TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU BATA MERAH DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU DINDING PANEL BETON RINGAN DENGAN VARIASI LUBANG ARAH HORIZONTAL AKIBAT GAYA GESER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN DIAGONAL TULANGAN BAJA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BAHAN TAMBAH PLASTIK DAN ABU SEKAM PADI DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN

KAPASITAS GESER BALOK KOPEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN PADA AREA DIAGONAL TEKAN

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN DIAGONAL TULANGAN BAJA

TINJAUAN KUAT LENTUR RANGKAIAN DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN WIREMESH. diajukan oleh :

PEMANFAATAN BAMBU DAN KARET TALI TIMBA SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TULANGAN BAJA PADA PELAT BETON PRA CETAK

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

Naskah Publikasi Ilmiah

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAJA DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG DIAGONAL DI TENGAH TULANGAN SENGKANG.

PERILAKU KUAT GESER DINDING PANEL DENGAN PERKUATAN TULANGAN DIAGONAL BAMBU

MODEL SAMBUNGAN DINDING PANEL DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BETON RINGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN STYROFOAM DENGAN TULANGAN KAWAT JARING KASA WELDED MESH

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATU BATA DENGAN PERKUATAN DIAGONAL TULANGAN BAJA. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON DENGAN TULANGAN MODEL RANGKA DARI KAYU MERANTI DENGAN VARIASI JARAK ANTAR BEGEL

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

FLEXURE STRENGTH OF JOINT AT WALL PANEL MADE FROM CRUSHED ROOF TILE AND USED GROUTED BAMBOO REINFORCEMENT

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

TINJAUAN MOMEN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG MENYILANG PADA TULANGAN GESER. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN KAWAT GALVANIS DIPASANG SECARA MENYILANG PADA TULANGAN BEGEL BALOK BETON UNTUK MENINGKATKAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

Naskah Publikasi. untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1 Teknik Sipil. diajukan oleh : BAMBANG SUTRISNO NIM : D

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beton masih merupakan pilihan utama sebagai bahan konstruksi pada saat ini

TINJAUAN KARAKTERISTIK DAN KEKUATAN UBIN / TEGEL LANTAI YANG MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

ALTERNATIF PEMAKAIAN AGREGAT LEMPUNG BAKAR PADA BETON RINGAN NON PASIR. Alternative Fuel Use of Aggregate Clay Lightweight Concrete in Non Sand

BAB IV METODE PENELITIAN

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL DARI BETON RINGAN DENGAN PERKUATAN DIAGONAL TULANGAN BAMBU. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK KACA SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP SIFAT MEKANIK BETON

TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN AGREGAT PECAHAN GENTENG DENGAN TULANGAN WELDED MESH. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN KAPUR SEBAGAI BAHAN TAMBAH DAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BATAKO STYROFOAM KOMPOSIT MORTAR SEMEN

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

UJI KUAT LENTUR DINDING PANEL MENGGUNAKAN TULANGAN ANYAMAN BAMBU DENGAN AGREGAT PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI KERIKIL (AGREGAT KASAR) Tugas Akhir

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BERAT VOLUME DAN KEKAKUAN PLAT SATU ARAH PADA PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU DENGAN LAPIS STYROFOAM

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BATAKO SEKAM PADI KOMPOSIT MORTAR SEMEN

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN SERBUK BATU GAMPING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PADA CAMPURAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PEMERIKSAAN KANDUNGAN BAHAN ORGANIK PADA PASIR. Volume (cc) 1 Pasir Nomor 2. 2 Larutan NaOH 3% Secukupnya Orange

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

3.4.2 Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus Error! Bookmark not defined Kadar Lumpur dalam Agregat... Error!

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

DEGRADASI MEKANIK BETON NORMAL PASCA BAKAR

Propylene (PP), yang diolah kembali untuk dijadikan agregat pada campuran beton, dan Susanto, dkk (2012) yang meneliti foam concrete (beton busa)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

SIFAT - SIFAT MORTAR DARI PASIR MERAUKE DI KABUPATEN MERAUKE PAPUA. Daud Andang Pasalli, ST., M.Eng

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

PERILAKU KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATU BATA DENGAN PERKUATAN DIAGONAL TULANGAN BAMBU. Naskah Publikasi

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Transkripsi:

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU BATA MERAH DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik oleh: IFANDI BASKORO D100120018 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU BATA MERAH DENGAN PERKUATAN TULANGAN BAMBU Abstrak Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan perlakuan khusus, seperti didaerah gempa dan bangunan gedung bertingkat. Dinding panel adalah salah satu dari perkembangan teknologi dibidang beton pracetak (precast). Dinding pracetak (precast) bukanlah suatu elemen struktur. Penelitian ini bertujuan agar dapat menjadi alternatif pengganti dinding konvensional yang lebih praktis dan efisien terhadap biaya dan waktu. Spesifikasi perencanaan dinding panel memakai fas : 0,5, perbandingan agregat halus dan semen 1: 4. Pada penelitian di lakukan pembuatan benda uji kubus mortar dengan ukuran 10 cm x 10 cm dan dinding panel ini memakai perkuatan tulangan bambu dengan ukuran 100 cm x 50 cm x 10 cm. Penelitian dinding panel ini menguji kuat tekan dan kuat lentur. Benda uji kubus mortar yang dilakukan pengujian tekan diperoleh hasil sebesar 2,65 MPa. Dinding panel dengan pengujian kuat tekan dihasilkan sebesar 1,878 MPa (tanpa perkuatan) dan 2,109 MPa (dengan perkuatan) mengalami kenaikan 12,300% dari dinding panel tanpa perkuatan, kemudian pengujian kuat lentur diperoleh sebesar 1,493 MPa (tanpa perkuatan) dan 3,080 MPa (dengan perkuatan) mengalami kenaikan sebesar 106,296%. Kata Kunci: Dinding Panel, Kuat Lentur, Kuat Tekan, Bambu. Abstract In general, the wall made of stone or brick are coated with mortar, in large volume and location of buildings in areas that require special treatment, such as earthquakes and storied building. Wall panel is one of the technological developments in the field of precast concrete. Precast wall is not a structural element. The aim of this research in order to become an alternative to conventional wall that is more practical and efficient to costs and time. Specufication wall panels wear fas: 0.5, fine aggregate and cement ratio 1: 4. In research done in the manufacture of test specimens with mortar cubes dimension 5cmx 5cm and wall panel using bamboo reinforcement with a dimension of 100 cm x 50 cm x 10 cm. This research is testing compressive and flexural strength of wall panels. Mortar cubes specimen were tested tap obtained yield was 2.65 MPa. The value of compressive strength test wall panel is 1.878 MPa (without reinforcement) and 2.109 MPa (with reinforcement) increased 12,300% of the wall panel without reinforcement, then testing the flexural strength was obtained for 1,493 MPa (without reinforcement) and 3.080 MPa (with reinforcement) an increase of 106,296%. Keywords: Bamboo, Wall Panells, Flexural strength, Compressive strength. 1

1. PENDAHULUAN Pada umumnya tembok atau dinding dibuat dari bahan batu kali atau bata merah yang dilapisi dengan mortar, pada volume besar dan letak bangunan di daerah yang memerlukan perlakuan khusus, seperti didaerah gempa dan bangunan gedung bertingkat. Pembuatan dinding dengan bata merah yang dikerjakan di lapangan menimbulkan dampak yang tidak baik di lapangan seperti pekerjaan lama, boros tenaga kerja, memiliki berat jenis tinggi dan berbahaya ketika terjadi gempa. Untuk itu maka dibuatlah alternatif pengganti dinding/tembok batu kali/batu bata dengan menggunakan dinding panel yang lebih tipis ringan dan memiliki kekuatan yang tidak kalah dari dinding/tembok yang dibuat dari batu kali ataupun dari batu bata, bahkan kekuatan dari dinding panel ini bisa melebihi dari bahan bahan tersebut diatas. Dinding panel adalah salah satu dari perkembangan teknologi dibidang beton pracetak (precast). Dinding pracetak (precast) bukanlah suatu elemen struktur, yang mana dalam pemakainnya diupayakan memiliki berat yang relatif ringan sehingga tidak memberikan beban yang berlebih bagi struktur bangunan. Dinding panel pada umumnya dibuat secara fabrikasi secara massal menggunakan campuran beton normal (air, agregat halus, agregat kasar, dan semen) dan diberikan tulangan di dalamnya. Tulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah anyaman bambu. Bambu memang merupakan tanaman yang kuat. Wajar apabila bambu dijadikan sebagai kandidat untuk menggantikan baja tulangan. Mamfaat menggunakan dinding panel antara lain meringankan sistem pondasi keseluruhan bangunan, kedap suara dengan adanya selular (lubang-lubang partikel di dalam panel) yang membantu menurunkan volume suara dibadingkan dengan tembok biasa atau dengan gypsum board, ukuran dinding panel beton bisa dipesan sesuai dengan kebutuhan untuk ketebalan 4-12 cm dan panjangnya 275 300 cm, kualitas dinding beton yang lebih baik dan kuat dibandingkan dengan dinding berbahan bata menjadi salah satu alasan pemilihan beton, pemasangan pada bangunan lebih mudah dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat dibanding dinding konvesional dari bahan batu bata. Dari beberapa mamfaat dinding panel, maka dinding panel tetap lebih memiliki kelebihan dibandingkan dengan dinding konvesional dari bahan batu bata. Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur pada dinding panel tersebut. Dinding panel yang akan di buat dengan dimensi panjang 100 cm, tinggi 50 cm, tebal 7 cm dan panjang 100 cm, tinggi 50 cm, tebal 10 cm dengan penambahan batu bata. Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Program Studi Teknik sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammdiyah Surakarta. 2

