EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

TRANSFER MATERIAL RADIOAKTIF DI HOTCELL 101 IRM VIA KH-IPSB3

DEKONTAMINASI MIKROSKOP OPTIK HOTCELL 107 INSTALASI RADIOMETALURGI DENGAN CARA KERING

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS ALPHA PADA BAK PENAMPUNG AIR PENDINGIN ACCUTOM PASCA PEMOTONGAN LOGAM U-Zr

PEMANTAUAN KERADIOAKTIFAN UDARA RUANGAN KERJA INSTALASI RADIOMETALURGI SAAT SUPPLY FAN DIMATIKAN

EVALUASI PELAKSANAAN PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI INSTALASI RADIOMETALURGI KE KH-IPSB3 TAHUN 2010

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL (IEBE)

PENANGANAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH PASCA PENGGANTIAN HEPA FILTER DI IRM

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PEMANTAUAN KONTAMINASI DAN DEKONTAMINASI ALAT POTONG ACCUTOM DI LABORATORIUM KENDALI KUALITAS HR-22 IEBE PTBN

PERBAIKAN WALL PLUG HOTCELL 01 INSTALASI RADIOMETALURGI

EVALUASI ASPEK KESELAMATAN KEGIATAN METALOGRAFI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA RUANG KERJA DI IRM TAHUN 2009

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA

PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008.

STUDI KESELARASAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR TINGKAT FASILITAS/ INSTALASI NUKLIR PTBN TERHADAP PERKA BAPETEN NO.1 TAHUN 2010

PENGENDALIAN DAERAH RADIASI DAN KONTAMINASI IEBE DAN IRM TAHUN 2009

DEKONTAMINASI MESIN BUSUR LISTRIK CENTORR FURNACES DI HR-16 IEBE PTBN

PEMANTAUAN PENERIMAAN DOSIS EKSTERNA DAN INTERNA DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2012

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2008

PEMANTAUAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA SISI OPERASI DAN INTERVENSI HOTCELL INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAERAH KERJA IEBE DAN IRM TAHUN 2009

SISTEM PROTEKSI FISIK INSTALASI NUKLIR PTBBN BAGIAN I: PENERAPAN SISTEM PROTEKSI FISIK DI INSTALASI RADIOMETALURGI

Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2012 ISSN

RENCANA PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI FASILITAS HOTCELL IRM DENGAN MELAKUKAN PERBAIKAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

PENGELOLAAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN RADIASI DAN PENGENDALIAN AKSES LABORATORIUM DI IEBE

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

IDENTIFIKASI KERUSAKAN KONVEYOR JALUR -1 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENGUKURAN TINGKAT KONTAMINASI PERMUKAAN MESIN BUSUR LISTRIK PASCA PELEBURAN LOGAM U-Zr

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF DAN B3 DI IRM. Sunardi

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN KERADIOAKTIVAN UDARA BUANG DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

Kata kunci: sumber radiasi, material, pascairadiasi

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini, yang dimaksud dengan: 1. Reaktor nondaya adalah r

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

PENERAPAN PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENGENDALIAN BAHAN NUKLIR PADA PEMINDAHAN SPENT FUEL DARI MBA RI-F KE MBA RI-G

RADIASI DI INSTALASI SEMINAR PROSIDING. Suliyanto, dkk ABSTRAK telah. (IRM) tahun. radiasi yang. balok Pb dan II yaitu < 20.

PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG IEBE TAHUN 2009

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBAIKAN CRANE-2 HOTCELL 01 DI INSTALASI RADIOMETALURGI

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PENGENDALIAN DAERAH KERJA PAPARAN RADIASI GAMMA DI RSG GAS

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PRODUKSI BARANG KONSUMEN

PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

PENENTUAN WAKTU SAMPLING UDARA UNTUK MENGUKUR KONTAMINAN RADIOAKTIF BETA DI UDARA DALAM LABORATORIUM AKTIVITAS SEDANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PENGEMBANGAN PENGENDALIAN PROTEKSI RADIASI DAERAH KERJA, PERSONIL DAN LINGKUNGAN DI PTLR

PROSEDUR PENANGGULANGAN KEDARURATAN NUKLIR DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

METODA DAN PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI NUKLIR

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

EVALUASI LEGALISASI KEGIATAN PENGENDALIAN DAERAH KERJA RADIASI DI LINGKUNGAN RSG-GAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN DESAIN REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PENYUSUNAN PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKLIR INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

PENGARUH PENGOPERASIAN REAKTOR TRIGA 2000 TERHADAP KONTAMINASI PERMUKAAN RUANG REAKTOR MENGGUNAKAN METODE SMEAR TEST

PERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3

Sihana

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DARI KOLAM REAKTOR KE CASK TRANSNUCLEAR MATERIAL TESTING REACTOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

IDENTIFIKASI KERUSAKAN BARREL LIFTING DEVICE DAN BARREL DOUBLE LID HOTCELL 001/102 DI IRM

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

KEGIATAN PEMINDAHAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DAN MATERIAL TERIRRADIASI DI KH-IPSB3 TH

FORMAT DAN ISI LAPORAN SURVEI RADIOLOGI AKHIR

: Panduan Penyusunan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Kegiatan Well Logging LEMBAR PENGESAHAN

Dokumen yang Perlu Dipahami 1 Label Peringatan 2 ALARA 2 Dosimeter 3 Risiko Radiasi 3 Prinsip Proteksi Radiasi 5 Aturan Keselamatan Umum 6

PENGUKURAN RADIASI DAN PENGOLAHAN DATA DI INSTALASI NUKLIR

STUDI PENGGUNAAN EPMA UNTUK MATERIAL TERIRADIASI DI INSTALASI RADIOMETALURGI

LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

FORMAT DAN ISI LAPORAN PENILAIAN KESELAMATAN BERKALA KONDISI TERKINI STRUKTUR, SISTEM, DAN KOMPONEN

FORMAT DAN ISI LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN DEKOMISIONING. A. Kerangka Format Laporan Pelaksanaan Kegiatan Dekomisioning URAIAN INSTALASI

PEMBUATAN SAMPEL INTI ELEMEN BAKAR U 3 Si 2 -Al

2 instalasi nuklir adalah instalasi radiometalurgi. Instalasi nuklir didesain, dibangun, dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga pemanfaatan tenaga

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

Transkripsi:

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI. Suatu evaluasi kegiatan proteksi radiasi selama proses pemindahan bahan pasca iradiasi berupa foil target dari reaktor (RSG-GAS) ke Instalasi Radiometalurgi (IRM) telah dilakukan. Kegiatan bertujuan untuk melindungi pekerja radiasi dari bahaya radiasi selama penanganan pemindahan foil target dari wadah (cask) ke hotcell ZG-101 IRM. Evaluasi dilakukan dengan cara pengukuran radioaktivitas di lokasi penanganan pemindahan foil target untuk menentukan posisi berbahaya terhadap radiasi. Hasil evaluasi menemukan bahwa bahaya radiasi terjadi di posisi depan sekitar interface antara cask dan hotcell pada saat dilintasi foil target. Pada posisi tersebut paparan radiasi meningkat hingga mencapai 7800 µsv/jam, sedangkan posisi belakang tidak terjadi peningkatan paparan radiasi yang signifikan karena terdapat perisai radiasi dari cask. Hasil evaluasi proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi yang menangani pemindahan menunjukkan bahwa tidak seorang pun terdeteksi menerima dosis radiasi yang diukur secara langsung menggunakan dosimeter pena, sedangkan pengukuran menggunakan TLD ditemukan dosis tertinggi sebesar 0,02 msv/triwulan. Juga tidak ditemukan pekerja radiasi yang terkontaminasi dalam penanganan pemindahan foil target. Kata kunci: foil target, cask, hotcell, proteksi radiasi. PENDAHULUAN Salah satu kegiatan riset di Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir (PTBN) yang menggunakan fasilitas hotcell IRM adalah riset tentang foil target. Riset ini menggunakan bahan foil U (LEU, U-diperkaya 19,75%, ketebalan sekitar 130 mm) yang dikemas di dalam lempengan silinder berbentuk pipa kira-kira berdiameter 1 inci dan panjang 30 cm dari bahan stainless steel (SS) atau alumunium (Al) untuk diiradiasi di reaktor. Kemasan foil target sebelum iradiasi masih dapat dipegang untuk maksud pemeriksaan kontaminasi permukaan. Pasca iradiasi foil target menjadi sangat radioaktif dan memancarkan radiasi- cukup tinggi karena telah teraktivasi oleh netron di dalam teras reaktor. Untuk mendapatkan foil target pasca iradiasi, kemasan foil target dipindahkan dari gedung Reaktor Serba Guna G.A. Siwabessy (RSG-GAS ) Pusat Reaktor Serba Guna (PRSG) ke fasilitas pembongkaran kemasan (hotcell) di gedung IRM. Transportasi atau pemindahan foil target pasca iradiasi dari reaktor ke IRM menggunakan wadah khusus yang disebut sebagai MTR Transfer Cask (MTC). Cask adalah suatu wadah untuk bahan radioaktif (bahan pasca iradiasi dari reaktor) yang 24

