BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

I. STANDAR BIAYA UMUM DAN PERJALANAN DINAS

PENJELASAN STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2012 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI

BUPATI BELITUNG TIMUR,

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 45 TAHUN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

BUPATI SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO,

PERATU WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RAN WAOGYAKARTA 016 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.05/2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2015

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan Negara

C. BIAYA PERJALANAN DINAS. 1. Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 6 TAHUN 2012

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN ANGGARAN 2007

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Walikota / Wakil Walikota, Ketua / Wakil Ketua DPRD. Pejabat Eselon III dan dibawahnya. Pejabat Eselon II

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembar

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No dalam rangka Penyelenggaraan Dekonsentrasi Tahun Anggaran 2018; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR SATUAN HARGA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI MUS! RAWAS UTARA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR BIAYA UMUM TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR BIAYA TAKSI PERJALANAN DINAS DALAM RANGKA SUPERVISI, PENGAWASAN, ATAU PELAKSANAAN TUGAS POKOK

W A L I K O T A K E D I R I

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI NO PROVINSI UANG HARIAN 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 300.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 33/PMK.02/2016 TENTANG STANDAR BIAYA MASUKAN T.A 2017

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

STANDAR BIAYA TAHUN 2018 B A D A N P E N G E L O L A K E U A N G A N D A E R A H K A B. L U M A J A N G

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Peng

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENT ANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR BIAYA KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2009

STANDAR BIAYA BELANJA PENUNJANG KEGIATAN DAN TUNJANGAN KESEJAHTERAAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA BOGOR TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

UANG HARIAN PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2018

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

2011, No Gubernur sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditetapkan dengan Peraturan Menteri; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN T.A 2013

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI BUPATI, WAKIL

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER T.A 2018

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG

TAHUN 2006 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2006

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2007 NOMOR 15 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG

-2- Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3455); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Perbendaharaan Negara (Lembaga N

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2009 TENTANG

2

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 95 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 32 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyesuaian atas Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap; b. bahwa dalam rangka penyesuaian atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2013 tentang Pengembalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013. Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 9) Sebagai Undang Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); - 1 -

- 2-5. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik 8. Indonesia Tahun 2011 Nomor 82 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala, Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4028); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416), sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan, Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman, Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Daerah Dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 508);

- 3-17. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 07/PMK.05/2008 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694); 19. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 01 tahun 2013 tentang Pengembalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak; 20. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 1990 tentang Pelaksanaan Perjalanan Dinas; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 32 Tahun 2007 Tentang Pokok Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2007, Nomor 32); 22. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008, Nomor 14); 23. Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 (berita daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 Nomor 26). MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 Pasal I Beberapa ketentuan dalam lampiran Peraturan Bupati Kotawaringin Barat Nomor 25 Tahun 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012 Nomor 26) diubah sebagai berikut : Dalam ketentuan Pasal 2 ayat (3) dan ayat (4) pada Isi Lampiran I dalam nomor urut 11, nomor urut 16, nomor urut 17, pada Isi Lampiran II diantara angka 18 dan angka 19 disisipkan 1 (satu) angka baru yaitu angka 18A, sehingga keseluruhan lampiran I dan lampiran II tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

- 4 - Pasal II Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2013. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 19 Juni 2013 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT ttd Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal 19 Juni 2013 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT ttd MASRADIN UJANG ISKANDAR BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2013 NOMOR: 29

- 5 - LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR : 29 TAHUN 2013 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 STANDAR BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2013 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI NO. URAIAN SATUAN BIAYA TA 2013 1 2 3 5 1. HONORARIUM PENANGGUNG JAWAB PENGELOLA KEUANGAN 1.1 PEJABAT PENGGUNA ANGGARAN a. nilai pagu dana s.d. Rp. 1 M 500.000,00 b. Nilai pagu dana s.d. Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 M 750.000,00 c. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar 1.000.000,00 d. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar 1.250.000,00 e. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar 1.500.000,00 f. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 1,750.000,00 1.2 PEJABAT KUASA PENGGUNA ANGGARAN a. Nilai pagu dana di atas Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta b. Nilai pagu dana di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar h. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 1.3 TK a. Nilai pagu dana di atas Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta b. Nilai pagu dana di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta c. Nilai pagu dana di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta d. Nilai pagu dana di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar g. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar h. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar i. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 1.4 PENJABAT PENGUJI TAGIHAN a. Nilai pagu dana s.d. Rp. 1 M b. Nilai pagu dana s.d. Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 M c. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar d. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 1.5 BENDAHARA PENGELUARAN SKPD/KD a. Nilai pagu dana s.d. Rp. 1 M b. Nilai pagu dana di atas s.d. Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 M c. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar d. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 1.6 STAF PENGELOLA/BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU/PEMBUAT DAFTAR GAJI SKPD a. Nilai pagu dana s.d. Rp. 1 M b. Nilai pagu dana di atas s.d. Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 M c. Nilai pagu dana di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar d. Nilai pagu dana di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar e. Nilai pagu dana di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar f. Nilai pagu dana di atas Rp. 25 miliar 200.000,00 250.000,00 300.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 550.000,00 600.000,00 100.000,00 125.000,00 150.000,00 175.000,00 200.000,00 250.000,00 300.000,00 350.000,00 400.000,00 300.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 550.000,00 250.000,00 300.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 150.000,00 175.000,00 200.000,00 225.000,00 250.000,00 275.000,00