Rumusan Masalah Rumusan masalah yang yang diambil dari penelitian dinding panel dengan perkuatan anyaman bambu ini antara lain : 1. Berapakah nilai kuat tekan kubus mortar bata merah. 2. Berapakah besar nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Berapakah besar nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata tanpa perkuatan anyaman bambu. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini antara lain : 1. Menganalisis nilai kuat tekan kubus mortar. 2. Menganalisis nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Mengetahui nilai kuat tekan dan kuat lentur dinding panel batu bata tanpa perkuatan anyaman bambu. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Dinding panel dapat menjadi alternatif yang efisien dan efektif sebagai pengganti dinding konvesional. 2. Manfaat praktis, untuk mendapatkan nilai kuat tekan dinding panel bata merah dengan perkuatan anyaman bambu. 3. Manfaat teoritis, membagi pengetahuan tentang konstruksi dinding panel bata merah sebagai pengganti dinding bata konvensional yang memenuhi syarat. 2. METODE Dalam penelitian ini ada 5 tahap pelaksanaan yaitu pertama tahap persiapan alat dan penyediaan bahan. Tahapan ini adalah tahapan dimana alat tempat dan penyediaan bahan harus dipersiapakan dengan baik di laboratorium. Kemudian tahap kedua yaitu pemeriksaan bahan, sebelum mencampurkan bahan untuk membuat mortar sebaiknya semua bahan diperiksa sesuai syarat yang ditentukan. Bahan agregat halus, air dan semen harus diperiksa dengan baik sebelum dilakukan pencampuran campuran mortar yang akan dibuat Pada tahap ini pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan berat jenis dan penyerapan pasir, dan pemeriksaan gradasi. 3

