PERUBAHAN MAKNA DAN FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN MAKNA DALAM MEDIA CETAK (Kajian Semantik Jurnalistik)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

ANALISIS MAKNA KONOTATIF DAN PERUBAHAN MAKNA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR PIKIRAN RAKYAT PERIODE BULAN OKTOBER 2013 s.d. BULAN JANUARI 2014

ANALISIS VARIASI MAKNA PLESETAN PADA TEKA-TEKI LUCU BANGGEDD UNTUK ANAK KARYA AJEN DIANAWATI (TINJAUAN SEMANTIK)

22, Vol. 06 No. 1 Januari Juni 2015 dapat diungkapkan dengan makna sebagai representasi maksud emosional manusia yang tidak terbatas. Penggunaan bahas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB V PENUTUP. berdasarkan konteks pemakaian dibedakan atas istilah umum, dan istilah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fungsi bahasa pada umumnya adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. bidang otomotif yang disajikan oleh majalah Oto Plus. Majalah ini terbit setiap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB II LANDASAN TEORI. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Giovanni (2013) dalam skripsinya yang berjudul Analisis Perubahan Makna

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat. komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut KBBI kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan, yang

ANALISIS PENGGUNAAN SINGKATAN SMS PADA RUBRIK GAUL DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI DESEMBER-JANUARI 2009/2010 SKRIPSI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seperti pendapat Kridalaksana (1982: 17) bahwa bahasa (language)

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

EUFEMIA HOTEL PRODEO PADA BERITA KETIKA ANGIE CEK GIGI DAN NYALON DI HOTEL PRODEO

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. lisan merupakan ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA MADING DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA JURNAL ILMIAH

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia dalam hidupnya sangatlah beragam. Baik itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal manusia melahirkan ide-ide kreatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan pesan baik itu berupa ide, gagasan, maupun informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

2015 METAFORA DALAM TUTURAN KOMENTATOR INDONESIA SUPER LEAGUE MUSIM : KAJIAN SEMANTIK KOGNITIF

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk menyampaikan ide,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya metafora adalah suatu bentuk kekreatifan makna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dari makhluk-makhluk lain (Poerwadarminta, 2005: 106).

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Artikel Publikasi PERUBAHAN MAKNA PADA WACANA HUMOR CAK LONTONG

Transkripsi:

PERUBAHAN MAKNA DAN FAKTOR PENYEBAB PERUBAHAN MAKNA DALAM MEDIA CETAK (Kajian Semantik Jurnalistik) Oleh: Erwan Kustriyono Vega Prisma Kurniawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya, No. 3 Kota Pekalongan e-mail: erwan_kustriyono@ymail.com ABSTRACT Language journalism in the print media, especially tabloid is a form of language as a communication tool in the form of writing. English tabloid journalism using a variety of language. Tabloid Nova is one concrete manifestation of the function of the language used in the print media. Sentences and vocabulary used in the print media articles in the tabloid Nova analyzed through semantic study journalism. Study semantic tabloid journalism in Nova obtain seven types of changes of meaning and find eleven factors affecting the change of meaning. Keywords: semantic journalism, changing the meaning, and the print media (tabloids) ABSTRAK Bahasa jurnalistik dalam media cetak khususnya tabloid merupakan wujud bahasa sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulis. Bahasa tabloid menggunakan ragam bahasa jurnalistik. Tabloid Nova merupakan salah satu wujud nyata dari fungsi bahasa yang dipakai dalam media cetak. Kalimat serta kosakata yang digunakan dalam artikel media cetak dalam tabloid Nova dianalisis melalui kajian semantik jurnalistik. Kajian semantik jurnalistik dalam tabloid Nova memperoleh tujuh jenis perubahan makna dan menemukan sebelas faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna. Kata kunci: semantik jurnalistik, perubahan makna, dan media cetak (tabloid) PENDAHULUAN Kajian tentang semantik jurnalistik sangat beragam, yang paling nyata dalam bidang bahasa, khususnya bahasa yang digunakan dalam media cetak sebagai wujud nyata bahasa jurnalistik. Bahasa memiliki pengaruh yang sangat luar biasa terhadap perkembangan dan pemikiran masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Sebagai alat komunikasi bahasa terdiri dari berbagai macam ragam. Salah satu ragam yang muncul dalam bahasa adalah bahasa ragam jurnalistik. Penggunaan ragam bahasa jurnalistik banyak digunakan sebagai sarana penyampaian 13

