Rehabilitasi Medik Stroke

dokumen-dokumen yang mirip
Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERUBAHAN BODY MEKANIK DALAM KEHAMILAN. Dosen Pembimbing : Christin Hiyana TD, S.SiT

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Stroke: Pertolongan Pertama

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Insidensi stroke hampir mencapai 17 juta kasus per tahun di seluruh dunia. 1 Di

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd.

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

ROM (Range Of Motion)

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB I PENDAHULUAN. otak secara akut dan dapat menimbulkan kematian (World Health Organization

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

LAMPIRAN SUKHASANA SHAVASANA

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

Program Fase I Tujuan : Mampu melaksanakan aktifitas awal dlm rangka persiapan ADL di rumah Lama latihan : 7-14 hari Beban latihan ; 2-3 Mets Sesegera

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Pusat Hiperked dan KK

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

LEAF. Book Bacaan ringkas & terpercaya. & apa yang harus anda ketahui untuk mencegah STROKE

Angkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

LAMPIRAN. 1. Penjelasan dan Persetujuan Kepada Orang Tua. Kepada Yth Bapak / Ibu...

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). Menurut data Word Health Organization (WHO, 2010), menyebutkan setiap

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul: AKUT.

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

MEMAHAMI STROKE. Berdasarkan Pengalamanku

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan dan perkembangan suatu negara telah

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut WHO MONICA project, stroke didefinisikan sebagai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB 1 PENDAHULUAN. otak yang terganggu ( World Health Organization, 2005). Penyakit stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total

3. Jenis kelamin 4. Obesitas. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi : Data Penyakit Kardiovaskuler

Transkripsi:

Rehabilitasi Medik Stroke Preceptor : Ami Rachmi, dr., Sp.RM Beny Rachmat wijaya Firdha Fachrunnisa Nadia Bagian Ilmu Rehabilitasi Medik FK UNISBA-RSUD Al-Ihsan BANDUNG 2016

Definisi Stroke Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena trauma maupun infeksi.

Epidemiologi Stroke merupakan penyebab kematian ke-2 terbanyak di negara maju dan ke 3 terbanyak di negara berkembang. Berdasarkan data WHO tahun 2002, lebih dari 5,47 juta orang meninggal karena stroke di dunia. 1 Dari data yang dikumpulkan oleh American Heart Association tahun 2004 setiap 3 menit satu orang meninggal akibat stroke.

STROKE STROKE INFARK (85%) ATHEROTHROMBOTIK (80%) STROKE PERDARAHAN (15%) PERDARAHAN INTRASEREBRAL KARDIOEMBOLI (20%) PERDARAHAN SUBARAKNOID

Berdasarkan stadium / pertimbangan waktu. Transient Ischemic Attack. Stroke ~ in ~ evolution. Completed stroke. Berdasarkan sistem pembuluh darah. Sistem karotis. Sistem vertebra-basilar.

Faktor Resiko NON-MODIFIABLE Umur (semakin tua, semakin berisiko) Jenis kelamin (Laki-kali > Perempuan) Ras & etnik (banyak pada kulit hitam karena berpotensi untuk terkena hipertensi, diabetes mellitus dan obesitas) Herediter (terdapat stroke di kalangan anggota keluarga) MODIFIABLE MAYOR MINOR Hipertensi (gunakan antihipertensi) Hiperkolesterolemia (obat penurun lipid) Penyakit jantung (antiplatelet, antikoagulan, antiaritmia) DM (kontrol glukosa) Merokok (berhenti merokok) Alkohol (berhenti mengkonsumsi)

DIAGNOSIS STROKE

1. 2. 3. 4. 5. 6. Adanya defisit neurologis fokal. Onset yang cepat. Lebih dari 24 jam. Disebabkan oleh kelainan pembuluh darah otak. Lab profil lipid, gula darah CT SCAN MRI