ISSN 1979-2409 Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi (Muradi, Sjafruddin) didesain guna menahan paparan radiasi- agar selama pengangkutan atau pemindahan pekerja radiasi tidak menerima dosis radiasi yang tinggi. Untuk memudahkan pemindahan, cask ditempatkan di atas kereta/gerobak (trolley) dan ditarik dengan alat tranportasi atau kendaraan (seperti forklift). Sebelum dilakukan pemindahan cask yang telah berisi bahan pasca iradiasi, cask diukur paparan radiasi permukaannya untuk melindungi pengemudi (supir) yang membawa/menarik trolley terhadap paparan radiasi-. Karena jarak antara cask dengan tubuh supir terbatas, biasanya paparan radiasi pada permukaan cask tidak melebihi batas yang diizinkan. Kegiatan pengukuran paparan cask dilakukan oleh Petugas Proteksi Radiasi (PPR) atau petugas keselamatan di tempat pemberangkatan cask (reaktor). Jalur jalan menggunakan fasilitas jalan di dalam pagar kuning Kawasan Nuklir Serpong. Lama perjalanan juga tidak terlalu lama (sekitar 30 menit) mengingat fasilitas IRM berdekatan atau bersebelahan dengan reaktor. Walaupun perisai radiasi cask didesain aman terhadap bahaya radiasi dari bahan radioaktif yang ada di dalamnya, namun dalam proses pemindahan dari cask ke hotcell terdapat potensi bahaya radiasi. Hal ini disebabkan adanya posisi yang tidak berperisai sempurna, yaitu posisi interface antara cask dengan hotcell. Bagaimanapun juga terdapat celah tidak berperisai pada posisi tersebut sehingga pada saat foil terget melintasi interface akan terjadi lonjakan paparan radiasi dan hal ini dapat menyinari pekerja radiasi jika posisi tersebut tidak diantisipasi terhadap proteksi radiasi. Selain paparan radiasi, cask juga berpotensi kontaminasi bahan radioaktif sehingga dapat menyebabkan kontaminasi pada pekerja radiasi. Berdasarkan potensi tersebut, dalam penanganan pemindahan foil target perlu dilakukan kegiatan proteksi radiasi. Kegiatan proteksi radiasi ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan prinsip dan persyaratan proteksi radiasi guna melindungi pekerja radiasi dari bahaya radiasi yang dapat terjadi selama pemindahan tersebut. Tulisan ini memberikan deskripsi tentang penanganan pemindahan foil target pasca iradiasi ditinjau dari aspek keselamatan radiasi terhadap perkerja radiasi. TEORI Penerapan prinsip proteksi radiasi untuk paparan radiasi di IRM misalnya menggunakan perisai radiasi, mengatur penerimaan dosis terhadap waktu/lama penyinaran dan mengatur jarak dari sumber radiasi jika medan radiasi melampaui batas 25 Sv/jam [1]. Dalam hal penanganan bahan pasca iradiasi di IRM, penerapan 25