14 informasi kepada masyarakat melalui bahasa tulis. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa yang biasa digunakan dalam media massa. Deskripsi tersebut diperkuat oleh pendapat Chaer (2010:2) yang mengungkapkan pendapatanya bahwa bahasa jurnalistik atau bahasa Indonesia ragam jurnalistik memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan ragam bahasa lain. Ragam bahasa jurnalistik ditulis sesuai dengan tujuan tulisan jurnalistik dan sasaran pembacanya. Pemakaian bahasa ragam jurnalistik dalam media cetak seperti tabloid merupakan salah satu penerapan bahasa sebagai alat komunikasi dalam bentuk tulis. Tabloid merupakan bentuk lain dari surat kabar yang ukurannya lebih kecil. Pendapat tersebut dikuatkan oleh Sudarman (2008:12) yang Bahasa Indonesia ragam jurnalistik memiliki sifat ekspresif dan efektif. Bahasa ekspresif yaitu bahasa yang dapat menggugah emosi pembacanya. Sedangkan bahasa efektif yaitu bahasa yang memenuhi kriteria jelas sesuai dengan kaidah tata bahasa dan tidak berbelit-berbelit serta mudah dipahami pembacanya. Selain itu bahasa tabloid juga disajikan semenarik mungkin. Berita yang akan disampaikan disusun dalam kalimatkalimat yang menarik sehingga orang lain ingin membacanya. Salah satu tabloid wanita yang banyak tersebar di masyarakat saat ini yaitu tabloid Nova. Tabloid Nova terbit sepekan sekali. Salah satu artikel yang ada pada tabloid Nova adalah rubrik Profil. Wacana yang ada di dalam rubrik Profil tabloid menuliskan bahwa tabloid merupakan surat Nova berisi mengenai artikel para tokoh kabar dalam format yang lebih kecil dan biasanya terbit sepekan sekali. Media massa cetak seperti tabloid memiliki frekuensi penyebaran yang cukup tinggi dan banyak tersebar di masyarakat luas. masyarakat dengan kisahnya masing-masing. Artikel pada rubrik ini ditulis dalam dua halaman setiap edisinya. Karya-karya yang berupa tulisan inilah yang sarat akan makna. Baik dalam setiap kata, frasa, kalimat Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

15 maupun wacananya. Keterbatasan penyampaian informasi yang disajikan dalam artikel rubrik Profil tabloid Nova inilah yang relevan dengan kajian makna dalam bidang ilmu semantik. Analisis dalam artikel ini membahasa dua masalah mendasar, masalah tersebut meliputi perubahan makna dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan makna kata pada rubrik Profil tabloid Nova. Artikel ini menggunakan pendekatan secara teoretis menggunakan kajian semantik, sementara itu, pendekatan penelitian secara metodologi yang digunakan adalah pendekatan deskriptif-kualitatif. Penelitian kualitatif dikemukakan oleh Moeleong (2012:6) sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, motivasi, dan lain sebagainya secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Data dalam penelitian ini berupa penggalan wacana dalam rubrik Profil tabloid Nova. Kajian Teori Salah satu kajian di dalam ilmu semantik adalah makna. Makna merupakan objek dari kajian semantik. Membahas mengenai makna, Wijana (2011:3) menyatakan bentuk-bentuk kebahasaan, seperti morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana memiliki dasar yang berupa konsep yang bersifat mental dalam pikiran manusia yang disebut dengan makna (sense). Sependapat dengan hal tersebut, Chaer (2011:30) menyatakan bahwa makna merupakan konsep yang terdapat dalam satuan bahasa. Satuan bahasa itu merupakan wadah bagi pemakai bahasa untuk menyampaikan konsep atau pengertian mengenai makna tersebut. Makna akan menjadi jelas bila berada di dalam konteksnya, dan biasa disebut dengan istilah makna konteks. Menurut Suwandi (2011:48) kata makna di dalam pemakaiannya dapat Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak

16 diartikan dengan arti, gagasan, pikiran, konsep, pesan, pernyataan maksud, informasi dan isi. Hal ini senada dengan pendapat Kridalaksana (dalam Suwandi 2011:48) yang mengatakan bahwa arti merupakan pengertian yang paling dekat dengan makna. Menurutnya arti adalah konsep yang mencakup makna dan pengertiannya. Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa makna makna muncul atau hadir apabila seseorang menuturkan suatu kata tertentu, ia dapat membayangkan apa yang sedang dimaksud dari kata tersebut dan dapat menjelaskan pengertiannya. Hubungan antara kata apa yang dimaksud dengan pengertian itulah yang disebut makna. Suatu objek tuturan dapat saja sama tetapi belum tentu makna yang dimaksud juga sama. Membahas dan menganalisis mengenai makna tentu tidak terlepas dari perubahan makna. Bahasa selalu mengalami perkembangan, dan dalam perkembangannya makna suatu kata dapat mengalami perubahan. Terdapat 7 perubahan makna dalam semantik, yaitu (1) perluasan atau generalisasi merupakan gejala yang terjadi atau proses perubahan makna dari yang khusus ke umum, (2) penyempitan makna atau spesialisasi merupakan proses perubahan makna yang awalnya memiliki makna luas kemudian maknanya berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna yang dimaksud, (3) peninggian makna atau ameliorasi merupakan suatu proses perubahan makna di mana makna akan menjadi lebih tinggi, hormat, dan baik nilainya daripada makna sebelumnya, (4) penurunan makna atau peyorasi adalah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna baru atau makna yang sedang dirasakan lebih rendah, kurang menyenangkan, dan kurang halus nilainya daripada makna semula (lama), (5) sinestesia merupakan perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera (dari indera penglihatan ke indera pendengaran; dari indera perasaan ke indera pendengaran; dan Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

17 sebagainya), (6) asosiasi adalah proses perubahan makna sebagai akibat persamaan sifat, dan (7) metafora adalah pemakaian kata tertentu untuk suatu objek dan konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Ada berbagai faktor yang melatar belakangi terjadinya perubahan makna. Suwandi (2011: 151) mengemukakan 12 faktor penyebab terjadinya perubahan makna, yaitu (1) faktor linguistik, perubahan makna karena faktor linguistik bertalian erat dengan fonologi, morfologi, dan sintaksis, (2) faktor kesejarahan, perubahan makna karena faktor kesejarahan berhubungan dengan perkembangan leksem, (3) faktor sosial masyarakat, perubahan makna karena faktor sosial berhubungan dengan perkembangan leksem di dalam masyarakat, (4) faktor psikologis, perubahan makna karena faktor psikologis ini disebabkan oleh keadaan psikologis seperti rasa takut, menjaga perasaan, dan sebagainya, (5) faktor kebutuhan kata baru, perubahan makna karena faktor kebutuhan kata baru berhubungan erat dengan kebutuhan masyarakat pemakai bahasa, (6) faktor perkembangan ilmu dan teknologi, sebuah kata yang pada mulanya mengandung konsep yang sederhana sampai kini tetap dipakai meskipun makna yang dikandungnya telah berubah, (7) faktor perbedaan bidang pemakaian lingkungan, seperti halnya yang terjadi pada kata-kata yang menjadi pembendaharaan dalam bidang kehidupan atau kegiatan tertentu juga dilakukan dalam bidang kehidupan lain, (8) faktor pengaruh bahasa asing, perubahan makna juga banyak disebabkan oleh pengaruh bahasa asing yang berupa peminjaman makna, (9) faktor asosiasi, kata-kata yang digunakan di luar bidang asalnya sering masih ada hubungannya dengan makna kata tersebut pada bidang asalnya, (10) faktor pertukaran tanggapan indera dalam perubahan makna ini berhubungan dengan indera manusia yaitu mata, telinga, hidung, lidah dan kulit, (11) faktor perbedaan tanggapan pemakaian bahasa, sejumlah kata yang digunakan oleh Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak

18 pemakainya tidaklah mempunyai nilai sama, (12) Faktor penyingkatan, sejumlah ungkapan dalam bahasa Indonesia sekalipun tidak diucapkan secara tidak keseluruhan namun umumnya masyarakat sudah memahami maksudnya. PEMBAHASAN Perubahan makna pada rubrik Profil tabloid Nova yang digunakan sebagai data analisis dalam artikel ini terdapat enam perubahan makna, yaitu (1) perluasan (generalisasi), (2) penyempitan (spesialisasi), (3) peninggian (ameliorasi), (4) penurunan (peyorasi), (5) pertukaran (sinestesia), (6) persamaan (asosiasi), dan (7) metafora. (1) Peninggian (Generalisasi) Perubahan makna dalam arti perluasan yaitu gejala yang terjadi atau proses perubahan makna dari yang khusus ke umum. Perubahan makna umum ke khusus dapat terlihat dalam data (1) sebagai berikut. Ternyata trik ini jadi pemantik yang bisa membuat semangat ibu-ibu semakin membara. (data 1) Penggunaan kata yang ada dalam tabloid Nova terdata kata ibu-ibu pada (data 1) merupakan perubahan makna yang bersifat perluasan (generalisasi), karena terjadi proses perubahan makna yang awalnya hanya memiliki sebuah makna, tetapi karena berbagai faktor kemudian memiliki maknamakna lain. Kata ibu memiliki makna wanita yang sudah melahirkan, kemudian pada (data 1) maknanya meluas dan berkembang menjadi sebutan untuk wanita yang sudah bersuami dan memiliki anak. Sehingga kata ibu mengalami perluasan makna seiring dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak lupa karena adanya konteks budaya dan kondisi masyarakat. (2) Penyempitan (Spesialisasi) Penyempitan makna atau spesialisasi merupakan proses perubahan makna yang awalnya memiliki makna luas kemudian maknanya berubah menjadi terbatas hanya pada sebuah makna yang Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

19 dimaksud. Penyempitan makna ini juga tidak lepas dari konteks pemakaian kata tersebut. Hal ini Nampak dalam data (2) yang menunjukan adanya spesialisasi dalam kata tersebut. Berikut ini data yang dapat memberikan contoh analisis dalam tabloid Nova. Si Produk Gagal yang Sukses Berbisnis Boneka Maskot. (data 2) Frasa produk gagal pada (data 2) merupakan perubahan makna jenis penyempitan (spesialisasi) karena memiliki makna luas, yang menunjukan semua produk yang gagal. Kemudian frasa tersebut menjadi terbatas hanya pada sebuah makna yang dimaksud. Frasa produk gagal memiliki makna hasil produksi yang gagal, bukan lagi mewakili seluruh produk. (3) Peninggian (Ameliorasi) Peninggian makna atau ameliorasi merupakan suatu proses perubahan makna di mana makna akan menjadi lebih tinggi, hormat, dan baik nilainya daripada makna sebelumnya. Peninggian dalam kata pada umumnya terjadi untuk memberikan penghargaan dan penghormatan kepada kata atau objek yang dimkasud. Hal ini dapat dilihat dalah data sebagai berikut. Selama itu pula pria yang populer disapa Reza Headline,... (data 3) Kata pria pada (data 3) merupakan perubahan makna jenis peninggian (ameliorasi), karena kata pria mengalami suatu proses perubahan makna dimana makna akan menjadi lebih tinggi, hormat, dan baik nilainya daripada makna sebelumnya. Kata pria lebih baik dari pada laki-laki. Pria menjadi lebih terhormat dan memiliki makna lebih halus. Karena selama ini masih menggunakan kata lakilaki identik dengan laki-laki hidung belang. Sedangkan kata pria akan merujuk kef rasa pria tampan. Maka dengan anggapan tersebut menjadikan proses ameliorasi. Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak

20 (4) Penurunan (Peyorasi) Penurunan makna atau peyorasi adalah proses perubahan makna yang mengakibatkan makna baru atau Sering tertulis kata atau frasa pria dan wanita. Sehingga kata perempuan mengalami proses peyorasi. (5) Pertukaran (Sinestesia) makna yang sedang dirasakan lebih Sinestesia merupakan rendah, kurang menyenangkan, dan kurang halus nilainya daripada makna semula (lama). Sehingga peyorasi merupakan aposisi dari ameliorasi. Berikut contoh data yang dapat disajikan...., perempuan Batak berusia 30-an yang enggan menyebut tanggal lahirnya ini nekat keluar daru tempatnya bekerja. (data 4) Kata perempuan pada (data 4) merupakan perubahan makna jenis penurunan (peyorasi), karena kata perempuan mengalami proses perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah, kurang menyenangkan, kurang halus nilainya daripada makna semula (lama). Kata perempuan lebih rendah daripada wanita. perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera (dari indera penglihatan ke indera pendengaran; dari indera perasaan ke indera pendengaran; dan sebagainya). Indera tersebut yang melekat dalam diri manusia. Sehingga dengan pertukaran tersebut akan memunculkan makna baru, dengan rujukan kata yang sama. Hal ini dapat terlihat dalam data sebagai berikut. Pengetahuan dasar dibidang ini membantu saya menajamkan karya. (data 5) Kata menajamkan pada (data 5) merupakan perubahan makna jenis pertukaran (sinestesia) karena mengalami perubahan makna akibat pertukaran tanggapan indera. Kata menajamkan pada kalimat tersebut memiliki makna Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

