PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat


BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. metabolisme gula akibat kurangnya sekresi hormon insulin sehingga terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perilaku dan gaya hidup yang dijalani oleh masyarakat. Saat pendapatan tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang serius dan merupakan penyebab yang penting dari angka kesakitan,

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan di dunia. Insidens dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari

I. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi

BAB I PENDAHULUAN. setelah India, Cina dan Amerika Serikat (PERKENI, 2011). Menurut estimasi

kepatuhan dan menjalankan self care individu lanjut usia dengan Diabetes Melitus selama menjalani terapi hipoglikemi oral dan insulin?.

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular akan terus meningkat

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

Harmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik*

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu diteliti dan diatasi (Suyono, 2005). Namun tidak demikian

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. (glukosa) dalam darahnya. Yang dicirikan dengan hiperglikemia, yang disertai. berbagai komplikasi kronik (Harmanto Ning, 2005:16).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Transkripsi:

PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar in people with diabetes mellitus) Abdul Muhith 1, Indriani Setyowati 2 *) Abstrak Diabetes melitus menjadi masalah kesehatan dunia, dalam jangka panjang komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka mortalitas. Salah satu upaya untuk menurunkan atau mengontrol kadar gula darah adalah dengan memberikan buah apel romebeauty. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Jenis penelitian ini adalah quasy-experiment dengan rancang bangun control time series design. Variabel independen adalah buah apel romebeauty variabel dependen adalah kadar gula darah penderita diabetes melitus variabel intervening adalah jumlah kalori diet sesuai berat badan penderita diabetes melitus. Pada penelitian ini populasinya adalah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 42 orang. Sampel berjumlah 18 responden diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan langsung menggunakan lembar observasi kemudian dianalisis menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test. Hasil penelitian didapatkan seluruh responden pada kelompok perlakuan sebelum pemberian buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 9 orang (100%) dan setelah pemberian buah apel romebeauty kadar gula nya mengalami penurunan menjadi sedang (100%), sedangkan pada kelompok kontrol sebelum pemberian buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 9 orang (100%) dan setelah pemberian buah apel romebeauty kadar gulanya tetap buruk yaitu 7 orang (77,8%). 1) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 2) Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 12

Hasil uji wilcoxon signed rank test pada kelompok perlakuan didapatkan nilai kemaknaan p = 0,003 < α = 0,05 sehingga H 0 ditolak dan H a diterima yang artinya terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Pemberian buah apel romebeauty sebanyak 3 kali/hari sebanyak 100 gr dapat menjadi solusi untuk pengendalian kadar gula darah dan menurunkan kadar gula darah. Sehingga institusi pelayanan dan tenaga kesehatan dapat memberikan health education untuk menggunakan buah apel romebeauty dalam mengontrol kadar gula darah disamping penatalaksanaan obat dan olah raga. Kata kunci: apel romebeauty, kadar gula darah, diabetes melitus A. PENDAHULUAN Seiring kemajuan ekonomi yang terus meningkat, berubah pula prilaku dan gaya hidup yang di jalani masyarakat, salah satunya fenomena yang mengiringi kemajuan masyarakat adalah munculnya penyakit diabetes melitus (Nurina, 2012). Penyakit diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia, prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara-negara industri baru dan negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah yang lebih tinggi dari batas normal diabetes melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan (Laurentia, 2009). Ketaatan bagi penderita diabetes terhadap prinsip diet gizi merupakan salah satu komponen utama keberhasilan pelaksanaan penderita diabetes. Perubahan pola diet yang salah serba instant, tinggi karbohidrat, rendah serat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein, ditambah kurangnya olahraga dapat menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah (Ucik, 2009). Dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi dalam tubuh dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi metabolik akut (diabetes ketoasidosis), mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata), neuropati (penyakit pada syaraf) dan komplikasi makrovaskular yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit vaskular perifer. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini (Suddarth, 2000). 13

