Di susun oleh : LUFHI TIARANITA J

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

Naskah Publikasi. Diajukan guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan Diploma III fisioterapi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di susun oleh : LUFHI TIARANITA J

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN SUSPECT HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. terbebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Dalam paradigma kesehatan ini

Dwi Susilo Ady nugroho, Andung Maheswara ( Prodi Fisioterapi FIK- UNIKAL ) Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN MC. KENZIE DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA DEKSTRA DI RSAL DR RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA ISCHIALGIA SINISTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSAL RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manakala seseorang menderita sakit maka seseorang akan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

BEDA PENGARUH LIFTING TECHNIC EXERCISE DENGAN BACK EXERCISE TERHADAP NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA GILING PADI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang kini digalakan salah satunya adalah di

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC E.C. LUMBAR STRAIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DENGAN MODALITAS MICROWAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI NYERI PUNGGUNG BAWAH MYOGENIK DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja. Hal ini disebabkan karena 65% penduduk Indonesia. adalah usia kerja 30% bekerja disektor formal dan 70% disektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

NASKAH PUBLIKASI. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN a/c SPONDILOLISTHESIS L4-L5 GRADE 1 DI PUSKESMAS 2 KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG

LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI PADA KASUS LOW BACK PAIN AKIBAT SPONDYLOARTHROSIS L3-L4 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTARA TERAPI LATIHAN WILIAM S FLEXION DENGAN MCKENZIE EXTENSION PADA PASIEN YANG MENGALAMI POSTURAL LOW BACK PAIN

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas penduduk semakin meningkat, dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

Transkripsi:

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS L5-S1 DENGAN MODALITAS MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN DI RSUP dr. SARJITO YOGYAKARTA Di susun oleh : LUFHI TIARANITA J100 100 063 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS L5-S1 DENGAN MODALITAS MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN DI RSUP dr. SARJITO YOGYAKARTA (Lufhi Tiaranita, 2013, 60 halaman ) ABSTRAK Latar Belakang : Hernia nucleus pulposus lumbal adalah keadaan dimana sebagian / seluruh bagian dari nucleus mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis adanya trauma langsung atau tidak langsung pada discus intervertebralis akan menyebabkan kompresi hebat sehingga timbul nyeri yang hebat kadang kadang menjalar sampai ke tungkai. Tujuan : Untuk mengetahui pelaksanaan fisioterapi dalam pengurangan nyeri punggung bawah, meningkatkan LGS ( lingkup gerak sendi ) punggung bawah, meningkatkan kemampuan fungsional pasien dengan menggunakan modalitas MWD (Micro Wave Dhiatermy) dan Terapi Latihan Mc. Kenzie. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama 6 kali didapatkan hasil pengurangan nyeri T1:3 menjadi 0, LGS (lingkup gerak sendi) trunk (fleksi, ekstensi, side fleksi kanan, side fleksi kiri) T1: 8/4/16/17 cm menjadi T6: 10/5/14/14 cm Kesimpulan : penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi low back pain et causa Hernia Nukleus Pulposus Lumbal5 sampai Sakrum 1 dengan modalitas Micro wave Dhiatermy dan terapi latihan dapat mengurangi nyeri punggung bawah, meningkatkan LGS (Lingkup Gerak Sendi) trunk, dan meningkatkan kemampuan fungsional pasien. Kata kunci: low back pain, Micro Wave Dhiatermy (MWD), terapi latihan.

1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Menurut UU Kesehatan No.36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (IFI 2001). Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peralatan listrik (elektroterapi dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. (KEPMENKES RI NO 376/ MENKES/ SK/ III/ 2007) A. Latar Belakang Masalah Low Back Pain (LBP) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. Keluhan ini dapat demikian hebatnya sehingga pasien mengalami kesulitan dalam melakukan setiap gerakan. Penyebab dari nyeri punggung bawah banyak sekali dan bervariasi mulai dari kelelahan otot sampai tumor ganas. Dalam beberapa kasus nyeri punggung bawah dapat ditangani dan dicegah dengan mengetahui penyebabnya dan bagaimana pencegahannya. Untuk mengetahui hal tersebut, diperlukan pemeriksaan yang 1

