EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PONEK DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2013



dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF (PONEK)

Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Pelayanan Medik. dr. Supriyantoro,Sp.P, MARS

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN OBSTETRI DAN NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI PUSKESMAS KARANG MALANG SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. indikator utama dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Menurut

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENCY KOMPREHENSIF RSUP DR WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR TAHUN 2013

RENCANA STRATEGI PONEK RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CATHERINE BOOTH MAKASSAR

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

Pada Pertemuan Forum Nasional II Jaringan Kebijakan Kesehatan Indonesia

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI IGD PONEK RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. pula 1 lahir mati. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

KAJIAN IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PERTIWI DAN PUSKESMAS JUMPANDANG BARU KOTA MAKASSAR TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

mutu pelayanan rumahsakit mengatakan: adakan on the job training yang modern, hilangkan hambatan yang mencegah karyawan untuk menjadi bangga dengan

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PONEK DI RSUD HAJI PADJONGA DAENG NGALLE KABUPATEN TAKALAR

UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KETERSEDIAAN INPUT UNTUK PENYELENGGARAAN PONEK DI RUMAH SAKIT UMUM SWASTA DI KOTA DENPASAR NI WAYAN PURNAMA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah Indonesia selalu mengupayakan peningkatan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Implementasi Kebijakan Publik. a. Konsep Implementasi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK BALITA

INOVASI IMPLEMENTASI PUSKESMAS PONED DALAM UPAYA AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Dl 3 (TIGA) KABUPATEN Dl JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Demsa Simbolon*, Djazuli Chalidyanto**, Ernawati** *Poltekkes Kemenkes Bengkulu,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak kejadian komplikasi dari proses kehamilan, persalinan, hingga nifas yang mengarah terjadinya angka kematian ibu.

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

1 BAB I PENDAHULUAN. pengentasan kemiskinan. Tujuan MDGs di bidang kesehatan merupakan tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan Sistem Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan, ketanggapan, dan keadilan dalam pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN IBU, BAYI BARU LAHIR DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pemeriksaan kehamilan setiap 4 minggu sekali dari saat pemeriksaan

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG REVOLUSI KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ajarmah dan Hashem (2015) mendefinisikan kepuasan pasien sebagai penilaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menunjukkan

PENGEMBANGAN PELAYANAN PONED DI PUSKESMAS MERGANGSAN, TEGALREJO, DAN JETIS BAGIAN/SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK UGM/RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 99 TAHUN : 2009 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEMANFAATAN DANA JAMINAN PERSALINAN PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. AKI (Angka Kematian Ibu) adalah jumlah kematian ibu selama

BAB 1 PENDAHULUAN. care yang kemudian diubah sedikit oleh WHO Expert Commitee on. apapun dan kemudian dapat merawat bayinya dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengelolaan Rujukan Kedaruratan Maternal di Rumah Sakit dengan Pelayanan PONEK

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 505 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

kesehatan, dan terlambat mendapatkan pertolongan cepat dan tepat ditingkat fasilitas pelayanan kesehatan (DepKes, 2001). Pada tahun 2000, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data WHO UNICEF, UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Tercatat di WHO Angka Kematian Ibu di dunia tahun 2013 sebesar 210

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

Transkripsi:

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PONEK DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR TAHUN 203 EVALUATION POLICY IMPLEMENTATION OF PONEK IN MOTHER AND CHILD SITI FATIMAH REGIONAL HOSPITAL IN MAKASSAR CITY BY YEAR 203 Ma rifah, Noer Bahry Noor, Syahrir A.Pasinringi Bagian Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin (rifah_b@yahoo.com, 085299480202) ABSTRAK RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah merupakan salah satu rumah sakit yang menyediakan pelayanan PONEK. Tujuan PONEK adalah menurunkan AKI dan AKB di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan kebijakan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Pelayanan Medik, Pelaksana PONEK berjumlah 3 orang, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana serta staf bagian perencanaan. Subyek penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan dalam pelaksanaan PONEK dari segi standar kebijakan mengacu pada standar yang dikeluarkan pemerintah. Pihak rumah sakit telah mengeluarkan SK Tim PONEK, SOP Penerimaan dan Penanganan Pasien, serta SOP pendelegasian wewenang. Terdapat beberapa kriteria yang tidak sesuai standar, yakni belum adanya pelayanan darah selama 24 jam, belum tersedianya pelayanan radiologi selama 24 jam. Dalam penelitian ini tidak ditemukan beberapa arsip yang dibutuhkan seperti SK Tim PONEK. Sasaran kebijakan dari informasi yang disampaikan oleh responden mengetahui dengan jelas yakni untuk pasien emergensi. Sumber daya manusia sudah memenuhi dan sesuai standar, anggaran PONEK di rumah sakit ini berasal dari APBN, dari segi finansial masih belum ada insentif khusus bagi tenaga pelaksana PONEK. Disarankankapada RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar, perlunya disediakan pelayanan darah dan radiologi selama 24 jam, dan memerhatikan manajemen kearsipan (SK Tim PONEK), dan perlunya disediakan dana untuk Tim PONEK. Kata kunci : pelaksanaan, kebijakan, PONEK ABSTRACT Mother and ChildRSKDSitiFatimahis onehospitalthat providesservicesponek. PONEKgoalis to reducemmrandimrin the hospital.this study aims to determine the implementation of policies of PONEK in Mother and Child Siti Fatimah Regional Hospital at Makassar. This type of research is descriptive research approach. The informan in this study is the Chief of Medical Services, Executive PONEK totaling 3 person, Head of infrastructure and planning department staff. The study subjects were taken by using purposive sampling technique.the result showed that the implementation PONEK, implementation of standards in terms of policy based on standards issued by the government. The hospital has issued a decree Team PONEK, Acceptance and Handling Patient SOP, and SOP delegation of authority. There are some criteria that are not up to standard, namely the absence of blood services for 24 hours, the unavailability of radiology services for 24 hours. And in this study did not find some files that are needed such as SK PONEK team. Policy objectives of the information submitted by the respondents know clearly that for emergency patients. Human resources and meets appropriate standards, budget PONEK at this hospital come from the state budget (APBN), from the financial point of view there is still no specific incentives for implementing energy PONEK. Suggestions for Mother and Child RSKD Siti Fatimah Makassar, the need for blood and radiology services are provided for 24 hours, and watching archival management (SK Tim PONEK),andthe needforfundsprovidedponekteam. Keywords : implementation, policy, PONEK

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 945. Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagaimana yang tertuang dalam UUD 945 pasal 6. Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 3 (mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan). Kementerian Kesehatan telah menyusun strategi untuk pencapaian target-target tersebut (Afifah & Djajah, 20). AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia dari tahun 2008-202 masing-masing yaitu, 226/00.000Kelahiran Hidup, 390/00.000Kelahiran Hidup, 220/00.000Kelahiran Hidup, 99/00.000Kelahiran Hidup, dan 64/00.000Kelahiran Hidup, relative menurun, namun belum mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Kepmenkes, 2008 yakni 8/00.000 kelahiran hidup. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 205 AKI yakni 02/00.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada lima tahun terakhir (2008-202) masing-masing 34/000 Kelahiran Hidup, 34/000 Kelahiran Hidup, 34/000 Kelahiran Hidup, 34/000 Kelahiran Hidup, 32/000 Kelahiran Hidup, belum mencapai standar yang ditetapkan oleh Kepmenkes, 2008 yakni 26/000 kelahiran hidup. Terlebih lagi bila dibandingkan dengan target dari MDGs tahun 205 AKB yakni 23/000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia 20, Data Riskesdas 20). AKI dan AKB di Kota Makassar sejak tahun 200-202 menurun, masing-masing 5,39/00.000 kelahiran hidup, 4,99/00.000 kelahiran hidup, dan 8,23/00.000 kelahiran hidup, sudah mencapai standar Kepmenkes yakni 00/ 00.000 kelahiran hidup dan untuk AKB cenderung fluktuatif yakni pada tahun 200 sebesar 2,05/000 kelahiran hidup, 0,89/000 kelahiran hidup dan2,45/000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan, 203) 2