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 pemakaian perisai radiasi lebih signifikan karena paparan radiasi dari bahan radioaktif yang ditangani umumnya tinggi dan ruang untuk menangani bahan radioaktif terbatas. Selain terhadap paparan radiasi, untuk keperluan proteksi radiasi juga dilakukan pemantauan kontaminasi terhadap obyek yang ditangani (cask). Ketentuan batasan aman kontaminasi yang berlaku di IRM untuk peralatan/perlengkapan (dalam hal ini cask) adalah < 3,7 Bq/cm 2 untuk dan < 37 Bq/cm 2 untuk, sedangkan untuk kulit kaki-tangan adalah 0,18 Bq/cm 2 untuk dan 1,8 Bq/cm 2 untuk [1]. Beberapa persyaratan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi adalah pemakaian labjas, sarung tangan, sepatu kerja dan dosimeter personil (TLD dan dosimeter pena). Labjas, sarung-tangan dan sepatu kerja digunakan untuk pencegah kontaminasi bahan radioaktif selama bekerja. TLD dan dosimeter untuk mengetahui dosis radiasi yang diterima personil [2]. Dalam setiap kegiatan yang terkait dengan penanganan sumber radiasi (dalam hal ini foil target) di IRM, untuk keperluan proteksi radiasi bagi pekerja radiasi harus menerapkan prinsip dan memenuhi persyaratan proteksi radiasi [3]. TLD untuk pengukuran dosis akumulasi yang dibaca setiap tiga bulan, sedangkan untuk maksud mengetahui penerimaan dosis radiasi secara cepat digunakan dosimeter pena yang dapat dibaca setiap saat. Untuk keperluan pemantauan paparan radiasi digunakan dua unit surveymeter- (Graetz-X dan tele-detector Ludlum) [1]. Surveymeter memberikan unit pengukuran laju paparan radiasi (dosis per satuan waktu) sehingga dapat digunakan sebagai pedoman menentukan lama berada di medan radiasi. Khususnya tele-detector digunakan untuk memantau paparan radiasi- pada jarak cukup jauh (sekitar dua meter) dari titik pengukuran. Dalam kegiatan ini tele-detector digunakan untuk mengukur tingkat paparan saat foil terget melintasi interface antara cask dan hotcell. Graetz-X digunakan untuk mengukur paparan radiasi di permukaan cask dan pada posisi pekerja radiasi yang mendorong foil target. Adapun untuk mengukur kemungkinan kontaminasi selesai bekerja disediakan handfoot monitor di ruang ganti IRM setelah kegiatan pemindahan selesai [3]. Perisai radiasi akan menurunkan paparan radiasi sehingga pekerja radiasi aman dari bahaya radiasi. Dosis radiasi yang diterima berbanding lurus dengan lama berada di medan radiasi, makin lama maka dosis semakin tinggi. Adapun dosis radiasi berbanding terbalik terhadap jarak kuadrat, makin jauh dari sumber radiasi maka dosis semakin rendah [4]. Persyaratan keselamatan radiasi untuk laju paparan radiasi daerah kerja yang diberlakukan di IRM adalah < 25 Sv/jam. Bila persyaratan ini dipenuhi, secara prinsip tidak perlu ada lagi pengaturan proteksi radiasi (jarak, waktu dan penggunaan perisai) 26