Manifestasi klinis Gejala klinis pada stroke akut berupa : Kelumpuhan wajah atau anggota badan ( biasanya hemiparesis ) yang timbul mendadak Gangguan sensibilitas pada satu anggota badan (gangguan hemisensorik ) Perubahan mendadak pada status mental ( konfusi, delirium, latergi, stupor, atau koma ) Afasia ( tidak lancar atau tidak dapat bicara ) Disatria ( bicara pelo atau cadel ) Ataksia ( tungkai atau anggota badan tidak tepat pada sasaran ) Vertigo ( mual dan muntah atau nyeri kepala )

Iskemik

Hemoragic

TATALAKSANA

REHABILITASI SETELAH STROKE

Impairment (body structure and function effects) : hemiplegia, spastisitas, aphasia Disabilities (activity limitations) : hambatan dalam Activity Daily Living seperti berjalan, mandi, dan berpakaian.

Keterbatasan dalam beraktivitas tergantung dari keparahan stroke, motivasi intrinsik, mood, adaptability dan coping skill, kemampuan kognisi dan kemampuan belajar, adanya penyakit penyerta, efek pengobatan, serta jumlah dan jenis rehabilitasi. Intervensi untuk meningkatkan kemampuan sensorimotor setelah stroke : rehabilitasi medik

Tujuan latihan fisik pada penderita stroke : Mengoptimalkan fungsi motorik Meningkatkan QOL, kapasitas fungsional dan mobilitas Mencegah komplikasi dari inaktivitas yang berkepanjangan Menurunkan resiko terjadinya serangan stroke Meningkatkan kegiatan aerobic fitness sesuai dengan keterbatasan fungsi yang masih ada

REHABILI TASI STROKE FASE AKUT FASE LATIHAN AKTIF

FASE AKUT

biasanya 48-72 jam pertama setelah serangan stroke keadaan pasien belum stabil pasien harus berbaring di tempat tidur Hal-hal yang harus diperhatikan: 1.Sikap dan posisi pasien harus diperhatikan untuk mencegah kecacatan serta memberikan rasa nyaman kepada pasien. 2.Latihan-latihan pasif anggota gerak atas dan bawah yang berguna untuk mencegah kekakuan otot dan sendi

1. POSISI PASIEN Posisi pasien harus dirubah setiap 2-3 jam berupa: terlentang miring ke sisi yang sehat miring ke sisi yang sakit

BERBARING TERLENTANG Posisi kepala, leher dan punggung harus lurus Letakkan bantal di bawah bahu dan lengan yang lumpuh secara hati-hati, sehingga bahu terangkat ke atas dengan lengan agak ditinggikan dan memutar ke arah luar, siku dan pergelangan tangan agak ditinggikan. Letakkan pula bantal di bawah pangkal paha yang lumpuh dengan posisi agak memutar ke arah dalam, lutut agak ditekuk.

MIRING KE SISI YANG SEHAT Bahu yang lumpuh harus menghadap ke depan, lengan yang lumpuh memeluk bantal dengan siku diluruskan Kaki yang lumpuh agak ditekuk, kaki yang sehat menyilang di atas kaki yang lumpuh dengan diganjal bantal

MIRING KE SISI YANG Lengan LUMPUH yang lumpuh menghadap ke depan, pastikan bahwa bahu pasien tidak memutar secara berlebihan. Kaki yang lumpuh agak ditekuk, kaki yang menyilang di atas kaki yang lumpuh dengan diganjal bantal

2.LATIHAN PASIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH a) Latihan pasif anggota gerak atas Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu: Tangan satu penolong memegang siku, tangan lainnya memegang lengan. Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku

Gerakan menekuk dan meluruskan siku: Pegang lengan atas dengan tangan satu, tangan lainnya menekuk dan meluruskan siku. Gerakan memutar pergelangan tangan : Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya menggenggam telapan tangan pasien. Putar pergelangan tangan pasien kearah luar (terlentang) dan ke arah dalam (telungkup)

Konsul terapis fisik sebelum melakukan latihan ini Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan: Pergelangan lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya memegang pergelangan tangan pasien. Tekuk pergelangan tangan ke atas dan ke bawah Gerakan memutar ibu jari: Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan tangan satu, tangan lainnya memutar ibu jari tangan. Gerakan menekuk dan

b) Latihan pasif anggota gerak bawah Gerakan menekuk dan meluruskan pangkal paha: Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai. Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap lurus. Gerakan menekuk dan meluruskan lutut: Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang tungkai.kemudian tekuk dan luruskan lutut.