2 lengkap dan teliti, apalagi pada kasus yang spesifik pemeriksaannya akan lebih banyak daripada kasus non spesifik. Pada kasus spesifik akan ada pemeriksaan tambahan karena adanya kelainan neurologi, yang kebanyakan disebabkan karena Hernia Nukleus Pulposus (HNP), spondilosis, dan trauma. Pada penderita HNP biasanya akan timbul nyeri pinggang yang menjalar sampai daerah tungkai bawah bahkan ada yang sampai ujung ibu jari kaki dan juga ditandai dengan nyeri yang hebat ketika pasien mengejan atau bersin. Dengan adanya nyeri tersebut, maka akan timbul spasme otot di sekitar vertebra dan keterbatasan gerak pada vertebra lumbal (fleksi, ekstensi, latero fleksi). Lordosis lumbal kurang atau semakin mendatar. Dari masalah yang timbul ini, akan mempengaruhi aktivitas kehidupan sehari-hari tidak dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan tidak dapat menikmati waktu senggang karena nyeri waktu istirahat (Chusid, 1993). Pada penderita nyeri punggung bawah tersedia berbagai modalitas fisioterapi antara lain dengan tindakan operasi dan non operasi. Untuk tindakan operasi dinamakan laminectomy yaitu prosedur bedah untuk mengurangi tekanan pada saraf tulang belakang, operasi ini dilakukan untuk mengurangi tekanan pada sumsum tulang belakang atau akar saraf tulang belakang yang disebabkan oleh perubahan yang berkaitan dengan usia di tulang belakang (dikutip dari www.webmd.com/back-pain/decompressive-laminectomy-for-spin.maret, 2011). Sedangkan untuk tindakan non-operasi antara lain: Short Wave Dhiatermy (SWD), Micro Wave Dhiatermy ( MWD ) dan terapi latihan. Untuk terapi latihan ada william flexion exercise dan Mc Kenzie exercise. Micro wave diathermy merupakan terapi panas dengan manfaat kerjanya adalah mengurangi rasa nyeri,

3 rileksasi otot dan meningkatkan sirkulasi darah (Kaplan dan Tunner,1989). Sedangkan Mc. kenzie exercise merupakan suatu bentuk terapi latihan yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot-otot dinding perut dan mampu meningkatkan lingkup gerak sendi vertebra lumbal (Basmajian,1978). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah HNP (Hernia Nukleus Pulposus) adalah : 1. Bagaimanakah MWD (Micro Wave Diathermy) dapat mengurangi nyeri punggung bawah pada penderira HNP? 2. Bagaimanakah Mc. Kenzie Exercise dapat meningkatkan LGS trunk dan meningkatkan kemampuan fungsional pada penderita HNP? C. Tujuan Penulisan Dalam penulisan karya tulis ini, terdiri atas 2 hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus, 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pendekatan fisioterapi pada problem kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pada kondisi HNP (Hernia Nukleus Pulposus). 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui manfaat pemberian MWD dan Terapi Latihan Mc. Kenzie dalam pengurangan nyeri punggung bawah akibat HNP (Hernia Nukleus Pulposus). b) Untuk mengetahui manfaat pemberian MWD dan Terapi Latihan Mc. Kenzie dalam meningkatkan LGS (lingkup gerak sendi) punggung bawah akibat HNP (Hernia Nukleus Pulposus).

4 c) Untuk mengetahui manfaat pemberian MWD dan Terapi Latihan Mc. Kenzie dalam meningkatkan kemampuan fungsional pasien pada punggung bawah akibat HNP (Hernia Nukleus Pulposus). D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Menambah pemahaman dalam melaksanakan proses fisioterapi pada kondisi nyeri punggung bawah akibat HNP ( Hernia Nukleus Pulposus ). 2. Bagi Institusi Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi nyeri punggung bawah akibat HNP ( Hernia Nukleus Pulposus ). 3. Bagi Fisioterapis Untuk mendapatkan metode terapi yang tepat dan bermanfaat dalam melakukan penanganan pada kondisi nyeri punggung bawah akibat HNP (Hernia Nukleus Pulposus). 4. Bagi Masyarakat Sebagai pertimbangan mengenai peran fisioterapis pada kondisi nyeri punggung bawah akibat HNP (Hernia Nukleus Pulposus), sehingga dapat mencegah masalah atau keluhan lebih lanjut akibat kurangnya pengetahuan masyarakat pada kasus tersebut.

5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Definisi Hernia adalah keluarnya atau menjebolnya dalaman / bagian dari tempat biasanya (Ramuli, 1997). Nucleus Pulposus berarti inti dari suatu bahan glatinosa yang berbentuk bola (Caillist, 1991). Lumbal berarti ruas tulang belakang pinggang (Ramli, 1990). Jadi yang dimaksud dengan hernia nucleus pulposus lumbal adalah keadaan dimana sebagian / seluruh bagian dari nucleus mengalami penonjolan ke dalam kanalis spinalis (Tjokorda, 2009), adanya trauma langsung atau tidak langsung pada discus intervertebralis akan menyebabkan kompresi hebat dan fragmentasi nucleus pulposus sehingga anulus menjadi pecah bahkan dapat robek. 2. Anatomi fungsional Vertebra adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang rawan. Vertebra tersebut terdiri dari tujuh vertebra cervicalis dua belas vertebra thoracalis, lima vertebra lumbalis, lima vertebra sacralis dan empat vertebra coccygeus. Corpus adalah bagian dari vertebra yang terluas dan berbentuk silindris dan mempunyai beberapa satuan atau permukaan yaitu facies anterior, facies posterior, facies superior, facies inferior dan facies lateralis. Arcus merupakan lengkung simetris kanan dan kiri yang berpangkal pada corpus untuk menuju ke arah dorsal, pangkalnya disebut radix vertebra. 5

6 Foramen vertebralis merupakan lubang yang terdapat arcus vertebra dan permukaan posterior korpus vertebra selanjutnya secara keseluruhan foramen vertebralis ini akan membentuk kanalis vertebralis yang nantinya diisi oleh medulla spinalis. Discus merupakan struktur yang elastic, terletak di antara korpus vertebra. Fungsi diskus yaitu (a) sebagai bantalan agar tidak terjadi gerakan antar corpus vertebra saat bergerak. (b) sebagai penyangga corpus dalam menumpu berat badan (c) sebagai pengikat vertebra yang satu dengan vertebra yang lain.. Sistem yang keluar dari vertebra adalah nervus spinalis, nervus spinalis yaitu akar-akar yang dimulai dari radiks anterior medulla spinalis kemudian keluar melalui feramen invertebralis secara topografi nervus spinalis terdiri dari 31 pasang saraf yang tersusun secara sistematis. Cabang-cabang pleksus sakralis yang mengandung saraf lumbal 5, meliputi: N. Gluteus superior (L4-5 dan S1), N. Gluteus inferior (L5 dan S1-2), N. Ischiadicus (L4-5 dan 4-3). 3. Biomekanik Vertebra Lumbal Gerakan dari vetikal lumbalis boleh dikatakan relatif bebas dibandingkan dengan vertebra lainnya. Hal ini oleh karena bentuk diskusnya besar dari arah foccetnya berlainan. Gerakan fleksi dari lumbal berakhir pada lumbal 4-5 dan diperkirakan 75% dari fleksi kedepan seluruhnya terjadi pada L4-S1 yang disebut lumbo sakral dan luas gerakannya merupakan terbesar dari seluruh gerakan fleksi dari vertebra spinalis (Soekarno, 1989). 4. Etiologi Penyebab utama HNP L 5 - S 1 paling banyak adalah trauma, baik trauma berat maupun ringan yang dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

7 Umumnya akibat mengangkat benda berat dengan posisi pinggang membungkuk dan mendadak, sehingga anulus fibrosis akan terobek. Sebagai faktor hambatan adalah adanya perubahan degeneratif pada sendi tulang belakang dan berkurangnya kekenyalan dari annulus fibrosis akibat proses penuaan. 5. Patologi Tingkat atau gradual HNP dapat dikatakan menjadi (1) protuted intervertebralis discus yaitu penonjolan nukleus pulposus ke satu arah tanpa disertai ruptur dari annulus fibrosus; (2) psolup sed intervertebral discus yaitu nukleus pulposus berpindah tempat tetapi belum keluar dari lingkaran annulus fibrosus (3) Extruded intervertebral discus yaitu nukleus pulposus proses yaitu proses jelas keluar menembus ligamen longitudinal posterior (Mugel, 1987). Arah prolaps atau penonjolan hernia nukleus pulposus lumbal biasanya ke arah postero sentral atau posterior dan postero lateral. Tetapi lebih banyak yang mengarah ke posterolateral. 6. Gejala dan tanda klinik Keluhan utama pada NHP vertebra L 5 -S 1 adalah adanya rasa nyeri pada pinggang bawah yang biasanya timbul setelah trauma atau setelah melewati intervel tertentu. Nyeri dapat bersifat lokal atau radikuler. Nyeri radikuler menjalar ke tungkai sesuai akar saraf L5 yang teriritasi yaitu pada paha bagian posterior lateral, lutut, betis, lateral tungkai bawah dan ibu jari kaki. Derajat nyeri dapat hebat sekali seperti ditusuk-tusuk yang dirasakan tiba-tiba, terus-menerus dan dalam waktu yang cukup lama atau nyeri intermitten, intensitas nyeri yang menghebat bila penderita batuk, bersin, mengejan atau mengangkat benda berat

8 dan nyeri dapat menuju pada posisi tertentu paling menyenangkan adalah berbaring. 7. Komplikasi dan factor penyulit Komplikasi atau faktor penyulit pada penderita nyeri punggung bawah antara lain nyeri, spasme, kelemahan otot penurunan luas gerak lumbal. 8. Prognosis gerak dan fungsi Dengan penangan yang tepat dan teratur kesembuhan dari punggung bawah diperkirakan 70 % dalam waktu satu bulan, kemudian 90 % dalam 3-6 bulan dan 4 % akan sembuh setelah 6 bulan (Heri Priyatna, 2000). 9. Diagnose banding Banyak sekali penyebab nyeri punggung bawah dan mempunyai tanda dan gejala yang sama, maka dengan diagnosa banding terutama dengan nyeri punggung bawah yang dikarenakan ruptur pada diskus, iritasi pada facet, spondilosis, spondylolisthesis, penyakit ginjal dan problem pada prostat dan faktor yang lainnya (Clay Cox, 2002).

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS Pasien Nona Kurnia Arum, umur 18 tahun, agama islam, pekerjaan pelajar, jenis kelamin perempuan beralamatkan di Jalan Basielo Manis Madiun. Keluhan utama dari pasien adalah adanya nyeri saat posisi duduk dan berdiri dalam jangka waktu lama disertai nyeri pinggang bawah yang kadang-kadang menjalar sampai tungkai kiri. Dari pemeriksaan inspeksi ini diperoleh anamesis: tidak terdapat scoliosis, saat berjalan terlihat antalgic gait (tungkai kanan stanc phase sebelah kiri lebih singkat daripada kanan). Pada saat gerakan fleksi dan lateral fleksi kanan trunk terlihat seperti menahan nyeri. Dari pemeriksaan gerak aktif diperoleh informasi trunk, gerak fleksi lumbal nyeri dan ektensi lumbal tidak nyeri, lateral fleksi kanan nyeri dan lateral fleksi kiri tidak nyeri, fleksi dengan posisi tungkai lurus positif nyeri. Dari pemeriksaan pasif diperoleh informasi hip kiri untuk fleksi hip dengan knee lurus nyeri pada derajat kurang dari 70 dan abduksi. Informasi yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah untuk fleksi nilai ototnya normal dan side fleksi trunk terdapat penurunan karena adanya nyeri. Parameter yang di gunakan antara lain evaluasi nyeri dengan VAS (Visual Analog Scale), evaluasi lingkup gerak sendi dengan meadline. Dalam kasus ini penatalaksanaan yang diberikan yaitu dengan Micro Wave Dhiathermy (MWD) dan terapi latihan Mc. Kenzie. 9

10 BAB IV PEMBAHASAN KASUS Seorang pasien dengan diagnosis HNP L 5 -S 1, umur 18 tahun telah dilakukan tindakan fisioterapi, secara konservatif terdapat masalah utama atau keluhan utama yaitu nyeri radikuler dari pinggang sampai kaki kiri juga terganggunya kapasitas fisik dan kemampuan fungsional. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi sebanyak 6 kali selama satu bulan dengan modalitas fisioterapi : MWD (Micro Wave Diathermy) dan Terapi Latihan telah diperoleh perkembangan antara lain sebagai berikut: Tabel 4.1 Pengukuran Nyeri Dengan Vas Jenis Gerakan T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Diam 3 3 2 2 0 0 0 Tekan 5 5 4 4 3 2 2 Aktif Fleksi Hib 4 3 2 2 2 2 2 Pasif Fleksi Hib 3 3 2 2 2 2 2 Tabel 4.1 Lingkup Gerak Sendi dalam cm Jenis Gerakan T0 T1 T2 T3 T4 T5 T6 Fleksi trunk 8 8 8 9 9 10 10 Ekstensi trunk 4,5 4.5 4,5 5,5 5,5 6 6 Lateral fleksi kanan 16 16 16 15 15 14 14 Lateral fleksi kiri 10 10 10 8 8 7 7 Dari tabel dapat di simpulkan pada gerak latero fleksi kanan hari pertama derajat nyeri mencapai derajat 3 setelah terapi sampai hari ke enam derajat nyeri sudah mencapai 2, dengan berkurangnya nyeri secara otomatis ruang lingkup gerak sendi untuk gerak fleksi trunk sudah bertambah juga dari 8 cm dihari pertama sedang hari ke enam sudah menjadi 10 cm. Dengan sendirinya spasme 10

11 otot yang ada dan nyeri yang dirasa sudah banyak perubahan dan berkurang, peningkatan ruang lingkup gerak sendi pada trunk dan hip. 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hernia Nucleus Pulposus L 5 -S 1 merupakan suatu kondisi nyeri pinggang bawah yang disebabkan karena keluarnya materi nucleus dari pembungkus annulus fibrosus, diskus. Penyebab HNP paling besar adalah trauma (50%), baik langsung maupun tidak langsung pada diskus intervertebralis yang akan menyebabkan kontraksi hebat dari nucleus pulposus. Nucleus pulposus yang tertekan mencari jalan melalui robekan annulus fibrosus mendorong ligamentum longitudinal dan terjadi herniasi. Tanda atau ciri khas dari kasus ini berupa rasa nyeri yang berpangkal dari daerah punggung bawah kadang kadang sampai menjalar ke salah satu tungkai atau disepanjang akar syaraf L 5 -S 1 yang teriritasi. Kondisi ini sering dijumpai pada masyarakat dan terjadi akibat trauma pada pinggang akibat salah sikap dari tubuh yang kurang baik dalam melakukan pekerjaan sehari hari seperti mengambil suatu benda dengan posisi membungkuk dengan tiba tiba dan memutar punggung secara berlebihan. Pada kasus HNP L 5 -S 1 setelah mendapatkan pelayanan fisioterapi dengan modalitas SWD dan Terapi Latihan terjadi pengurangan nyeri diam T0 nilai 3 menjadi T6 nilai 0, nyeri gerak T0 nilai 4 menjadi T6 nilai 2, nyeri tekan T0 nilai 5 menjadi T6 2, sedangkan lingkup gerak sendi lumbal dari T0 fleksi trunk 8 cm menjadi T6 10 cm, T0 ekstensi trunk 4,5 cm menjadi T6 6 cm, latero fleksi kanan T0 16 cm menjadi T5 14 cm, latero fleksi kiri T0 10 cm menjadi T5 7 cm. 12

13 Dengan adanya perubahan skala nyeri dan peningkatan lingkup gerak sendi berarti spasme yang ada pada otot paravertebralis dan gluteus maksimus berkurang. Jadi dengan pemberian modalitas fisioterapi berupa MWD dan Terapi Latihan serta pemberian edukasi dapat mengurangi permasalahan pada kondisi Hernia Nucleus Pulposus L 5 -S 1 dengan mengurangi nyeri, spasme otot serta keterbatasan lingkup gerak sendi. B. Saran Sebagai salah satu tim medis fisioterapi ikut bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan, hendaknya selalu melakukan pemeriksaan yang lebih teliti dan lebih cermat serta bekerja sama dengan tim medis yang lain untuk mendukung dan memperkuat diagnosis yang dibuat dan akhir terapi yang membawa manfaat yang berarti. Diharapkan kepada masyarakat apabila menjumpai kasus yang seperti ini untuk segera diperiksakan sehingga mendapat penanganan dan prognosisnya akan lebih baik dan masyarakat juga sadar akan pentingnya sikap tubuh yang baik dan benar dalam kehidupan sehari hari untuk mencegah terjadi trauma tersebut diantaranya menghindari mengangkat barang barang yang berat dengan posisi yang salah, olah raga kompetisi, diharapkan tidur ditempat tidur atau kasur yang keras, yang lebih penting lagi gizi dan istirahat yang cukup, serta mengurangi aktivitas yang berlebihan. Untuk menunjang keberhasilan terapi yang diberikan, pada penderita hendaknya melakukan apa yang disarankan oleh terapis dan menghindari hal hal yang dilarang oleh terapis seperti dalam edukasi untuk kesembuhan.

DAFTAR PUSTAKA Akademi Fisioterapi Surakarta.1994. Pemeriksaan Nyeri, Dokumentasi Persiapan Praktek Fisioterapi. Jakarta: Depkes RI. Calliet, Rene. 1995. Low Back Pain Syndrome. Second Edition. Philadelphia: F.A. Davis Company Chusid, J. G. 1993. Neurotomi Korelatifdan Neurology Fungsional. Yogyakarta: Gajah Mada Press. Depkes.2010. Definisi Fisioterapi. Diakses pada tanggal 14 mei 2011, dari http://fisioterapigpm.blogspot.com/2010/01/definisi-fisioterapi.html Garrison.J. Susan. 2001. Dasar Dasar Terapi Fisik dan Rehabilitasi Fisik, Jakarta: Hipokrates Gresh, T. Meryl, ed. 1992. Electrotherapy in Rehabilitation. Philadelphia: David Company IG. Suyatno, et al. 1993. Sumber Fisis. Akademi Fisioterapi Surakarta: Dep. Kes. RI Ismiati S. W.1997. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi (TITAFI XIII). 11 13 September 1997. Malang.Hal. 23 28. Kapandji, L. A. 1974. The Physiologi of The Joint. Vol. 3. New York: Churchill Livingstone. Marjono, M; priguna Sidharta. 1995. Neurology Klinis Dasar. Edisi Keenam,. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Hal 95 103. Mardiman, Sri, 2001. Fisiologi Latihan : Politeknik kesehatan Surakarta. Jurusan Fisioterapi. Surakarta. Mardiman Sri, et. Al. 1998. Dokumentasi Persiapan Praktek Profesional Fisioterapi: Akademi Fisioterapi Surakarta. Dep.Kes. RI Netter H. Frank. 1990. Coorporation.. Atlas of Human Anatomy. New Jersey: Cibagergy Oppenfeld S. 1986. Physical Examination Of The Spine and Extremities, Appleton-Century-Crofts/Norwalk, USA.

Puddjianto Maskun. Diagnosa Banding Pada Praktek Profesional Fisioterapi, Akademi Fisioterapi Surakarta, Tiga Sindroma Utama Nyeri Pinggang, Jakarta, 11 14 Juni 2001. Putz, R. and Pabst, R. 2005. Atlas Anatomi Manusia Sobotta Kepala, Leher, Extremitas Atas. Edisi 21, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 170, 172, 190 Ramali, M. Ahmad dan Pamdentjak. 1997. Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan Hal. 151 dan 325. Russe, O.A., Gerhardt, J.J., Russe, O.J.1974. ISOM International SFTR Method of Measuring and recording Joint Motion; Washington: Hans Huber Publishers Bern Stuttgart Vienna. Salter B. Roberth. 1970. Text Book of Disorders and of The Musculoskeletal System; Second Edition, William and Wilkins, Baltimore Hal 361 366. Sidharta Priguna. 1984. Sakit Neuromuskuloskaletal Dalam Praktek Umum. Jakarta: PT. Dian Rakyat. Sujatno, dkk. 1993.Sumber Fisis, Surakarta: Akademi Fisioterapi Depkes Surakarta.