Etika & Tanggung Jawab Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility di Indonesia diartikan sebagai tindakan

PERUNDANG-UNDANGAN LINGKUNGAN HIDUP

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Dan Forum CSR Kab. Rembang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna. Perseroan Terbatas (PT) mempunyai tanggung jawab sosial terhadap

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responbility (CSR) sebagai

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh masyarakat khususnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

-1- BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. sosial atau yang dikenal dengan CSR (Corporate Social Responsibility),

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 15 TAHUN 2011

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perusahaan dihadapkan dalam persoalan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat dalam permasalahan lingkungan dan kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri akibat para pelaku

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT).

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 10 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 6 Tahun 2016 Seri E Nomor 4 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian terhadap lingkungan yang memunculkan tuntutan tanggung jawab

CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini tidak asing lagi

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS

PENTINGKAH COORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY?

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu badan usaha yang berdiri di tengah-tengah masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibilty atau lebih dikenal dengan CSR adalah bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi dikarenakan mulai banyaknya pihak pihak

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jawab sosial dan peningkatkan kesejahteraan sosial. Sehingga perusahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bisnis terutama yang bergerak di bidang pemanfaatan sumber daya

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

BUPATI PADANG LAWAS PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. (profit) yang sebesar-besarnya (Megawati, 2009:1). Menurut Kurniati, (2011:18),

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ARSITEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pedoman merupakan alat atau acuan yang digunakan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KATINGAN NOMOR 7 TAHUN 2013

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan didirikan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. an. Hal ini ditunjang dengan perkembangan dunia teknologi yang. antar negara, maupun antar benua. Kemajuan teknologi ini melahirkan

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LOMBOK TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis sudah semakin ketat. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan dan tekhnologi saat ini berdampak pada semakin maju

2. Stakeholders dalam Organisasi Bisnis dan Fungsi dari Masing-Masing Stakeholder dalam Organisasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi investor, kreditor, calon investor, calon kreditor dan pengguna

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya persaingan yang kompetitif di pasar saat ini, tidaklah dapat

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkelanjutan (suistainable development) maksudnya adalah suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini masyarakat semakin cermat dalam menilai dampak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

Transkripsi:

Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto

Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara CSR melibatkan tindakan Keyakinan mengenai tindakan yang baik atau buruk yang mempengaruhi hal lainnya Perilaku etis: perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku secara umum Etika Bisnis: perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pelaku bisnis Etika dalam Manajemen Internasional: standar perilaku yang memandu masing-masing manajer internasional dalam pekerjaannya

Etika Setiap individu memiliki keyakinan masing-masing Masyarakat yang dilatar belakangi oleh kebudayaan yang sama akan memegang keyakinan yang sama pula atas perilaku etis dan tidak etis Perilaku etis sangat kuat dipengaruhi oleh faktor budaya dan kebiasaan individu

Etika (W. Frankena, 1973; Bentham, 1988; & Mill, 1957) Utilitarianisme: sebuah bentuk konsekuensialisme, rasa kebaikan terbesar untuk orang-orang di bawah sekumpulan batasan tertentu (Frankena) Utilitarianisme: perspektif menarik bagi pengambilan keputusan bisnis, khususnya di negara-negara Barat

Etika yang Berhubungan dengan Hak Asasi Manusia Isu-isu mengenai Hak Asasi Manusia saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi MNC Adanya pertimbangan subyektivitas yang terlibat Perbedaan budaya di masyarakat

Etika terhadap Tenaga Kerja Kebijakan ketenagakerjaan sangat berbeda di masingmasing negara Kebebasan bekerja, kebebasan berorganisasi, terlibat dalam tindakan kolektif, serta kebijakan mengenai PHK pun berbeda di setiap negara

Etika Seputar Praktik Bisnis Langkah menerapkan penilaian etika terhadap situasi bisnis: 1. Mengumpulkan informasi fakta yang relevan 2. Menganalisis fakta untuk menentukan nilai moral yang tepat. Norma etika kegunaan (utility), hak (rights), keadilan (justice), perhatian (caring) 3. Membuat penilaian etika atas dasar kebenaran/kesalahan kebijakan yang diajukan

Etika terhadap Lingkungan dan Perlindungannya Memperhatikan lingkungan sekitar Menganalisis kebutuhan hidup masyarakat setempat Tidak menimbulkan limbah yang mengakibatkan polusi

Definisi Tanggung Jawab Sosial Corporate Social Responsibility Upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyeimbangkan komitmennya pada kelompok/individu yang terdapat di lingkungan sekitarnya.

