BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN MALANG. BAB I KETENTUAN UMUM

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Pe

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58 Tambahan Le

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SOPPENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOPPENG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2014

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PEKALONGAN, PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DIDAERAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 26 Tahun 2016 Seri E Nomor 18 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA SABANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER DALAM PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA CIREBON NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI KOTA CIREBON

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN KOTABARU

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

WALIKOTA PROBOLINGGO

BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 119 TAHUN 2015 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015

-2- Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277); 2. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 t

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN TULANG BAWANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH

C KONSEP PENGURUSUTAMAAN/ MAINSTREAMING GENDER

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 5 TAHUN

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : 62 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 53 TAHUN

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 21 TAHUN TAHUN 2013

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI BULUNGAN TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BULUNGAN.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan;

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER (PPRG)

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 15 TAHUN No. 15, 2016 TENTANG

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

" {{rr> WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional; 3. Peraturan Menteri Pertahanan Nom

Rancangan Final 8 April 2013

KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN BADUNG BAB I PENDAHULUAN

PERJANJIAN KINERJA KEPALA SEKSI BINA KETRAMPILAN PEREMPUAN KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATENBADUNG TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 7 TAHUN 2017

RENCANA AKSI DAERAH PENGARUSUTAMAAN GENDER KOTA SOLOK TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

STRATEGI PUG dalam pembangunan daerah. Hj. ANDI MURLINA PA, S.Sos KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 132 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

1. COVER LAKIP.doc 2. DAFTAR ISI, TABEL & GAMBAR.doc 3. IKHTISAR EKSEKUTIF.DOC 4. BAB I (PENDAHULUAN).DOC 5. BAB II (PERENCANAAN & PERJANJIAN

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT KABUPATEN/KOTA SE-JAWA TENGAH TAHUN 2017

PENERAPAN PUG DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENYUSUNAN PPRG DENGAN SISTEM PROBA TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

BAB V TABEL 5.1 RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF KEBUTUHAN PENDANAAN BPPKB PROVINSI JAWA TIMUR

KERANGKA ACUAN KEGIATAN RAPAT KOORDINASI PUG TINGKAT OPD PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten mempunyai peranan dan fungsi penting serta strategis dalam rangka melayani masyarakat Kabupaten Badung di bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan/Gender dan Perlindungan Anak, dengan melibatkan lebih banyak perempuan sebagai stikholder dapat diharapkan dapat menjembatani dan mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang terealisasi secara transparan, partisipatif dan Akuntabilitas. Guna mengantisipasi persoalan-persoalan pembangunan, Pemerintah Daerah Kabupaten Badung melalui Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 7 Tahun 2008 Tentang pembentukan Oganisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Badung membentuk Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dengan tugas membantu Bupati Badung dalam menyelenggarakan Pemerintahan di bidang Pemberdayaan Perempuan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) wajib di buat oleh SKPD untuk menentukan program, kegiatan serta tujuan dan sasaran yang ingin dicapai di tahun mendatang yang telah dimuat dalam Renstra 2010-2015. Dari rencana kinerja tahunan ini dituangkan dalam penyusunan Renja/RKA kemudian ditetapkan dalam penetapan kinerja yang merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan yang dinamakan Dokumen pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Alur dalam penyusunan rencana kinerja tahunan, pertama disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), karena awal dari Rencana Kerja dan Anggaran Pembangunan Daerah bersumber dari RPJMD kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Renstra (Rencana Strategis) untuk menunjang terlaksananya renstra dilengkapi dengan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dibuat Penetapan Kerja (PK) barulah menjadi kegiatan dimana pada akhir periode SKPD melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja, pengukuran pencapaian target kinerja dimaksudkan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja untuk menentukan keberhasilan suatu SKPD dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) semua itu merupakan suatu rangkaian yang tidak lepas atau dipisahkan antara satu dengan yang lain. 1