Terkait dengan target MDGs yang ke-3 (Meningkatkan kesehatan ibu) dan ke-4 (Menurunkan angka kematian bayi), pemerintah menetapkan salah satu kebijakan untuk mencapai target tersebut, yakni PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif). Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif adalah pelayanan untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal secara komprehensif yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu dalam masa nifas dengan komplikasi obstetri yang mengancam jiwa ibu maupun janinnya. Kebijakan ini diterapkan untuk mengurangi angkakematian ibu dan angka kematian bayi (Destiana, 202). Salah satu rumah sakit PONEK di Kota Makassar sejak tahun 200 adalah RSKD Ibu dan Anak Sitti Fatimah yang juga merupakan rumah sakit yang malaksanakan IMD (Inisiasi Menyesui Dini). AKI pada tahun 2009-20 masing-masing yaitu 20/00.000Kelahiran Hidup, 39,9/00.000Kelahiran Hidup, 44,3/00.000Kelahiran Hidup. Adapun AKB pada tiga tahun terakhir yakni 9,4/000Kelahiran Hidup, 3,5/000Kelahiran Hidup, 5,5/000Kelahiran Hidup. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan kebijakan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar Tahun 203 (Profil RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar, 202). BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di RSKDIbu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar pada bulan April-Mei 203.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth interview).informan dalam penelitian ini adalah Kepala Pelayanan Medik, Pelaksana PONEK, Kepala Bagian Sarana dan Prasarana, dan Staf Bagian Manajemen. Pemilihan informan dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.pengumpulan data diperoleh dengan dua cara, yakni data primer (melalui wawancara mendalam kepada informan yang telah ditetunkan) dan data sekunder berupa dokumen, profil rumah sakit, surat dan peraturan/kebijakan.data yang diperoleh darihasil wawancara, catatan lapangan, serta dokumen-dokumen yang diperoleh di lapangan dikumpulkan kemudian dianalisis dengan metode Content Analysis kemudian disajikan dalam bentuk narasi. HASIL Karakteristik Informan Tabel menunjukkankarakteristik informan yang telah dipilih untuk memberikan informasi tentang pelaksanaan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar. 3

Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang terdiri dari Kepala Pelayanan Medik, Pelaksana PONEK 3 orang, Kepala Bagian Sarana dan Prasarana, serta orang Staf Bagian Manajemen. Standar kebijakan Standar kebijakan PONEK RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar mengacu pada standar yang dikeluarkan pemerintah yakni Kepmenkes No.05/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan PONEK 24 Jam di Rumah Sakit. dan masih terdapat kriteria-kriteria yang belum sesuai dengan standar (tabel 2). Sasaran Kebijakan Sasaran kebijakan PONEK dirskd Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar diketahui dengan baik oleh informan yakni untuk pasien gawat-darurat. Berikut pernyataan salah satu reponden: Sasarannya untuk pasien,, jadi semua pasien yang membutuhkan pelayanan kegawatdaruratan akan dilayani, yang penting membawa KTP dan KK, kalaupun ada yang tidak membawa, rumah sakit tetap mengusahakan untuk tetap melayani semua pasien (CH, 54 tahun) Dari seluruh informan yang diwawancara, memeberikan informasi yang sama tentang sasaran kebijakan PONEK yakni untuk pasien ibu/bayi yang mengalami kasus kegawatdaruratan. Anggaran Kebijakan Anggaran kebijakan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar bersumber dari APBN, dimana pada tahun 200 anggaran PONEk untuk pengadaan alat dan pada tahun berikutnya hanya ada untuk perbaikan alat, dan belum tersedia dana sebagai intensif khusus untuk Tim PONEK. Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa Kepala Pelayanan Medik, dapat menjawab pertanyaan terkait darimana sumber dana PONEK, karena CH, NB, dan BN yang merupakan staf pelaksana PONEK) mengaku tidak tahu mengenai sumber dana PONEK. Kemudian informan lain yakni Kepala Bidang Sarana dan Prasarana memberikan informasi yang sama tentang sumber dana PONEK yakni dari APBN. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia sebagai pelaksana PONEK RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassarsudah memenuhi dan sesuai standar (Tabel 3). 4