ISSN 1979-2409 Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi (Muradi, Sjafruddin) dalam menangani bahan radioaktif atau sumber radiasi. Walaupun demikian untuk maksud mematuhi penerimaan radiasi diusahakan serendah mungkin (ALARA = As Low As Reasonable Achievable), jika tidak perlu maka tidak diizinkan berlama-lama di medan radiasi, diusahakan jarak yang lebih aman dari sumber radiasi dan bila memungkinkan dilindungi dengan perisai radiasi. Kenyataan proses pemindahan foil target dalam kegiatan ini, paparan radiasi yang berasal dari dalam cask sangat aman dari bahaya radiasi karena adanya perisai radiasi, adapun lonjakan paparan radiasi yang melampaui batas keselamatan radiasi pada saat foil target melintasi interface antara cask dan hotcell perlu diterapkan prinsip proteksi radiasi, dalam hal ini pekerja radiasi tidak boleh berada dekat interface (jarak), pekerja radiasi harus berada pada posisi belakang cask yang terlindung oleh perisai radiasi dari cask dan diusahakan waktu melintasi interface yang laju paparannya tinggi sesingkat mungkin (kira-kira dua detik). Gambar-1 memberikan ilustrasi penerapan prinsip proteksi radiasi dalam proses pemindahan foil target dari cask ke hotcell. Cask Posisi Interface belakang depan Area hotcell Perisai radiasi Foil target Posisi pekerja radiasi + 2 m Gambar 1. Ilustrasi prinsip proteksi radiasi dalam pemindahan foil target. Posisi interface adalah posisi paparan radiasi tinggi saat dilintasi foil target, sedangkan posisi pekerja radiasi selain cukup jauh dari interface juga terlindung oleh perisai radiasi cask. METODOLOGI Evaluasi kegiatan proteksi radiasi dalam proses pemindahan foil target dari cask ke hotcell didasari pada hasil pengukuran/pemantauan radioaktivitas dan perlakukan yang diterapkan untuk keperluan proteksi radiasi, seperti kegiatan pengukuran paparan radiasi- pada cask sebelum dan setelah pemindahan serta saat proses pemindahan menggunakan surveymeter- Graetz-X dan Ludlum Tele-detector, pemantauan kontaminasi dan yang dilakukan terhadap permukaan luar cask, pengukuran dosis radiasi yang diterima pekerja radiasi menggunakan dosimeter pena 27

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 dan TLD, dan pemantauan kontaminasi pada kulit (kaki-tangan) pekerja radiasi yang dilakukan setelah penanganan pemindahan selesai. Pemantauan kontaminasi pada cask dilakukan secara tidak langsung (uji usap) dengan cara mengambil cuplikan usap seluas 100 cm 2 pada permukaan cask dan dicacah dengan pencacah kontaminasi dan, sedangkan pemantauan kontaminasi (juga terhadap dan ) pada kulit pekerja radiasi menggunakan handfoot monitor. Berikut kegiatan proteksi radiasi dalam proses pemindahan foil target. Pengukuran Paparan- Dan Uji Usap Pada Cask Sebelum Foil Target Dipindahkan Sebelum cask diangkat dengan crane untuk ditempatkan pada dudukan (chassis) pengatur posisi cask terhadap lubang hotcell, paparan radiasi- permukaan cask diukur untuk mengetahui besarnya paparan radiasi cask. Pengukuran dilakukan dengan alat surveymeter- pada permukaan cask bagian depan, belakang dan samping. Berdasarkan desain cask, bagian belakang terdapat lubang untuk memasukkan tongkat pendorong (push bar) untuk mengeluarkan alpha can yang memuat foil target, sedangkan bagian depan terdapat lubang keluar alpha can dari cask (didorong dari belakang) menuju lubang hotcell. Kedua lubang tertutup atau dilindungi oleh perisai radiasi agar paparan radiasi tidak keluar dan perisai radiasi bagian depan dapat dibuka/tutup. Berdasarkan hasil pengukuran, tingkat paparan radiasi- di permukaan cask tidak melampaui batas yang diizinkan untuk batasan zona radiasi di IRM. Adapun hasil pengukuran uji usap pada permukaan cask bagian belakang, samping dan depan tidak ditemukan adanya kontaminasi. Dengan demikian cask dalam kondisi aman dari bahaya radiasi dan tidak diperlukan penentuan/pembatasan jarak dan lama bekerja di sekitar cask. Pengaturan Posisi Cask Dengan Lubang Hotcell Agar pemindahan foil target dari cask ke hotcell ZG-101 tidak mengalami kesulitan dan berlangsung sempurna maka posisi cask harus diatur sedemikian rupa agar lubang keluar alpha can yang memuat foil target tepat berada pada lubang masuk ke dalam hotcell. Cask dipindahkan dengan crane kapasitas angkat sampai 20 ton ke chassis yang tersedia di sisi depan hotcell tempat memasukkan foil target. Chassis khusus ini dapat bergerak ke segala arah sehingga interface posisi lubang keduanya (cask dan hotcell) dapat terhubung dengan tepat. Adapun sebagai acuan untuk mengetahui bahwa posisi lubang sudah tepat terhubung adalah tanda/garis persegi 28