Selanjutnya tahap ketiga yaitu Perencanaan campuran dan pembuatan benda uji, perencanaan campuran menggunakan cara perhitungan laboratorium (Kardiyono Tjokrodimuljo) dengan perbandingan pasir dan semen 1:4, nilai fas digunakan 0,5. Pembuatan kubus mortar dengan cara mempersiapkan alat cetak kubus mortar yang berukuran 5 cm, dinding bagian dalam etakan diolesi dengan minyak agar mudah saat dibuka. Menimbang pasir, semen, air sesuai perencanaan campuran. Campurkan semua bahan yang telah ditimbang sesuai perencanaan campuran mortar, aduk hingga menjadi ikatan yang baik dan homogen. Keluarkan adukan atau tuangkan dalam cetakan kubus mortar dengan bertahap. Penuangan mortar pada cetakan dilakukan dengan perbandingan 1/3 volume kubus mortar, setiap tuangan ditusuk-tusuk dengan tongkat baja agar tidak terjadi rongga. Setelah 3 kali tuangan permukaan atas diratakan. Pada pembuatan benda uji dinding panel mortar yang di gunakan sama dengan yang dibuat pada kubus mortar tetapi volume pada dinding panel lebih besar karena dinding panel berukuran 100 cm x 50 cm x 10 cm. Cara penuangan mortar dilakukan secara bertahap dengan tahap yang paling bawah mortar, tulangan bambu untuk bagian bawah, lalu pasangan bata merah dengan dilapisi mortar tipis pada permukaan bata, setelah itu tulangan bambu diletakan pada atas bata merah dan yang terakhir tuangkan mortarhingga penuh dan rata sampai permukaan tertutup. Pada tahap selanjutnya setelah dilakukan pembuatan benda uji dan didiamkan hingga mengeras, lalu benda uji dinding panel dilakukan perawatan dengan merendam pada bak air atau disiram air selama 28 hari hingga proses pengujian dilaksanakan. Tahap keempat pengujian benda uji yaitu dengan cara melakukan pelepasan begisting atau cetakan benda uji kubus mortar maupun dinding panel yang sudah diolesi minyak agar mudah untuk pelepasan pada waktu akan diuji. Setelah terlepas dari cetakan dilakukan pengujian kuat tekan dan kuat lentur pada umur 28 hari dengan prosedur pengujian dan perhitungan menurut SNI dan ASTM. Jumlah sampel yang akan dibuat terdapat pada Tabel 1 dibawah ini. Jenis Benda Uji Jenis Pengujian Tabel 1.Rincian Benda Uji Umur Benda uji Tanpa Tulangan Dengan Tulangan Kubus Mortar Kuat Tekan 28 hari 5 0 Dinding Panel Kuat Tekan dan Kuat Tarik 28 hari 5 5 Jumlah Sampel 15 sampel Tahap yang terakhir ialah tahap analisa dan pembahasan, dari hasil pengujian yang dilakukan pada tahap empat selanjutnya dilakukan analisa data yang diambil dari hasil percobaan pembuatan dinding panel. Dari langkah tersebut kemudian dapat diambil kesimpulan dan saran dari penelitian. 4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan penelitian dilakukan untuk medapatkan data yang digunakan untuk membahas rumusan masalah. Berdasarkan dari rumusan masalah, maka diambil data-data kuat tekan dan kuat lentur dinding panel pada umur 28 hari. 3.1 PENGUJIAN AGREGAT HALUS Untuk pengujian agregat halus dilakukan beberapa pemeriksaan seperti berat jenis, penyerapan air, kandungan bahan organik, kadungan lumpur, gradasi dan modulus halus butir agregat. Setelah dilakukan pengujian dapat dilihat hasilnya pada Tabel 2. dibawah ini : Tabel 2. Hasil pengujian agregat halus Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Syarat Keterangan Kandungan bahan Organik No.3 (Orange) 1-5 Memenuhi syarat Kandungan Lumpur 4,2 % < 5% Memenuhi syarat Berat jenis SSD 3,77 ±3,75 Memenuhi syarat Absorbsi (Penyerapan air) 4,71 % < 5% Memenuhi syarat Gradasi Pasir Daerah II Memenuhi syarat Modulus Halus Butir 2,88 1,5-3,8 Memenuhi syarat Dari hasil pengujian agregat halus yang berasal dari tambang Kaliworo Klaten dapat dilihat bahwa parameter pengujian diatas memenuhi syarat, sehingga agregat halus layak digunakan sebagai bahan penyusun dinding panel. 3.2 PROPORSI ADUKAN MORTAR Desain campuran mortar pada penelitian ini ialah dengan menggunakan metode cara pencampuran laboratorium (Kardiyono Tjokrodimuljo). Perencanaan digunakan nilai fas 0,5 perbandingan pasir : semen 1:4. Proporsi yang direncanakan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Proporsi Adukan Mortar Benda uji Jumlah f.a.s Semen (kg) Pasir (kg) Air (lt) Dinding Panel 15 0,5 15,125 60,5 7,5 3.3 HASIL PENGUJIAN SLUMP Pada penelitian ini nilai slump direncanakan sebesar 10 cm. Pengujian slump dilakukan untuk mengetahui tingkat kekentalan suatu adukan beton, sehingga dapat diketahui apakah adukan beton kekurangan air, kelebihan air atau sudah cukup air. Dari penelitian yang telah dilakukan, didapatkan nilai slump. 5

No Tabel 4. Hasil pengujian slump jenis dinding panel Nilai Slump (cm) 1 Dinding Panel Tanpa Bracing Diagonal 10 2 Dinding Panel dengan Bracing Diagonal 10 3.4 HASIL PENGUJIAN KUAT TEKAN KUBUS MORTAR Pada pengujian kubus mortar yang berumur 28 hari didapatkan hasil seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 5. Hasil rata-rata pengujian kubus mortar Luas Kuat Tekan Ratarata Kuat Tekan Kuat Tekan No Permukaan (mm²) (kn) (N) (MPa) (MPa) 1 2500 5,55 5550 2,22 2 2500 5,55 5550 2,22 3 2500 6,55 6550 2,62 2,65 4 2500 6,8 6800 2,72 5 2500 8,7 8700 3,48 Pada pengujian kubus mortar didapat rata-rata sebesar 2,65 MPa. 3.5 HASIL KUAT TEKAN DINDING PANEL 3.5.1 Pengujian Kuat Tekan dinding Panel Tanpa Perkuatan Bambu Pada pengujian dinding panel tanpa perkuatan bambu didaptkan hasil seperti tabel dibawah ini. Tabel 6.Hasil rata-rata pengujian kuat tekan dinding panel tanpa perkuatan Luas Kuat Tekan Kuat Tekan No Permukaan Rata-rata (mm 2 ) (kn/m 2 ) (N/mm 2 ) (MPa) (MPa) 1 100000 180,288 180287,700 1,803 1,878 2 100000 195,288 195287,700 1,953 3.5.2 Pengujian Kuat Tekan dinding Panel Dengan Perkuatan Bambu Pada pengujian dinding panel dengan perkuatan bambu didaptkan hasil seperti tabel dibawah ini. 6

Tabel 7. Hasil rata-rata pengujian kuat tekan dinding panel dengan perkuatan bambu. No b (mm) l (mm) h (mm) (kn) Beban Maks (N/mm²) Kuat Tekan (MPa) 1 500 1000 100 197,288 197287,700 1,970 2 500 1000 100 221,000 221000,000 2,210 3 500 1000 100 215,000 215000,000 2,150 4 500 1000 100 213,000 213000,000 2,130 5 500 1000 100 208,000 208000,000 2,080 Kuat Tekan Rata-rata (MPa) 2,109 Tabel 8. Persentase Kenaikan Nilai Kuat Tekan Dinding Panel No Jenis Dinding Panel % kenaikan terhadap dinding panel tanpa perkuatan 1 Dinding panel Tanpa perkuatan 2 Dinding panel dengan perkuatan 12,300 % Grafik 1. kenaikan nilai kuat tekan dinding panel Dari tabel dan grafik diatas diketahui rata-rata kuat tekan dinding panel dengan perkuatan bambu sebesar 2,109 MPa, mengalami penambahan kuat tekan sebesar 12,300 % dari kuat tekan tekan dinding panel tanpa perkuatan bambu dengan rata-rata kuat tekan sebesar 1,878 MPa. 3.6 HASIL PENGUJIAN KUAT LENTUR DINDING PANEL 3.6.1 Pengujian Kuat Lentur Dinding Panel Tanpa Perkuatan Tulangan Bambu. Pada pengujian dinding panel dengan perkuatan bambu didaptkan hasil seperti tabel dibawah ini. 7

Tabel 9. hasil pengujian kuat lentur dinding panel tanpa tulangan bambu. Sampel Beban Kuat Rata-rata b l h Maks Lentur Kuat Lentur (mm) (mm) (mm) (N) (MPa) (MPa) 1 500 1000 100 6400 1,300 2 500 1000 100 8000 1,600 3 500 1000 100 8000 1,600 1,493 3.6.2 Pengujian Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Perkuatan Tulangan Bambu. Pada pengujian dinding panel dengan perkuatan bambu didaptkan hasil seperti tabel dibawah ini. Tabel 10. hasil pengujian kuat lentur dinding panel dengan perkuatan tulangan bambu. Sampel b l h Beban Kuat Lentur (mm) (mm) (mm) (kn) (N) (MPa) 1 500 1000 100 13,5 13500 2,700 2 500 1000 100 16 16000 3,200 3 500 1000 100 18 18000 3,600 4 500 1000 100 16,5 16500 3,300 5 500 1000 100 13 13000 2,600 Rata-Rata Kuat Lentur (MPa) 3,080 No Tabel 11. Persentase Kenaikan Nilai Kuat Lentur Dinding Panel Jenis Dinding Panel 1 Dinding panel Tanpa perkuatan % kenaikan terhadap dinding panel tanpa perkuatan 2 Dinding panel dengan perkuatan 106,296 % Grafik 2. perbandingan nilai kuat lentur dinding panel Dari tabel dan grafik diatas diketahui rata-rata kuat lentur dinding panel tanpa perkuatan tulangan bambu sebesar 1,493 MPa dan rata-rata kuat lentur dinding panel dengan perkuatan bambu sebesar 8