- 6 - NO. Uraian SATUAN BIAYA TA 2013 1 2 3 5 1.7 BENDAHARA PENERIMAAN SKPD/KD a. Nilai pagu di atas Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta 175.000,00 b. Nilai pagu dana di atas s.d. Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta 225.000,00 c. Nilai pagu dana di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta 275.000,00 d. Nilai pagu dana di atas Rp. 500 juta. s/d. Rp. 1 miliar 325.000,00 e. Nilai pagu dana di atas Rp. 1 miliar 375.000,00 1.8 HONORARIUM ATASAN LANGSUNG BENDAHARA PENGELOLA PENERIMAAN NON PAJAK/RETRIBUSI a. Nilai pagu Penerimaan per tahun Rp. 100 juta s.d. 200 juta b. Nilai pagu Penerimaan per tahun di atas Rp. 200 juta s.d. Rp. 500 juta c. Nilai pagu Penerimaan per tahun di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar d. Nilai pagu Penerimaan per tahun di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 5 miliar e. Nilai pagu Penerimaan per tahun di atas Rp. 5 miliar 300.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 2. HONORARIUM PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA/UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) 2.1 PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA a. Jumlah paket 1 s.d. 5 b. Jumlah paket 6 s.d. 10 c. Jumlah paket 11 s.d. 15 d. Jumlah paket 16 s.d. 20 e. Jumlah paket di atas 20 2.2 PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA (KONSTRUKSI) a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp. 100 juta b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 260 juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 5 miliar a/d Rp. 10 miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 10 miliar 2.3 PANITIA PENGADAAN BARANG (NON KONSTRUKSI) a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan RP. 100 Juta b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 500 juta. s.d. Rp. 1 miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 2,5 miliar s.d. RP. 5 miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 10 miliar 2.4 PANITIA PENGADAAN JASA (NON KONSTRUKSI) a. Nilai pagu pengadaan sampai dengan Rp. 100 Juta b. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta c. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta d. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar e. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar f. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 5 miliar g. Nilai pagu pengadaan di atas RP. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar h. Nilai pagu pengadaan di atas Rp. 10 miliar 3. HONORARIUM PEJABAT/ PANITIA PENERIMA HASIL PEKERJAAN 3.1 PEJABAT PENERIMA HASIL PEKERJAAN/PENGADAAN BARANG/JASA 3.2 PANITIA PENERIMA HASIL PEKERJAAN/PENGADAAN BARANG/JASA a. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 100 juta s.d. Rp. 250 juta b. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta c. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar d. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2,5 miliar e. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 2.5 miliar s.d. Rp. 5 miliar f. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 5 miliar s.d. Rp. 10 miliar g. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 10 miliar s.d. Rp. 25 miliar h. Nilai pagu pekerjaan/pengadaan di atas Rp. 25 miliar OP OP OP OP OP Per Paket Per Paket Per paket P 75.000,00 80.000,00 90.000,00 105.000,00 125.000,00 550.000,00 600.000,00 650.000,00 700.000,00 750.000,00 800.000,00 850.000,00 900.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 550.000,00 600.000,00 650.000,00 700.000,00 500.000,00 550.000,00 600.000,00 650.000,00 700.000,00 750.000,00 800.000,00 850.000,00 150.000,00 350.000,00 400.000,00 450.000,00 500.000,00 550.000,00 600.000,00 650.000,00 700.000,00

- 7 - NO. URAIAN SATUAN 1 2 3 5 3.3 Honorarium Pengurus Barang (Aset TETAP) Dan Pengelola Barang a. Nilai aset di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 2,5 miliar b. Nilai aset di atas Rp. 2,5 miliar s.d. Rp. 7,5 miliar c. Nilai aset di atas Rp. 7,5 miliar s.d. Rp. 12,5 miliar d. Nilai aset di atas Rp. 12,5 miliar s.d. Rp. 25 miliar e. Nilai aset di atas Rp. 25 miliar s.d. Rp. 50 miliar f. Nilai aset di atas Rp. 50 miliar 3.4 Honorarium Penyimpan Barang (pengelola barang pakai habis) a. Nilai barang di atas Rp. 10 juta s.d. Rp. 25 juta b. Nilai barang di atas Rp. 25 juta s.d. Rp. 75 juta c. Nilai barang di atas Rp. 75 juta s.d. Rp. 125 juta d. Nilai barang di atas Rp. 125 juta s.d. Rp. 250 juta e. Nilai barang di atas Rp. 250 juta s.d. Rp. 500 juta f. Nilai barang di atas Rp. 500 juta 4. HONORARIUM NARA SUMBER SEMINAR/ RAKOR/ SOSIALISASI/ DISEMINASI/ FGD/ KEGIATAN SEJENIS 4.1 Nara Sumber/Pembahas (dari Pusat) a. Menteri/pejabat setingkat menteri/pejabat negara lainnya/yang disetarakan b. Pejabat Eselon I/yang disetarakan c. Pejabat Eselon II/yang disetarakan d. Pejabat Eselon III ke bawah/yang disetarakan e. Moderator f. Pakar/Praktisi/Pembicara Khusus 4.2 Nara Sumber/Pembahas (dari Provinsi) a. Pejabat Eselon II b. Pejabat Eselon III ke bawah c. Moderator d. Pakar/Praktisi/Pembicara Khusus 4.3 Nara Sumber/Pembahas (dari Kabupaten) a. Pejabat Eselon II b. Pejabat Eselon III ke bawah c. Moderator d. Pakar/Praktisi/Pembicara Khusus 5. HONORARIUM PANITIA SEMINAR/ RAKOR/ SOSIALISASI DISEMINASI/ FGD/ KEGIATAN SEJENIS a. Penanggung Jawab b. Ketua / Wakil Ketua c. Sekretaris d. Anggota 6. HONORARIUM TIM PELAKSANA KEGIATAN YANG BERSIFAT UMUM 6.1 Yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati a. Pengarah b. Penanggung jawab c. Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Anggota 6.2 Yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala SKPD a. Pengarah b. Ketua c. Wakil Ketua d. Sekretaris e. Anggota 7. HONORARIUM SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN YANG BERSIFAT UMUM 7.1 Yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati a. Ketua/Wakil Ketua b. Anggota OH OH OH OH Okd/ Okd/ BIAYA T.A. 2013 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000 150.000 200.000 225.000 250.000 275.000 300.000 5.000.000 2.500.000 2.000.000 1,500.000 1.000.000 2.000.000 750.000 600.000 500.000 1.000.000 500.000 350.000 400.000 750.000 300.000 250.000 200.000 150.000 350.000 300.000 250.000 225.000 200.000 150.000 100.000 75.000 60.000 50.000 25.000 250.000 200.000