21 membuat jadi jelas yang berkaitan dengan penglihatan. Sedangkan makna yang lainnya berkaitan dengan indera kulit, yang berarti tajam pisau apabila terkena kulit atau tubuh terasa sakit. berarti duduk di kursi dengan meletakkan bokong ke tempat yang dimaksud dengan posisi yang sudah ditentukan. (7) Metafora Metafora adalah pemakaian kata tertentu untuk suatu objek dan konsep lain (6) Persamaan (Asosiasi) Asosiasi adalah proses perubahan makna sebagai akibat persamaan sifat. Persamaan sifat ini menjadikan kata yang dimkasud memiliki makna dan maksud yang berbeda. Data tersebut dapat dilihat dalam contoh data sebagai berikut. Sebelum jadi bupati, saya sempat duduk di parlemen. (data 6) Kata duduk pada (data 6) merupakan perubahan makna jenis persamaan (asosiasi) karena mengalami perubahan makna sebagai akibat persamaan sifat. Kata duduk dalam kalimat tersebut memiliki makna menjabat. Sedangkan kata awalnya duduk dapat berdasarkan kias atau persamaan. Bahasa kias ini menandakan makna yang berbeda terhadap kata yang dimkasud. Metafora dapat dilihat dalam analisisi pada data sebagai berikut.... tetapi juga bersosialisasi di dunia maya dengan membangun jaringan lewat website. (data 7) Frasa dunia maya pada (data 7) merupakan perubahan makna jenis metafora, karena memakai kata tertentu untuk suatu objek dan konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Frasa dunia maya memiliki makna media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk komunikasi secara online; dunia semu (tidak nyata). Frasa dunia maya jika di analisis Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak

22 satu kata dunia yang berarti dunia, sedangkan maya yang memiliki arti tidak terlihat. Berdasarkan data yang digunakan untuk artikel ini ada beberapa factor yang dapat dijadikan dasar terjadinya perubahan makana. Perubahan makna ini sangat beragam, bergantung dengan konteks, masyarakat dan yang terpenting adalah maksud dan fungsi yang ingin dicapai dari bahasa yang digunakan. Baik dalam bahasa tulis ataupun bahasa lisan. Bahasa tulis yang dimaksud dalam artikel ini adalah bahasa tulis ragam jurnalistik. Sehingga kajian dalam artikel ini masuk dalam ranah kajian semantik leksem seperti halnya leksem betina berpadanan dengan leksem wanita. Faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna selanjutnya adalah faktor sosial masyarakat, faktor ini berhubungan dengan perkembangan leksem di dalam masyarakat seperti halnya kata-kata yang digunakan dalam wacana rubrik Profil tabloid Nova. Demikian juga dengan faktor psikologis, kata-kata yang berhubungan dengan keadaan psikologis juga muncul dalam tabloid ini. Hal ini umumnya digunakan agar wacana dalam rubrik Profil tabloid Nova terkesan sopan. Karena yang menjadi mitra atau pembaca dari tabloid ini jurnalistik. Adapun sebelas faktor yang pada umumnya adalah ibu-ibu dan wanita. mempengaruhi terjadinya perubahan makna dalam rubrik Profil tabloid Nova dapat dideskripsikan sebagai berikut. Faktor linguistik mempengaruhi terjadinya perubahan makna karena bertalian erat dengan kata-kata yang digunakan dalam rubrik Profil tabloid Nova. Begitu pula dengan faktor kesejarahan, perkembangan Sehingga dikatakan taboib wanita. Faktor perubahan makna yang selanjutnya yaitu faktor kebutuhan kata baru. Artikel dalam rubrik Profil tabloid Nova tentu saja menyesuaikan kebutuhan masyarakat pemakai bahasanya. Perkembangan bahasa dan penggunaan kata baru tidak menutup kemungkinan dalam Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