PEMBAHASAN Standar Kebijakan Standar kebijakan adalah ukuran tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosiokultur yang ada dilevel pelaksana kebijakan (Aneta Asna, 200). Standar kebijakan yang dimaksud disini sendiri adalah indikator keberhasilan yang digunakan untuk mengukur kinerja dari suatu kebijakan. RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar mengikuti standar Kepmenkes/No.05/MENKES/SK/XI/2008. Pihak rumah sakit juga telah mengeluarkan SK untuk Tim PONEK menurut Kepala Pelayanan Medik, namun tidak ditemukan karena menurut keterangan dari informan menyatakan bahwa SK Tim PONEK tercecer sehingga sulit ditemukan. Asumsi peneliti tentang tidak ditemukannya SK tim PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar, karena sistem pengarsipan yang kurang teratur sehingga terdapat beberapa dokumen penting yang sulit ditemukan saat dibutuhkan. Dari hasil observasi, wawancara kepada informan dan telaah dokumen untuk kriteria umum rumah sakit PONEK yang menjadi standar dari kebijakan diperoleh hasil bahwa terdapat SOP penerimaan pasien gawat-darurat, SOP penanganan pasien gawat darurat, SOP pendelegasian wewenang serta standar respon time di IRD. Namun terdapat indikator yang belum sesuai denagan kriteria yang ditentukan yakni belum tersedianya pelayanan darah selama 24 jam, belum tersedianya pelayanan radiollogi selama 24 jam, dan belum tersedianya obat dan alat penunjang yang selalu ada saat dibutuhkan. Pelayanan darah di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah saat ini masih dalam proses persiapan untuk pengoperasian karena masih menunggu surat izin operasional dari dinas kesehatan, dan berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan laboratorium di rumah sakit ini menyatakan bahwa pada tanggal 3 maret 203 diusulkan izin operasional dan pihak rumah sakit masih menunggu dikeluarkannya surat izin operasinal dari dinas kesehatan. Pelaksana PONEK mengetahui standar yang menjadi standar/indikator pelaksanaan PONEK di rumah sakit ini dari hasil wawancara mendalam kepada informan, dan hal ini sesuai dengan teori Van Meter dan Van Horn dalam Wijaya (202) bahwa para implementor harus mengetahui standar kebijakan, karena pengetahuan akan standar kebijakan, akan mempengaruhi kinerja pelayanan dalam pengimplementasian kebijakan program. Menurut Purwanto dan Sulistiastuti, (202) indikator merupakan instrumen penting untuk mengevaluasi kinerja implementasi suatu kebijakan. Dengan adanya indikator maka peneliti dapatt mengetahui keberhasilan atau kegagalan implementasi suatu kebijakan. 5

Indikator dapat dijadikan sebuah alat ukur baik yang bersifat kualitatif (naratif) maupun kuantitaif (angka-angka). Pernytaan yang sama disampaikan oleh Akib (200) bahwa indikator juga akan membantu untuk mengenali kemajuan dan pencapaian tujuan suatu kebijakan. Sasaran Kebijakan Sasaran kebijakan adalah tujuan yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan (Purwanto, 2004). Tapi dalam konteks ini, sasaran kebijakan adalah orang yang dijadikan target untuk menerima manfaat dari kebijakan ini. Berdasarkan Kepmenkes No.05/Menkes/SK/XI/2008, bahwa kebijakan ini untuk menyediakan pelayanan bagi ibu dan bayi secara terpadu dalam bentuk pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di rumah sakit. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa para staf pelaksana pelayanan kebijakan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah sudah mengetahui dengan baik siapa sasaran kebijakan PONEK, yakni untuk pasien yang mengalami kasus kegawatdaruratan (pasien emergensi). RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah memberikan pelayanan obstetri neonatal emergensy komprehensif (PONEK) kepada semua pasien yang datang ke rumah sakit, bahkan yang tidak memiliki KTP dan KK sebagai persyaratan administrasi untuk kebutuhan klaim, RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah tetap memberikan pelayanan dan berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu staf bagian rekam medik yang bertugas sebagai penerimaan pasien memberikan informasi bahwa untuk pasien emergensi diberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk mengurus persyaratan administrasi sesuai dengan jenis pembayaran. Sasaran dari kebijakan PONEK sudah diketahui dengan baik oleh informan sehingga pelaksanaan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar sesuai dengan sasaran kebijakan yang telah ditetapkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sitompul(2006), menyatakan bahwa suatu program akan efektif apabila dilakukan tepat atau sesuai dengan sasaran yang menjadi target dari program tersebut. Anggaran Kebijakan Informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui bahwa Kepala Pelayanan Medik, dapat menjawab pertanyaan terkait darimana sumber dana PONEK, karena CH, NB, dan BN yang merupakan staf pelaksana PONEK) mengaku tidak tahu mengenai sumber dana PONEK. Kemudian informan lain yakni Kepala Bidang Sarana dan Prasarana memberikan informasi yang sama tentang sumber dana PONEK yakni dari APBN. 6

