audit. 94 88,7 Penangung Jawab Asosiasi /Staff Mempersiapkan anggaran. Menetapkan tugas audit ke para staf dan mengarahkan kinerja sehari-hari audit. Mengawasi dan melakukan review pada hasil kerja staff. Menginformasikan manajer mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan. Melakukan prosedur audit yang ditugaskan kepada mereka. 10 9,4 Mempersiapkan dokumentasi yang memadai dan sesuai dari pekerjaan yang telah diselesaikan Menginformasikan senior mengenai masalah audit atau akuntansi yang ditemukan.
36 Tabel 3.2 Jenis Kelamin Responden No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Perempuan 94 88,68 2. Laki-laki 12 11,32 Tabel 3.3 Usia Responden No. Usia Responden Frekuensi Persentase 1. 20-25 tahun 2. 26-30 tahun 78 73,6 3. 31 35 tahun 23 21,7 4. > 35 tahun 5 4,7 Tabel 3.4 Jenjang Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi Persentase 1. S-1 71 66,98 2. S-2 35 33,02 3. S-3 Tabel 3.5 Lama Bekerja No. Lama bekerja Frekuensi Persentase 1. 1-5 tahun 85 80,2 2. 3. 5-10 tahun 8 7,5 10-15 tahun 8 7,5 4. 15-20 tahun 5 4,7 5. > 20 tahun
37 Tabel 3.6 Lama Hubungan dengan Klien No. Lama hubungan Frekuensi Persentase 1. 0,5-5 tahun 93 87,7 2. 5-10 tahun 8 7,5 3. 4. 5. 10-15 tahun 5 4,7 15-20 tahun > 20 tahun Sumber: data primer yang diolah B. Kantor Akuntan Publik dan Profesi Akuntan Menurut SK Menkeu No.470/KMK.017/1999 tertanggal 4 Oktober 1999, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah lembaga yag memiliki izin dari Menteri Keuangan sebagai wadah bagi Akuntan Publik dalam menjalankan pekerjaan (profesinya). Kantor Akuntan Publik dikelola sebagai jasa konsultasi perorangan, persekutuan umum atau terbatas, atau perusahaan. Kantor akuntan regional, nasional, dan internasional biasanya dibentuk sebagai persekutuan terbatas. Struktur kantor akuntan publik perseorangan dan perskutuan secara umum biasanya tidak memberikan liabilitas terbatas bagi pemilik atau partner. Dalam kasus tersebut, pihak yang dirugikan dapat mencari jalan tidak hanya terhadap asset kantor akuntan publik, tetapi juga terhadap asset pribadi individual partner.
38 Menurut pasal 6 SK. Menkeu No. 43/1997, izin untuk membuka Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesia akan diberikan apabila pemohon memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Berdomisili di Indonesia 2. Memiliki Register Akuntan 3. Menjadi Anggota IAI 4. Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik yang diselenggarakan oleh IAI 5. Memiliki pengalaman kerja minimal 3 tahun sebagai akuntan dan pengalaman audit umum sekurang-kurangnya 3.000 jam dengan reputasi baik. 6. Telah menduduki jabatan manajer atau ketua tim dalam audit umum sekurang-kurangnya 1 tahun. 7. Wajib mempunyai KAP atau bekerja pada Koperasi Jasa Audit. Nomor register akuntan hanya dapat diberikan oleh Departemen Keuangan RI sebagamana diatur pada pasal 3 ayat 4 Undang-undang No. 34 tahun 1954 kepada : 1. Lulusan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Negeri yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Orang yang lulus mengikuti Ujian Negara Akuntansi (UNA) yang dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ujian ini diperuntukan bagi lulusan dari Jurusan Akuntansi pada Perguruan Tinggi Swasta (Fakultas Ekonomi dan STIE) dan lulusan Fakultas Ekonomi