23 bahasa jurnalistik yang digunakan oleh media massa seperti halnya dalam rubrik Profil tabloid Nova. maka salah satu penyebab bahasa Indonesia berkembang adalah pengguna bahasa. Salah satu pengguna bahasa adalah masyarakat dalam hal ini masyarakat yang menikmati dengan bahasa jurnalistik. Maka bahasa jurnalistik akan mendorong munculnya kata baru. Faktor perkembangan ilmu dan teknologi sangat berhubungan erat dengan penggunaan bahasa dalam sebuah wacana. Maka semakin berkembang ilmu dan teknologi akan membutuhkan kata baru untuk memberikan rujukan atau mewakili makna baru. Makna yang dikandung pada tiap-tiap leksem dapat berubah. Faktor lainnya yang mempengaruhi perubahan makna yaitu faktor perbedaan bidang pemakaian lingkungan. Perbedaan latar belakang, tentu sangat berpengaruh dengan penggunaan leksem dalam artikel rubrik Profil tabloid Nova. Apalagi pangsa pasar dan pembaca taboid Nova akan memberikan perubahan makna yang signifikan. Pembaca tabloid ini adalah ibuibu dan wanita, sehingga membutuhkan bahasa jurnalistik yang komunikatif sesuai dengan lingkungan pembacanya. Perubahan makna yang terjadi pada tiap-tiap kata berhubungan erat dengan bidang kehidupan ataupun kegiatan yang melatarbelakanginya. Selain itu, faktor pengaruh bahasa asing juga mempengaruhi perubahan makna. Bahasa asing sanga berpengaruh terhadap bahasa Indonesia dan bahasa jurnalistik, karena seiring dengan perkembangan masyarakat dan bahasa jurnalistik maka akan membutuhkan atau menyerap banyak bahasa asing dalam setiap kata, frasa, klausa dan kalimat. Faktor asosiasi juga mempengaruhi terjadinya perubahan makna. Seperti halnya pada kata duduk, kata tersebut dapat juga digunakan di luar bidang asalnya dan memiliki banyak makna sesuai dengan konteks kalimatnya. Faktor selanjutnya yaitu faktor pertukaran tanggapan indera. Faktor ini tidak Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak

24 asing, karena banyak digunakan dalam wacana rubrik Profil tabloid Nova. Katakata yang digunakan tentu saja berhubungan erat dengan indera manusia. Faktor yang terakhir yaitu faktor perbedaan tanggapan pemakaian bahasa. kata-kata yang diguanakan setiap pemakai bahasa tidaklah mempunyai nilai rasa yang sama. Oleh sebab itu kata-kata yang digunakan dalam wacana rubrik Profil tabloid Nova menggunakan sejumlah kata yang bernilai rasa tinggi. Selain faktor tersebut ada faktor penyingkatan, yang kebetulan pada saat pengambilan data dalam artikel ini tidak ditemukan. Mungkin di artikel atau edisi lain akan menemukan faktor penyingkatan ini. Karena jika dicermati secara keseluruhan keduabelas faktor ini akan mempengaruhi perubahan makna, baik secara lisan ataupun tulis. Khususnya dalam bahasa jurnalistik yang berkaitan erat dengan pembaca atau penikmatnya. Pembaca akan menuntut bahasa Inilah fungsi dari kajian bahasa semantik jurnalistik. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 perubahan makna yang terjadi, yaitu yaitu (1) perluasan (generalisasi), (2) penyempitan (spesialisasi), (3) peninggian (ameliorasi), (4) penurunan (peyorasi), (5) pertukaran (sinestesia), (6) persamaan (asosiasi), dan (7) metafora. Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan makna dalam rubrik Profil tabloid Nova ada 11 faktor, yaitu (1) faktor linguistik, (2) faktor kesejarahan, (3) faktor sosial masyarakat, (4) faktor psikologis, (5) faktor kebutuhan kata baru, (6) faktor perkembangan ilmu dan teknologi, (7) faktor perbedaan bidang pemakaian lingkungan, (8) faktor pengaruh bahasa asing, (9) faktor asosiasi, (10) faktor pertukaran tanggapan indera, dan (11) faktor perbedaan tanggapan pemakaian bahasa. yang komunikatif dan efektif untuk memperoleh informasi yang sebaik-baiknya. Bahastra, Maret 2016, Volume XXXV, Nomor 2

25 DAFTAR PUSTAKA Bungin, M. Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta. Moloeng, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PTRemaja Rosdakarya. Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suwandi, Sarwiji. 2011. Semantik Pengantar Kajian Makna. Yogyakarta: Media Perkasa. Ullman, Stephen. 2007. Pengantar Semantik. Terjemahan oleh Sumarsono Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wijana, I Dewa Putu dan Muhammad Rohmadi. 2011. b. Semantik: Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Perubahan Makna Dan Faktor Penyebab Perubahan Makna Dalam Media Cetak