Prevalensi Diabetes tahun 2011 di Amerika Serikat sekitar 8,3% dari 125,8 juta orang populasi, dan pada tahun 2010 sebanyak 1,9 juta kasus baru di diagnosa diabetes. Sedangkan pada tahun 2007 diabetes tercatat sebagai penyebab yang mendasari pada 71.382 sertifikat kematian dan terdaftar sebagai faktor yang berkontribusi pada tambahan 160.022 sertifikat kematian. Ini berarti bahwa diabetes berkontribusi total 231.404 kematian di Amerika Serikat (ADA, 2011). Data dari WHO tahun 2009 menunjukkan Indonesia menempati urutan ke empat di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita diabetes melitus terbanyak setelah India, Cina, Jepang dan Brazil. Sedangkan menurut estimasi International Diabetes Federation (IDF) tahun 2007 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia usia 20 tahun keatas menderita diabetes melitus sebanyak 8,2 juta pada tahun 2020. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi nasional diabetes melitus adalah 5,7 % dimana provinsi Jawa Timur merupakan yang mempunyai prevalensi diabetes melitus diatas prevalensi nasional. Dan berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2012 terdapat 102.399 kasus pasien diabetes melitus dengan rawat jalan dan 8.370 kasus pasien diabetes melitus dengan rawat inap. Berdasarkan data puskesmas Sentinel yang merupakan gardu pandang suatu pola dan trend penyakit di provinsi Jawa Timur tahun 2008-2010 di dapatkan 3,61 % penderita diabetes melitus. Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyebutkan total penderita penyakit diabetes melitus tahun 2013 sebanyak 2.214 orang dari 1.123.239 penduduk Kabupaten Mojokerto. Dan pukesmas Puri merupakan puskesmas dengan penderita diabetes melitus terbesar ketiga setelah puskesmas Kemlagi dan puskesmas Jetis di kabupaten Mojokerto dengan jumlah penderita sebesar 757 orang pada tahun 2013 yang sebelumnya pada tahun 2012 sebesar 558 orang. Penyakit diabetes melitus di puskesmas Puri juga menempati urutan ke tiga dalam 10 penyakit teratas di puskesmas Puri tahun 2013, setelah ISPA dan hipertensi. Dan data terbaru di puskesmas Puri menyebutkan pada bulan Januari tahun 2014 terdapat 42 penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa faktor pencetus yang dapat menyebabkan diabetes melitus yaitu keturunan (genetik), infeksi virus yang menyerang pankreas sehingga menghentikan produksi hormon insulin, pola makan yang salah (tinggi lemak dan gula, serat rendah), kegemukan, dan gaya 14

hidup yang tidak sehat (kurang aktivitas fisik, olah raga, kurang istrahat dan stress). Dari Faktor pencetus tersebut hingga terjadinya diabetes melitus ini bisa terjadi karena pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup dan juga bisa karena hormon insulin yang ada di dalam darah tidak dapat bekerja secara efektif, meskipun jumlah insulin yang di produksi pankreas normal, malah mungkin lebih banyak. Akibatnya glukosa yang ada di dalam makanan yang di makan tidak dapat di ubah secara maksimal menjadi energi dan glikogen (simpanan energi dalam otot dan hati). Pada keadaan seperti ini glukosa yang masuk ke dalam sel menjadi sedikit sehingga sel-sel tubuh akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa dalam darah akan meningkat. Dari mekanisme diatas dapat menimbulakan gejala diabetes diantaranya seperti kelelahan yang berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, sering buang air kecil (poliuri), sering merasa haus (polidipsi), cepat merasa lapar (polifagi), serta penglihatan yang kabur (Nurjanah, 2007). Peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus terjadi salah satunya karena tidak menjalani pengelolaan diet dengan tepat. Diet pasien diabetes melitus dengan peningkatan kandungan serat yang larut dalam tubuh dapat memberikan efek kuat terhadap pengendalian kadar glukosa darah (Syafitri, 2012). Salah satu upaya untuk menurunkan atau mengontrol kadar gula dalam darah pada penderita diabetes melitus adalah dengan terapi non farmakologis yaitu dengan cara memberikan buah apel romebeauty. Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang telah dilakukan oleh Harmayetty dalam jurnal Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus dikemukakan bahwa buah apel merupakan buah yang mengandung serat, terutama serat larut air yang mana di perlukan bagi pasien guna mengontrol kadar gula darah. Komponen penting pada buah apel adalah pektin, yang merupakan salah satu jenis serat larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 100 gr (Aditama, 2006). Didalam lambung, pektin membentuk gel dan gel tersebut menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus. Akibat dari penurunan waktu penyerapan glukosa adalah kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin yang berlebihan sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih mudah masuk ke jaringan. 15

Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar glukosa di dalam darah turun (Smeltzer, 2001). Buah apel juga mempunyai indeks glikemik yang rendah yaitu 41, hal ini berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah (Damayanti, 2013). B. METODE PENELITIAN Dalam penelitian menggunakan design penelitian quasyexperiment yaitu suatu rancangan yang berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok. Kadar gula subyek diukur menggunkaan glukometer dan lembar observasi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Intervensi yang di lakukan yakni dengan memberikan buah apel romebeauty 100 gr sebanyak tiga kali sehari sesudah makan selama 7 hari. Teknik pengambilan sampel dengan control time series design, hasil pengukuran awal (pretest) dibandingkan dengan hasil pengukuran akhir (posttest) dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Populasi yang diteliti adalah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto sebanyak 42 orang. Jumlah sampel 18 responden dengan kelompok perlakuan sebanyak 9 orang dan kelompok kontrol sebanyak 9 orang. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel independen yakni buah apel romebeauty, variabel dependen yakni kadar gula darah penderita diabetes melitus dan variabel intervening yakni jumlah kalori diet sesuai berat badan penderita diabetes melitus variabel bebas Analisis data yang digunakan adalah uji wilcoxon signed rank test. C. HASIL PENELITIAN Hasil dari penelitian terhadap pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Pukesmas Puri Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut : Pada pemberian buah apel romebeauty 100 gr sebanyak 3x/hari selama 7 hari, kadar gula darah pada kelompok perlakuan sebelum di berikan buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu sebanyak 9 orang (100%) dan setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula darah responden semuanya turun menjadi sedang yaitu 9 orang (100%). 16

Sedangkan kadar gula darah pada kelompok kontrol sebelum di berikan buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu sebanyak 9 orang (100%) dan setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula darah responden tetap buruk yaitu 7 orang (77,8%) dan yang menjadi sedang 2 orang (22,2%). D. PEMBAHASAN Dalam pembahasan ini akan diuraikan tentang penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. 1. Kadar gula darah penderita diabetes melitus sebelum Pemberian buah apel romebeauty. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruhan responden pada kelompok perlakuan mengalami diabetes dengan kadar gula buruk yaitu 9 responden (100%) dan keseluruhan responden pada kelompok kontrol mengalami diabetes dengan kadar gula buruk yaitu 9 responden (100%) Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia, karena dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi metabolik akut (diabetes ketoasidosis), mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata), neuropati (penyakit pada syaraf) dan komplikasi makrovaskular yang mencakup infark miokard, stroke dan penyakit vaskular perifer. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini (Suddarth, 2000). Menurut Hasdianah (2012) peningkatan kadar gula mempunyai beberapa faktor pemicu, antara lain yakni penderita diabetes melitus yang mengalami stres yang dapat merubah pola makan hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemi atau peningkatan kadar gula dalam darah. Penderita diabetes yang mengalami kegemukan atau obesitas menyebabkan reseptor insulin pada target sel di seluruh tubuh kurang sensitif dan jumlahnya berkurang sehingga insulin dalam darah tidak dapat di manfaat kan untuk mengangkut glukosa masuk kedalam sel dan menjadikan glukosa menumpuk di dalam darah. Faktor asupan makan juga dapat meningkatkan kadar gula darah yakni makanan yang serba instant, tinggi karbohidrat, rendah serat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein. 17

Konsumsi makan yang berlebih dan tidak di imbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah. Pola hidup penderita diabetes yang tidak berolah raga juga dapat memiliki resiko peningkatan kadar gula darah karena dari olah raga itu sendiri berfungsi untuk membakar kalori yang masuk ke dalam tubuh. Bila kalori tersebut tidak dapat di bakar akan tertimbun didalam tubuh dan hal ini juga akan mengakibatkan kurang sensitifnya reseptor insulin pada sel target dan menimbulkan peningkatan kadar gula darah sama halnya seperti pada orang yang kegemukan. Serta perawatan dari segala jenis residu obat-obatan yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pancreas dan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada sekresi hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin dan pada akhirnya tidak ada yang mengangkut glukosa ke jaringan dan menyebabkan glukosa menumpuk di dalam darah dan terjadi peningkatan kadar gula darah. Hasil observasi yang telah peneliti lakukan sebelum pemberian buah apel romebeauty di wilayah kerja puskesmas Puri didapatkan bahwa faktor yang menyebabkan 9 responden pada kelompok perlakuan dan 9 responden pada kelompok kontrol mengalami kadar gula yang buruk sebelum diberikan buah apel romebeauty yaitu faktor asupan makanan, tidak berolahraga dan tidak mengkonsumsi obat diabetes. Faktor pertama adalah asupan makanan, dimana konsumsi makanan responden tidak sesuai diit diabetes melitus dan tidak terkontrol, tinggi karbohidrat, rendah serat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein hal ini tidak di imbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dan menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah. Faktor kedua adalah olahraga, diketahui bahwa keseluruhan responden tidak melakukan olahraga, kalori akan tertimbun didalam tubuh dan mengakibatkan kurang sensitifnya reseptor insulin pada sel target dan menimbulkan peningkatan kadar gula darah. Dan faktor ketiga yang menyebabkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus menjadi buruk pada seluruh responden yaitu tidak mengkonsumsi obat anti diabetes. Dari faktor-faktor tersebut didapatkan bahwa keseluruhan responden baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol tidak 18