39 Negeri yang belum mendapatkan persetujuan Dirjen Pendidikan Tinggi untuk dibebaskan dari UNA. Namun, berdasarkan SK Mendiknas No. 179/U/2001 tertanggal 21 November 2001 ditetapkan bahwa seseorang berhak menggunakan sebutan akuntan apabila yang bersangkutan telah lulus dari Pendidikan Profesi Akuntansi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang telah mendapat persetujuan dari Dirjen Pendidikan Tinggi. Pendidikan profesi tersebut dapat diikuti oleh mereka yang telah menyelesaikan pendidikan program S1 jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta, sehingga Ujian Negara Akuntansi (UNA) sekarang telah dihapus. Nomor register akuntan hanya akan diberikan oleh Departemen Keuangan kepada mereka yang telah lulus dari pendidikan pfofesi akuntansi. Izin untuk berpraktik sebagai akuntan publik akan diberikan pada Akuntan Publik Bersertifikat (APB). Untuk memperoleh sertifikat tersebut para akuntan publik diwajibkan untuk mengikuti Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) yang diselenggarakan oleh IAI. Kantor Akuntan Publik menawarkan lima jenis jasa : jasa pengesahan, jasa perpajakan, jasa konsultasi, jasa akuntansi dan pembukuan, serta perencanaan keuangan pribadi. Suatu Kantor Akuntan Publik dapat menekankan salah satu bidang jasa tersebut, tetapi sebagian besar kantor akuntan menawarkan kelima jenis jasa itu sekaligus. Maksud dari kelima jenis jasa tersebut adalah : 1. Jasa Atestasi (attest service) adalah jasa dimana kantor akuntan publik (KAP) memberi kesaksian akan keaslian informasi yang menjadi
40 tanggung jawab pihak lain. Jasa ini termasuk jasa audit laporan keuagan, dan permintaan atestasi lainnya. 2. Jasa perpajakan merupakan jasa pengujian pada ketaatan pelaksanaan dan perencanaan pajak. 3. Jasa konsultasi merupakan jasa yang diberikan oleh CPA untuk mengembangkan temuan dan kesimpulan serta menyajikan rekomendasi untuk manfaat dan kegunaan yang dibutuhkan klien. 4. Jasa akuntansi dan pembukuan merupakan jasa yang diberikan kepada klien untuk menyusun laporan keuangan klien. 5. Jasa perencanaan keuangan pribadi dapat diberikan oleh auditor kepada klien dengan memberikan saran kepada klien mengenai perencanaan dan manajemen keuangan mereka. Banyaknya KAP baru yang muncul mengingatkan kita bahwa prospek profesi akuntan terutama auditor masih sangat besar dinegeri ini. Perkembangan KAP ini banyak dipengaruhi oleh iklim usaha yang terus-menerus mengalami pasang surut. Masih hangat dalam ingatan kita tentang dibubarkannya Arthur Andersen akibat skandal Enron dan juga World Com, dan jika kita melihat lagi publikasi-publikasi yang dilakukan oleh Departemen Keuangan (Depkeu), Bapepam, Institut Akuntan Publik Insonesia (IAPI) menunjukkan banyak KAP maupun akuntan publik di Indonesia yang dikenakan sanksi atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi
41 akuntan publik disuatu Negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Perkembangan profesi akuntan publik pernah mendapat dorongan dari pemerintah dalam tahun 1979 sampai dengan 1983, dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Keuangan Nomor 108/KMK 07/1979 tentang Penggunaan Laporan Pemeriksaan Akuntan Publik untuk memperoleh keringanan dalam Pajak Perseroan. Dalam peraturan ini, instasi pajak menetapkan pajak pendapatan atau pajak perseroan atas dasar laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Keputusan Menteri Keuangan tersebut menjadi tidak berlaku pada awal tahun 1984, dengan berlakunya Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984. Pada awal 1992, kembali profesi akuntan publik diberi kepercayaan dari pemerintah (dalam hal ini Direktorat Jendral Pajak) untuk melakukan verifikasi pembayaran pajak pertambahan nilai (Ppn) dan pajak penjualan barang mewah (PPn BM) yang dilakukan oleh para pengusaha kena pajak (PKP). Perkembangan pasar modal Indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia. C. Daftar Kantor Akuntan Publik di Jakarta Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terletak di Jakarta. Adapun daftar Kantor Akuntan Publik di Jakarta yang tercantum dalam Direktori Tahun 2013 Ikatan Akuntan Publik Indonesia tercatat 236 KAP.