Gerakan pangkal paha: Gerakan kaki pasien menjauh dan mendekati badan (kaki satunya) Gerakan memutar pergelangan kaki: Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya memutar pergelangahn kaki.

FASE LATIHAN AKTIF

1. LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAH. Latihan 1: Angkat tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat ke atas Letakkan kedua tangan di atas kepala Kembalikan tangan ke posisi semula

Latihan 2: Angkat tangan yang lumpuh melewati dada kearah tangan yang sehat. Kembali ke posisi semula

Latihan 3: Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas Kembali seperti semula

Latihan 4: Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat Luruskan siku kemudian angkat ke atas Letakkan kembali tangan yang lumpuh di tempat tidur

Latihan 5: Pegang pergelangan tangan yang lumpuh menggunakan tangan yang sehat, angkat ke dada. Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah luar.

Latihan 6: Tekuk jari-jari yang lumpuh dengan tangan yang sehat, kemudian luruskan Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat

Latihan 7: Letakkan kaki yang sehat di bawah lutut yang lumpuh Turunkan kaki yang sehat, sehingga punggung kaki yang sehat berada di bawah pergelangan kaki yang lumpuh Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan

Latihan 8: Angkat kaki lumpuh menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3 cm. Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi, kemudian ke sisi sebelahnya (sisi satunya) Kembali ke posisi semula dan ulangi lagi

Latihan 9: Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, Bantu pegang pada lutut yang lumpuh dengan tangan satu. Dengan tangan yang lainnya penolong memegang pinggang pasien. Anjurkan pasien untuk mengangkat bokongnya Kembali ke posisi semula dan ulangi lagi.

2. LATIHAN KESEIMBANGAN Bila keadaan umum pasien telah stabil yang dinyatakan oleh tim medis, mulailah melatih keseimbangan duduk, berdiri dan berjalan

a) Melatih keseimbangan duduk Penolong berdiri di sebelah sisi yang lumpuh, penolong lainnya berdiri di sisi yang sehat (bila diperlukan) Letakkan lengan anda yang dekat dengan kepala pasien di belakang punggung pasien, demikian pula tangan penolong satunya. Tarik bersama-sama pasien ke arah duduk tegak. Bila pasien telah mampu menjaga keseimbangan waktu duduk, letakkan bantal di belakang kepala, leher dan bahu yang lumpuh (jumlah 4 bantal), letakkan juga satu bantal di bawah lengan yang lumpuh

b) Melatih keseimbangan sediakan cermin besar berdiri supaya pasien dapat melihat apakah berdirinya sudah tegak atau belum. berikan kesempatan kepada pasien untuk berusaha berdiri sendiri semaksimal mungkin. berdirilah dekat sisi pasien yang lumpuh untuk memberikan perasaan aman padanya

3. LATIHAN MENGGUNAKAN TANGAN YANG LUMPUH Hampiri dan berbicara pada pasien dari sisi tubuh yang lumpuh, sentuhlah anggota tubuh yang lumpuh tersebut dan gosoklah dengan lembut. Jangan topang pasien bila tiba-tiba pasien seakan terjatuh (condong ke sisi lumpuh), kerna pasien akan belajar sendiri untuk menjaga keseimbangan tubuhnya Berikan motivasi kepada pasien untuk menggunakan tangan yang lumpuh sebanyak mungkin

4. LATIHAN MOBILISASI a) Latihan berjalan menggunakan tongkat berkaki satu atau berkaki empat b) Latihan naik turun tangga (dibantu penolong)

naik turun tangga tanpa menggunakan tongkat naik turun tangga menggunakan tongkat

5. LATIHAN BERKOMUNIKASI Latihan menulis Latihan membaca Latihan mengucapkan huruf A, I, U, E, O. Latihan mendengar suara, musik, kaset berisi suara anggota keluarga.