B. Struktur Organisasi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung KEPALA KANTOR PEMBERDAYAAN PEREMPUAN SUB. BAGIAN TATA USAHA SEKSI PENGARUSUTAMAAN GENDER SEKSI BINA KETERAMPILAN PEREMPUAN SEKSI PENYULUHAN DAN PEMBINAAN 2

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH A. Visi Setiap Program Pembangunan umumnya dilandasi oleh Visi dan Misi. Demikian juga Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung dalam melaksanakan kegiatan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak juga mempunyai visi dan misi tersendiri. Visi dan Misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung adalah sebagai berikut : Visi Terwujudnya Kesetaraan dan Keadilan Gender ( KKG ) Kesejahteraan dan Perlindungan Anak ( KPA ) dalam berkeluarga, bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. B. Misi a. Meningkatkan kualitas hidup keluarga dan masyarakat di berbagai bidang strategis. b. Penggalakan sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender. c. Menghapus segala bentuk diskriminatif terhadap perempuan. d. Menegakkan Hak Asasi Manusia ( HAM ) bagi perempuan. e. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak. f. Meningkatkan kemampuan dan kemandirian lembaga dan organisasi perempuan C. Tujuan Tujuan disusunnya rencana kerja tahunan adalah untuk mengoptimalkan suatu sasaran strategis dalam melaksanakan program dan kegiatan serta pelayanan kepada masyarakat yang lebih berdaya guna dan berhasil guna serta untuk lebih memantapkan pelaksanaan pembangunan di bidang peningkatan kualitas hidup perempuan secara berkesinambungan selama lima tahun kedepan. Sebagai penjabaran dan implementasi atas visi dan misi yang telah ditetapkan pada tahun 2010-1015 D. Sasaran Dalam pengarusutamaan gender sasaran yang ingin dicapai adalah : 1. Meningkatnya Peranan Perempuan. 2. Meningkatnya Perlindungan Keluarga. 3

3. Menurunnya kesenjangan pencapaian pembangunan antara laki-laki dan perempuan Program-program pembangunan jangka menengah dan tahunan terus dikembangkan agar responsif gender. Program-program tersebut ditujukan untuk : 1) Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan perlindungan anak, terutama dibidang pendidikan, kesehatan, hukum, ketenagakerjaan, sosial, politik, lingkungan hidup dan ekonomi; 2) Perencanaan gender dan sensitif gender dalam pembangunan; 3) Kegiatan yang menyesuaikan diri pada kebutuhan praktis gender dalam peranan tradisional gender; 4) Program pembangunan berdasarkan kebutuhan strategis gender untuk melakukan perubahan atas ketimpangan gender secara mendasar. Untuk mencapai sasaran dan mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengarusutamaan gender disusun arah kebijakan sebagai berikut: 1) Mengembangkan konsep gender di masyarakat, 2) Mendorong para perempuan mengambil posisi strategis dalam pemerintahan maupun swasta, dan 3) Perencanaan dan penganaggaran yang responsif gender. Kebijakan pembangunan gender yang dilakukan ke depan diarahkan untuk : 1. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik; 2. Meningkatkan taraf pendidikan dan layanan kesehatan serta bidang pembangunan lainnya untuk mempertinggi kualitas hidup perempuan; 3. Menyempurnakan perangkat hukum untuk melindungi setiap individu perempuan; 4. Memperkuat kelembagaan, koordinasi, dan jaringan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di segala bidang, termasuk pemenuhan komitmen-komitmen internasional; 5. Penyediaan data statistik dan analisis gender, statistik dan analisis anak serta peningkatan partisipasi masyarakat. 4