Anggaran PONEK berdasarkan buku petunujuk teknis penggunaan dana alokasi khusus bidang kesehatan Tahun 202, terdapat anggaran untuk pemenuhan sarana, prasarana, peralatan, dan dana untuk Tim PONEK di rumah sakit. Dari hasil penelitian di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar tidak ada dana untuk Tim PONEK. Dana PONEK untuk pengadaan alat hanya ada pada tahun 200, sedangkan untuk tahun selanjutnya hanya ada anggaran untuk perbaikan alat. Namun besar anggaran untuk PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar tidak dapat diketahui, karena berrdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana serta staf bagian perencanaan memberikan informasi bahwa anggaran untuk PONEK tidak dirincikan secara khusus. Saat peneliti membuka laporan keuangan RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah pada tahun 200-202, tidak ditemukan besar anggaran khusus untuk PONEK karena tidak dirincikan di lapororan keuangan rumah sakit. Kecukupan anggaran adalah tingkat persepsi masing-masing individu manage pusat pertanggungjawaban bahwa sumber-sumber yang dianggarkan untuk unit organisasinya mencukupi tujuan-tujuannya (Nouri dan Parker, 998 dalam Sinuraya, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Nouri dan Parker (998) dalam Sinuraya (2009) yang,menyatakan bahwa hubungan yang positif antara kecukupan anggaran dan kinerja anajerial berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial dalam suatu organisasi. Dari teori di atas dengan kondisi yang terdapat di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar tentang tidak adanya dana untuk Tim PONEK, dapat berpotensi menurunkan kinerja dalam pelaksanaan PONEK meskipun berdasarkan hasil wawancara tidak ada hambatan dalam pelaksanaan PONEK. Sedangkan untuk pencairan anggaran PONEK prosesnya masih susah karena berdasarkan hasil wawancara ditemukan bahwa dana PONEK di rumah sakit ini belum tentu disetujui setiap diusulkan. Sumber Daya Manusia Pelaksana PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar sudah mencukupi menurut informasi dari informan. Meski terdapat satu informan menyatakan bahwa staf pelaksana untuk dokter di IRD sebenarnya massih kurang, karena hanya ada 2 dokter umum di unit ini.tetapi meski CH sebagai salah satu informan menyatakan bahwa SDM di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar masih perlu ditambah untuk lebih meningkatan pelayanan, khususnya dokter umum di IRD dan berdasarkan observasi di unit ini diketahu bahwa terdapat dokter residen yang mendampingi dokter umum IRD dalam melakukan pelayanan dan biasanya juga menggantiikan dokter IRD jika berhalangan datang. Namun pernyataan CH berbeda dengan yang disampaian oleh IE dan BN, yang sebagai staf 7

