BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

BAB II KAJIAN TEORI. penelitian. Kajian teori ini membuat tentang motivasi belajar, model pembelajaran

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha untuk mempersiapkan ataupun memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerjasama yang baik khususnya antara guru dan siswa. Keberhasilan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

Charlina Ribut Dwi Anggraini

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TGT

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan masyarakat dalam suatu negara sangat dipengaruhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Belajar adalah keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang tinggi dalam proses belajar, tidak sekedar aktivitas fisik semata. Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) MENGGUNAKAN SOFTWARE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS

PROSIDING ISBN :

I. PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana tujuan pembelajaran IPA di atas yakni menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan, maka hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Selain sebagai pengajar, guru dituntut berlaku sebagai pembimbing dan pendidik siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas. yang berhubungan dengan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di sekolah dasar. Dalam mengajarkan mata pelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang sedemikian pesatnya menyebabkan arus komunikasi dan. lagi. Juga dengan diberlakukannya pasar bebas akan mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hlm Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999),

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSIDING ISBN :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STAD DAN TGT TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT(TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia, negara maupun pemerintah. Pendidikan diharapkan mampu mengatasi masalahmasalah yang sedang dihadapi karena pendidikan itu sendiri merupakan institusi penting bagi proses penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi 1. Kondisi di lapangan menunjukan bahwa masih berlakukannya sistem mengajar guru yang jarang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran di kelas, dan pembelajaran masih cenderung bersifat konvensional. Misalnya guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan tradisional, yaitu seorang guru secara aktif mengajarkan materi pembelajaran, kemudian memberikan contoh dan latihan, di sisi lain peserta didik berfungsi sebagai mesin, mereka hanya mendengar, mencatat, dan mengerjakan latihan yang diberikan guru. Pembelajaran ini bersifat berpusat pada guru (teacher centered) saja. 2 Dari contoh ini guru masih menggunakan komunikasi satu arah, di mana guru aktif dan peserta didik pasif. Seorang guru hanya mengajar dan siswa memperhatikan, mencatat dan mengerjakan latihan lalu dilanjutkan dengan pemberian ulangan. Pembelajaran seperti ini berdampak pada situasi 1 Zainal aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV. Irama Widya, 2006), Cet. 1, hlm. 124. 2 Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi satu arah, dimana seorang guru sebagai pusat belajar mengajar, menyampaikan pelajaran dengan berceramah, anak didik mendengarkan dan mencatat (anak didik pasif), gurulah yang merencanakan, mengendalikan dan melaksanakan segala sesuatu. Pola ini banyak memiliki kelemahan, yakni: suasana kelas kaku, guru cenderung otoriter sebab hubungan guru dengan si anak seperti majikan dan bawahan, mengerti atau tidak mengertinya anak didik tidak dengan cepat diketahui guru. Lawan dari techer centered adalah student centered. Lihat Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2008), hlm. 129.

2 kelas menjadi pasif, pembelajaran membosankan dan pembelajaran menjadi tidak bermakna karena peserta didik tidak terbawa dalam pengalaman pembelajarannya. Pada akhirnya motivasi dan hasil belajar peserta didik menjadi turun. Pendidikan seringkali menggunakan penguatan, guna memberikan motivasi kepada anak didik untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. Penguatan sendiri adalah hal-hal yang disediakan oleh lingkungan, dalam hal ini pendidik dengan maksud untuk merangsang peserta didik agar belajar lebih keras dan lebih baik. Penguatan itu akan bermanfaat apabila mengandung tujuan yang akan bermanfaat sebagai kepuasan untuk kebutuhan psikologi anak didik, karena penguatan dapat untuk memuaskan seseorang. Oleh karena seorang pendidik harus kreatif dan imaginatif menyediakan penguatan tersebut. Rendahnya motivasi dan hasil belajar peserta didik serta layanan pendidikan yang belum mengoptimalkan kemampuan peserta didik merupakan tantangan yang perlu dihadapi dan dijawab oleh guru. Pelajaran Fisika merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, hal ini disebabkan banyaknya rumus Fisika dan dalam menyajikan pelajaran masih menggunakan metode yang kurang tepat. Berdasarkan hasil observasi awal dan data yang diperoleh dari guru pengampu mata pelajaran Fisika kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban, diperoleh informasi bahwa motivasi belajar pada pelajaran Fisika peserta didik di MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban pada tahun 2009 khususnya di kelas VIII masih rendah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor siswa dan faktor guru. Dari faktor peserta didik sendiri, hal ini dimungkinkan karena kurangnya motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran. Selain itu juga, disebabkan oleh anggapan peserta didik yang menganggap bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran yang sulit dan tidak mengasyikkan. Dari faktor guru sendiri, hal ini dimungkinkan karena guru dalam mengajar menggunakan metode pembelajaran yang kurang variatif dan menarik sehingga membuat peserta didik merasa bosan.

3 Oleh karena itu, seharusnya strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu pembelajaran yang melibatkan peran aktif peserta didik adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. 3 Mengingat pentingnya variasi pembelajaran di kelas yang akan berimplikasi dengan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran kooperatif yang mengandung unsur kerjasama antar peserta didik dalam kelompok, tanggung jawab kelompok dalam pembelajaran individu dan penambahan skor dilakuakn setelah kuis, dan antar kelompok dipertandingkan dalam permainan yang edukatif. Jadi, setiap anggota harus memahami materi lebih dulu sebelum mengikuti kuis dan game. Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari fisika sehingga peserta didik dapat mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap informasi ilmiah dan dapat memotivasi peserta didik agar berperan aktif dalam pembelajaran di kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar dan melatih kemampuan peserta didik dalam bekerjasama sekaligus menjelaskan kepada teman sekelompok yang tidak paham. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan dan memperoleh manfaat yang maksimal baik dari motivasi belajar maupun hasil belajarnya. Peneliti memilih model pembelajaran kooperatf tipe TGT karena pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara aktif. Oleh karena itu, 3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), Cet. 1, hlm. 2.

4 peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VIII MTs Manabail Futuh 2 Bancar Tuban pada materi pokok usaha dan energi. Dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Fisika melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Turnament (TGT) Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban Tahun Ajaran 2009/2010 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah penelitian ini adalah motivasi belajar pada pelajaran Fisika peserta didik di MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban pada tahun ajaran 2009/2010 khususnya di kelas VIII masih rendah. C. Pembatasan Masalah Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul di atas, maka penulis memberikan pembatasan dari masing-masing istilah sebagai berikut: 1. Belajar Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang nampak dan bisa diamati, ada pula yang tidak bisa diamati. Perilaku yang dapat diamati disebut penampilan atau behavioral performance. Sedangkan yang tidak bisa diamati disebut kecenderungan perilaku atau behavioral tendency. 4 2. Motivasi Belajar 4 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,2007), Cet. 13, hlm. 14.

5 Motivasi adalah adalah dorongan yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. 5 Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat pada diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. 6 Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan citacita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabakan oleh rangsangan tertentu, sehingga seorang berkeinginan untuk melakukan aktifitas belajar yang lebih giat dan semangat. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (5) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang dapat belajar dengan baik. 7 3. Pembelajaran Kooperatif model TGT 5 Hamzah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi aksara, 2008), Cet. 4, hlm. 1. 6 Ibid, Cet. 4, hlm. 3. 7 Ibid, Cet. 4, hlm. 23.

6 Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalakan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. 8 Model Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model Team Games Turnament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, di mana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang bekerja. 9 4. Fisika Terdapat beberapa definisi tentang Fisika, antara lain : 1. Menurut Brouckhaus, fisika adalah pelajara tentang kejadian di alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran yang didapat, penyajiansecara matematis, dan berdasarkan peraturanperaturan umum. 2. Menurut Gertsen, fisika adalah suatu teori yang menerangkan gejalagejala alam sesederhana-sesederhananya dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataannya. 3. Menurut Weizsacher, fisika adalah teori peramalan alternatifalternatif yang secara empiris (dengan percobaan) dapat dibedabedakan. 8 Hilda Karli dan Oditha R. Hutabarat, Implementasi KTSP Dalam Model-Model Pembelajaran, ( Generasi Info Media, 2007), hlm. 113. 9 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008), Cet-1, hlm. 163.

7 Ada pula yang mengatakan bahwa fisika adalah cabang IPA yang menyangkut gejala alam yang dinyatakan dalam zat dan energi. Jadi, fisika dapatlah disebut ilmu tentang zat an energi. 10 Ilmu Fisika adalah ilmu yang berhubungan dengan materi dan energi, dengan hukum-hukum yang mengatur gerakan partikel dan gelombang, dengan interaksi antar partikel, dan dengan sifat-sifat molekul, atom dan inti atom, dan dengan sistem-sistem berskala lebih besar seperti gas, zat cair dan zat padat. 11 D. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban Tahun Ajaran 2009/2010? 2. Apakah dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban Tahun Ajaran 2009/2010? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika materi pokok Usaha dan Energi kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban. 2. Untuk mengetahui bagaiamana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika materi 10 Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang, Telaah Kurikulum Fisika, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003), hlm.25 11 Paul A. Tipler, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1991), hlm. 1.

8 pokok Usaha dan Energi kelas VIII MTs Manbail Futuh 2 Bancar Tuban Tahun Ajaran 2009/2010 F. Kajian Penelitian yang Relevan 1. Skripsi yang disusun oleh Setyowati mahasiswi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan judul Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang 12. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa secara nyata motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 13 Semarang. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata skor motivasi belajar pada siswa kelas VII di SMP Negeri 13 Semarang sebesar 57,30 dengan persentase skor 75,30% yang masuk dalam kategori tinggi. 2. Skripsi yang disusun oleh Rosa Civiliani Widyastuti mahasiswi UNNES, tahun 2008 dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang 13. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar matematika yang diajar melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dalam menyerap informasi 12 Setyowati (3301403001), Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2007) 13 Rosa Civiliani Widyastuti (4101404082), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES 2008).

9 ilmiah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar, karena peserta didik merasa termotivasi untuk berperan aktif dan bekerja sama dengan baik dalam kelompok, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata aktivitas siswa selama dalam kelompok pada siklus I masih berada pada kategori aktivitas cukup yakni 2,3 dan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa selama dalam kelompok meningkat menjadi 3,7 yang berarti telah berada pada kategori aktivitas baik. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 6,78 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 67,80% sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan rata-rata sebesar 7,82 dengan ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 78,40%. Dari kedua contoh skripsi penelitian tindakan kelas yang telah dipaparkan di atas, skripsi yang sesuai dengan penilitian tindakan kelas yang dilaksanakan peneliti adalah skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Pada Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 37 Semarang. Namun pada penilitian ini peneliti menitikberatkan pada peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran Fisika pada materi pokok usaha dan energi. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran Fisika melalui pembelajaran kooperatif tipe Team Games Turnament (TGT) pada materi pokok Usaha dan Energi. 2. Bagi Guru Guru dapat menerapkan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan dan dapat dijadikan contoh (model) alternatif dalam pembelajaran Fisika agar pembelajaran dapat lebih berkualitas.

10 3. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 4. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang baru, yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di masa mendatang, khususnya dalam pelajaran Fisika

11