- 8 - NO. URAIAN SATUAN BIAYA TA 2013 1 2 3 4 7.2 Yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala SKPD a. Ketua / Wakil Ketua Okd/ 85.000 b. Anggota Okd/ 55.000 8. HONORARIUM TIM YANG BERSIFAT KHUSUS a. Pengarah b. Wakil Pengarah/Koordinator c. Ketua d. Wakil Ketua e. Sekretaris f. Wakil Sekretaris g. Anggota 9. HONORARIUM SEKRETARIAT TIM PELAKSANA KEGIATAN YANG BERSIFAT KHUSUS a. Ketua b. Wakil Ketua c. Sekretaris d. Anggota 10. HONORARIUM TIM PENYUSUN JURNAL/BULETIN/MAJALAH a. Penanggung jawab b. Redaktur c. Penyunting/Editor d. Desain Grafis & Fotografer e. Sekretaris f. Pembuat artikel 11. HONORARIUM TIM PENGELOLA WEBSITE a. Penanggung jawab b. Redaktur c. Editor d. Web Admin e. Web Developer f. Pembuat artikel g. Penerjemah h. Desain Grafis dan Fotografer i. Sekretariat 12. SATUAN BIAYA UANG MAKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) 12.1 Golongan I dan II d d d d Oter Oter Oter Oter Oter Halaman Oty Oty Oty Oty Oty Halaman 1500 karakter Oty Oty OH 1.500.000 1.350.000 1.200.000 1.100.000 1.000.000 750.000 500.000 85.000 75.000 65.000 55.000 200.000 150.000 125.000 100.000 90.000 75.000 400.000 300.000 250.000 200.000 175.000 60.000 75.000 75.000 75.000 25.000,00 12.2 Golongan III OH 27.000,00 12.3 Golongan IV OH 29.000,00 13. UANG MINUM HARIAN OH 5.000,00 14. SATUAN BIAYA UANG LEMBUR DAN UANG MAKAN LEMBUR 14.1 Uang Lembur a. Golongan I b. Golongan II c. Golongan III d. Golongan IV 8.000 10.000 12.000 14.000 14.2 Uang Makan Lembur 15. BANTUAN BIAYA UANG SAKU RAPAT PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PEMDA 16. BAHAN BAKAR MINYAK KENDARAAN DINAS/OPERASIONAL 16.1 Kendaraan Roda 4 a. Eselon II b. Eselon III c. Operasional OH 20.000 75.000 22.000.000 20.537.000 13.200.000 16.2 Kendaraan Roda 2 7,337.000

- 9 - SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI DAN DALAM DAERAH NO PROVINSI DAN DALAM DAERAH Tingkat A Tingkat B Tingkat C Tingkat D Tingkat E 1 2 3 4 5 6 7 1 DALAM DAERAH 250.000 200.000 150.000 100.000 75.000 2 BANDA ACEH 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 3 SUMATERA UTARA 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 4 RIAU 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 5 KEPULAUAN RIAU 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 6 JAMBI 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 7 SUMATERA BARAT 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 8 SUMATERA SELATAN 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 9 LAMPUNG 425.000 415.000 405.000 395.000 345.000 10 BENGKULU 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 11 BANGKA BELITUNG 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 12 BANTEN 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 13 JAWA BARAT 475.000 465.000 455.000 445.000 395.000 14 DKI. JAKARTA 575.000 565.000 555.000 545.000 495.000 15 JAWA TENGAH 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 16 D.I. YOGYAKARTA 465.000 455.000 445.000 435.000 385.000 17 JAWA TIMUR 455.000 445.000 435.000 425.000 375.000 18 BALI 525.000 515.000 505.000 495.000 445.000 19 NUSA TENGGARA BARAT 485.000 475.000 465.000 455.000 405.000 20 NUSA TENGGARA TIMUR 465.000 455.000 445.000 435.000 385.000 21 KALIMANTAN BARAT 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 22 KALIMANTAN TENGAH 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 23 KALIMANTAN SELATAN 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 24 KALIMANTAN TIMUR 475.000 465.000 455.000 445.000 395.000 25 SULAWESI UTARA 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 26 GORONTALO 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 27 SULAWESI BARAT 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 28 SULAWESI SELATAN 475.000 465.000 455.000 445.000 395.000 29 SULAWESI TENGAH 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 30 SULAWESI TENGGARA 425.000 415.000 405.000 395.000 345.000 31 MALUKU 405.000 395.000 385.000 375.000 325.000 32 MALUKU UTARA 415.000 405.000 395.000 385.000 335.000 33 PAPUA 625.000 615.000 605.000 595.000 545.000 34 PAPUA BARAT 525.000 515.000 505.000 495.000 445.000 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD UJANG ISKANDAR

- 10 - PENJELASAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR: 29 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 STANDAR. BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 YANG BERFUNGSI SEBAGAI BATAS TERTINGGI 1. Honorarium Penanggung Jawab Pengelola Keuangan Pengelola Keuangan pada setiap satuan kerja, diberi honorarium berdasarkan besaran pagu yang dikelola, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Dalam hal terdapat kegiatan lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara Pengeluaran dan/atau beban kerja Bendahara Pengeluaran sangat berat, Bupati atau pejabat yang diberi kuasa dapat mengangkat satu atau lebih Bendahara Pengeluaran pembantu guna kelancaran pelaksanaan kegiatan. Honorarium Bendahara Pengeluaran pembantu diberikan mengacu pada honorarium staf pengelola keuangan sesuai dengan dana yang dikelola. b. Untuk membantu Pengguna Anggaran (PA) dalam pelaksanaan administrasi belanja pegawai dilingkungan satuan kerja, Pengguna Anggaran dapat menunjuk Petugas Pengelola Administrasi Belanja Pegawai (pembuat daftar gaji). Besaran honorarium pembuat daftar gaji diberikan mengacu pada honorarium staf pengelola keuangan sesuai dengan pagu belanja pegawai yang dikelola. c. Jumlah staf pengelola keuangan untuk SKPD yang mengelola pendapatan dan belanja paling banyak 5 (lima) orang, sedangkan untuk SKPD yang hanya mengelola belanja paling banyak 4 (empat) orang d. Jumlah keseluruhan alokasi dana untuk honorarium pengelola keuangan dalam 1 (satu) tahun banyaknya persentase dihitung dari pagu yang dikelola sebagai berikut: 1. Nilai Pagu dana 1 Miliar s.d. 2,5 Miliar = 3% 2. Nilai Pagu dana 2,5 Miliar s.d. 3 Miliar = 2% 3. Nilai Pagu dana 3 Miliar s.d. 5 Miliar = 1,5% 4. Nilai Pagu dana 7,5 Miliar s.d. 10 Miliar = 0,75% 5. Nilai Pagu dana di atas 10 Miliar = 0,5% e. Pejabat Pengelola Keuangan SKPD berfungsi sebagai Pejabat Penguji SPM. 2. Honorarium Pejabat/Panitia Pengadaan Barang/Jasa/Unit Layanan Pengadaan (ULP) a. Honorarium Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Honorarium diberikan kepada Pegawai Negeri yang diangkat oleh Pengguna Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa melalui penunjukan langsung/ pengadaan langsung untuk paket pengadaan barang/ pekerjaan konstruksi/jasa lainnya Yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