ISSN 1979-2409 Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi (Muradi, Sjafruddin) (frame) pada permukaan dinding hotcell (wall plug) yang ukurannya sama dengan permukaan depan cask (cask berbentuk silinder, tetapi permukaan pada lubang keluar berbentuk persegi). Bila posisi cask (bagian depan) dan hotcell (bagian wall plug) sudah tepat terhubung rapat (sedapat mungkin tidak ada celah pada interface tersebut), maka pintu lubang perisai cask dan hotcell dapat dibuka, dan alpha can yang berisi foil target dapat dikeluarkan dari cask dengan cara mendorongnya push bar yang dimasukkan (disodok) dari belakang cask. Gambar-2 memperlihatkan chassis untuk cask dan wall plug atau interface dari hotcell ZG-101untuk penerimaan foil target. Interface ZG-101 Frame Lubang ZG-101 Chassis Gambar 2. Chassis pengatur posisi cask, interface dari hotcell ZG-101 dan lubang untuk memasukkan foil terget ke dalam sel. Pengukuran Paparan- Saat Foil Target Dipindahkan Pengukuran paparan- saat proses pemindahan foil target dari cask ke hotcell dilakukan untuk meyakinkan bahwa paparan- tidak menyinari pekerja radiasi yang dekat dengan posisi cask [1] dan untuk mengetahui besarnya paparan pada posisi interface antara cask dan hotcell mengingat pada posisi tersebut tidak ada perisai radiasi yang signifikan. Posisi pengukuran adalah bagian depan cask (celah pada posisi interface) dan bagian belakang cask tempat posisi pekerja radiasi yang mendorong foil target keluar cask. Dari hasil pengukuran menunjukkan ada sedikit kenaikan paparan- di bagian belakang cask, tetapi masih di bawah batas yang diizinkan, adapun paparan- di bagian depan cask (posisi interface) paparan- meningkat tajam saat foil target melintas dan menurun kembali setelah masuk ke dalam sel. Namun karena pekerja radiasi berada pada posisi belakang dan samping 29