melaksanakan management penatalaksanaan diabetes melitus yang utama meliputi diit diabetes melitus, obat dan olah raga. Sehingga menyebabkan keseluruhan responden (100%) kadar gula darahnya buruk. 2. Kadar gula darah penderita diabetes melitus setelah pemberian buah apel romebeauty. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruan dari responden pada kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar gula menjadi sedang yaitu 9 responden (100%) sedangkan sebagian kecil dari responden pada kelompok kontrol mengalami penurunan kadar gula menjadi sedang yaitu 2 responden (22,2%) dan hampir keseluruhan dari responden dengan kadar gula yang masih buruk yaitu 7 responden (77,8%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Qomariyah tahun 2012 membuktikan bahwa buah apel malang romebeauty yang tinggi serat dapat menurun kan kadar gula darah. Dan menurut Sufrida (2008) buah apel romebeauty memiliki aroma yang tidak tajam dan rasanya segar karena cukup banyak mengandung air serta khasiat dan nilai gizi yang baik sekali. Daging buah apel kaya akan kandungan pektin yakni merupakan sejenis serat larut air dan hal ini terkenal mampu menurunkan kadar gula dalam darah. Apel juga mengandung berbagai jenis zat yang mampu mengatasi penyakit ringan maupun berat. Hasil observasi yang telah di lakukan peneliti sesudah pemberian buah apel romebeauty di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto didapatkan bahwa penurunan kadar gula darah pada responden terjadi akibat penambahan serat pada buah apel romebeauty yang di berikan 3x sehari sebanyak 100 gr selama 7 hari, dimana dalam 100 gr buah apel romebeauty mengandung serat larut air (pektin) sebanyak 24%. Dan disamping itu juga dengan dilakukannya kontrol terhadap asupan makanan, dengan menghitung jumlah kalori dan menentukan diit yang sesuai dengan jumlah kalori dan 2 responden pada kelompok kontrol yang mengalami penurunan kadar gula darah menjadi sedang di sebabkan oleh faktor asupan makanannya yang mulai di kontrol sendiri dan di jaga oleh masingmasing individu tersebut yakni dengan mengatur asupan makannya 19

yang rendah gula, rendah lemak dan sesuai dengan kalori yang mereka butuhkan. Berbeda seperti yang sebelumnya dimana mereka makan makanan yang sembarangan, jumlah yang berlebih dan tidak di takar serta masih makan makanan yang manis. 3. Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed rank test pada kadar gula darah kelompok perlakuan dengan pemberian buah apel romebeauty, didapatkan p= 0,003<0,05 (α) sehingga H 0 ditolak dan H a diterima dan terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Dan berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan bahwa responden pada kelompok perlakuan yang pada pre test mengalami diabetes dengan kadar gula buruk sebanyak 9 responden dan mengalami penurunan saat post test menjadi sedang yaitu 9 responden. Serta berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden pada kelompok kontrol yang pada pre test mengalami diabetes dengan kadar gula buruk sebanyak 9 responden dan mengalami penurunan saat post test menjadi sedang yaitu 2 responden sedangkan 7 responden tetap pada kadar gula yang buruk. Komponen penting pada buah apel romebeauty adalah pektin, yang merupakan salah satu jenis serat larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 100 gr buah apel. Peningkatan kandungan serat dalam diet dapat pula memperbaiki kadar glukosa darah sehingga kebutuhan insulin dari luar dapat di kurangi dengan demikian buah apel romebeauty menjadi alternatif dalam peningkatan asupan serat khususnya serat larut air (Sufrida, 2008). Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian yang di lakukan oleh Nurul Qomariah pada tahun 2012 dengan pemberian jus apel malang romebeauty (150 gr) dan 150 ml air, 2x sehari pagi dan sore selama 7 hari setelah makan di dapatkan bahwa sebelum di berikan jus apel batu malang, kadar gula darah responden 100% dan sesudah di berikan jus apel batu malang kadar gula darah responden 83,47%. Menurut Smeltzer (2001), Mekanisme kerja serat terlarut pektin berhubungan dengan pembentukan gel dalam traktus gastrointestinal. Gel ini akan 20