- 11 - untuk paket pengadaan jasa konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). Besar honorarium yang diberikan dengan ketentuan Orang Paket. Contoh : 1. perhitungan untuk pekerjaan 2 paket honor yang diterima 2 Rp. 75.000 = Rp. 150.000, 2. perhitungan untuk pekerjaan 8 paket honor yang diterima 8 Rp. 80.000 = Rp. 640.000, b. Honorarium Panitia Pengadaan Barang/Jasa/Unit Layanan Pengadaan (ULP). Honorarium diberikan kepada pegawai negeri yang diangkat oleh kepala daerah menjadi Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Anggota panitia pengadaan barang/jasa sekurang kurangnya 3 (tiga) orang. c. Bagi unit layanan, pengadaan, besar honorarium kelompok kerja pemilihan penyedia barang/panitia pengadaan barang/jasa dapat diberikan dengan ketentuan Panitia Paket (). Contoh : 1. perhitungan untuk pekerjaan 5 paket honor yang diterima 5 (Jumlah Paket) Rp. 550.000 = Rp. 2.750.000,- 2. perhitungan untuk pekerjaan 12 paket honor yang diterima 12 (Jumlah Paket) Rp. 600.000 = Rp. 7.200.000,- Catatan : Jika jumlah, panitia 5 orang, maka rata rata perorang Rp. 7.200.000,- : 5 orang = Rp. 1.440.000,- perorang 3. 3.1. Honorarium Pejabat/Panitia Penerima Hasil Pekerjaan Honorarium diberikan kepada Pegawai Negeri yang ditunjuk oleh PA untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan dan menerima Penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak. Honorarium Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan diberikan per bulan, sedangkan honorarium Panitia Penerima Hasil Pekerjaan diberikan per paket pekerjaan. 3.2. Honorarium Pengurus/Penyimpan Barang Honorarium Pengurus/Penyimpan Barang Milik daerah diberikan kepada pejabat/pegawai dilingkungan pengguna barang yang melaksanakan tugas rutin selaku pengurus/penyimpan barang berdasarkan surat keputusan Kepala Daerah. 3.3. cukup jelas 3.4. cukup jelas 4. Honorarium Narasumber Seminar/Rakor/Sosialisasi/Diseminasi/Kegiatan sejenis. Honorarium narasumber diberikan kepada pegawai negeri/non pegawai negeri yang memberikan informasi/pengetahuan kepada pegawai lainnya/masyarakat. Honorarium narasumber pegawai negeri dapat diberikan dengan ketentuan : a. berasal dari luar unit eselon II penyelenggara

- 12 - b. berasal dari unit eselon II penyelenggara sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari unit eselon II lainnya/ masyarakat. c. dalam hal narasumber melakukan perjalanan dinas, narasumber dapat diberikan uang harian perjalanan dinas dan honorarium selaku narasumber. 5. Honorarium Panitia Seminar/Rakor/Sosialisasi/Diseminasi/Kegiatan sejenis. Honorarium dapat diberikan kepada pegawai negeri yang diberi tugas sebagai panitia untuk melaksanakan kegiatan seminar/rakor/sosialisasi/diseminasi/kegiatan sejenis sepanjang peserta yang menjadi sasaran utama kegiatan berasal dari luar lingkup unit eselon II penyelenggara/masyarakat. Jumlah panitia maksimal 10% (sepuluh persen) dari jumlah peserta. Ketentuan pembentukan tim adalah sebagai berikut : a. Mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; b. Bersifat koordinatif yang mengharuskan untuk mengikutsertakan dari unit eselon II/yang dianggap setara lainnya; c. Bersifat temporer, pelaksanaannya perlu diprioritaskan atau diluar jam kerja; d. Merupakan perangkapan fungsi atau tugas, tertentu kepada pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari hari; e. Dilakukan secara selektif, efektif, dan efisien. Dalam hal tim telah terbentuk selama 3 (tiga) tahun berturut turut, pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap urgensi dan efektivitas keberadaan tim. 6. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan a. Honorarium Tim Pelaksana, kegiatan yang bersifat Umum dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah/Kepala SKPD. Honorarium Tim Pelaksana Kegiatan yang bersifat umum di diklasifikasikan dalam, 2 (dua) bagian yaitu : Tim Pelaksana Kegiatan yang masa kerjanya di atas 30 (tiga puluh) hari dapat menggunakan satuan orang kehadiran (d). Tim Pelaksana Kegiatan yang masa kerjanya dibawah 30 (tiga puluh) hari maka honorarium menggunakan satuan orang kegiatan () Ketentuan pembentukan tim adalah sebagai berikut : a. mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; b. bersifat koordinatif yang mengharuskan mengikutsertakan peserta dari lingkup eselon II lainnya; c. bersifat temporer, pelaksanaannya perlu di prioritaskan atau di luar jam kerja; d. merupakan perangkapan fungsi atau tugas tertentu kepada Pegawai negeri disamping tugas pokoknya sehari hari; e. dilakukan secara selektif, efektif dan efisien. f. b. Honorarium Tim Pelaksana kegiatan yang bersifat khusus dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan surat keputusan kepala daerah diberikan minimal memenuhi kriteria sebagai berikut :

- 13 - a. mempunyai keluaran (output) jelas dan terukur; b. bersifat temporer, pelaksanaannya perlu di prioritaskan atau di luar jam kerja; c. dilakukan secara, selektif, efektif dan efisien. d. membutuhkan ketelitian; e. mempunyai jam kerja melebihi perhitungan tim pada umumnya; f. memerlukan kajian/analisis; g. menghasilkan akurasi data untuk dipertanggungjawabkan; h. mempunyai risiko terhadap Pemerintah Daerah; i. Tim ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati. 7. Cukup jelas 8. Cukup jelas 9. Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana Kegiatan a. Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana kegiatan yang bersifat Umum dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas, untuk melaksanakan, kegiatan administratif yang berfungsi untuk menunjang kegiatan tim pelaksana kegiatan. Sekretariat hanya dapat dibentuk untuk menunjang tim pelaksana kegiatan yang ditetapkan oleh kepala, daerah. Jumlah sekretariat tim pelaksana kegiatan paling banyak 7 (tujuh) orang. b. Honorarium Sekretariat Tim Pelaksana kegiatan yang bersifat khusus dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang diberi tugas untuk melaksanakan administratif yang berfungsi untuk menunjang kegiatan Tim Pelaksana kegiatan. Sekretariat hanya dapat, dibentuk untuk menunjang Tim Pelaksana Kegiatan yang ditetapkan oleh kepala daerah. 10. Honorarium Tim Penyusun Jurnal/Buletin/Majalah Honorarium Tim Penyusun, Jurnal dapat diberikan kepada Pegawai Negeri yang diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan jurnal berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Unsur Sekretariat adalah pembantu umum, pelaksana dan yang sejenis, tidak berupa, struktur organisasi tersendiri. Jurnal adalah majalah yang khusus memuat artikel di satu bidang ilmu tertentu. Honorarium Tim Penyusun Buletin/Majalah dapat diberikan kepada pegawai negeri yang diberi tugas untuk menyusun dan menerbitkan buletin/majalah berdasarkan surat keputusan pejabat yang berwenang. Majalah adalah terbitan berkala yang isinya berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Buletin adalah media cetak berupa selebaran atau majalah berisi warta singkat atau pernyataan tertulis yang diterbitkan secara periodik yang ditujukan untuk lembaga atau kelompok profesi tertentu. 11. Honorarium Tim Pengelola Website Honorarium Tim pengelola Website dapat diberikan kepada, Pegawai Negeri/non pegawai negeri yang diberi tugas, untuk mengelola website, berdasarkan Surat Keputusan pejabat yang berwenang. Website yang dimaksud di sini adalah yang dikelola oleh SKPD (Unit Eselon II/setara). 12. Satuan Biaya Uang Makan Pegawai Negeri Sipil Uang makan diberikan kepada pegawai negeri sipil yang dihitung berdasarkan jumlah hari masuk kerja, pengalokasian dana dalam RKA paling banyak per pegawai 22 (dua puluh dua) hari dalam 1 (satu) bulan.