pelaksana juga merasa SDM untuk pelaksanaan PONEK sudah cukup. Dan informan lain yakni NB menyakatakan bahwa SDK untuk pelaksanaan PONEK banyak dan memadai dalam kelancaran pelayanan. Hasil wawancara dan observasi data sekunder terkait SDM di rumah sakit ini sudah sesuai dengan standar Kepmenkes No.05/Menkes/SK/XI/2008 dan telah dibentuk Tim PONEK yang telah mengikuti pelatihan PONEK. Pelaksanaan PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar bukan hanya Tim PONEK yang berperan dalam pelayanan khusus untuk PONEK tapi semua dokter, perawat, dan bidan yang sedang bertugas dan apabila terdapat pasien emergensy akan melayani pasien sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Menurut teori Grinddle dalam wibawa, jumlah kelayakan sumber daya manusia (aktor pelaksana) sangat menentukan kinerja pengimplementasian pelayanan kebijakan. Jadi dari jumlah SDM yang sesuai untuk melakukan pelaksanaan kebijakan PONEK di rumah sakit ini sudah memadai. Teori yang dikemukakan oleh Goggin et.al, 990 dalam Purwanto & Sulistiastuti(202) tentang jumlah SDM yang dimiliki oleh organisasi untuk mengimplementasikan suatu kebijakan akan mempengaruhi kapasitas suatu organisasi tersebut dalam menjalankan misinya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Hal ini juga dikuatkan oleh teori menurut Purwanto& Sulistiastuti (202) bahwa jumlah SDM yang harus disediakan oleh suatu organisasi agar dapat menjalankan tugasnya sangat tergantung pada tugas yang harus dilakukannya. Semakin kompleks suatu kebiajkan maka semakin banyak pula jumlah SDM yang harus disdikanan untuk menjalankan tugas mengimplementasikan kebijakan. Sementara itu, jika kebijakan harus diimplementasikan sederhana maka semakin sedikit pula jumlah SDM yang diperlukan. SDM di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar untuk melaksanakan kebijakan PONEK sudah mencukupi dan sesuai standar. Sehingga pelaksanaan PONEK di rumah sakit ini dapat berjalan dengan baik. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar dalam pelaksanaan PONEK dari segi standar kebijakan mengacu pada standar yang dikeluarkan pemerintah. Pihak rumah sakit telah mengeluarkan SK Tim PONEK, SOP Penerimaan dan Penanganan Pasien, serta SOP pendelegasian wewenang. Terdapat beberapa kriteria yang tidak sesuai standar, yakni belum adanya pelayanan darah selama 24 jam, belum 8

tersedianya pelayanan radiologi selama 24 jam. dan dalam penelitian ini tidak ditemukan beberapa arsip yang dibutuhkan seperti SK Tim PONEK.Sasaran kebijakan dari informasi yang disampaikan oleh responden mengetahui dengan jelas yakni untuk pasien emergensi. Sumber daya manusia sudah memenuhi dan sesuai standar. Anggaran PONEK di rumah sakit ini berasal dari APBN, dari segi finansial masih belum ada insentif khusus bagi tenaga pelaksana PONEK. SARAN Diharapkan kepada RSUD Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk menyediakan indikator yang belum sesuai standar yaitu pelayanan darah yang siap 24 jam, pelayanan radiologi selama 24 jam, perlunya menyediakan obat dan alat penunjang bila dibutuhkan, serta perlunya memperhatikan manajemen kearsipan agar dokumen-dokumen penting mudah ditemukan saat dibutuhkan seperti SK Tim PONEK, serta perlunya disediakan dana untuk Tim PONEK di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk meningkatkan pelaksanaan PONEK. DAFTAR PUSTAKA Afifah Tin & Djajah Sarimawar. 20.Pencapaian dan Tantangan Status Kesehatan Maternal di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 0. No.2 Tahun 20, Hal. 0-20: Jakarta Aneta Asna. 200.Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) Di Kota Gorontalo.Jurnal Administrasi Publik Vol. No. Tahun 200 Hal. 7-82; Gorontalo Akib Haedar. 200.Implementasi Kebijakan:Apa, Mengapa, dan Bagaimana, Jurnal Administrasi Publik Vol. I No. Tahun 200, Hal -2; Makassar Destiana Tyas. 202.Analisis Implementasi Kebijakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensy Komprehensif (PONEK) di RSUDKota Semarang.SkripsiUniversitas Diponegoro: Semarang Kepmenkes RI. 2008.Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit: Jakarta Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan. 20.Profil Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Sitti Fatimah: Makassar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 20.Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan. Depaatemen Kesehatan: Jakarta Profil Kesehatan Indonesia. 20.Depkes RI: Jakarta Purwanto & Sulistiastuti. 202. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Grava Media; Yogyakarta Purwanto Agus Erwan. 2004.Revitalisasi Study Implementasi Kebijakan Publik, JKAP Vol. 8 No. 2 Tahun 2004, Hal. 4-53 Sinuraya Candra. 2009.Pengaruh Pertisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajer: Peran Kecukupan Anggaran dan Job-Relevant Information sebagai Variabel Intervening. Jurnal Akuntansi Vol. No. Mei 2009, Hal: 7-9 9

