CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

ANALISIS KUALITAS LAYANAN VIDEO CALL MENGGUNAKAN CODEC H.263 DAN H.264 TERHADAP LEBAR PITA JARINGAN YANG TERSEDIA

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

ISDN. (Integrated Service Digital Network) -Overview - Prima K - PENS Jaringan Teleponi 1 1

Bab 2. Tinjauan Pustaka

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

WIDE AREA NETWORK & ROUTER. Budhi Irawan, S.Si, M.T, IPP

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

BAB II DASAR TEORI. atau suara seperti radio, yang melalui jaringan kabel, wireless maupun jaringan

JENIS-JENIS KONEKSI INTERNET

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING) PADA INTERNET PROTOCOL TELEVISI (IPTV)

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. sekunder bagi semua kalangan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya inovasi

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

1. Adanya pertumbuhan permintaan komunikasi suara, data dan gambar. 2. Perlunya kesederhanaan, fleksibilitas dan biaya yang

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

I. PENDAHULUAN. IP Multimedia Subsystem (IMS) awalnya didefinisikan oleh The 3 rd Generation

BAB 1 PENDAHULUAN. ruangan kelas dan mencatat apa yang diberikan oleh guru atau dosen untuk

voip Di susun : Fariansyah Gunawan Nim : Semester : IV

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III. server, merupakan media yang digunakan untuk mendistribusikan live stream

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN SISTEM VIDEO TELECONFERENCE PADA UNIT RADIOLOGI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

STUDI KUALITAS VIDEO STREAMING MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXYPACKET RADIO

Next Generation Network (NGN) Pertemuan XIII

BAB II DASAR TEORI VIDEO STREAMING

ANALISIS KUALITAS REAL TIME VIDEO STREAMING TERHADAP BANDWIDTH JARINGAN YANG TERSEDIA

BAB II DASAR TEORI. komunikasi dan hiburan. Awal mulanya video berbentuk analog, sesuai

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia sehingga dapat berkomunikasi dan bertukar informasi.

MULTIMEDIA. Kompresi Video Semester Gasal 2008/200 S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO /2009 PROGRAM STUDI. Oky Dwi Nurhayati,, ST, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Pengantar Tentang VOIP

BAB II TEKNOLOGI DVB-H

ISDN. (Integrated Services Digital Network)

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

Analisa Perbandingan Kualitas Belajar - Mengajar Antara Metode Face to Face dan Video Conference

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. 1. Processor Intel Core 2 GHz

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3.1 Workflow Diagram Gambar 3.2 Penetapan Koneksi Menggunakan Virtual Path Gambar 3.3 Arsitektur Protokol User Network

Internet kabel menggunakan media kabel koaksial sebagai media aksesnya. Asalnya kabel koaksial ini hanya digunakan untuk

BAB I TEKHNOLOGI VIDEOCONFRENCE

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

BAB II DASAR TEORI. Teknologi komunikasi berbasis IP (Internet Protocol) berkembang pesat

Willy Permana Putra, S.T., M.Eng Willy Permana Putra, S.T Jaringan Komputer

Apa itu video conference?

PERANCANGAN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) UNTUK LAYANAN VIDEO CONFERENCE DENGAN STANDAR WIFI G

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan aplikasi meliputi server, pengajar dan mahasiswa. Server akan

Protokol VoIP. Oleh: Prima Kristalina Mike Yuliana

Kompresi Citra dan Video. Muhtadin, ST. MT.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PERANCANGAN SISTEM VIDEO TELECONFERENCE PADA UNIT RADIOLOGI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA. Abstrak

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

Integrated Sevices Digital Network (ISDN)

BAB I PENDAHULUAN I 1

JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 IP - PBX

A I S Y A T U L K A R I M A

ANALISIS KUALITAS VIDEO CALL MENGGUNAKAN PERANGKAT NSN FLEXI PACKET RADIO

ANALISIS KUALITAS LAYANAN SISTEM TELEPON VoIP MEMANFAATKAN JARINGAN WiFi USU

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

BAB IV PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISA

Simulasi Channel Coding Pada Sistem DVB-C (Digital Video Broadcasting-Cable) dengan Kode Reed Solomon

WAN (Wide Area Network)

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

KOMUNIKASI DATA. DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Yuyun Siti Rohmah, ST., MT

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Telekomunikasi mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Selain

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam zaman dimana teknologi terus berkembang secara pesat, banyak aktivitas

Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Agus Aan Jiwa Permana, S.Kom, M.Cs

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI

Protokol SIP pada VoIP

VIDEO STREAMING. Pengertian video streaming

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II PROSES BISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. monitoring sehingga mendukung komunikasi antar alat monitoring seperti pada

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan dunia bisnis dan industri saat ini. Hal ini disebabkan karena informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi pada dunia telekomunikasi juga semakin pesat, diantaranya adalah video

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu manusia menciptakan bermacam-macam alat untuk

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

TREND JARINGAN. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Bab II LANDASAN TEORI

JARINGAN KOMPUTER. : Karyn Vusvyta NIM : DOSEN PEMBIMBING : Dr. Deris Stiawan, M.T. FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM KOMPUTER

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI VIDEO CONFERENCEVPADA LOCAL AREA NETWORK

Kompresi Audio dan Video Irawan Afrianto

CEG4B3. Randy E. Saputra, ST. MT.

Makalah Seminar Tugas Akhir Fajar Adi Daniarto

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

CEG4B3 Randy E. Saputra, ST. MT.

Video Conference Video Conference adalah teknologi perangkat jaringan yang dapat menghubungkan secara langsung antara 2 user atau lebih yang terpisah, dengan menggunakan fasilitas gambar, teks dan suara

Kelebihan Kegiatan seperti kuliah umum dengan dosen atau seminar dapat dilakukan secara online jadi akan menghemat biaya dan waktu Pertemuan atau rapat dengan kondisi jarak yang jauh menjadi terasa lebih realistis, didukung dengan kualitas gambar dan suara yang baik Dapat digunakan sebagai program pendukung contohnya kegiatan e-learning di Perguruan tinggi atau kegiatan e- office di perusahaan-perusahaan yang tingkat mobilitas manajemennya cukup tinggi

Kekurangan Kegiatan e-learning kurang sempurna jika menggunakan video conference, karena kurang nyata, sebagian orang lebih paham dengan belajar langsung Untuk perusahaan, e-office bisa mengakibatkan komunikasi langsung (tatap muka) manajemen menjadi lebih jarang dan sulit dilaksanakan Memiliki infrastruktur yang mahal, dan memerlukan beberapa peralatan yang rumit

Jenis Video Conference Distributed Video Conference Suatu sistem video conference yang terdiri dari beberapa client yang melakukan konferensi secara langsung antar client yang saling berhubungan tanpa melalui sentral / control unit sebagai pengatur Centralized Video Conference Suatu sistem video conference yang melibatkan beberapa client dengan satu MCU (Multiparty Control Unit) untuk memfasilitasi konferensi tersebut

Distributed Video Conference

Distributed Video Conference Kelebihannya, video dan audio yang dikirimkan mempunyai kualitas yang bagus karena tanpa direlay ke control unit dahulu

Centralized Video Conference

Centralized Video Conference MCU disini berfungsi sebagai pengatur dan pengendali yang melaksanakan proses seperti audio mixing, video switching & mixing serta distribusi data dalam konferensi multipoint dan mengirimkan kembali datanya ke terminal yang berpartisipasi MCU juga menyediakan pertukaran antara codec yang berbeda dan mungkin menggunakan multicast untuk mendistribusikan video yang telah diproses

Konsep Video Conference

Konsep Video Conference Konsep video conference adalah menggunakan konversi dari suara diubah oleh microphone menjadi sinyal suara, dan gambar diubah oleh kamera menjadi sinyal gambar, Kedua sinyal tersebut kemudian dikompresi menggunakan perangkat yang disebut codec Sinyal yang sudah dikompresi dapat disebar melalui jaringan internet dalam hal ini menggunakan IP, sehingga dapat dikirim dan diterima sesuai tujuan yang diinginkan

Konsep Video Conference Setelah sampai alamat yang dituju, sinyal dari Internet dapat didekompresikan kembali menjadi sinyal suara dan gambar sehingga bisa diubah menjadi gambar pada layar monitor dan diubah menjadi suara oleh speaker

Perkembangan

Konsep Video Conference Istilah telepresence yang belum begitu familiar merupakan pengembangan dari video conference, diciptakan untuk menangani beberapa kelemahan yang ada pada video conference Filosofi yang dipakai dalam telepresence adalah berfokus meningkatkan pengalaman / experience para pengguna untuk menggunakan sistem video conference Konsep yang dipakai adalah membangun suasana dalam ruangan rapat berbasis audio video, seolah-olah orang yang berjauhan berada di dalam ruangan yang sama

Konsep Video Conference Basis utama teknologi pendukung yang digunakan antara lain seperti penerapan Video Three Dimension Technique, Audio Spatial Technique dan Eye Contact Technique Ketiga teknologi tersebut merupakan dasar terciptanya konsep Video Conference yang disebut Telepresence

Peralatan Video Conference PC Desktop PC Notebook Server Video Conference End Point : Saluran telekomunikasi berbasis IP Bandwidth memadai Coding video Video camera Ruangan yang memadai

Hardware Video Input Berguna sebagai perangkat untuk mengubah suatu gambar menjadi sinyal gambar sehingga dapat dibaca oleh perangkat digital atau perangkat komputer (contoh: kamera / webcam) Audio Input Berfungsi mengubah besaran suara menjadi sinyal suara, sehingga dapat diolah oleh perangkat komputer (contoh: microphone)

Hardware Data Transfer Merupakan media penghantar data agar dapat sampai ke tujuan (contoh: kabel LAN, internet, wi-fi) Video Output Berfungsi mengubah sinyal digital video menjadi gambar / tampilan video (contoh: televisi, layar monitor, proyektor)

Hardware Audio Output Berfungsi mengubah sinyal suara digital dan diperbesar sehingga menjadi suara yang dapat didengar oleh telinga manusia (contoh: speaker) Komputer / PC Diperlukan dalam proses pengolahan sistem jaringan komunikasi menggunakan alamat IP, sehingga dapat menyatukan setiap komponen hardware/software dan dapat terhubung dengan internet

Software Operating System sangatlah perlu digunakan untuk menjalankan komputer Aplikasi Video Conference yang tersedia di pasaran sangatlah banyak, seperti aplikasi bawaan Microsoft yaitu Net Meeting, atau Policon yang dapat diperoleh dengan mudah Driver-driver pendukung untuk hardware microphone, speaker, decoder, dll

Standar Video Conference International Telecommunication Union (ITU) memiliki tiga payung standar untuk konferensi video, yaitu : ITU H.320 Adalah standar untuk Public Switched Telephone Networks atau konferensi video melalui ISDN basic rate interface atau primary rate interface. H.320 juga digunakan pada jaringan khusus seperti T1 dan satelit berbasis jaringan.

Standar Video Conference ITU H.323 Adalah standar untuk membawa aplikasi multimedia melalui LAN. Standar yang sama juga berlaku untuk implementasi yang lebih awal dari VoIP. Dalam beberapa tahun terakhir, Session Initiation Protocol dari IETF telah memperoleh momentum dalam praktik untuk kedua layanan.

Standar Video Conference ITU H.324 Adalah standar untuk pengiriman melalui POTS (Plain Old Telephone Service), atau jaringan telepon audio. 3G-324M adalah implementasi 3GPP untuk panggilan video (video call) pada telepon seluler 3G.

Teknik Video Conference Untuk mengirim sinyal suara dan gambar melewati media data transfer memerlukan bandwidth, yaitu kebutuhan bandwidth suara sebesar 64 kbps, dan kebutuhan bandwidth video sebesar 9 Mbps, sehingga memerlukan bandwidth yang sangat lebar Dengan teknik kompresi, bisa memperkecil bandwidth menjadi sebesar 6 kbps untuk suara dan 30 kbps untuk video Jadi kita bisa melakukan video conference dengan layanan internet yang tidak terlalu cepat

Teknik Kompresi Video Standar H.261 Biasanya menggunakan kanal ISDN dengan kecepatan p x 64 kbps, dimana p adalah frame rate (1, 2, 3,, 30) Standar H.263 Dikhususkan untuk mengirimkan gambar video berkecepatan rendah mulai dari 20-30 kbps

Teknik Kompresi Video Video berkecepatan 30 fps yang memerlukan bandwidth 9 Mbps biasanya kita kurangi jumlah frame yang dikirim (misalnya menjadi 10 fps) Beberapa teknik kompresi digunakan mulai dari yang paling kecil hasilnya yaitu 133 : 1 hingga yang akan memakan banyak bandwidth (500 kbps) dengan rasio kompresi 6 : 1

Teknik Kompresi Video Pada tabel diatas Terlihat bahwa video 10 fps hasil kompresi 133 : 1 dapat dikirimkan dalam kanal 23 kbps dengan rata-rata Signal to Noise Ratio (SNR) 38.51 db

Standar H.263 Standar H.263 di publikasikan oleh International Telecommunications Union (ITU) sekitar tahun 1995/1996, teknik kompresnya adalah sebagai berikut: Video frame akan ditangkap di sumber / pengirim dan diencode (dikompres) dengan video encoder Aliran video yang terkompres kemudian dikirimkan melalui jaringan dan di ujungnya di-decode (dekompresi) menggunakan video decoder Frame yang telah di-decode ini yang kemudian akan ditampilkan ke monitor

Standar H.263

Standar H.263

Standar H.263

Standar H.261 Merupakan standar video coding yang dibuat oleh Consultative Commitee for International Telephone and Telegraph (CCITT) pada tahun 1988-1990 Pengiriman video melalui H.261 berbeda dengan H.263 karena H.261 dirancang untuk pengiriman video melalui jaringan Integrated Services Digital Network (ISDN) Kecepatan bitrate adalah p x 64 kbps, dimana p merupakan frame rate (antara 1 sampai 30)

Standar H.261 Mempunyai 2 tipe frame yaitu Intra-frame (I-frame) dan Interframe (P-frame) I-frame digunakan untuk mengakses banyak pixel P-frame digunakan sebagai "pseudo-differences" dari frame yang sebelumnya ke frame sesudahnya dimana antarframe terhubung satu sama lain Susunan frame H.261 berurutan dimana setiap 3 buah I-frame dibatasi dengan 1 buah P-frame

Standar H.261 Agar lebih efektif, H.261 menentukan banyak parameter system Hanya pembagian warna YUV dengan perbandingan 4 : 2 : 0 yang dapat digunakan secara standar Selain itu, H.261 hanya menggunakan 2 ukuran frame yaitu CIF (352 x 288) dan QCIF (176 x 144)

Standar H.261 Seperti halnya standar JPEG, setiap bagian warna gambar dibagi dalam 8 x 8 blok pixel Di samping mengkodekan setiap blok secara terpisah, H.261 mengelompokkan 4 blok Y, 1 blok U, dan 1 blok V bersama-sama dalam satu unit yang disebut macroblock, yang merupakan unit dasar untuk kompresi

Standar H.263