- 14 - Besaran satuan biaya uang makan untuk golongan, III dan IV sudah memperhitungkan pajak penghasilan. 13. Uang Minum Harian Uang minum harian diberikan kepada PNS yang menggunakan pola kerja 6 hari/minggu. Uang minum dihitung berdasarkan jumlah hari masuk kerja, pengalokasian dana dalam RKA paling banyak per pegawai 26 (dua puluh enam) hari dalam 1 (satu) bulan. Uang minum harian diberikan juga kepada a. Tenaga Kontrak yang menggunakan pola 5 (lima) hari kerja/minggu b. Tenaga Kontrak yang menggunakan pola 6 (enam) hari kerja/minggu c. Tenaga, Kontrak (tenaga satpam) yang menggunakan pola 7 (tujuh) hari kerja/minggu Tenaga kontrak sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c uang minum dihitung berdasarkan jumlah hari masuk kerja. Pengalokasian dana dalam RKA : 1. Sebagaimana dimaksud huruf a paling banyak per pegawai 22 (dua puluh dua) hari dalam 1 (satu) bulan untuk pola 5 (lima) hari kerja. 2. Sebagaimana dimaksud huruf b paling banyak per pegawai 26 (dua puluh enam) hari dalam. 1 (satu) bulan untuk pola 6 (enam) hari kerja. 3. Sebagaimana dimaksud huruf c paling banyak per pegawai 31 (tiga puluh satu) hari dalam 1 (satu) bulan 14. Bantuan Biaya Uang Lembur dan Uang Makan Lembur Kerja lembur adalah bekerja diluar jam kerja/waktu kerja normal yang telah ditetapkan oleh setiap instansi/kantor pemerintah. Pemberian uang lembur dan uang makan lembur harus diperuntukkan bagi semua golongan dengan besaran yang sama. Dapat diberikan setelah bekerja lembur sekurang kurangnya 2 (dua) jam berturut turut : a. Batasan waktu kerja lembur paling banyak 3 (tiga) jam sehari `atau 14 (empat belas) jam dalam seminggu b. Pada hari libur kerja, tarif uang lembur 200% (dua ratus persen) dari tarif lembur hari kerja c. Uang makan lembur hanya diberikan untuk pelaksanaan diluar hari kerja 15. BANTUAN Biaya Uang Saku Rapat Uang Saku Rapat merupakan kompensasi bagi pegawai negeri/non pegawai negeri yang melakukan kegiatan rapat yang terkait penyusunan kebijakan strategis pemerintah daerah dilaksanakan di dalam kantor Uang Saku Rapat dapat dibayarkan sepanjang : a. Rapat melibatkan eselon II lainnya b. Dilaksanakan minimal 4 jam di luar jam kerja c. Tidak diberikan uang lembur dan uang makan lembur d. Dilengkapi dengan surat undangan yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja e. Surat tugas/bukti pendukung bagi peserta dari unit penyelenggaraan yang ditandatangani oleh pejabat setingkat eselon II/kepala satuan kerja; dan f. Surat pernyataan pelaksanaan kegiatan yang ditandatangani oleh penanggung jawab kegiatan (pejabat minimal setingkat eselon III/kepala satuan kerja)

- 15 - Catatan : a. Uang Saku Rapat di dalam kantor dapat dibayarkan sepanjang 6 (enam) kriteria terpenuhi b. Dalam hal struktur organisasi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) paling tinggi eselon II, maka satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor dapat diberikan untuk rapat yang melibatkan eselon III lainnya c. Satuan biaya uang saku rapat di dalam kantor belum termasuk konsumsi rapat 16. Bahan Bakar Minyak Kendaraan Dinas/Operasional Uang bahan bakar minyak kendaraan dinas/operasional hanya diberikan berdasarkan bukti pembelian dari SPBU atau kios BBM dengan ketentuan sebagai berikut : a. Kendaraan operasional jabatan dapat diserap hanya berdasarkan bukti pembelian BBM. b. Kendaraan operasional, baik operasional kantor maupun operasional kegiatan dapat, diserap, berdasarkan bukti, pembelian BBM dan surat tugas yang termuat klausul penggunaan kendaraan operasional dimaksud. 17. Bantuan Biaya Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri Uang harian perjalanan dinas dalam negeri merupakan penggantian biaya keperluan sehari hari pegawai negeri/non pegawai negeri dalam menjalankan perintah perjalanan dinas di dalam negeri yang digunakan untuk uang makan, transport lokal, dan uang saku. Selama melakukan perjalanan dinas, pejabat Negara (Bupati/Wakil Bupati), pejabat eselon II dapat diberikan uang representasi per hari masing masing sebesar Rp. 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah) dan Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Kepada pejabat/pegawai yang ditugaskan untuk mengikuti pendidikan diluar kedudukan, apabila biaya makan ditanggung oleh panitia sepenuhnya maka dapat, diberikan setinggi tingginya 30% (tiga puluh persen) dari uang harian. Pejabat negara yang melakukan perjalanan, dinas dapat diberi fasilitas angkutan dalam kota/sewa kendaraan (termasuk sopir/bbm) sesuai dengan peruntukannya dan diberikan secara at cost. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, TTD UJANG ISKANDAR