LATAR BELAKANG LSM (MASYARAKAT TERSTRUKTUR) VS MULTINATIONAL COORPORATION 1900an

Komisi Masyarakat Eropa menyebutkan 4 (empat) faktor yang mendorongnya perkembangan CSR, yaitu: 1. Kepedulian dan harapan baru komunitas, konsumen, otoritas publik, dan investor dalam konteks globalisasi dan perubahan industri berskala besar; 2. Kriteria sosial memberi pengaruh besar dalam pengambilan keputusan investasi individu dan institusi baik sebagai konsumen maupun investor; 3. Meningkatnya kepedulian pada kerusakan lingkungan yang disebabkan kegiatan ekonomi; 4. Transparansi kegiatan bisnis akibat perkembangan media teknologi komunikasi dan informasi modern.

Fokus & Pihak Berkepentingan Pelanggan Investor Pemasok Masyarakat Karyawan

Area Tanggung JawaB Sosial LINGKUNGAN PELANGGAN KARYAWAN INVESTOR

Penyimpangan CSR Terhadap Investor Manajemen finansial yang tidak wajar Cek kosong Insider trading Penyimpangan laporan keuangan

Pentingnya CSR bagi Perusahaan Multinasional Moralitas Pemurnian Kepentingan Diri Sendiri Teori Investasi Mempertahankan Otonomi

manfaat YANG dapat diperoleh oleh suatu perusahaan YANG mengimplementasikan CSR 1. Peningkatan penjualan dan pangsa pasar (increased sales and market share) 2. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (strengthed brand positioaning) 3. Meningkatkan citra perusahaan (enhanced corporate image clout) 4. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, memotivasi, dan mempertahankan pegawai (increased ability to attract, motivate, and retain employees) 5. Menurunkan biaya operasi (decreasing operating cost) 6. Meningkatkan daya tarik bagi investor dan analis keuangan (increased appeal to investors and financial analysts) Business for Social Responsibility

Dasar Hukum Tanggung Jawab Sosial

UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam BAB V Pasal 74 ayat 1, 2, 3, dan 4 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 b dan Pasal 34 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada bagian meninmbang butir a,b,d,e, Pasal 1 Butir 1, 2, 3, dan Pasal 3

Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, pengertian CSR dapat dilihat dalam Pasal 74 yang menyebutkan: Ayat (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Ayat (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ayat (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksuk pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Ayat (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, pengaturan CSR dapat dilihat pada: 1. Pasal 15 A. Setiap penanam modal berkewajiban: B. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik; C. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan; D. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal; E. Menghormati tradisi budaya masyarakat sekitar lokasi kegiatan usaha penanaman modal; dan F. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Pasal 34 (1)Badan usaha atau usaha perseorangan sebagaiman dimaksud dalam Pasal 5 yang tidak memenuhi kewajiban sebagimana ditentukan dalam Pasal 15 dapat dikenai sanksi administratif berupa: a. Peringatan tertulis; b. Pembatasan kegiatan usaha; c. Pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal; atau d. Pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal. (2)Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh instansi atau lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3)Selain dikenai sanksi administratif, badan usaha atau usaha perseorangan dapat dikenai sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Pasal 15 (b) menerangkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab yang melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan hubungan yang serasi, seimbang, dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma, dan budaya masyarakat setempat.

Pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pengertian CSR dapat dilihat pada 1. Menimbang butir a Bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap Warga Negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28 H Undang-Undang Dasar Repulbik Indonesia Tahun 1945. 2. Menimbang butir b Bahwa pembangunan ekonomi nasional sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Repulbik Indonesia Tahun 1945 diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. 3. Menimbang butir d Bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. 4. Menimbang butir e Bahwa pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim sehingga memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup karena itu perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkkungan hidup.

Pasal 1 butir 1 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Pasal 1 butir 2 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pasal 1 butir 3 Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu generasi masa kini dan generasi masa depan.

Pasal 3 Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan: a. Melindungi Wilayah Negara Kesatuan Repulbik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; b. Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia; c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian eko sistem; d. Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup; e. Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup; f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan; g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; h. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan j. Mengantisipasi isu lingkungan global.

BEDAH KASUS FREEPORT

See You Again Wiz Khalifa