Sitompul Mukti. 2006.Implementasi Kebijakan Publik: Pengalaman Masa Lalu, Jurnal Harmoni Sosial Vol No. 2006, Hal. 46-49 Wijaya Karya. 202. Evaluasi Persiapan Puskesmas PONED di Kabupaten Brebes. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.. No. 2. Tahun 202, Hal. 72-8 0

LAMPIRAN Tabel. Distribusi Karakteristik Informan Berdasarkan Kode, Umur, Jabatan, Masa Kerja Pendidikan Terakhir di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar Tahun 203 Kode Informan Umur (Tahun) IH 48 Jabatan Kepala Bidang Pelayanan Medik Masa Kerja NB 50 Pelaksana PONEK 23 CH 54 Pelaksana PONEK 27 BN 52 Pelaksana PONEK 3 SH 45 Kepala Bidang Sarana & Prasarana ED 46 Staf Bagian Perencanaan 25 28 24 Pendidikan Terakhir S2 Manajemen S2 Spesialis Obgyn S Kedokteran Umum S Kesehatan Masyarakat S Kesehatan Masyarakat SMAK Sumber: Data Primer, 203 Tabel 2. Kondisi di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar berdasarkan Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK Tahun 203 Kriteria Umum Rumah Sakit PONEK Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik neonatal. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu. Mempunyai standar respon time di UGD selama 0 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari jam. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam. Kondisi di RSKD Ibu & Anak Siti Fatimah Kota Makassar Ada Tidak Keterangan Pelayanan darah belum dioperasikan Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti: a. Laboratorium b. Radiologi selama 24 jam

c. Recovery room 24 jam, d. Obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia. Bahan Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan unit ini. Terkadang terdapat bahan yang tidak tersedia Sumber: Data Primer, 203 Tabel 3. Distribusi Ketenagaan di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Kota Makassar berdasarkan Kepmenkes No.05 tahun 2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan PONEK 24 Jam Di Rumah Sakit, Tahun 203 Tenaga RS Penyelenggara PONEK berdasarkan Kepmenkes No.05 tahun 2008 Jenis Tenaga Tugas Jumlah Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi Pananggungjawab pelayanan kesehatan maternal dan neonatal Dokter spesialis Anak Pelayanan kesehatan perinatal dan anak -2 Dokter spesialis Anastesi Pelayanan anastesi Perawat anastesi Pelayanan anastesi -2 Dokter terlatih Penyelenggaraan pelayanan medik 2-4 Bidan coordinator Koordinator asuhan pelayanan kesehatan -2 Bidan penyelia Koordinasi tugas, sarana dan prasarana 2-4 Bidan pelaksana Pelayanan asuhan kebidanan 6-8 Perawat koordinator Asuhan keperawatan -2 Perawat pelaksana Petugas laboratorium Pekarya kesehatan Petugas administrasi Sumber: Data sekunder, 203 Asuhan keperawatan 8- Pelayanan pemeriksaan penunjang -2 Membantu melaksanakan pelayanan kesehatan 2-4 Administrasi dan keuangan 2-4 -2 Jumlah Tenaga di RSKD Ibu & Anak Siti Fatimah Kota Makassar 2 2 3 2 29 24-2