- 16 - LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR: 29 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 STANDAR, BIAYA MASUKAN TAHUN ANGGARAN 2013 YANG BERFUNGSI SEBAGAI ESTIMASI NO URAIAN SATUAN BIAYA TA 2013 2 3 4 1. BANTUAN BIAYA UANG TRANSPOR KEGIATAN DALAM KOTA OH 35.000 2. SATUAN BIAYA KEPERLUAN SEHARI HARI PERKANTORAN a. Satuan Kerja yang Memiliki sampai dengan 40 Pegawai b. BANTUAN Kerja yang Memiliki lebih dari 40 Pegawai 3. BANTUAN BIAYA DIKLAT PIMPINAN/STRUKTURAL a. Diklat Pimpinan Tk. II b. Diklat Pimpinan Tk. III c. Diklat Pimpinan Tk. IV 4. BANTUAN BIAYA LATIHAN PRAJABATAN a. Golongan I dan Golongan II b. Golongan III Paket/Tahun OT Peserta/Angkatan Peserta/Angkatan Peserta/Angkatan Peserta/Angkatan Peserta/Angkatan 52.000.000 1.300.000 30.261.000 22.125.000 20.230.000 4.470.000 5.545.000 5. SATUAN BIAYA MAKANAN PENAMBAH DAYA TAHAN TUBUH OH 11.000 6. BANTUAN BIAYA KONSUMSI RAPAT 1. RAPAT KOORDINASI TINGKAT ESELON II a. Makan (prasmanan) b. Makan (nasi kotak/bungkus) c. Kudapan (snack) 2. RAPAT BIASA a. Makan (prasmanan) b. Makan (nasi kotak/bungkus) c. Kudapan (snack) 7. BANTUAN BIAYA GEDUNG BANGUNAN a. Pemeliharaan Gedung/Bangunan Kantor Bertingkat b. Pemeliharaan Gedung/Bangunan Kantor Tidak Bertingkat c. Pemeliharaan Halaman Gedung/Bangunan Kantor 8. BANTUAN BIAYA PEMELIHARAAN DAN OPERASIONAL KENDARAAN DINAS a. Kendaraan Pejabat Eselon II b. Kendaraan Roda 6 c. Kendaraan Operasional Lapangan (Double Gardan) d. Kendaraan Roda 4 e. Kendaraan Roda 2 f. Speedboat 9. BANTUAN BIAYA SARANA KANTOR a. Inventaris, Kantor b. Personal Komputer/Notebook c. Printer d. AC Split e. Genset lebih kecil dari 50 KVA f. Genset 75 KVA g. Genset 100 KVA h. Genset 125 KVA i. Genset 150 KVA j. Genset 175 KVA k. Genset 200 KVA l. Genset, 250 KVA m. Genset 275 KVA n. Genset 300 KVA o. Genset 350 KVA p. Genset 450 KVA q. Genset 500 KVA 10. BANTUAN BIAYA PENGGANTIAN INVENTARIS LAMA DAN/ATAU PEMBELIAN INVENTARIS UNTUK PEGAWAI BARU Orang/Kali Orang/Kali Orang/Kali Orang/Kali Orang/Kali Orang/Kali M 2 /Tahun M 2 /Tahun M 2 /Tahun Pegawai/Tahun 40.000 30.000 20.000 30.000 25.000 15.000 171.000 97.000 10.000 10.000.000 17.500.000 12.500.000 7.500.000 1,500.000 15.000.000 59.000 574.000 546.000 482.000 5.718.000 6.859.000 8.059.000 8.554.000 10.530.000 11.754.000 12.589.000 13.326.000 14.107.000 16.637.000 18.225.000 20,343.000 25.226,000 Pegawai/Tahun 1.340.000

- 17 - NO URAIAN SATUAN BIAYA TA 2013 1 2 3 4 11. BANTUAN BIAYA BANTUAN BEASISWA PROGRAM GELAR/NON GELAR DALAM NEGERI 1. Program Diploma I, III, dan Diploma IV/Strata 1 a. Biaya Hidup dan Biaya Operasional - Diploma I dan Diploma III - Diploma IV dan Strata 1 OT OT 15.000.000 16.000.000 b. Uang Buku dan Referensi per tahun - Diploma I - Diploma III - Diploma IV dan Strata 1 OT OT OT 1.200.000 1.500.000 1.750.000 2. Program Strata 2/SP-1 dan Strata 3/ SP-2 a. Biaya Hidup dan Biaya Operasional - Strata 2 dan Spesialis 1 - Strata 3 dan Spesialis 2 OT OT 19.000.000 20.000.000 b. Uang Buku dan Referensi per tahun - Strata 2 dan Spesialis 1 - Strata 3 dan Spesialis 2 OT OT 2.000.000 2.250.000 12. BANTUAN BIAYA PENGADAAN PAKAIAN DINAS DAN/ATAU KERJA a. Pakaian Dinas Pegawai b. Pakaian Kerja Sopir/Pesuruh c. Pakaian Kerja Satpam 13. SATUAN BIAYA PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL 1. Pejabat Eselon II 2. Operasional Kantor/Lapangan a. Roda 4/ Minibus b. Kendaraan Operasional Lapangan (Double (Gardan) c. Pick up d. Operasional kantor (roda 2) e. Lapangan (roda 2) Orang/Stel Orang/Stel Orang/Stel Unit Unit Unit Unit Unit Unit 500.000 440.000 900.000 368.000.000 280.000.000 364.000.000 175.000,00 17.500.000 25.000.000 14. BANTUAN BIAYA PENJILIDAN a. Penjilidan biasa Eksemplar 17.000 b. Penjilidan spiral Eksemplar 22.500 c. Penjilidan sampul khusus (hard cover) Eksemplar 45.000 15. BIAYA PENGGANDAAN Lembar 200 16. SATUAN BIAYA SEWA GEDUNG PERTEMUAN Per 4 Jam 10.000.000 17 SATUAN BIAYA SEWA KENDARAAN RODA 4 Per 8 Jam 760.000