BAB III KOMPONEN RENCANA KINERJA TAHUNAN A. SASARAN STRATEGIS Pengarusutamaan gender berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 merupakan strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimais untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender dalam sejumlah aspek kehidupan manusia melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Penerapan pengarusutamaan gender akan menghasilkan kebijakan publik yang lebih efektif untuk mewujudkan pembangunan yang lebih adil dan merata bagi seluruh penduduk Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan. Piranti analisis yang dapat digunakan untuk strategi pengarusutamaan gender antara lain adalah Alur Kerja Analisis Gender/Gender Analysisi Pathway (GAP). Hasil analisis gender ini kemudian digunakan oleh semua komponen terkait termasuk seluruh SKPD di Kabupaten Badung untuk melakukan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. Dengan demikian, diharapkan bahwa pengintegrasian isu gender ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah akan membuat pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, akuntabel, dan adil dalam memberikan akses, partisipasi, manfaat dan kontrol kepada perempuan dan laki-laki. Pengarusutamaan gender memiliki arti penting karena melalui program pengarusutamaan gender : a. Pemerintah dapat bekerja lebih efisien dan efektif dalam memproduksi kebijakan-kebijakan publik yang adil dan responsif gender kepada rakyatnya, perempuan, dan laki-laki. b. Kebijakan dan pelayanan publik, program dan perundang-undangan yang adil dan responsif gender akan membuahkan manfaat yang adil bagi semua rakyat perempuan dan laki-laki. c. Pengarusutamaan gender merupakan upaya menegakkan hak-hak perempuan dan laki-laki atas kesempatan yang sama, pengakuan dan penghargaan yang sama dimasyarakat. d. Pengarusutamaan gender mengantar kepada pencapaian kesetaraan dan keadilan gender dan meningkatkan akuntabilitas pemerintah terhadap rakyatnya. 5

e. Keberhasilan Pengarusutamaan Gender memperkuat kehidupan sosial politik dan ekonomi suatu bangsa. Dalam upaya pelaksanaan program pengarusutamaan gender, pemerintah Kabupaten Badung melalui Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung telah melaksanakan beberapa program antara lain : 1. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak dengan kegiatan utama meliputi : Pembinaan dan evaluasi kader P2WKSS dan sosialisasi terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. 2. Peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan perlindungan anak. 3. Peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan. 4. Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). B. INDIKATOR KINERJA Perkembangan manajemen sektor publik saat ini adalah adanya tuntutan kepada penyelenggara negara untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan untuk susuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.manfaat kepada masyarakat inilah yang disebut output, dan outcome seperti ini yang disebut sebagai kinerja. Ada kebiasaan selama ini bahwa kita menganggap sudah berkinerja apabila telah menghabiskan dana yang disediakan pelaksanaan kegiatan telah tercapai 100 % dan kegiatan tersebut menghasilkan suatu produk. Dengan adanya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007 mengatur tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dalam peraturan tersebut diuraikan kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa satuan kerja sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program, terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya berupa personil atau sumber daya manusia (SDM), barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut. Keluaran (Output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis dan tujuan program dan kebijakan. Hasil ( out come ) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program mengacu pada sasaran strategis dan tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan penetapan indicator kinerja utama. 6

Indikator kinerja adalah alat ukur atau media yang digunakan dalam mengukur kinerja, Indikator kinerja dimaksudkan sebagai ukuran yang dapat menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau kegiatan yang berfungsi sebagai alat ukur yang dapat menunjukkan apakah sasaran atau kegiatan telah berhasil dicapai atau tidak. Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. Indikator Kantor Pemberdayaan Perempuan terdiri dari 4 sasaran dan 5 (lima) indikator yaitu Indikator pertama Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2W-KSS dengan target tahun 2014 sebesar 600 KK, indicator yang kedua persentase penanganan kasus KDRT dengan target tahun 2014 sebesar 100%. Indikator ketiga jumlah keluarga yang mendapat pembinaan gerakan sayang ibu dan bayi baru lahir dengan target sebesar 800 Orang. Indikator keempat yaitu angka IPG dengan target pada tahun 2014 sebesar 75,45. Indikator kelima yaitu jumlah kader BKB yang mendapat pelatihan dengan target sebesar 75 KK pada tahun 2014. Pelaksanaan program kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) yang bertujuan untuk menghapus segala bentuk diskriminasi serta meningkatkan kualitas hidup perempuan, seperti yang diamanatkan oleh Pasal 25 Permendagri nomor 15 Tahun 2008 tentang pedoman umum pelaksanaan PUG di daerah yang mana telah diperkuat pula oleh adanya Surat Edaran Bupati Badung Nomor 916/2971/PP tentang pelaksanaan anggaran yang responsive gender (ARG). Hal tersebut mewajibkan Daerah untuk membentuk pokja-pokja PUG sebagai wadah konsultasi bagi pelaksanaan dan penggerak Pengarusutamaan Gender dari berbagai instansi/lembaga pemerintah berupa pembentukan Focal Point di masingmasing SKPD di Kabupaten Badung. Focal Point ini merupakan aparatur SKPD yang mempunyai kemampuan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender di SKPD masing-masing. 7