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 cask, tidak terjadi penyinaran yang tinggi karena radiasinya dapat tertahan oleh perisai radiasi cask. Pengukuran Paparan- Dan Uji Usap Pada Cask Setelah Foil Target Dipindahkan Pengukuran paparan- setelah foil target dipindahkan juga dilakukan untuk memenuhi prosedur pengukuran/pemantauan paparan radiasi [1]. Hasil pengukuran menunjukkan adanya penurunan paparan radiasi- yang mencapai tingkat radiasi latar belakang (background) sekitar 0,08 0,15 Sv/jam. Sedangkan uji usap terhadap cask bagian permukaan depan juga tidak ditemukan kontaminasi. Dengan demikian cask dapat dibawa kembali atau dikeluarkan dari IRM. Pengukuran Dosis Pekerja Radiasi. Pengukuran dosis radiasi untuk pekerja radiasi yang menangani pemindahan foil target dilakukan dengan menggunakan dosimeter pena dan TLD. Dosimeter pena digunakan untuk mengetahui secara cepat dosis radiasi yang diterima karena dapat dibaca pada saat itu juga (direct reading). Pengukuran dosis juga dilakukan dengan TLD, namun hal ini merupakan dosis akumulasi pekerja radiasi untuk pemakaian tiga bulan yang merupakan periode pembacaan dosis. Jadi dosis pada TLD tidak dapat mewakili dosis yang diterima khusus saat penanganan pemindahan foil target. Namun demikian data dosis TLD dapat digunakan sebagai pembanding terhadap pengukuran menggunakan dositer pena jika pada saat penanganan terdeteksi dosis radiasi yang tinggi. Pengukuran Kontaminasi Pekerja Radiasi Pengukuran kontaminasi terhadap pekerja radiasi setelah proses penanganan atau selesai bekerja merupakan suatu prosedur tetap yang harus dilakukan untuk maksud proteksi radiasi. Dalam kegiatan ini pemeriksaan kontaminasi dilakukan di ruang ganti IRM terhadap kaki, tangan dan pakaian kerja yang digunakan saat menangani pemindahan foil target. Pengukuran kontaminasi menggunakan alat handfoot monitor untuk mendeteksi kontaminasi dan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran yang dilakukan untuk keperluan proteksi radiasi pekerja radiasi dalam proses pemindahan foil target diperoleh hasil sebagai berikut: Pengukuran paparan radiasi- dan posisi pengukuran sebelum, saat dan setelah foil target 30

ISSN 1979-2409 Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi (Muradi, Sjafruddin) dikeluarkan dari cask ditunjukkan pada Tabel 1 dan Gambar 3. Posisi Tabel I. Laju paparan radiasi- (termasuk background) pada cask pada kondisi sebelum, saat dan sesudah dipindahkan ke hotcell. Sebelum ( Sv/jam) Sesudah ( Sv/jam) Saat ( Sv/jam) 1 0,350 0,415 0,113 0,146 7800 Depan/interface 2 0,385 0,410 0,117 0,145 - Sisi atas-tengah Keterangan Posisi 3 0,410 0,430 0,106 0,139 - Sisi bawah-tengah 4 0,360 0,390 0,125 0,140 - Sisi kiri-tengah 5 0,367 0,380 0,119 0,130 - Sisi kanan-tengah 6 0,290 0,330 0,108 0,120 - Belakang 7 0,270 0,295 0,98 0,110 0,480 Pekerja radiasi dengan push bar Data merupakan hasil pengukuran terendah - tertinggi dari lima pengamatan pada surveymeter. Background: 0,080 0,150 Sv/jam (di koridor IRM) Gambar 3. Posisi cask, Interface cask-hotcell dan posisi pengukuran paparan radiasi (tanda nomor, lihat keterangan Tabel-I). Pada saat pemindahan foil target semua pekerja radiasi berada pada posisi belakang + 2 m dari posisi 1 (interface). Berdasarkan data di atas (Tabel 1) menunjukkan tidak ada paparan radiasi- yang melampaui batas 25 Sv/jam di luar cask pada saat cask siap ditangani. Dengan demikian tidak perlu pengaturan jarak dan lama (waktu) dalam penanganan persiapan pemindahan foil terget (cask dalam kondisi aman dari bahaya radiasi). Hal ini 31