- 18-18. SATUAN PERKIRAAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI TARIF HOTEL NO PROVINSI BINTANG LIMA BINTANG EMPAT BINTANG TIGA BINTANG DUA BINTANG BATU 1 2 3 4 5 6 7 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.760.000 1.300.000 1.080.000 410.000 340.000 2. SUMATERA UTARA 1.480.000 1.000.000 650.000 470.000 310.000 3. RIAU 1,850.000 960.000 720.000 450.000 380.000 4. KEPULAUAN RIAU 1.500.000 930.000 650.000 380.000 280.000 5. JAMBI 1.130.000 1.030.000 560.000 370.000 290.000 6. SUMATERA BARAT 1,750,000 1,030,000 800.000 460.000 280.000 7. SUMATERA SELATAN 1.360.000 1.000.000 550.000 400.000 280.000 S. LAMPUNG 1.700.000 960.000 770.000 340.000 320.000 9. BENGKULU 920.000 790.000 580.000 570.000 510.000 10 BANGKA BELITUNG 1.100.000 1.030.000 500.000 410.000 300.000 11. BANTEN 1.670.000 1,430.000 920.000 450.000 320.000 12. JAWA BARAT 1.650.000 1.470.000 830.000 460.000 390.000 13. DKI JAKARTA 1.650.000 1.000.000 650.000 610.000 400.000 14. JAWA TENGAH 1.650,000 1,210.000 750.000 450.000 350.000 15 D.I. YOGYAKARTA 1.440.000 1.040.000 670.000 520.000 320.000 16. JAWA TIMUR 1.790.000 960.000 640.000 390.000 280.000 17. BALI 2.280.000 1.810.000 1.100.000 820.000 550.000 18. NUSA TENGGARA BARAT 1.270.000 1.000.000 550.000 540.000 360.000 19. NUSA TENGGARA TIMUR 1.160.000 1.000.000 610.000 470.000 400.000 20. KALIMANTAN BARAT 1.400.000 1.130.000 740.000 430.000 300.000 21. KALIMANTAN TENGAH 1.490.000 1.350.000 750.000 400.000 340.000 22. KALIMANTAN SELATAN 1.560.000 1.420.000 770.000 500.000 350.000 23. KALIMANTAN TIMUR 1.500.000 1.230.000 750.000 550.000 450.000 24 SULAWESI UTARA 1.540.000 1.240.000 640.000 500.000 290.000 25 GORONTALO 1.030.000 1.010.000 910.000 410.000 240.000 26. SULAWESI BARAT 1.140.000 1.030.000 910.000 400.000 360.000 27. SULAWESI SELATAN 1.650.000 1.000.000 800.000 420.000 330.000 28. SULAWESI TENGAH 1.210.000 1.040.000 510.000 400.000 330.000 29. SULAWESI TENGGARA 1.200.000 1.070.000 620.000 450.000 420.000 30. MALUKU 1.200.000 1.030.000 680.000 390.000 280.000 31. MALUKU UTARA 1.400.000 1.300.000 600.000 420.000 380.000 32. PAPUA 1.600.000 1.050.000 720.000 460.000 380.000 33. IRIAN JAYA BARAT 1.580.000 1.060.000 900.000 400.000 370.000 18A. SATUAN PERKIRAAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM DAERAH DI LINGKUNGAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT. NO. KABUPATEN TARIF HOTEL Tingkat A Tingkat B Tingkat C Tingkat D Tingkat E 1 2 3 4 5 6 7 1. KOTAWARINGIN BARAT 500.000 450.000 322.000 200.000 150.000

- 19-19. BANTUAN PERKIRAAN BIAYA TAKSI NO PROVINSI TARIF TAKSI 1 2 3 1. NANGGROE ACEH DARUSSALAM 90.000 2. SUMATERA UTARA 75.000 3. RIAU 70.000 4. KEPULAUAN RIAU 90.000 5. JAMBI 60.000 6. SUMATERA BARAT 125.000 7. SUMATERA SELATAN 90.000 8. LAMPUNG 110.000 9. BENGKULU 80.000 10. BANGKA BELITUNG 60.000 11, BANTEN 285.000 12. JAWA BARAT 60.000 13. DKI. JAKARTA 170.000 14. JAWA TENGAH 50.000 15. D.I. YOGYAKARTA 70.000 16. JAWA TIMUR 125.000 17. BALI 100.000 18. NUSA TENGGARA BARAT 40.000 19. NUSA TENGGARA TIMUR 70.000 20. KALIMANTAN BARAT 90.000 21. KALIMANTAN TENGAH 70.000 22. KALIMANTAN SELATAN 90.000 23. KALIMANTAN TIMUR 290.000 24. SULAWESI UTARA 110.000 25. GORONTALO 115.000 26, SULAWESI BARAT 125.000 27. SULAWESI SELATAN 120.000 28. SULAWESI TENGAH 40.000 29. SULAWESI TENGGARA 100.000 30. MALUKU 170.000 31. MALUKU UTARA 110.000 32. PAPUA 315.000 33. IRIAN JAYA BARAT 125.000 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, TTD UJANG ISKANDAR

- 20 - PENJELASAN LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR BIAYA TAHUN ANGGARAN 2013 1. Satuan Biaya Uang Transport Kegiatan dalam Kabupaten Uang transport dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai yang melakukan kegiatan/pekerjaan di luar kantor yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas kantor/instansi yang bersifat insidental dengan ketentuan masih dalam batas wilayah kabupaten atau maksimal 5 (lima) kilometer dari batas Kabupaten. Uang transport kegiatan dalam kabupaten tidak dapat diberikan apabila perjalanannya menggunakan kendaraan dinas dan/atau untuk perjalanan yang bersifat rutin. Uang transport kegiatan dalam kabupaten tidak dapat diberikan kepada pegawai negeri atau non pegawai negeri yang melakukan rapat dalam kompleks perkantoran. Catatan : a. Terhadap perjalanan untuk kegiatan dalam kabupaten yang memerlukan waktu tempuh melebihi 8 (delapan) jam pergi pulang (tidak termasuk waktu transit) dapat menggunakan mekanisme perjalanan dinas dalam negeri. b. Untuk kegiatan dalam kabupaten yang mengharuskan menggunakan moda transportasi udara dan/atau air maupun memerlukan biaya yang melebihi satuan biaya yang ditetapkan, dapat diberikan secara at cost. c. Dalam hal perjalanan dalam kota melebihi 8 (delapan) jam pergi pulang termasuk pelaksanaan kegiatannya maka diberikan transport dalam kota dan uang harian sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari satuan. biaya uang perjalanan dinas dalam daerah dan tidak diberikan penginapan. d. Biaya transportasi dalam kota untuk kegiatan rapat dan kegiatan lainnya yang sejenis dapat dibebankan pada anggaran penyelenggaraan kegiatan. 2. Satuan Biaya Keperluan Sehari hari Perkantoran Satuan biaya keperluan sehari hari perkantoran untuk Satker merupakan satuan biaya yang dikaitkan dengan jumlah pegawai digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya keperluan sehari hari perkantoran berupa barang habis pakai yang secara langsung menunjang penyelenggaraan operasional dan untuk memenuhi kebutuhan minimal agar suatu kantor dapat memberikan pelayanan secara optimal, terdiri dari alat tulis kantor (ATK), barang cetak, alat rumah tangga, langganan surat kabar/ berita/ majalah, air minum pegawai. Satuan kerja yang memiliki pegawai sampai dengan 40 (empat puluh) orang, dapat mengalokasikan paling banyak Rp. 52.000.00,- (lima puluh dua juta rupiah) per tahun. Satuan kerja yang memiliki pegawai lebih dari 40 (empat puluh) orang dapat mengalokasikan paling banyak sesuai dengan besaran satuan biaya dikalikan dengan jumlah perawatan.