Adapun indikator kinerja utama yang dilaksanakan pada Kantor Pemberdayaan Perempuan adalah sebagai berikut : Sasaran Indikator Kinerja - Meningkatnya peranan perempuan - Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2W-KSS. - Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak - Persentase penanganan kasus KDRT - Menurunnya kesenjangan pembangunan antara perempuan dan laki-laki - Meningkatnya pemenuhan hak anak - Jumlah keluarga yg mendapat pembinaan gerakan sayang ibu dan bayi baru lahir - Angka IPG - Jumlah kader BKB yang mendapat pelatihan 8

BAB V PENUTUP Kesimpulan Penyusunan Rencana kerja tahunan adalah merupakan sarana untuk menentukan tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dengan menekankan pada pencapaian visi dan misi pembangunan daerah kususnya dalam hal pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Badung. Mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan/sasaran untuk memenuhi visi dan misi dapat diukur dan dimonitor secara langsung. untuk sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, dalam penyusunan Rencana Kerja Tahunan apa tujuan yang akan dilaksanakan, sasaran apakah yang ingin dicapai kemudian berapa dibutuhkan anggaran untuk mendukung rencana kerja tahunan tersebut. Kemudian dari sisi pengawasan dan monitoring pelaksanaan apakah sudah menyentuh kepada kepentingan masyarakat luas kususnya perempuan dan anak. Untuk mencapai tujuan, sasaran, visi dan misi, berdasarkan Inpres Nomor 9 Tahun 2000 merupakan strategi yang dilakukan secara rasional dan sistimatis dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Piranti analisis yang dapat digunakan untuk strategi pengarusutamaan gender antara lain alur Kerja Analisis Gender/Gender Analysis Patway (GAP). Hasil analisis gender ini kemudian digunakan oleh semua komponen terkait termasuk seluruh SKPD di Kabupaten Badung untuk melakukan perencanaan, dan penganggaran di tingkat pusat dan daerah akan membuat pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, akuntabel, adil dalam memberikan akses, partisipasi, manfaat dan kontrol kepada perempuan dan laiki-laki. Dari capaian indikator sasaran pertama yaitu yaitu Indikator pertama Jumlah keluarga yang mendapat pembinaan P2W-KSS dengan realisasi tahun 2014 sebesar 600 KK, indicator yang kedua persentase penanganan kasus KDRT dengan realisasi tahun 2014 sebesar 100%, Indikator ketiga jumlah keluarga yang mendapat pembinaan gerakan sayang ibu dan bayi baru lahir dengan target sebesar 800 Orang Indikator keempat yaitu angka IPG dengan target pada tahun 2014 sebesar 75,45. Indikator kelima yaitu jumlah kader BKB yang mendapat pelatihan dengan realisasi sebesar 75 KK pada tahun 2014, ini menunjukan pelaksanaan visi dan misi dengan interprestasi BAIK 9

Demikian dapat disimpulkan mudah-mudahan dengan adanya Rencana kerja tahunan, perencanaan, penganggaran, pengawasan dan monitoring, dalam penetapan Indikator Kinerja Utama, dapat lebih menunjukan hasil yang jelas dan terukur dalam kurun waktu yang lebih singkat sesuai dengan visi dan misi Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung. Mangupura, 15 Maret 2013 Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Badung, Ida Ayu Yutri Indahgustari, SE,MM Pembina Tk. I NIP. 19710831 199703 2 007 10