BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai periode penting yang terjadi dalam kehidupan anak selanjutnya sampai periode akhir

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan untuk anak usia 0-6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih dari pada manusia yang tidak berpendidikan. dan karsa. Hal itu tidak akan lepas selama manusia ini masih ingin untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak Usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan modalitas belajar sebagai jaringan untuk pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah kunci perubahan karena mendidik adalah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

I. PENDAHULUAN. Setiap anak diberikan berbagai bekal sejak lahir seperti berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 1 ayat

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK-KANAK FATHIMAH BUKAREH AGAM. Puji Hartini.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peradaban manusia. Dengan kata lain, baik buruknya manusia itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan masa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. dan Kebudayaan No. 0486/U/1992 tentang Taman Kanak-kanak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

PENINGKATAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK MELALUI PERMAINAN BERHITUNG MENGGUNAKAN PAPAN TELUR DI TK AISYIYAH 7 DURI NOVA ROZI A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan salah satu makhluk yang selalu tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Karena pada hakikatnya, pendidikan merupakan usaha manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, karena pendidikan berperan dalam. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan, kedudukan

I. PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Anak-anak pada masa usia dini. jasmani sampai rohani. Dimana bentuk layanan tersebut diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai bidang ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan sejak awal kehidupannya oleh karena itu pendidikan perlu di mulai sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pendidikan yang di mulai dari usia 0-6 tahun yang di lakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Sehingga dengan adanya pemberian rangsangan pendidikan yang di lakukan melalui kegiatan pembelajaran akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak, dan nantinya anak dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan anak usia dini memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan sejarah perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan memerlukan pendidikan sebagai upaya pembentukan kepribadian seseorang di masa yang akan datang. Usia dini merupakan periode yang sering disebut dengan periode golden age, karenapada periode ini setiap aspek perkembangan seperti nilai agama dan

2 moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional yang ada dalam diri anak berkembang dengan pesat. Hal itu sesuai dengan proses pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini yang harus mencakup dan memperhatikan 5 aspek perkembangan pada anak. Ke 5 aspek perkembangan itu adalah aspek nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Didalam aspek kognitif terdapat beberapa kecerdasan yang harus di kembangkan dan di perhatikan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran di PAUD. Salah satunya yaitu kecerdasan logika matematika. Aspek kognitif meliputi hal-hal seperti mengenal lambang bilangan, mengenal warna, memasang lambang dan konsep bilangan, membedakan ukuran panjang, pendek, berat, tinggi, dan lainnya. Mencermati pentingnya pendidikan dan pembelajaran bagi anak usia dini, tampaklah bahwa ada dua hal yang perlu diperhatikan pada pendidikan anak usia dini, yakni : 1) materi pendidikan, dan 2) metode pendidikan yang dipakai. Secara singkat dapat dikatakan bahwa materi maupun metode pendidikan yang dipakai dalam rangka pendidikan anak usia dini harus benar-benar memperhatikan tingkat kemampuan dan prinsip pembelajaran bagi anak usia dini. Kecerdasan logika matematika adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dengan baik atau kemahiran menggunakan penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan logika matematika meliputi kepekaan pada hubungan sebab akibat, dan logika-logika lainnya. Proses yang digunakan dalam kecerdasan logika matematika ini antara lain klasifikasi (penggolongan/pengelompokan), pengambilan kesimpulan dan perhitungan. Oleh karena itu kecerdasan logika matematika perlu di kembangkan sejak anak usia

3 dini karena hal ini nantinya akan sangat berpengaruh di dalam kehidupan anak. Kesukaan terhadap matematika harus dimunculkan sejak usia dini. Pembelajaran matematika sambil bermain akan memberikan kenikmatan bagi anak usia dini dalam mengenal matematika. Pembelajaran yang sederhana, menggunakan benda yang konkret dan sesuai dengan usia anak dapat menstimulasi anak dalam belajar matematika. Optimalisasi perkembangan anak memerlukan pengkondisian yang kondusif, guru perlu memfasilitasi anak agar dapat berkembang dengan baik. Ini akan mendukung perkembangan anak dalam berpikir matematis dan bernalar sehingga anak dapat mewujudkan atau mengaplikasikan dalam kehidupan. Hal tersebut sesuai dengan UUD No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal tersebut menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi dalam mengembangkan kecerdasan anak yang hendaknya di mulai pada anak usia dini. Oleh sebab itu salah satu kecerdasan yang perlu di kembangkan dan di tingkatkan sejak usia dini yaitu kecerdasan logika matematika. Namun di dalam menumbuhkembangkan kecerdasan logika matematika pada diri anak tidak dapat di lakukan secara cepat, perlu adanya strategi dan kesabaran oleh pendidik. Salah satu strategi ataupun langkah untuk mendorong munculnya kecerdasan logika matematika pada anak adalah dengan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan dapat di ciptakan di dalam lingkungan pendidikan. Lingkungan