- 21-3. Satuan Biaya Diklat Pimpinan/Struktural Satuan biaya diklat pimpinan/struktural merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya diklat penjenjangan bagi pejabat/pegawai yang akan/telah menduduki jabatan tertentu. Satuan biaya ini sudah termasuk biaya observasi lapangan, tidak termasuk biaya perjalanan dinas peserta. 4. Satuan Biaya Latihan Prajabatan Satuan biaya latihan prajabatan merupakan suatu biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya latihan prajabatan bagi calon pegawai negeri sebagai syarat untuk diangkat sebagai pegawai negeri. Satuan biaya ini sudah termasuk biaya observasi lapangan, tidak termasuk biaya perjalanan dinas peserta. 5. Satuan Biaya Makanan Penambah Daya Tahan Tubuh Satuan biaya makanan penambah daya tahan tubuh merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan makanan/minuman bagi pegawai negeri sebagai penambah daya tahan tubuh, diberikan kepada pegawai negeri yang jenis pekerjaannya dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan pegawai tersebut. 6. Satuan Biaya Konsumsi Rapat Satuan biaya konsumsi rapat merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan konsumsi makanan termasuk minuman dan kudapan untuk rapat/pertemuan baik untuk rapat koordinasi tingkat eselon II maupun untuk rapat biasa yang diselenggarakan di kantor. 7. Satuan Biaya Pemeliharaan Gedung/Bangunan Satuan biaya digunakan untuk pemeliharaan rutin gedung/bangunan dengan maksud menjaga/mempertahankan gedung dan bangunan kantor agar tetap, dalam kondisi semula atau perbaikan dengan tingkat kerusakan kurang dari atau sama dengan 2% (dua persen), tidak termasuk untuk pemeliharaan gedung/bangunan yang memiliki spesifikasi khusus yang diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku. 8. Satuan Biaya Pemeliharaan dan Operasional Kendaraan Dinas Satuan biaya pemeliharaan dan operasional digunakan untuk mempertahankan kendaraan dinas agar tetap dalam kondisi normal dan siap pakai sesuai dengan peruntukannya termasuk biaya bahan bakar. Satuan biaya tersebut belum termasuk biaya perpanjangan surat tanda, nomor kendaraan (STNK) 9. Satuan Biaya Pemeliharaan Sarana Kantor Satuan biaya pemeliharaan kantor merupakan satuan biaya yang digunakan untuk mempertahankan barang inventaris kantor (yang digunakan langsung oleh pegawai, khususnya meja dan kursi), personal computer/notebook, printer, AC, dan genset agar berada dalam kondisi normal. Untuk biaya pemeliharaan genset belum termasuk kebutuhan BBM.

- 22-10. Satuan Biaya Penggantian Inventaris, Lama dan/atau Pembelian Inventaris untuk Pegawai Baru Satuan biaya ini digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya penggantian inventaris, lama dan/atau pemeliharaan inventaris bagi pegawai baru. Penggantian inventaris lama digunakan untuk penggantian meja dan kursi pegawai, pengalokasiannya maksimal 10 % (sepuluh persen) dari jumlah pegawai dan minimal untuk 1 (satu) pegawai, sedangkan pembelian inventaris bagi pegawai baru disesuaikan dengan kebutuhan. 11 Satuan Biaya Bantuan Beasiswa Program Gelar/Non Gelar Satuan ini digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya bantuan beasiswa program gelar/non gelar dalam negeri bagi pegawai negeri yang ditugaskan untuk melanjutkan pendidikan Diploma I, Diploma III, Diploma IV atau Strata 1, dan pendidikan pasca sarjana (Strata 2 atau Strata 3) yang terdiri dari biaya hidup dan biaya operasional, uang buku dan referensi per tahun. Biaya untuk pendidikan ditanggung oleh Pemerintah secara at cost sedangkan untuk biaya riset program dapat dialokasikan bantuan biaya riset sesuai yang pengusulannya dilampiri dengan TOR, RAB, dan SPTJM 12. Satuan Biaya Pengadaan Pakaian Dinas dan /atau Kerja Satuan ini digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya pengadaan pakaian dinas termasuk ongkos jahit dan atributnya yang meliputi a. Satuan biaya pakaian dinas pegawai Digunakan bagi pegawai yang penyediaannya secara selektif, dan diberikan paling banyak 2 (dua) stel per tahun; b. Satuan biaya pakaian kerja sopir/pesuruh Digunakan bagi sopir/pesuruh yang penyediaannya secara selektif, dan diberikan paling banyak 2 (dua) setel per tahun; c. Satuan biaya pakaian kerja satpam Diperuntukkan bagi satpam, sudah termasuk perlengkapan (sepatu, baju PDL, kopel, ikat pinggang, talikurt dan peluit, kaos kaki, topi, kaos security dan atribut lainnya) dan diberikan paling banyak 2 (dua) setel per tahun; 13. Cukup jelas 14. Cukup jelas 15. Cukup jelas 16. Satuan Biaya Sewa Gedung Pertemuan (per empat jam) Satuan Biaya Sewa Gedung Pertemuan (per empat jam) merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa gedung pertemuan untuk pelaksanaan di luar kantor seperti rapat, pertemuan, sosialisasi, seleksi/ujian masuk pegawai dan kegiatan lain sejenis. Gedung pertemuan adalah gedung yang biasa digunakan untuk pertemuan dengan kapasitas lebih dari 300 (tiga ratus) orang, sudah termasuk sewa meja, kursi, sound sistem, dan fasilitas gedung lainnya. 17. Satuan Biaya Sewa Kendaraan (per delapan jam) Satuan biaya sewa kendaraan (per delapan jam) merupakan satuan biaya yang digunakan untuk perencanaan kebutuhan biaya sewa kendaraan roda 4 (empat), roda 6 (enam)/bus sedang, dan roda 6 (enam) / bus besar untuk kegiatan yang sifatnya insidental dan dilakukan secara selektif serta efisien.