No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 menunjukkan bahwa dengan penggunaan perisai radiasi pada cask lebih efektif untuk maksud proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi daripada mengatur jarak dan waktu, lebih penting lagi bahwa ruangan tempat penanganan pemindahan foil target terbatas. Adapun peningkatan paparan saat foil target melintasi interface sampai melampaui 25 Sv/jam (mencapai 7800 Sv/jam) sudah dapat diduga karena bagaimanapun ada celah yang menyebabkan radiasi keluar (tidak tertahan perisai radiasi), tetapi hal ini sudah diantisipasi dengan cara pekerja radiasi menjauh (+ 2 m) dari interface dan pengukuran paparan radiasi dilakukan jarak jauh dengan menggunakan surveymeter Ludlum Tele-detector. Berdasarkan hasil pengukuran kontaminasi pada cask menggunakan cara uji usap tidak ditemukan adanya kontaminasi yang signifikan atau jauh di bawah batas kontaminasi yang diizinkan. Dengan mengganggap faktor terangkat pada kertas uji usap 10%, hasil pengukuran kontaminasi tertinggi pada cask adalah 0,32 Bq/cm 2 untuk, sedangkan untuk tidak terdeteksi. Hasil pemantauan dengan alat handfoot monitor di ruang ganti IRM tidak terjadi kontaminasi pada kulit (kaki dan tangan) maupun labjas pada personil. Sedangkan berdasarkan hasil pembacaan langsung pada dosimeter pena dan pembacaan TLD tidak ada pekerja radiasi yang terlibat dalam proses pemindahan foil target yang menerima dosis radiasi yang signifikan. Jarum penunjuk pada dosis dosimeter pena tetap pada posisinya (skala baca terkecil 1 mrad). Hasil pembacaan dosis personel dengan TLD terhadap personel yang menangani proses pemindahan foil target yang tertinggi adalah 0,02 msv/triwulan (hasil pembacaan untuk akumulasi dosis tiga bulan) [5]. Jika dianggap dosis tersebut berasal dari kegiatan pemindahan foil target, maka dosis tersebut masih jauh di bawah batas penerimaan dosis yang diizinkan untuk waktu tiga bulan (12,5 msv/triwulan). KESIMPULAN Pemindahan bahan pasca iradiasi (foil target) dari reaktor ke hotcell IRM telah berhasil dilaksanakan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan radiasi. Prinsip proteksi radiasi menggunakan perisai radiasi yang tersedia pada selubung (dinding) cask lebih efektif untuk keselamatan radiasi daripada mengatur jarak dan waktu guna memperkirakan penerimaan dosis radiasi pada personil, khususnya untuk lokasi atau ruangan yang luasnya terbatas seperti lokasi penerimaan material di IRM. Dalam kegiatan pemindahan foil target ini tidak ada laju paparan radiasi- pada posisi cask yang melampaui batas 25 Sv/jam (cask berisi foil target atau sebelum dipindahkan), kecuali sesaat ketika foil target melintasi interface antara cask dan hotcell yang 32

ISSN 1979-2409 Evaluasi Kegiatan Proteksi Radiasi Dalam Proses Pemindahan Bahan Pasca Iradiasi (Muradi, Sjafruddin) mencapai 7800 Sv/jam. Peningkatan ini dapat diperkirakan akibat adanya radiasi foil target yang keluar dari celah interface. Persyaratan proteksi radiasi untuk pekerja radiasi juga telah dipenuhi tanpa ada terdeteksi kontaminasi dan penerimaan dosis radiasi yang mencurigakan (signifikan) setelah pelaksanaan kegiatan pemindahan foil target baik dari pemantauan langsung dengan dosimeter pena maupun dari hasil pembacaan TLD. Walaupun terbaca dosis radiasi pekerja radiasi yang ikut menangani pemindahan foil target dari TLD yang digunakan, namun dosisnya hanya sebesar 0,02 msv/triwulan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini telah menerapkan prinsip-prinsip proteksi radiasi. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Prosedur Pemantauan Daerah Kerja, PTBN, No. Dok. KK12 D11 001, Serpong, 2001 2. ANONIM, Prosedur Pemantauan Dosis Personel, PTBN, No. Dok. KK21 D11 001, Serpong, 2004 3. ANONIM, Prosedur Tetap Keselamatan Kerja di IRM, P2TBDU, No. Dok. KK12 D13 002, Serpong, 1999. 4. K. ALMENAS AND R. LEE, Nuclear Engineering: An Introduction, Springer-Verlag, Berlin, 1992. 5. PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF, Laporan Hasil Pembacaan TLD PTBN Seri-B perioda 10 Desember 2007 sampai 10 Maret 2008, Serpong, 2008. 33