3,08 MPa, mengalami kenaikan kuat lentur sebesar 106,296 % dari rata-rata kuat lentur dinding panel tanpa perkutan tulangan bambu. 4. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dinding panel dengan perkuatan tulangan bambu yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil pengujian kuat tekan kubus mortar dengan fas 0,5 dan perbandingan 1:4 didapatkan kuat tekan rata-rata sebesar 2,65 MPa. 2. Dari hasil pengujian kuat tekan dinding panel dengan perkuatan tulangan bambu dengan fas 0,5 rata-rata sebesar 2,109 MPa, sedangkan pengujian kuat tekan dinding panel tanpa perkuatan tulangan bambu didapatkan rata-rata sebesar 1,878 MPa, mengalami kenaikan sebesar 12,300 % dari kuat tekan dinding panel tanpa perkuatan tulangan bambu, maka disimpulkan dinding panel dengan perkuatan tulangan bambu memiliki kuat tekan lebih tinggi daripada dinding panel tanpa perkuatan tulanga bambu, karena tulangan bambu dapat menambah kekuatan pada dinding panel saat menerima gaya tekan maksimal. 3. Dari hasil pengujian kuat lentur dinding panel tulangan bambu dengan fas 0,5 sebesar 3,080 MPa, sedangkan nilai kuat lentur dinding panel tanpa perkuatan bambu sebesar 1,493 MPa, menglamai kenaikan sebesar 106,296 % dari rata-rata kuat lentur dinding panel tanpa perkuatan bambu, maka disimpulkan dengan penambahan tulangan bambu dapat menambah nilai kuat lentur dinding panel karena tulangan bambu memiliki nilai kuat tarik yang tinggi sehingga lebih kuat menahan tekanan daripada dinding panel tanpa perkuatan tulangan bambu. Oleh karena itu dinding panel dengan perkuatan tulangan bambu dapat digunakan sebagai alternatif pengganti dinding konvensional. Untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan variasi tulangan dan nilai fas yang berbeda sebagai pendukung kekuatan dinding panel. Pembacaan data untuk pengujian benda uji harus diperhatikan dengan teliti agar didapat data kuat tekan dan lentur dengan baik. PERSANTUNAN Ucapan terima kasih disampaikan kepada laboratorium Bahan Bangunan Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta dan kepada teman-teman yang telah membantu pada penelitian dinding panel ini atas bantuanya sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. 9

DAFTAR PUSTAKA Asroni, Ali, 2010. Balok Dan Pelat Beton Bertulang, Penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. Fahrudin, Zaim Nur., 2013. Tinjauan Kuat Lentur Dinding Panel Beton Ringan Menggunakan Campuran Styrofoam Dengan Tulangan Kawat Jaring Kasa Welded Mesh, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Gere, James M., dan Stephen P. Timoshenko,,1996. Mekanika Bahan, penerjemah Wospakrik, Hans. J., Penerbit Erlangga, Jakarta Hartadi, Setya., 2016. Tinjauan Kuat Tekan Dan Kuat Lentur Dinding Panel Dengan Menggunakan Perkuatan Diagonal Tulangan Baja, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Hermawan, Ribut., 2015. Perilaku Geser Dinding Panel Jaring Kawat Baja Tiga Dimensi Dengan Variasi Rasio Tinggi Dan Lebar (Hw/Lw) Terhadap Beban Lateral Statik, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang. Hidayat, M Taufik., 2010. Pengujian Geser Panel Komposit Lapis Anyaman Bambu Menggunakan Limbah Beton Sebagai Bahan Agregat Dengan Variasi Jarak Shear Connector Dan Agregat Campuran, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang. Karyaningrum, N. A., 2011. Tinjauan Kuat Lentur Rangkaian Dinding Panel Dengan Tulangan Baja dan Agregat Pecahan Genteng, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Neville, A.M., dan J.J. Brooks, 1987. Concrete Technology, Penerbit Longman Scientific and Technical, New York. Romly, Mohamad., 2012. Pengujian Kuat Tekan Dan Kuat Geser Dinding Dengan Variasi Waktu Perendaman Bata Merah, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Jember. Rofiq, M. S., 2010. Model Sambungan Dinding Panel Dengan Agregat Pecahan Genteng, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Tidak Dipublikasikan). Tjokrodimuljo, K., 1995. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 10

Tjokrodimuljo, K., 1996. Teknologi Beton, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ummati, Alfinna Mahya., 2015. Kuat Geser Panel Beton Bertulang Bambu Lapis Styrofoam Dengan Beban In-Plane, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang. Winter, G., Nilson A., 1993. Perencanaan Struktur Beton Bertulang. PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 11