4 pendidikan yang di rancang dengan baik akan mampu mengembangkan segenap potensi yang di miliki anak. Di dalam program pendidikan anak usia dini guru bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran, yaitu dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain. Salah satu cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan adalah dengan melakukan kegiatan bermain dengan menggunakan sarana dan alat permainan yang dapat mengembangkan kecerdasan anak. Alat permainan merupakan media yang dapat di gunakan untuk mengembangkan kecerdasan anak, meningkatkan motivasi anak, dan dapat mengurangi rasa bosan dan jenuh pada saat belajar. Sehingga kecerdasan anak dapat berkembang dan meningkat dengan baik. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di TKA Ikhlasiah menunjukkan dari 40 orang anak terdapat 27 anak yang masih kurang kecerdasan logika matematikanya, sedangkan 13 anak kecerdasan logika matematikanya sudah berkembang dengan baik, kurangnya kecerdasan logika matematika anak terlihat dari anak belum mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, belum mengenl konsep perbandingan, belum mengenal bentuk-bentuk geometri sederhana, belum memahami konsep pola sederhana, belum mampu mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri tertentu (warna, bentuk, ukuran, dan jumlah), serta anak kurang dalam mengolah angka yang menuntut anak untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Hal diatas bertolak belakang dengan kecerdasan logika matematika yang seharusnya dimiliki anak usia 5-6 tahun yaitu : anak mengenal konsep

5 bilangan/angka seperti sudah memahami urutan bilangan/angka secara benar. Anak mengenal bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, persegi, persegi panjang dan segitiga. Anak memahami konsep pola sederhana hal ini dapat dilakukan dengan menyusun balok merah, kuning, hijau, biru dan. Anak mampu mengelompokkan benda dengan ciri-ciri tertentu (bentuk, ukuran dan warna), serta anak mampu membandingkan apakah jumlah benda banyak atau sedikit. Berdasarkan dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat bahwa penyebab masih kurangnya kecerdasan logika matematika yang di miliki oleh anak didik di sebabkan karena guru kurang mengeksplorasi dan mengembangkan kecerdasan anak melalui kegiatan pembelajaran yang menyenangkan. Hal ini di sebabkan kurangnya alat permainan yang ada di TK sehingga guru kurang menggunakan alat permainan di dalam proses pembelajaran. Guru seharusnya memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan alat permainan atau media dalam mengembangkan kecerdasan. Pemberdayaan lingkungan dan pemanfaatan sumber belajar belum secara optimal dalam memfasilitasi perkembangan anak terutama pada kegiatan peningkatan kecerdasan logika matematika anak. Guru juga mengajarkan pembelajaran yang berkaitan dengan matematika dengan mengadopsi pola-pola pembelajaran di sekolah dasar, tanpa memperhatikan prinsip pembelajaran anak usia dini serta tidak sesuai dengan karakteristik dan kemampuan anak, sehingga TK tidak lagi menjadi taman yang indah dan tempat bermain bagi anak tetapi beralih fungsi menjadi sekolah TK. Sehingga kecerdasan logika matematika pada diri anak menjadi kurang berkembang. Kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan matematika menjadi sesuatu hal yang menakutkan dan tidak

6 menyenangkan bagi anak. Berdasarkan hal diatas, maka dalam rangka memenuhi kebutuhan dan masa peka anak pada aspek kecerdasan logika matematika perlu dibuat dan dikembangkan suatu bentuk kegiatan bermain, yaitu Bermain Balok. Bermain balok merupakan kegiatan yang tidak hanya menyenangkan dan menarik bagi anak namun dapat memberikan dorongan dan rangsangan dalam peningkatan kecerdasan logika matematika. Dalam bermain balok anak dapat mempelajari konsep bilangan, konsep bentuk dan ukuran, serta aneka ragam warna. Balok merupakan alat permainan yang terdiri dari berbagai bentuk. bentuk segitiga, segi empat, lingkaran yang di warnai dengan warna yang menarik. Balok dapat dimainkan sendiri oleh anak, maupun berkelompok dengan teman-temannya. Permainan ini dapat meningkatkan keterampilan perkembangan koordinasi mata dan tangan, melatih keterampilan motorik halus, serta melatih anak dalam memecahkan masalah. Dengan melihat pentingnya merancang kegiatan pembelajaran dengan alat permainan balok di dalam kegiatan pembelajaran, serta melihat kecerdasan logika matematika anak yang masih lemah, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Bermain Balok Terhadap Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Ikhlasiah Medan T.A 2014/2015.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka beberapa masalah yang dihadapi dalam peningkatan kecerdasan logika matematika anak di TKA Ikhlasiah Medan sebagai berikut: 1. Kemampuan anak dalam pembelajaran yang berkaitan dengan logika matematika masih rendah. 2. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan kurang sesuai dengan taraf perkembangan Anak Usia Dini. 3. Media pembelajaran yang dibutuhkan untuk proses aktivitas pembelajaran masih kurang. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah penelitian pada Pengaruh Bermain Balok Terhadap Kecerdasan Logika Matematika Anak Usia 5-6 Tahun di TKA Ikhlasiah Medan. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh bermain balok terhadap kecerdasan logika matematika anak usia 5-6 tahun di TKA Ikhlasiah Medan?

8 1.5 Tujuan Penelitian Di dalam penelitian ini yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah: untuk mengetahui pengaruh bermain balok terhadap kecerdasan logika matematika anak usia 5-6 tahun di TKA Ikhlasiah Medan. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini yaitu secara teoritis dan praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembelajaran di TK, terutama pada pengembangan kecerdasan logika matematika melalui kegiatan bermain balok. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis sebagai berikut: a. Bagi Guru Sebagai masukan untuk memperkaya wawasan dan keterampilan guru dalam memperbaiki proses pembelajaran dalam menggunakan metode yang bervariasi dalam pengembangan kecerdasan logika matematika. b. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan mampu berusaha untuk bekerja sama dengan guru kelas untuk memperbaiki permasalahan dalam pengembangan kecerdasan logika matematika anak usia dini dengan memberikan kegiatan-kegiatan yang efektif bagi anak-anak disekolah.

9 c. Bagi Peneliti Untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru. d. Bagi peneliti lain Sebagai bahan masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini.