BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. penemuan. Trianto (2011:136) mengatakan bahwa Ilmu Pengetahuan. Alam merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, dunia pendidikan sangat berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks melibatkan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang dalam prosesnya akan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah proses peningkatan pengetahuan siswa dari tidak tahu

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. pada rumpun ilmu dimana obyeknya merupakan benda-benda alam dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SMP MELALUI PERTANYAAN-PERTANYAAN INOVATIF PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN (PTK

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya pelihara, bina, dan latih. Ketika ditambahkan imbuhan pe-kan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang mengedepankan keaktifan siswa dalam menguasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dibangun atas dasar produk

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. didalam lingkungan nyata (Taufiq dkk : 6.2). Suatu teori biasanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan aktivitas manusia yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang IPA yang juga telah berlangsung dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran yang diajarkan di MI pun bermacam-macam salah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Anonim 2008). pembelajaran saat pembelajaran berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Nurjanah,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia dari tahun ke tahun kualitasnya semakin rendah hal ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ditentukan oleh kreativitas pendidikan bangsa itu sendiri.kompleksnya

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan nasional menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran di tingkat

BAB IV METODE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KHUSUSNYA PADA MAPEL FIKIH

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS IV SD N PILANGSARI 1, GESI, SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan fungsi pendidikan nasional peran guru menjadi kunci

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendengarkan, mencatat kemudian menghapal materi pelajaran yang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan peraturan Mendiknas (2006 : 13) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa rakfa-fakta, konsep-konsep atau prinsipprinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi memahami alam sekitar secara ilmiah. Sutanto. P dalam Haerani (2010 : 2) Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu cara mencari tahu tentang alam, bumi dan angkasa secara ilmiah. Pelajaran IPA bagi peserta didik yaitu untuk memahami alam sekitar, hewan, tumbuhan dan diri sendiri sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan sehari-hari sesuai konsep IPA. Belajar IPA bukan hanya untuk mendengar cerita, membaca buku, menghapalkan teori, tetapi juga proses penemuan. Pada saat belajar IPA peserta didik harus aktif bertanya, mencari tahu, dan melakukan percobaan. Yaya Sutisna,2013

2 Dalam menerapkan pembelajaran IPA di SD kita sebagai pendidik harus bisa mengolah materi semaksimal mungkin. Guru dituntut terampil, menarik, pintar dalam menyampaikan materi. Guru sebagai motifator harus pandai mengarahkan siswa, sehingga peserta didik dapat menyerap pelajaran seefisien mungkin. Proses pembelajaran IPA di Sekolah Dasar selama ini lebih ditekankan kepada penguasaan materi sebanyak mungkin sehingga proses belajar bersifat kaku dan terpusat pada satu arah, tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar lebih aktif dengan melakukan eksplorasi terhadap materi yang diajarkan. Kegiatan belajar lebih ditandai dengan budaya hafalan daripada berfikir, akibatnya siswa menganggap materi pelajaran IPA hanya untuk dihapalkan. Kenyataan ini menyebabkan siswa tidak mampu menerapkan konsep dasarnya dari materi IPA dalam kondisi kehidupan mereka. Pembelajaran IPA di Sekolah dipengaruhi oleh kebutuhan untuk memperoleh hasil evaluasi akhir yang memuaskan. Hal ini bukan saja berdampak pada perilaku siswa yang semata-mata mempelajari IPA dengan menghafalkan saja, tetapi juga pada metode pengajaran guru, kebijakan pimpinan sekolah, dan harapan orangtua terhadap hasil akhir yang dinilai secara kuantitatif saja. Dalam kondisi seperti ini, metode pembelajaran yang digunakan biasanya berupa ceramah yang berjalan satu arah dengan penekanan pada penguasaan materi yang sebanyak-banyaknya. Yaya Sutisna,2013

3 Berdasarkan pengamatan dan penilaian secara langsung, pendidikan IPA merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang bagi sebagian siswa terasa membosankan, kurang menarik dan cenderung menoton. Ini terbukti dari hasil pengamatan di kelas V MI. Pada saat proses pembelajaran IPA, sebagian besar siswa terlihat merasa jenuh dan suasana belajar kurang hidup. Hal ini terjadi dikarenakan guru hanya memakai satu metode, yaitu metode ceramah dan proses pembelajaran hampir dari ½ jam pelajaran diisi dengan mencatat. Sehingga proses pembelajaran berpusat pada teacher centered bukan student centered. Gambaran nilai mata pelajaran IPA di MI Al-Huda I yang dicapai siswa berdasarkan hasil Ulangan Semester pada tahun 2011/2012 hanya mencapai nilai rata- rata 52. Dengan perolehan angka tersebut perlu disikapi secara profesional oleh para pendidik agar dapat mencari solusi dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam bidang studi IPA yang secara langsung akan memberikan dampak terhadap peningkatan hasil belajar. Untuk memecahkan persoalan di atas penulis mencoba mencari solusi dan upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Yaitu dengan menerapkan pendekatan konstruktivisme pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Solusi tersebut akan di teliti dalam penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V di MI Al-Huda I. Yaya Sutisna,2013

4 Pendekatan Konstruktivisme cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA karena pendekatan Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis (Damaskus Beny, 2008). Sampai saat ini, perkembangan IPA SD belum mengenai sasaran yang tepat, untuk itu pendekatan Konstruktivisme akan memberi penguatan pembelajaran dalam menyampaikan materi, guru sebagai pemberi informasi harus kreatif dan inovatif dalam pembelajaran IPA SD. Kebiasaan guru dalam pembelajaran IPA terlalu menekankan anak tanpa melihat akibatnya kejenuhan yang dialami siswa sudah menjadi persoalan yang biasa, padahal itu adalah persoalan yang luar biasa, guru dalam menangani permasalahan ini dituntut untuk kreatif dan harus paham dalam situasi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang handal akan mempermudah guru sebagai pemberi pesan, dimana guru sebagai salah satu faktor penentu berhasil tidaknya proses pembelajaran, selain membimbing dan mengayomi peserta didik guru sebagai fasilitator dan komunikator. Terkadang guru tanpa disadari mengalami kekeliruan dalam proses belajar mengajar, selalu menekankan anak untuk harus bisa menguasai materi pembelajaran tanpa memperhatikan kemampuan peserta didik.

5 Berdasarkan Mendiknas (2006:156) tindakan yang harus dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar agar tidak mengalami kekeliruan yang fatal adalah : 1. Guru berusaha untuk mengetahui kemampuan awal siswa. 2. Guru mengajak berfikir kepada siswa. 3. Guru berusaha untuk memperoleh umpan balik. 4. Guru harus mampu menguasai pelajaran. Dewasa ini orang bisa belajar dari sumber belajar. Dengan demikian baik siswa maupun guru dapat menambah pengetahuan atau belajar dimanapun. Dewasa ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, akan tetapi banyak sekali media-media yang menyediakan pembelajaran, dalam era informasi ini guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber belajar, akan tetapi lebih berperan sebagai pengelola pembelajaran, guru hanya memfasilitasi peserta didik, guru harus pandai mengelola kelas, tepat memberikan penguatan, tepat menerapkan metode, penguasaan materi lebih profesional. Widodo Ari, dkk. (2007:50) mengemukakan bahwa Konstruktivis adalah model pembelajaran yang menekankan pada pengetahuan awal siswa sebagai tolak ukur dalam belajar. Prinsip yang paling umum dan paling esensial dari konstruktivis adalah siswa memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah bukan dari bangku sekolah.

6 Dalam menerapkan pendekatan Konstruktivisme belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh siswa. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang akhirnya paling menentukan adalah terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas Pokok Bahasan Tumbuhan hijau di Kelas V MI Al Huda I Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang Tahun Ajaran 2012 / 2013). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan masalah yang di uraikan dalam latar belakang, yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas V MI Al Huda I dalam pembelajaran IPA, maka penelitian ini di fokuskan kepada: 1. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas V MI Al Huda I terhadap pembelajaran IPA pada saat diterapkan Pendekatan Konstruktivisme?

7 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas V MI Al Huda I dalam pembelajaran IPA setelah diterapkannya Pendekatan Konstruktivisme? C. TUJUAN PENELITIAN Secara khusus tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas V MI Al Huda I dalam pembelajaran IPA dengan diterapkannya Pendekatan Konstruktivisme. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V MI Al Huda I dalam pembelajaran IPA setelah diterapkannya Pendekatan Konstruktivisme. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai pedoman untuk meningkatkan serta sebagai perbaikan proses pembelajaran IPA melalui pendekatan Konstruktivisme di Sekolah Dasar. Namun secara khusus manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa. a. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar IPA. b. Mendapatkan kesempatan untuk mencapai prestasi optimal. c. Dapat meningkatkan minat siswa dalam proses pembelajaran IPA. 2. Bagi Guru. a. Dapat meningkatkan efektifitas dalam pembelajaran.

8 b. Dapat meningkatkan pengetahuan pendekatan Konstruktivisme yang diterapkan pada pembelajaran. c. Menentukan bentuk tindakan dalam setiap proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa. E. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bersifat reflektif, partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu kegiatan mengujicobakan suatu ide ke dalam praktek atau situasi nyata dengan harapan kegiatan tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. 2. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al Huda I Kecamatan Serangpanjang Kabupaten Subang. Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Dalam hal ini yang menjadi sasaran penelitian yaitu pembelajaran IPA dengan menerapkan Pendekatan Konstruktivisme. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas pemilihan tempat yang dilakukan oleh peneliti memperhatikan beberapa pertimbangan sebagai berikut:

9 a. MI Al Huda I merupakan tempat mengajar peneliti, hal ini memungkinkan peneliti dapat dengan mudah berkoordinasi dengan pihak sekolah, karena sudah saling mengenal antara guru yang bertugas di MI tersebut. b. Memudahkan koordinasi dengan guru dan kepala sekolah di tempat penelitian, serta pemahaman terhadap situasi dan kondisi di sekolah tersebut. F. KLARIFIKASI KONSEP Untuk menghindari salah penafsiran terhadap pokok permasalahan yang diteliti, maka akan dijelaskan secara operasional berupa istilah tehnik yang dipandang penting, antara lain : 1. Pembelajaran Konstruktivisme adalah : suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. 2. Hasil belajar adalah kemampuan atau pemahaman yang dimiliki siswa dalam membangun pengetahuan baru dari pengalaman sebelumnya dan menemukan pengetahuan atau keterampilan yang dimilikinya dari proses

10 dan pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran. Dalam penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPA ini di fokuskan pada pokok bahasan tumbuhan hijau. G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Skripsi ini secara garis besar di bagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai berikut. 1. Bagian awal skripsi Berisi halaman judul, pernyataan mengenai maksud penulisan karya ilmiah, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar Tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. 2. Bagian isi skripsi Bagian ini terdiri atas 5 bab, meliputi : BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, klarifikasi konsep, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : LANDASAN TEORI Dalam landasan teori dikemukakan uraian teoritis teori-teori yang ada hubungannya dengan skripsi.

11 BAB III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang desain lokasi dan subyek, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, prosedur dan tahapan penelitian. BAB V : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini mengetengahkan pengolahan atau analisis data. BAB V : PENUTUP 3. Bagian akhir skripsi Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Bagian ini terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.