memperlambat pengosongan lambung serta gerakan makanan yang melalui saluran cerna bagian atas dari perlambatan pengosongan lambung ini menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa dan kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin yang berlebihan sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih mudah masuk ke jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar glukosa di dalam darah turun. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukkan adanya kesesuaian antara teori dengan fakta yang ada dimana buah apel romebeauty dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus yang diberikan 3x perhari sebanyak 100 gr, dimana dalam 100 gr satu buah apel romebeauty mengandung 24% serat larut air pektin. Dengan demikian buah apel romebeauty menjadi alternatif dalam peningkatan asupan serat khususnya serat larut air untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus. Penelitian yang dilakukan peneliti sudah memperhatikan unsur-unsur yang dapat dijadikan patokan supaya hasil penelitian tidak menjadi bias yaitu dengan menghitung jumlah kalori dan di tambahkan dengan buah apel romebeauty, dengan ini di harapkan pemberian buah apel romebeauty tidak akan menambah kalori yang di makan oleh penderita diabetes melitus. Dan pemberian buah apel romebeauty ini diberikan sesuai dengan dosis yang tepat yaitu 3 kali sehari dengan dosis 100 gr pada waktu setelah makan pagi, siang dan sore hari selama 7 hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut terutama pada kelompok perlakuan yang di beri buah apel romebeauty dapat disimpulkan bahwa mengkonsumsi buah apel romebeauty sebanyak 3x perhari dengan dosis 100 gr selama 7 hari dapat menjadi solusi untuk pengendalian kadar gula darah dan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus dengan rata-rata 96,8 mg/dl. Namun harus di perhatikan bahwa untuk penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus itu juga harus ditunjang dengan penatalaksanaan yang komperhensif yaitu dengan diit diabetes melitus, obat dan juga olah raga. 21

E. PENUTUP 1. Simpulan Disimpulkan bahwa kadar gula darah responden baik pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sebelum pemberian buah apel romebeauty seluruhnya buruk yaitu 18 orang. Setelah pemberian buah apel romebeauty pada kelompok perlakuan seluruhnya turun menjadi sedang yaitu 9 orang sedangkan pada kelompok kontrol kadar gula darah hampir seluruhnya masih tetap buruk yaitu 7 orang. Dari hasil uji statistik wilcoxon sign rank test di dapatkan bahwa ada pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja puskesmas Puri kabupaten Mojokerto. Dengan demikian buah apel romebeauty menjadi alternatif dan solusi dalam peningkatan asupan serat khususnya serat larut air dan untuk menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus dengan mengkonsumsi buah apel romebeauty sebanyak 3x perhari dengan dosis 100 gr selama 7 hari. 2. Saran a. Tenaga kesehatan dapat menggunakan buah apel romebeauty untuk memperkuat teori tentang asupan diet tinggi serat yang berasal dari buah apel romebeauty dalam menurunkan kadar gula darah. Dan dapat mencari alternatif-alternatif pengobatan efektif dan efisien terhadap diabetes melitus selain menggunakan buah apel romebeauty mengingat penderita diabetes melitus terus meningkat. b. Dapat digunakan sebagai masukan dalam memberikan health education tentang diet tinggi serat apel romebeauty dalam menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus. DAFTAR PUSTAKA Abdul Muhith, Nasir A. (2011). Metodologi Penelitihan Kesehatan, Penerbit: Nuha Medika, Yogyakarta. Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka cipta Damayanti, D. (2013). Sembuh Total Diabetes Melitus, Hipertensi, Asam Urat Tanpa Obat. Yogyakarta: Pinang Merah. 22

Darmono. (2000). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi III. Jakarta: Gaya Baru. Dewi, Nurina Pratita. (2012). Hubungan Dukungan Pasangan Dan Health Locus of Control Dengan Kepatuhan Dalam Menjalani Pengobatan Pada Penderita Diabetes Melitus tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol 1. No 1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2012. Gibney, Michael J. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC Harmayetty. (2008). Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Ners. Vol 2. No 2: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Hartini, Sri. (2009). Diabetes, Siapa Takut. Bandung. Qanita Hasdianah. (2012). Mengenal Diabetes Malitus. Yogyakarta: Nuha Medika Hidayat, A, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kozier. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan. Jakarta: ECG. Lanywati, Endang. (2009). Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta. Kanius Lestarina, Dini dkk. (2012). Pengaruh Pemberian Jus Apel Hijau Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus tipe 2. Politeknik Kesehatan Medan. Mihardja, Laurent. (2009). Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 59. No 9: Jakarta. Nurjanah, Nunung. (2007). Taklukkan Diabetes Dengan Terapi Jus. Jakarta: Puspa Swara. Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. 23