Latihan berkomunikasi menggunakan papan yang bergambar atau berupa tulisan.

6. LATIHAN MELAKUKAN KEGIATAN SEHARI-HARI A. Tata Cara Makan Ciptakan suasana tenang dan rileks pada waktu makan Latihan dikonsentrasikan pada latihan menelan, diberikan makanan yang tidak perlu dikunyah dan letakkan pada bagian tengah belakang dari lidah. Pada waktu menelan, anjurkan pasien untuk memegang kerongkongnya untuk merasakan proses menelan. Setelah pasien mampu menelan, lanjutkan dengan latihan mengunyah dan menggigit Bila perlu, gunakan peralatan makan khusus, misalnya:sendok sekaligus garpu, dsb.

B. Tata Cara Berpakaian Cara menggunakan kemeja: Masukkan terlebih dahulu lengan yang lemah ke dalam lengan baju. Tarik lengan baju ke atas sampai bahu. Putar baju ke arah lengan yang sehat. Masukkan tangan yang sehat ke lengan baju lainnya.

Cara menggunakan celana : Masukkan kaki yang lemah terlebih dahulu ke dalam celana Kemudian masukkan kaki yang sehat ke dalam celana. Jika keseimbangan pasien telah bagus, celana langsung di tarik ke atas Jika keseimbangan belum pulih, pasien berbaring dahulu, baru celana di tarik ke atas secara bergantian.

C. Tata Cara Menggunakan Kamar Kecil Berikan pegangan yang menempel di dinding samping kloset Bila perlu gunakan commode di atas commode di atas kloset Sediakan kursi di kamar mandi untuk mandi pasien, jika ada sediakan shower Pasangkan pegangan pada dinding kamar mandi Usahakan terdapat bagian yang kering di kamar mandi.

D. Tata Cara Berpindah Dari tempat tidur ke kursi Letakkan kursi roda/kursi di sebelah sisi yang lemah Pastikan bahwa tempat tidur dan kursi roda dalam keadaan terkunci Anjurkan agar pasien bergeser ke tepi tempat tidur, duduk dengan telapak kaki menapak di lantai. Pegang pinggang pasien dengan kedua tangan anda, anjurkan pasien untuk memegang kedua bahu anda Bantu pasien untuk berdiri dan mundur ke belakang untuk duduk di kursi.

Dari kursi roda ke mobil Parkir mobil cukup jauh dari trotoar untuk memberi ruang pada kursi roda Dorong kursi roda ke dekat pintu mobil dengan sisi yang sehat berada dekat pintu mobil. Pastikan bahwa kursi roda dalam keadaan terkunci Dengan ditopang lengan yang sehat, pasien berdiri dan masuk ke pintu mobil serta duduk di jok mobil, anjurkan pasien untuk bergeser ke belakang sejauh mungkin

7. BEBERAPA CARA UNTUK MENGATASI PERASAAN JENUH DAN FRUSTASI YANG DIRASAKAN PENGASUH DAN PASIEN. Kenali dan buatlah daftar hal-hal atau keadaan yang membuat anda dan pasien merasa jenuh dan frustasi Buatlah buku harian yang berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama pasien, hambatan yang ditemui dan evaluasi yang dilakukan bersama pasien Lakukanlah suatu kegiatan yang merupakan kesukaan anda Buatlah rencana bepergian bersama pasien keluar rumah paling tidak sekali dalam seminggu. Berbagilah kepada orang lain mengenai perasaan yang anda rasakan Bersikap optimis, bahwa pasien akan mengalami kemajuan, rayakan bersama pasien kemajuan yang terjadi walau sekecil apa pun kemajuan tersebut Menangislah kalau memang anda ingin menangis Fikirlah selalu mengenai apa yang dapat pasien lakukan, bukan apa yang tidak dapat dilakukan pasien.

TERIMA KASIH